7 research outputs found

    Keragaan 10 Genotipe Padi (Oryza Sativa L.) Akibat Cekaman Kekeringan Pada Fase Pembibitan Dan Potensi Hasil Pada Kondisi Optimum

    Get PDF
    Padi (Oryza sativaL.) ialah tanaman pangan yang dimanfaatkan bijinya.Badan Pusat Statistika (2016) mencatat luas lahan sawah di Indonesia mencapai 8.114.829 ha sampai tahun 2014.Dalam upaya perluasan areal dapat memanfaatkan lahan-lahan suboptimal seperti rawa lebak dan tadah hujan.Kendala pada lahan tersebut ialah ketersediaan air yang tidak menentu.Menurut Effendi (2009) kemampuan akar mengabsorbsi air dengan memaksimalkan sistem perakaran merupakan salah satu pendekatan utama untuk mengkaji kemampuan adaptasi tanaman terhadap kekurangan air.Berdasarkan hal tersebut maka perlu diketahui potensi hasil genotipe padi yang diduga toleran cekaman kekeringan sehingga bisa mendukung perakitan varietas toleran kekeringan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi dan anatomi akar tanaman padi serta interaksinya akibat cekaman kekeringan, untuk mengetahui genotipe yang diduga memiliki toleransi cekaman kekeringan dan mengetahui potensi hasil dari genotipe padi toleran cekaman kekeringan.Hipotesis dari penelitian ialah terdapat variasi morfologi dan anatomi akar tanaman padi serta interaksinya akibat cekaman kekeringan, terdapat genotipe yang diduga memiliki toleransi cekaman kekeringan dan terdapat beberapa genotipe padi toleran cekaman kekeringan yang berdaya hasil tinggi. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca dan Kebun Percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang pada bulan Desember 2017 sampai April 2018. Alat yang digunakanialah 80 pot trasnparan, oven, petridisk, alat ayak tanah, meteran, penggaris, mikroskop, cutter, kaca preparat, gelas ukur, kamera, timbangan analitik, grain moisture tester, Buku Panduan Pengujian Individual (PPI), bajak, cangkul, caplak, knapsack sprayer, alat tulis dan papan penanda. Bahan yang digunakan ialahenam benih galur padi yaitu BP30411f (F5); B14039E-KA-15 (F6); BP29790d-PWK-2-SKI-1-3 (F4); BP29790d-PWK-SKI-1-5 (F4); B13983E-KA-6-3 (F6); B1398E-KA-7-3 (F6); dan empat varietas yaitu IR64Dro; Inpari 38; IR 20; Salumpikit; kertas label; kertas HVS putih; amplop; POC (Pupuk Organik Cair); pupuk urea; KCl; SP-36 dan NPK Phonska. Varietas Inpari 38 dan Salumpikit sebagai cek toleran kekeringan, varietas IR20 sebagai cek peka kekeringan dan IR64Dro1 sebagai cek pola perakaran.Benih berasal dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.Penelitian terdiri dari dua kegiatan yaitu percobaan pot transparan di rumah kaca dan percobaan lapang.Rancangan pada percobaan pot transparan ialah Rancangan Acak Kelompok disusun secara faktorial,terdiri dua faktor dan diulang empat ii ii kali.Faktor pertama ialah genotipe (G) dengan 10 taraf perlakuan dan faktor kedua ialah lingkungan (C) dengan dua taraf yaitu Tanpa cekaman kekeringan dan cekaman kekeringan sehingga terdapat 20 kombinasi perlakuan per ulangan.Rancangan pada percobaan lapang ialah Rancangan Acak Kelompok terdiri 10 perlakuan genotipe dan diulang tiga kali. Karakter yang diamati pada percobaan pot ialah tinggi tanaman (cm), panjang daun (cm), lebar daun (cm), jumlah daun, skoring menggulungdaun, sudut akar (o), panjang akar primer (cm), panjang akar seminal (cm), jumlah akar seminal, diameter metaxylem

    Keragaan Pertumbuhan dan Hasil Sepuluh Genotipe Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)

