7 research outputs found

    Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny P Usia 33 Tahun G2P1A0 UK 30 Minggu dengan Kehamilan Normal Di Pukesmas Wirobrajan Yogyakarta

    Get PDF
    Kehamilan merupakan hal yang fisiologis bagi semua wanita yang berada pada usia reproduksi sehat, tetapi tidak semua kehamilan normal sepenuhnya tanpa penyulit. Asuhan berkesinambungan (Continuity of Care) ini ditujukan untuk kesejahteraan ibu dan anak sebagai tindakan preventif dan deteksi dini dalam upaya penanganan komplikasi maternal yang mungkin terjadi baik pada saat kehamilan hingga proses nifas. Kasus yang ditemukan pada Ny. P usia 33 tahun G2P1A0 umur kehamilan 30 minggu dengan kehamilan normal dan mempunyai riwayat persalinan SC atas indikasi plasenta previa delapan tahun yang lalu. Selama kehamilan klien mengalami ketidaknyamanan trimester III yaitu punggung pegal, insomnia, gerah, dan kadang keputihan. Pada umur kehamilan 39 minggu dengan presentasi janin bokong yang menetap sampai waktu persalinan. Ibu bersalin di RS secara SC atas indikasi presentasi bokong dan taksiran berat janin >3500 gram. Bayi lahir dalam kondisi sehat tanpa penyulit dan pada setiap kunjungan neonatus juga tidak ditemukan adanya permasalahan. Selama kunjungan nifas ibu juga tidak ada penyulit/komplikasi dan Ny. P langsung menggunakan KB AKDR segera setelah plasenta lahir. Kesimpulannya asuhan berkesinambungan mulai dari hamil, nifas, bayi baru lahir/ neonatal sampai pelayanan KB dilakukan dengan baik sehingga tidak ditemukan penyulit/komplikasi meskipun persalinan diakhiri dengan SC karena indikasi obstetri (presentasi bokong) dan taksiran berat janin >3500 gram. Diharapkan dalam memberikan asuhan berkesinambungan lebih ditingkatkan lagi kualitas pelayanannya sehingga dapat tercapai kesejahteraan ibu dan anak

    Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny L Usia 24 Tahun G1P0Ab0Ah0 dengan Perokok Pasif di Puskesmas Godean 1 Sleman

    Get PDF
    Asuhan berkesinambungan adalah asuhan kebidanan yang diberikan bidan meliputi asuhan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,bayi baru lahir(BBL)/neonatus,hingga keluarga berencana (KB). Tujuannya untuk memberikan dan menataaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil,bersalin, nifas, BBL/neonatus, maupun pada keluarga berencana. Berdasarkan studi pendahuluan, didapatkan data Ny L usia 24 tahun G1P0Ab0Ah0 dengan usia kehamilan 33+5 minggu mempunyai faktor resiko sebagai perokok pasif. Resiko yang mungkin dialami oleh ibu yaitu hipertensi dan bayi mengalami plasenta abnormal. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan memotivasi ibu agar ANC teratur supaya keadaan ibu dan janin sehat serta memberi pengetahuan suami dan keluarga untuk tidak merokok dekat ibu, mengganti baju setelah merokok dan mengurangi jumlah penggunaan rokok. Setelah dilakukan asuhan kehamilan ,ibu akhirnya melahirkan dengan asuhan persalinan normal oleh bidan,diikuti dengan bayi baru lahir dan masa nifas fisiologis kemudian KB yang ibu gunakan adalah KB IUD. Suami sudah mengurangi jumlah rokok, tidak merokok dekat ibu dan menjaga kebersihan sebelum mendekati ibu dan bayi. Asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny L dan bayinya di Puskesmas Godean 1 sudah sebagian besar diterapkan manajemen kebidanan dan sesuai dengan standar asuhan kebidanan yang meliputi asuhan yang berkesinambungan pada Ny L masa kehamilan trimester III,persalinan,bayi baru lahir,nifas,neonatus dan pelayanan KB. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan di wilayah kerja Puskesmas Godean 1 tersebut sudah cukup baik

    Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. R usia 37 tahun dengan Faktor Risiko Usia Lebih dari 35 tahun dan Komplikasi Persalinan di Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta

    Get PDF
    Risiko yang mungkin dialami oleh ibu hamil berumur lebih dari 35 tahun atau lebih adalah hipertensi gestasional, Ketuban Pecah Dini (KPD), eklamsi/preeklamsi, persalinan lama dan perdarahan setelah bayi lahir. Empat dari lima faktor risiko tersebut merupakan penyumbang angka kematian ibu terbesar di Indonesia. Bidan sebagai pemberi asuhan diharapkan dapat meminimalkan risiko yang dapat terjadi pada ibu dengan menerapkan asuhan kebidanan berkelanjutan. Pada kasus ini, ibu mengalami KPD dan memasuki persalinan kala I, asuhan dilaksanakan berdasarkan pustaka, ibu mengalami partus presipitatus yaitu dari pembukaan satu ke pembukaan lengkap dengan jangka waktu satu jam empat puluh menit, kala II dilakukan sesuai dengan 60 langkah asuhan persalinan normal, kala III dilakukan sesuai dengan manajemen aktif kala III, pada kala IV difokuskan melakukan observasi selama 2 jam setelah melahirkan. Pada masa nifas diberikan asuhan berdasarkan pustaka, kunjungan neonatus sesuai jadwal. Secara umum keluhan yang ibu rasakan adalah ketidaknyamanan trimester III yang dapat tertangani dengan baik karena ibu melaksanakan ANC secara teratur. Persalinan ibu mengalami KPD dan partus presipitatus. Pada asuhan nifas, bayi dan neonatus tidak mengalami masalah. Pada asuhan KB ibu memilih untuk menggunakan KB kondom. Asuhan kebidanan yang dilakukan secara keseluruhan sudah baik, diharapkan untuk ke depannya dalam memberikan asuhan secara berkesinambungan melalui deteksi dini faktor risiko dapat menurunkan angka morbiditas ibu dan bayi

    ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. N UMUR 25 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN DAN KEK DI PUSKESMAS MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

    Get PDF
    Anemia dan KEK dalam kehamilan dapat berdampak dalam persalinan, nifas, dan bayi yang dilahirkan. Salah satu ibu hamil yang mengalami anemia dan KEK di Puskesmas Moyudan adalah Ny.N berumur 25 tahun G2P1A0Ah1 dengan usia kehamilan 33+3 minggu. Asuhan kebidanan berkesinambungan perlu diberikan untuk mencegah dan meminimalkan risiko anemia dan KEK yang akan terjadi. Ny.N melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Moyudan, namun Ny.N bersalin di Puskesmas Minggir. Selama kehamilan Ny.N mengalami anemia karena jarang mengkonsumsi sayuran hijau, dan protein hewani. Ny.N mengalami KEK sebelum hamil karena kurangnya konsumsi makanan yang adekuat dan beragam. Persalinan berlangsung normal. Bayi Ny.N normal. Ny.N tidak mengalami anemia saat nifas. Ny.N menjadi akseptor KB suntik Progestin. Anemia selama kehamilan sudah terkoreksi karena Ny.N sudah menerapkan saran yang diberikan, tetapi KEK yang dialami ibu belum sepenuhnya teratasi. Kesimpulannya, anemia yang dialami ibu dalam kehamilan Ny.N tidak berdampak dalam persalinan, bayi baru lahir, dan nifas, tetapi KEK yang dialami ibu berpengaruh pada bayi yang dilahirkan. Saran untuk bidan dan mahasiswa pelaksana asuhan kebidanan diharapkan lebih cermat dalam mengkaji pasien dan memberikan asuhan kebidanan berkesinambungan, sehingga risiko yang akan terjadi dapat dicegah

    Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. S Usia 26 tahun dengan KEK dan Pertumbuhan Janin Terhambat di Puskesmas Gamping II

