14 research outputs found

    Uji Toksisitas Akut Ekstrak Mahkota Dewa Pada Hewan Coba

    Full text link
    Telah dilakukan uji toksisitas akut infus biji, infuse daging buah serta ekstrak daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl). Uji menggunakan cara Weill, dengan hewan uji mencit jantan dan betina. Ekstrak etanol dibuat dengan cara prokolasi menggunakan etanol 70%. Uji toksisitas dilakukan dengan mengamati jumlah kematian setelah 24 jam pemberian bahan uji, serta mengamati gelagat atau perilaku hewan uji. Data keamanan buah mahkota dewa menunjukkan harga W50 infus biji adalah 3,835 mg/10 g bb ip mencit; LD5o infus daging buah adalah 67,04 mg/10 g bb ip mencit dan harga LD50 ekstrak daging buah adalah 36,53 mg/10 g bb ip mencit. Dengan ekstrapolasi menggunakan cara Paget dan Barnes, dan kriteria Gleason, buah mahkota dewa tanpa biji, termasuk dalam katagori tidak toksik, namun biji mahkota dewa menunjukkan adanya efek-efek toksik. Karena itu perlu perhatian bagi masyarakat yang menggunakannya, untuk sama sekali tidak mengkonsumsi biji dan buah Mahkota Dewa, kecuali utuk pemakaian luar. Dari data pengamatan perilaku atau gelagat hewan uji, dapat diperkirakan arah penelitian farmakodinami lanjut adalah pada efek blockade sensorik, adrenergic namun terlihat adanya efek iritasi pada pemberian oral

    Toksisitas Akut (Ld50) Dan Uji Gelagat Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis (Linn.) Kunze) Pada Mencit

    Full text link
    Among many kind of drinks, tea is the most preferable drink for Indonesian people. Compare to other drinks, tea has a lot of benefit to our healthy. Tea are able to prevent some diseases and help for recover process from simple diseasessuch as influenza, to chronic hard disease; that could cause death such as cancer. Variety of tea can be selected referring to the flavor. Acute toxicity test (Lethal Dose) has been conducted of the extract of green tea leave (Camellia sinensis (Linn.), Kunze.) to the safety and symptom test as well. The test used mice as an animal experiments. The acute toxicity test use Weil, C.S (1915) method for the acute toxicity test and Paget. GE and Barnes, JM (1964) method for symptom test, high dosage under LD50 value are given to the mice, while green tea leave extract is made by percolation according to the method in Indonesian Pharmacope III. One kilogram of green tea powder produced an extract of 375 g or 37.5% of rendemen (sample). The result showed, the LD50 value of green lea leave extract was 3.303 (2.10 - 5.14) mg/10 g body weight i.p. By extrapolating the value as per oral in mice based on Gleason test (1969), the extract was classified as a Practically Non Toxic (PNT). The symptom test proved that green tea leave extract in a dosage of 2,7 mg/10 g body weight influenced the nerve system

    Kolesom (Talinum Triangulare Willd.) Tumbuhan Berkhasiat Afrodisiaka Yang Aman

    Full text link
    KOLESOM (Talinum triangulare Willd.) TUMBUHAN BERKHASIAT AFRODISIAKA YANG AMA

    Uji Khasiat Seduhan Rimpang Bengle (Zingiber Purpureumroxb.) Sebagai Laksansia Pada Tikus Putih

    Full text link
    Tanaman bengle (Zingiber purpureum Roxb.) termasuk suku Zingiberaceae. Salah satu penggunaan empiris rimpang bengle adalah untuk obat sembelit. Untuk mengetahui khasiat rimpang bengle sebagai obat sembelit, telah dilakukan percobaan uji khasiat seduhan rimpang sebagai laksansia. Lima kelompok tikus, masing-masing kelompok diberi perlakuan: kelompok I diberi seduhan dosis 40 mg/100 g bb., kelompok II seduhan dosis 120 mg/100 g bb., kelompok III seduhan dosis 400 mg/100 g bb., kelompok IV sebagai pembanding diberi olium ricini dosis 1 ml/100 g bb., dan kelompok V sebagai kontrol 1 ml/100 g bb. Semua bahan perlakuan diberikan secara oral. Parameter yang diamati meliputi konsistensi defekasi, frekuensi dan berat feses.Dari hasil pengamatan ternyata, seduhan rimpang bengle dapat digunakan sebagai obat sembelit atau laksansia. Dari dosis yang dicoba terlihat adanya hubungan antara dosis dan efek. Dibandingkan pada tikus dengan minyak jarak, seduhan rimpang bengle tidak menyebabkan feses menjadi cair atau menyebabkan mencret

