13 research outputs found

    REPRESENTASI MATEMATIKA DALAM PENYELESAIAN MASALAH NON RUTIN

    Get PDF
    This research is a qualitative descriptive study that aims to describe the ability of mathematical representation of high-ability students to solve non-routine problems based on representation indicators. The subjects of this study were students of class XI-IPA Palopo 1 High School. The steps carried out in this study are (1) Observation, (2) Selection of subjects, (3) Non-routine problems, (4) Interviews, (5) Making conclusions on the results of the study. The instrument of this study was the researchers themselves, with the help of several supporting instruments such as (1) diagnostic tests, (2) interview guidelines, and (3) non-routine mathematical tests. The results obtained from this study are highly capable subjects in completing non-routine questions tend to use alternative methods, think inductively and deductively, create conceptual information networks, describe a concept in the form of algebraic symbols, graphic images, patterns , and equations

    Media Augmented Reality: Pelatihan Pada Guru SMP untuk Mendukung Keterampilan Pedagogik Guru Abad 21

    Get PDF
    Guru abad 21 harus memiliki sejumlah keterampilan dan kemampuan untuk mempersiapkan siswa yang unggul yang mempu bersaing di masa depan, tantangan yang dihadapi adalah teknologi yang terus berkembang. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah membantu guru memenuhi tuntutan pendidikan abad 21 dan menunjang kompetensi pedagogik dengan memberikan pelatihan pembuatan media pembelajaran augmented reality sesuai mata pelajaran yang diampuh. Mitra dari kegiatan PKM ini adalah 32 guru SMP negeri 2 Bua. Tahapan PKM yang dilakukan yaitu: (1) Focus Group Discussion, (2) Pelatihan pembuatan teknologi pembelajaran augmented reality, (3) Monitoring dan evaluasi hasil PKM. Hasil dari PKM ini yaitu terciptanya 4 rancangan media pembelajaran augmented reality yaitu mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, IPA, dan IPS. Media AR yang dikembangkan berbantuan aplikasi Assemblr Edu, sebanyak 80% tim guru mata pelajaran mampu menggunakan media augmented reality. Media yang dihasilkan menjadi aset yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Bua untuk menunjang pembelajaran

    KONSTRUKSI PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI ANALISIS VEKTORIS DALAM RUANG BERDIMENSI DUA

    Get PDF
    Bertolak belakang dari berbagai fakta hasil penelitian pendidikan yang menunjukkan bahwa pembelajaran matematika sekolah pada materi persamaan garis lurus cenderung disajikan secara prosedural tanpa melibatkan proses analitik yang sesuai dengan perkembangan kemampuan berpikir siswa. Sedangkan dalam beberapa buku ajar yang penulis amati, penyajian materi ini cenderung menampilkan kajian-kajian prosedural yang justru hanya membahas penggunaan rumus saja, tanpa diikuti oleh alur konsep yang terstruktur dan hierarki. Olehnya, penulis memandang bahwa artikel ini bertujuan membantu para mahasiswa, guru, bahkan dosen dalam mengkaji persamaan garis lurus secara utuh dan sistematis. Terkait dengan masalah-masalah tersebut, kiranya penting bagi kita terlebih dahulu untuk mengenali secara singkat tentang persamaan garis lurus. Persamaan garis lurus merupakan salah satu materi yang dimuat dalam mata kuliah geometri analitik. Pada dasarnya ada 3 bentuk persamaan garis lurus, yakni persamaan umum, persamaan parameter, dan persamaan simetris. Melalui konsep dot product, persamaan garis lurus dapat ditentukan dengan menggunakan teorema hasil kali titik antara suatu vektor normal [a,b] terhadap sebarang vektor [βˆ†,βˆ†] = [(x-x1), (y-y1)] yang dimuat pada garis tertentu. Jika persamaan ini diselesaikan, maka terbentuklah persamaan umum garis lurus dalam bentuk ax + by + c = 0. Sedangkan melalui konsep vektor posisi, persamaan garis lurus dapat ditentukan dengan pembagian ruas garis berarah sehingga terdapat perbandingan vektor-vektor , t sebagai parameter. Jika persamaan ini diuraikan ke dalam bentuk vektor-vektor posisi, maka akan ditemukan bentuk (x – x1 = t βˆ†) dan (y – y1 = t βˆ†). Dengan menyelesaikan persamaan ini, maka diperoleh persamaan simetris . Inilah yang disebut sebagai persamaan bilangan arah/simetris. Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, ketiga bentuk persamaan garis lurus di atas sebaiknya disajikan secara konseptual. Sehingga nampak jelas bahwa dari satu bentuk ke bentuk yang lain memiliki hubungan konsep yang terstruktur, bahkan ada kalanya satu bentuk menjadi syarat perlu atau syarat cukup dari bentuk yang lain. Oleh karena itu, penulisan artikel ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan yang lebih baik. Sehingga dalam penerapannya, baik mahasiswa, guru bahkan dosen dapat menggunakannya sebagai salah satu literatur/sumber belajar demi mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik pula. Kata Kunci : Persamaan garis Lurus, Vektor Bidang