    Get PDF
    Proporsi ibu hamil WUS dengan KEK di Indonesia tahun 2015 mencapai 31%. Pertumbuhan Janin Terhambat merupakan komplikasi akibat KEK. PJT bisa disebabkan nutrisi ibu pada masa kehamilan kurang mencukupi kebutuhan janin atau karena faktor plasenta dan tali pusat sehingga dapat mengakibatkan BBLR. Asuhan kebidanan diberikan secara berkesinambungan atau Continuity of Care (CoC) dari masa kehamilan, persalinan, BBL/neonatus, nifas, dan KB. Pada kasus ini, asuhan kebidanan kehamilan ditujukan untuk mengatasi PJT dan meminimalkan komplikasi akibat KEK. Untuk pemantauan TBJ dilakukan pemeriksaan USG secara berkala. PJT dapat tertangani dan komplikasi BBLR akibat KEK tidak terjadi. Asuhan persalinan berlangsung spontan dengan dilakukan induksi persalinan karena usia kehamilan >41 minggu dan belum terdapat tanda-tanda persalinan. Pada asuhan persalinan, penulis tidak dapat melakukan asuhan langsung sehingga data observasi tidak tercantum. Asuhan BBL/neonatus berlangsung secara fisiologis dengan penurunan berat badan 5,6% pada hari kedua namun masih dalam normal sehingga tidak dilakukan penatalaksanaan khusus, namun sempat berlangsung patologis karena mengalami hiperbilirubinemia pada hari kelima dan sudah tertangani. Asuhan nifas secara umum berlangsung fisiologis tanpa penyulit dengan keluhan ketidaknyamanan umum masa nifas sehingga hanya membutuhkan KIE. Pada asuhan KB ibu sudah menjadi akseptor KB IUD setelah selesai masa nifas. Asuhan kebidanan secara keseluruhan sudah baik, mulai dari pelayanan ANC, pelayanan BBL/neonatus, pelayanan nifas serta KB, sementara itu perlu meningkatkan pelayanan yang komprehensif yang bersifat kontinuitas pada setiap pasien. Diharapkan ke depannya pasien dapat bersikap positif dan terbuka sehingga pelayanan KIA dan KB di fasilitas kesehatan dapat dilakukan secara berkesinambungan

    Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. M Usia 28 Tahun G2P1Ab0Ah1 dengan Infeksi Saluran Kemih di Puskesmas Mlati II Sleman

    Get PDF
    Infeksi saluran kemih dalam kehamilan dapat berdampak dalam persalinan, nifas, dan bayi yang dilahirkan. Salah satu ibu hamil yang mengalami ISK di Puskesmas Mlati II adalah Ny. M usia 28 tahun G2P1Ab0Ah1 umur kehamilan 33+1 minggu. Asuhan kebidanan berkesinambungan perlu diberikan untuk mencegah dan meminimalkan risiko ISK yang akan terjadi. Ny. M melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Mlati II, namun Ny. M bersalin di RSU Queen Latifa, kunjungan neonatus dilakukan di RSU Queen Latifa dan Puskesmas Mlati II. Selama kehamilan Ny. M mengalami ISK. Persalinan Ny. M berlangsung dengan diinduksi misoprostol 50 µg per vaginam per enam jam atas indikasi air ketuban sudah berkurang karena kehamilan lewat HPL. Bayi Ny. M normal, masa nifas Ny. M normal dan Ny. M menjadi akseptor KB IUD. ISK yang dialami Ny. M sudah teratasi karena Ny. M sudah menerapkan saran yang diberikan. Hasil pemeriksaan laboratorium saat di RSU Queen Latifa leukosit urine negatif. Kesimpulan dari asuhan kebidanan berkesinambungan ini, ISK dalam kehamilan Ny. M tidak berdampak dalam persalinan, bayi baru lahir/neonatus dan nifas. Saran untuk bidan dan mahasiswa pelaksana asuhan kebidanan berkesinambungan diharapkan lebih cermat dalam mengkaji pasien dan memberikan asuhan kebidanan berkesinambungan, sehingga risiko yang akan terjadi dapat dicegah
    corecore