3 research outputs found

    Algoritma Peter Duffett Smitth dalam hisab awal Bulan Kamariah

    Get PDF
    Algoritma Peter Duffett Smitth merupakan sistem perhitungan yang bersifat modern. Data-data yang digunakan merupakan rumus matematik yang akurat. Akan tetapi, algoritma ini tidak secara khusus mengkaji mengenai hisab awal bulan kamariah hanya sebatas pemahaman tentang posisi dan fase-fase bulan saja dan algoritmanya menggunakan program berbasis Excel yang mana saat ini digunakan untuk pengembangan software dan aplikasi falak. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana implementasi algoritma Peter duffet Smitth untuk menghitung Awal Bulan Kamariah ? (2) Bagaimana tingkat akurasi algoritma Peter Duffet Smitth dalam hisab awal bulan Kamariah ? Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (Library Reaserch) Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, dan observasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan deskriktif, verifikatif dan komparatif. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Implementasi Algortima Peter Duffett Smitth dalam hisab awal bulan kamariah dapat dilakukan, dan untuk mengetahui waktu ijtimaknya adalah dengan menghitung selisih bujur Bulan dengan bujur Matahari. (2) Hasil uji akurasi menunjukan bahwa hasil perhitungan awal bulan kamariah dengan berdasarkan pada algortima Peter Duffett Smitth yang di komparasikan dengan beberapa metode hisab dan software falak terbilang cukup baik, dengan selisih ketinggian hilalnya hanya pada satuan menit saja, dengan selisih minimal 1 menit busur dan maksimal selisih sebesar 19 menit busur. Berdasarkan pada selisih yang kecil tersebut maka Algoritma Peter Duffett Smitth layak untuk dijadikan sebagai salah satu metode untuk menghitung awal bulan kamariah. ABSTRACT: The Peter Duffet Smitth algorithm is a modern calculation system. This algorthm’s data is an accurate mathematical formula. However, this algorithm does not specifically to calculate beginning of the lunar month but only to the extent of understanding the position and phases of the moon only and the algorithm uses an Excel-based program which is currently used for the development of software and celestial applications. This study is intended to answer the problem: (1) How is the implementation of the Peter duffet Smitth algorithm to calculate Lunar Month’s begining ? (2) What is the accuracy of the Peter Duffet Smitth algorithm to calculate Lunar Month’s begining ? This research is a qualitative research with the type of library research, Data collection techniques used are documentation, , and observation. While the data analysis techniques are descriptive, verificative and comparative. The results in this study indicate that: (1) The implementation of Peter Duffett Smitth's Algorithm in the calculatimg Lunar Month’s begining can be carried out, and to determine its ijtima time is to calculate the difference in longitude of the Moon in the longitude of the Sun.(2) Accuracy test results show that the results of the calculation of the beginning of the lunar month are based on the Peter Duffett Smitth algorithm which is comparable with several methods of reckoning and spatial software that are fairly good, with only the height of the moon only in minute units, with a minimum of 1 arc minute and maximum difference equal to 19 arc minutes. Based on the small difference, the Peter Duffett Smitth algorithm is recommended to be used as one method to calculate the beginning of the lunar month

    Nabi Idris dalam Kajian Sejarah Ilmu Falak

    Get PDF
    Ilmu falak mengalami perkembangan yaitu mulai dari fase pra Islam (Babilonia, Mesir Kuno, Mesopotamia, Cina, India, Prancis, dan Yunani) kemudian merambah ke dalam fase Islam. Ilmu falak sudah dikenal sejak bangsa Babilonia (Irak kuno) dengan mengamati rasi-rasi bintang. Nabi Idris adalah nabi yang pertama kali mengkaji ilmu hitung berdasarkan kitab al-bidāyah. Studi ini merupakan literatur analisis yang berdasar kepada kajian kitab-kitab karya ulama klasik. Beberapa literatur seperti kitab al-khulāṣah al-wafiyyah karya KH. Zubair Umar al-Jailany dan mukhtaṣar mahāżab karya Syekh Muhammad Yasin al-Fadani menyatakan bahwa waḍi’ ilmu falak adalah Nabi Idris as. Kitab sabāik al-żahāb fī ma’rifat al-qabāil al-‘arab karya al-Suwaidi menyebutkan bahwa Nabi Unusy adalah penemu ilmu falak, sedangkan Nabi Idris adalah penemu ilmu astrologi.