    Pengaruh Buah Adas (Foeniculum Vulgare Mill) terhadap Pertumbuhan Janin Tikus Putih

    Full text link
    Adas digunakan dalam campuran jamu pengatur haid. Apabila kembalinya haid disebabkan karena rangsagan jamu atau komponennya, ini berbahaya dan berarti bahan bersifat aborsif. Diantara komponen jamu yang digunakan adalah adas. Untuk menunjukkan sifat abortif adas, diadakan percobaan pengaruh perkembangan janin mulai darl pembuahan sampai beberapa hari sebelum dilahirkan. Bahan yang digunakan berupa infus dengan dosis 100, 300 dan 900 mg/100 g bb. Pemberian dilakukan secara oral selama 14 hari berturut-turut. Dari hasil percobaan adas tidak dapat dikatakan mempunyai sifat antiimplantasi atau antikonsep terhadap pembuahan. Dilihat dari jumlah tikus yang kehilangan janin (gugur, resorbsi, cacat), maka adas juga tidak bisa dikatakan abortif. Dilihat dari jumlah anak, adas tidak mempunyai pengaruh terhadap janin. Secara statistik, berat janin tidak menunjukkan beda nyata, antara dosis yang diberikan dibanding dengan akuades sebagai kontrol. Hal ini berarti, tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan

    Uji Khasiat Antidiare Ekstrak Daun Sendok (Plantago Major Linn.) Pada Tikus Putih

    Full text link
    Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak di negara berkembang termasuk Indonesia. Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair tiga kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Daun sendok atau daun urat (Plantago major Linn.) merupakan tanaman obat yang salah satu penggunaan empiriknya adalah untuk nyeri Perut dan disentri. Di dalam daun sendok terkandung zat-zat kalium alkaloida yang tidak beracun, lendir dengan asam D-galakturonat, pluntagon, aukobin (glikosid), invertin, emulsin (enzim), vitamin C, alkaloida, tanin, minyak lemak. Untuk mengetahui apakah daun sendok mempunyai khasiat sebagai antidiare, maka dilakukan penelitian antidiare menggunakan metode P. Bass. (1973). Bahan uji berupa daun sendok bentuk ekstrak etanol 50% diberikan secara oral pada tikus putih dengan dosis 50 mg dan 150 mg/100 g bb. Sebagai pembanding digunakan Loperamide dosis 0,12 mg/100 g bb. dan sebagai kontrol adalah akuades. Hasil percobaan menunjukkan bahwa efek antidiare ekstrak daun sendok baik dosis 50 mg/100 g bb. maupun 150 mg/100 g bb. tidak ada beda nyata terhadap pembanding Loperamide dosis 0,12 mg/100 g bb

    Efek Antidiare Jus Temu Putih (Curcuma Zedoaria Rose.) Dan Temu Mangga (Curcuma Mangga Val. Et. Zipp.) Pada Tikus Putih

    Full text link
    Temu putih (Curcuma zedoaria Rose.) dan temu mangga (Curcuma mangga Val. Et. Zipp.) digunakan secara luas untuk mengatasi berbagai keluhan pada Perut seperti sakit Perut, diare, mual, sebah dan kembung. Untuk mengetahui efek antidiare temu putih dan temu mangga dilakukan uji pada tikus putih jantan. Uji ini menggunakan metoda P. Bass. et. al. (1970) dengan Loperamide 0,24 mg/200 g bb. Sebagai kontrol positif Induksi diare menggunakan Oleum ricini (minyak jarak) 2 ml/ekor. Dosis yang digunakan untuk masing-masing bahan uji adalah 252; 2520 dan 7560 mg/200 g bb., ekuivalen dengan berturut-turut 1 kali; 10 kali dan 30 kali dosis manusia (10 g basah). Bahan uji dalam bentuk jus diberikan secara oral 1 jam sebelum diinduksi dengan minyak jarak. Pengamatan terhadap frekuensi dan konsistensi feses dilakukan dengan interval 30 menit selama 5 jam. Hasil pengujian menunjukkan jus temu putih maupun temu mangga mempunyai efek antidiare serta terlihat adanya hubungan antara dosis dan efek. Jus temu putih dan temu mangga pada dosis 7560 mg/200 g bb. tikus putih ekuivalen dengan 30 kali dosis manusia mempunyai efek yang berbeda nyata dengan dosis pembending Loperamide 0,24 mg/200 g. bb. tikus putih
    corecore