7 research outputs found

    Optimasi Fermentasi Asam Laktat Oleh Lactobacillus Casei Pada Media Fermentasi Yang Disubtitusi Tepung Kulit Pisang

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi optimum fermentasi asam laktat pada beberapa perbandingan konsentrasi substrat dan inokulum yang berasal dari pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai subtrat dan Lactobacillus casei sebagai inokulum. Optimasi dilakukan dengan rancangan percobaan menggunakan Central Composite Design (CCD) dengan penentuan titik optimum variabel menggunakan Respon Surface Methodolgy (RSM). Tiga belas satuan percobaan, yaitu konsentrasi substrat (X1: 2,5; 5; 7,5% b/v) dan inokulum (X2: 2, 4, 6% v/v), digunakan untuk menentukan titik optimum proses fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan sistem tumpak dengan volume media 100 mL dalam fermentor berupa labu Erlenmeyer 250 mL. Kultur diinkubasi pada goyangan 150 rpm dan suhu 37 °C, selama 72 jam. Selanjutnya, asam laktat hasil analisis digunakan sebagai respon penentuan titik optimum variabel proses fermentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen proses penepungan kulit pisang yang dihasilkan adalah 23,02% dengan karakteristik kimia memiliki kadar pati, gulatotal, asam total, dan serat kasar secara berturut-turut adalah 5,35; 1,36; 0,61; dan 1,54 % (b/b). Titik optimum konsentrasi substrat dan inokulum, yaitu 4,71% dan 6,61%, menghasilkan konsentrasi biomassa yang optimum sebesar 5,99 g/L, sedangkan titik optimum variabel X1 dan X2 dengan konsentrasi substrat dan inokulum sebesar 4,31% dan 4,64% menghasilkan nilai optimum konsentrasi asam laktat sebesar 7,06 g/L, yang merupakan hasil produksi asam laktat terbaik pada penelitian ini

    Sifat Fisik Dan Kimia Tepung Umbi Suweg (Amorphophallus Campamulatus BI) Di Jawa Tengah

    Full text link
    Diversification of food sources can be improved by using local comodities in Indonesia. The aim of this study was to investigate the physical characteristics and chemical properties of suweg flour obtained from various locations in Central Java. Suweg was obtained in some areas on Central Java; Semarang, Banjarnegara, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Sukoharjo, Klaten and Wonogiri. This study was conducted using a completly randomized design with single factor, origin of the suweg (Semarang, Banjarnegara, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Sukoharjo, Klaten and Wonogiri). The data results were analyzed by analysis of variance (ANOVA). If the results showed significantly different between the treatment, then continued with Duncan test multiple range test (DMRT) at level 5%. The physical characteristics of suweg flour of some areas in Central Java showed that the highest bulk density values was suweg from Karanganyar, the highest yield made from Banjarnegara and highest brightness from Semarang. Chemical characteristics of suweg flour from some areas in Central Java showed water content meets the SNI standard. The highest ash content was suweg from Semarang, Banjarnegara and Boyolali. While the starch content is quite high compared to other suweg sources

    Stres Oksidatif dan Status Antioksidan pada Latihan Fisik

    Full text link
    Aktivitas fisik memicu terjadinya reactive oxygen species (ROS), yang menghasilkan kerusakanpada sel. Latihan fisik juga meningkatkan produksi peroksidasi lipid yang ditandai dengan terbentuknyamalondialdehyde (MDA). Pembentukan radikal bebas dalam tubuh pada seseorang yang sedangberaktivitas fisik dapat berasal dari jenis aktivitas fisik yang dilakukan seperti pada latihan aerobik(berlari, bersepeda, dan renang). Besaran stress oksidatif diukur berdasarkan kemampuan jaringandalam menetralisir ROS oleh antioksidan dalam jaringan. Latihan fisik berat akan memicu peroksidasilipid pada beberapa jaringan termasuk otot rangka, hati, jantung, eritrosit dan plasma. Latihan fisik baiklevel ringan maupun berat akan memicu terbentuknya radikal bebas yang dihasilkan oleh tubuh sebagaihasil samping metabolit sekunder proses metabolisme. Latihan fisik berat akan memicu stress oksidatifterutama menimbulkan kerusakan oksidatif jaringan terutama jaringan otor rangka. Suplementasiantioksidan baik yang berasal dari diet dan suplemen antioksidan mampu melindungi tubuh terhadapkerusakan jaringan pada latihan fisik

    JAHE MERAH Senyawa Bioaktif, Manfaat, dan Metode Analisisnya

    Full text link
    Seperti yang masyarakat kenali, jahe merah sangat mengandung banyak manfaat, sehingga olahannya sebagai obat tradisional atau dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sangatlah dibutuhkan. Tanamannya ternyata dapat dibudidayakan dengan mudah, bahkan di rumah sendiri. Bentuk jahe yang satu ini dapat ditandai dengan rimpang yang lebih kecil dari jahe biasanya. Warnanya adalah jingga sampai merah muda, tergantung pada waktunya panen. Karakteristiknya yang lain dapat dilihat dari serat kasar, beraroma lebih tajam, dan terasa lebih pedas. Jahe merah memiliki nama botani Zingiber officinale var. Rubrum (famili Zingiberaceae) merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh hingga setinggi 50-100 cm. Daunnya berbentuk lancet dengan panjang 5-25 cm lebar 1,5-2 cm. Rimpang jahe merah berkulit tipis dan setelah dikupas menunjukkan bagian dalam berwarna cokelat kemerahan dengan harum jahe tajam menyengat. Rimpang jahe merah mengandung karbohidrat (50–70%), lemak (3–8%), senyawa terpen (zingiberen, bisabolen, farnesen, seskuifelandren, dan kurkumen), serta senyawa fenolat (gingerol, paradol, dan shogaol). Di Jawa Barat dan Jawa Tengah, tanaman jahe merah banyak digunakan sebagai minuman penghangat tubuh, mual atau muntah, perut kembung, gatal pada kulit, menyembuhkan bengkak, dan lain-lain. Selain sebagai obat, jahe merah juga dapat digunakan sebagai makanan atau minuman atau yang trend saat ini adalah pangan fungsional, seperti roti jahe merah. Definisi pangan fungsional menurut Peraturan Kepala Badan POM adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain tidak memberikan kontra indikasi dan tidak memberi efek samping pada jumlah penggunaan yang dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi lainnya

    DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI DAN PENERAPANNYA

    Full text link
    Mikrobiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mikroba atau mikroorganisme yang merupakan salah satu cabang ilmu dari biologi dengan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia yang isinya menyajikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Objek kajiannya ialah semua makhluk hidup yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Seluruh kajian yang disajikan oleh mikrobiologi ini tersaji dalam buku ini, sehingga buku ini patut dimiliki oleh para pelajar maupun dosen sebagai sumber rujukan materi pembelajaran atau sebagai bahan tugas. Maka dari itu buku ini hadir kehadapan sidang pembaca sebagai bagian dari upaya diskusi sekaligus dalam rangka melengkapi khazanah keilmuan dibidang sains, sehingga buku ini sangat cocok untuk dijadikan bahan acuan bagi kalangan intelektual dilingkungan perguruan tinggi ataupun praktisi yang berkecimpung langsung dibidang sains
    corecore