    Studi analisis pendapat Rinto Anugraha tentang toleransi rasdhul qiblat dalam persfektif fikih dan astronomi

    Get PDF
    Rashdul Kiblat merupakan salah satu metode dalam penentuan arah kiblat. Rashdul kiblat terbagi menjadi dua macam, Rashdul Kiblat Global(tahunan) dan Rashdul Kiblat Lokal (harian). Untuk Rashdul Kiblat Global terjadi setiap 2 kali dalam setahun, yaitu pada tangga 27(Kabisat) / 28 (Basithah) Mei dan 15 (Kabisat) /16(Basithah) Juli. Rinto Anugraha mengungkapkan dalam bukunya bahwa pengamatan dalam rentang waktu 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah hari Rashdul Kiblat masih bisa melakukan pengamatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan mengenai toleransi tersebut, dengan melakukan analisis terhadap konsep tersebut dengan data-data perhitungan Rashdul Kiblat Global dengan Rashdul Kiblat local dalam penentuan waktunya dan juga melakukan pengkomparasian terhadap arah kiblat dengan arah Matahari , ketika hari-hari tersebut. Dan juga memahami dalam tinjauan fikih. Penelitian ini termasuk jenis library research. Data primer yang digunakan adalah bwawancara langsung dengan Rinto Anugraha. Data sekunder berupa buku Mekanika Benda Langit dan Muhammad Hadi Bashori Pengantar Ilmu Falak Pedoman lengkap tentang teori dan praktik hisab, arah kiblat, waktu shalat, awal bulan qamariah,dan gerhana, yang juga menggunakan perhitungan yang sama. Dan juga dokumen-dokumen yang berkaitan dengan rashdul kiblat. Proses analisis menggunkan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan dua temuan: Pertama, pendapat Rinto Anugraha tentang toleransi Rashdul Kiblat bahwa rentang waktu 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah masih cukup akurat , berdasarkan perhitungan Rinto Anugraha dalam bukunya Mekanika Benda Langit, hasil yang didapat adalah bahwa selisih yang terjadi untuk rentang waktu tersebut tidak terlalu jauh hanya sebatas 14 -15 detik saja. Kedua, Berdasarkan tinjaun fikih menurut imam syafi’i menghadap ke xii Kakbah adalah wajib untuk orang yang dekat atau jauh darinya. Dan juga salah satu cara mencari Kiblat menurutnya adalah dengan adanya cahya Matahari. Kemudian ada juga ulama lain yang menjelaskan yakni syekh Muhammad Amin Syahid bin abidin, ia mengatakan bahwa yang menjadi syarat adalah menghadap kiblat bukan mencari kiblat. Mencari kiblat hanya untuk orang yang mampu melakukakknya. Menurutnya untuk orang yang berada jauh dari Kakbah apabila dia sudah merasa menghadap ke Kakbah maka ia menghadap ke Kakbah. Walau sejatinya ketika ditarik lurus ke Kakbah dia menghadap ke arah samping Kakbah.Sedangkan,dari segi kajian Astronomis bahwa pengukuran Rashdul kiblat dalam rentang waktu 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah hari Rashdul Kiblat dengan menggunkan rumus Rashdul Kiblat lokal masih cukup akurat, hal tersebut dkarenakan selisih waktunya yang tidak terlalu jauh hanya sebatas bebrapa menit saja. Kemudian berdasarkan hasil komparasi antara arah kiblat dan arah Matahari didapatlah hasil bahwa ketika waktu Rashdul Kiblat selama 5 hari tersebut terjadi, arah Matahari sama dengan arah kiblat, hanya beselisih antara 1 – 20 menit. Sehingga masih termasuk dalam kategori Ikhtiyatul Kiblat 0o 24
    corecore