    EKSPLORASI BUDAYA LITERASI MATEMATIKA PADA MAHASISWA CALON GURU

    Get PDF
    Prestasi belajar sejauh ini dipandang sebagai hasil dari proses belajar yang terjadi secara berkelanjutan, besifat dinamis dan progresif. Acapkali prestasi hanya dilihat secara parsial, dan cenderung mengabaikan proses yang terjadi di dalamnya. Kita sepakat bahwa di balik prestasi belajar yang gemilang, tentu terdapat proses belajar yang benar, dan perlu difahami bahwa setiap untaian kejadian proses memiliki motif tertentu dari pelakunya berupa motivasi, kesadaran, ketekunan, dan rasa percaya diri. Semuanya merupakan faktor-faktor pembangun sistem budaya belajar yang berlaku di kalangan peserta didik. Khususnya bagi mahasiswa, sistem tersebut memberikan warna tersendiri pada setiap usaha mereka lakukan. Mereka memiliki variasi tingkah laku yang unik, beragam, dan transparan. Oleh karena itu, artikel ini ditulis berdasarkan hasil observasi perkuliahan Geometri dan Aljabar Elementer di Program Studi Pendidikan Matematika. Penulis berharap artikel ini dapat menjelaskan proses kategorisasi jenis-jenis budaya literasi mahasiswa calon guru. Kata Kunci : Eksplorasi, Budaya, Literasi, Matematika, Mahasiswa, Calon, Gur

    Profil Berpikir dalam Menyelesaikan Masalah Aljabar Berpandu pada Taksonomi Solo Ditinjau dari Tingkat Efikasi Diri pada Siswa SMP Al-Azhar Palu

    Get PDF
    Salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar adalah rasa percaya diri (Self efficacy). Efikasi diri dapat mempengaruhi bentuk aktivitas, tujuan dan usaha yang dilakukan siswa dalam memecahkan masalah, khususnya dalam hal berpikir. Rasa percaya diri yang berbeda akan menyebabkan kecenderungan berpikir yang berbeda pula antara satu siswa dengan siswa lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil berpikir dengan cara mengungkap dan mengklasifikasikan setiap kecenderungan berpikir yang ditunjukkan siswa ke dalam 4 tingkatan berpikir menurut Taksonomi SOLO (Structure of Obsrved Learning Outcomes), yaitu unistruktural, multistruktural, relasional, dan abstrak yang diperluas.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti bertindak sebagai instrumen utama yang dipandu oleh tes superitem, skala efikasi diri, dan pedoman wawancara yang valid. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian tes dan diverifikasi dengan wawancara. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-C SMP Al-Azhar Palu yang terdiri dari empat orang (2 orang subjek dengan efikasi tinggi dan 2 orang subjek dengan efikasi rendah). Proses penelitian mengikuti tahap-tahap: (a) merumuskan indikator-indikator berpikir berdasarkan Taksonomi SOLO, (b) merumuskan instrumen pendukung (tes superitem, skala efikasi diri, dan pedoman wawancara) yang valid dan reliabel, (c) melakukan pengambilan subjek penelitian berdasarkan keadaan efikasi diri, (d) melakukan pengambilan data untuk mengungkap tingkatan berpikir siswa dengan tes superitem, (e) melakukan triangulasi metode untuk mendapatkan data yang valid, (f) melakukan analisis data (g) melakukan pembahasan hasil analisis data, (h) melakukan penarikan kesimpulan hasil penelitian.Hasil penelitian menunjukkan: (a) subjek dengan efikasi tinggi (ET) menunjukkan kecenderungan berpikir pada tingkat abstrak yang diperluas, (b) subjek dengan efikasi rendah (ER) menunjukkan kecenderungan berpikir pada tingkat relasional, (c) subjek dengan efikasi tinggi dan rendah menunjukkan kecenderungan berpikiryang relatif sama pada tingkatunistruktural, multistruktural, dan relasional dan kecenderungan berpikir yang berbeda pada tingkat abstrak yang diperluas. Keywords: Profil Berpikir, Masalah Aljabar, Taksonomi SOLO, Efikasi Dir

    ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MENANAMKAN KONSEP LIMIT FUNGSI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kemampuan guru dalam menanamkan konsep limit fungsi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Data penelitian berbentuk pernyataan dan argumen berasal dari hasil observasi dan wawancara. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kemampuan guru dalam menanamkan konsep limit dapat dibedakan menjadi: pengetahuan subject matter, meliputi; kemampuan memahami kaitan konsep-konsep dalam materi limit fungsi dan menyajikannya ke dalam bentuk lain melalui pendekatan kontekstual, kemampuan mendemonstrasikan pengetahuan prosedural berupa manipulasi bentuk aljabar, dan kemampuan mendesain kerangka/peta konsep untuk memudahkan siswa mempelajari urutan konsep yang sederhana hingga konsep yang lebih rumit. Pengetahuan pedagogi umum meliputi; kemampuan dalam mengelola kelas melalui pembelajaran berbasis penyelidikan dan pemecahan masalah termasuk dalam kategori, kemampuan dalam hal membimbing siswa untuk menyusun kesimpulan masuk dalam kategori pengetahuan strategi mengajar, dan kemampuan mendesain alat evaluasi yang sesuai dengan standar isi pembelajaran. Pengetahuan subject matter dan pengetahuan pedagogi umum dikombinasikan untuk membentuk pengetahuan konten pedagogi (pedagogic content knowledge) PCK yang bukan hanya menggabungkan antara pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogik saja, namun juga merupakan pengetahuan dan pemahaman guru tentang cara mempresentasikan pelajaran yang membuatnya mudah dipahami oleh siswa. Kata kunci: Konsep Limit Fungsi, Kemampuan Guru

    HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) : PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEMPORER

    Get PDF
    pembelajaran. Pendidik harus terampil merancang desain pembelajaran yang tepat sehingga peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan kemampuan berpikir mereka sampai tingkat to analyze, to evaluate dan to create. Tiga peringkat paling atas dalam Taksonomi Bloom (yaitu menganalisis, mengevaluasi, menciptakan) adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan istilah HOTS (Higher Order Thinking Skill). Artikel ini memuat empat aspek penting dalam pembelajaran matematika berbasis HOTS dan strategi pembelajarannya berdasarkan paradigma pembelajaran konstruktivis. Key Words : Hots, Pembelajaran, Matematika, Kontempore

    KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

    Get PDF
    Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kemampuan literasi matematika dalam mata kuliah kalkulus dasar. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa semester I kelas IA pada program studi Matematika Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo tahun akademik 2015/2016. Penetapan subjek dilakukan dengan pertimbangan subjek dikenal memiliki kemampuan matematika yang relatif baik, aktif dalam pembelajaran di kelas, telah mempelajari materi fungsi trigonometri. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes turunan fungsi trigonometri, kemudian memilih salah satu hasil tes untuk di deskripsikan. Analisis data dilakukan dengan cara, mengumulkan data, mereduksi data, dan memverifikasi data. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Subjek menggunakan pengetahuannya untuk meneyelesaikan soal sehingga subjek mampu menentukan posisi t1 dan t2, sesuai dengan level 1 PISA. Subjek dapat menggunakan informasi berdasarkan model kurva, melakukan representasi berdasarkan konsep, dan memuat generalisasi, merumuskan persamaan dari kurva tersebut, serta menuliskan berdasarkan hasil yang ditemukan, sesuai dengan level ke 6 PISA. Subjek menggunakan pengetahuan prosedural berupa manipulasi bentuk-bentuk trigonometri untuk menentukan turunan fungsi kecepatan gelombang, sesuai dengan level ke 3 PISA. Keywords: Kemampuan literasi matematik

    PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) PADA PEMBUKTIAN DALIL-DALIL SEGITIGA

    Get PDF
    Salah satu upaya untuk membangun kemandirian belajar berdasarkan psikologi konstruktivisme yaitu dengan menggunakan Lembar kerja sebagai media pembelajaran. Lembar kerja yang akan dikembangkan bertujuan untuk membangun kemampuan penyelidikan mahasiswa dalam membuktikan dalil-dalil segitiga. Oleh karena itu Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja mahasiswa (LKM) melalui 4 tahap pengembangan 4D menurut Thiagarajan yaitu Define (Pendahuluan), Design (Perencanaan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran). Saat ini, penelitian telah melewati dua tahapan yaitu Define (Pendahuluan) dan tahap Design (Perencanaan). Tahap Define (Pendahuluan) telah dilakukan dengan menganalisa kemampuan mahasiswa, menganalisa materi, menganalisa konsep materi, dan menganalisa penilaian, sedangkan tahap Design (Perencanaan) telah dilakukan dengan pemilihan format LKM, perancangan awal konten LKM, dan penyusunan desain. Kata kunci : pengembangan, lembar kerja mahasiswa, dalil-dalil segitig

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI PADA PEMBUKTIAN LINGKARAN DALAM SEGITIGA BERBASIS LESSON STUDY

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan proses pembelajaran investigasi pada pembuktian sifat-sifat lingkaran dalam segitiga yang berbasis lesson study. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester V kelas B, tahun akademik 2017/2018. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model Investigasi kelompok, dimulai dengan tahapan orientasi masalah, penyusunan konjektur, pemecahan masalah (penyelidikan), dan penarikan kesimpulan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tahapan perencanaan (plan), pelaksanaan (do) ,dan refleksi (see) yang memfokuskan pada aktivitas dan kemampuan mahasiswa. Proses penelitian mengikuti tahap-tahap: (a) menetapkan materi ajar, (b) menyusun instrumen pembelajaran, (c) merencanakan skenario pembelajaran (plan), (d) melakukan aktivitas pembelajaran (do), (e) menganalisa data hasil pembelajaran, (f) mereview aktivitas dan hasil belajar (see) (g) menarik kesimpulan. Hasil yang dicapai pada penelitian ini meliputi; (a)Aktivitas penyelidikan (investigasi) membutuhkan penguasaan materi prasyarat yang matang, menuntut setiap mahasiswa untuk memiliki pengetahuan konsep yang mendalam dan pengetahuan prosedur yang sistematis, (b) Lesson study memberikan gambaran kepada dosen tentang pemetaan kemampuan mahasiswa secara menyeluruh, membiasakan dosen untuk selalu memikirkan susunan konsep yang diajarkan secara hierarkis, untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk rencana pembelajaran yang relevan, (c) Lesson study memungkinkan para dosen untuk memperhatikan motivasi dan iklim sosial, yaitu faktor-faktor yang mungkin turut berkontribusi terhadap kesuksesan akademis mahasiswa dalam jangka panjang, (d) Lesson study memungkinkan para dosen untuk memperoleh masukan yang langsung dapat diterima, sesuai dengan kondisi mahasiswa saat itu, dan berdasarkan observasi terhadap keadaan nyata pembelajaran. Kata Kunci: Lesson Study, Lembar kerja mahasiswa (LKM), Dalil-dalil Segitiga
    corecore