    Get PDF
    Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan yang dimanfaatkan bijinya. Permintaan beras semakin meningkat setiap tahunnya akan tetapi produktivitas semakin menurun. Peningkatan produk-tivitas beras dapat dilakukan dengan ekstensifikasi yaitu pemanfaatan lahan-lahan suboptimal seperti lahan rawa lebak dan tadah hujan.Ketersediaan air pada lahan tersebut tidak menentu misalkan terjadi kekeringan sehingga diperlukan varietas yang memiliki daya hasil tinggi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi hasil dari sepuluh genotipe padi.Penelitian dilaksanakan mulai Desember 2017 sampai dengan April 2018 di Kebun Percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Subang, Jawa Barat.Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan genotipe dan diulang tiga kali. Analisis data yang digunakan pada percobaan ini adalah analisis ragam (Uji F) 5% dan apabila hasil menunjukkan beda nyata dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5% dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B13983E-KA-6-3 memiliki hasil tertinggi yaitu 8.06 ton ha-1 meskipun tidak berbeda nyata dengan Inpari 38 (6,75 ton ha-1). Karakter pertumbuhan vegetatif yang berkorelasi positif dengan hasil yaitu tinggi tanaman (r=0.08) danjumlah anakan (r=0.49). Karakter pertumbuhan generatif yang berkorelasi positif dengan hasil adalah umur berbunga (r=0.44) dan umur masak(r=0.15). Karakter komponen hasil yang berkorelasi positif dengan hasil adalah presentase gabah isi (r=0.10), bobot 1000 butir (r=0.11) dan bobot gabah per rumpun (r=0.17)

    Genotyping of rice (Oryza sativa L.) plants according to their root distribution pattern and their tolerance to drought

    Get PDF
    Drought condition is one of the major problems in producing rice in Indonesia. In plant breeding, selection is the main step to create superior varieties. An indicator of drought stress-tolerant rice varieties is the root distribution pattern because it describes the behavior of the roots in searching for water for photosynthesis and metabolism processes. One of the morphological traits related to drought tolerance in rice is root growth and development. This study aimed to determine the morphological and anatomical characteristics of drought-tolerant rice roots and identify drought-tolerant genotypes. The experiments were arranged in a factorial randomized block design with four replications. The first factor was genotype, consisting of ten genotypes. The second factor was drought stress, consisting of two environments without drought and with drought stress. Drought was given only in the vegetative phase, i.e., 1–14 days after planting. WINDEX analysis was performed to determine rice drought tolerance and identify drought-tolerant genotypes. The results showed that three out of the ten tested genotypes had higher WINDEX values, namely BP30411f (7.62), B13983-KA-6-3 (7.99), and BP29790d-PWK-2-SKI-1-3 (9.25). Based on the root distribution pattern, plants with longer primary root lengths, more seminal roots, longer seminal root lengths, and high root angles were predicted to be drought tolerant characteristics. Selection of these characters could be used in future rice breeding programs to obtain plants with superior genotypes

    Induksi Poliploidi Menggunakan Kolkisin pada Tanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Varietas Lumbu Kuning dan Lumbu Hijau

    Get PDF
    Bawang putih merupakan tanaman yang dibudidayakan melalui umbinya karena tidak mampu menghasilkan bunga. Hal tersebut mengakibatkan keragaman tanaman bawang putih rendah. Teknik-teknik pemuliaan tanaman dilakukan untuk memperoleh karakter yang diinginkan dan memperbaiki karakter yang telah ada. Salah satu teknik pemuliaan adalah pemuliaan mutasi menggunakan mutagen kolkisin.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap pertumbuhan, karakter fisiologi, jumlah kromosom, dan memperoleh nilai lethal concentration 50% (LC50) dari varietas Lumbu Kuning dan Lumbu Hijau. Penelitian dilaksanakan bulan Mei-September 2021 di Desa Ngroto Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode perlakuan pada tanaman tunggal yang disusun dalam barisan dengan perlakuan dua varietas Lumbu Kuning dan Lumbu hijau yang diberi larutan kolkisin (0, 750, 1000, 1250 dan 1500 ppm). Hasil analisis uji t memperlihatkan bahwa kolkisin konsentrasi 0-1500 ppm memberikan pengaruh nyata pada panjang tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Tanaman triploid (2n=3x=24) memiliki jumlah dan kerapatan stomata lebih rendah dibandingkan tanaman diploid, namun ukuran stomata lebih besar. Varietas Lumbu Kuning adalah 698,055 ppm dan varietas Lumbu Hijau adalah 1383,041 ppm

    Pengolahan buah salak Bangkalan untuk mengembangkan potensi lokal

    No full text
    Salak merupakan ikon Kabupaten Bangkalan. Untuk mempromosikan buah salak sebagai potensi lokal daerah, kami mengadakan pelatihan pengolahan buah salak untuk para ibu rumah tangga muda agar mereka memiliki keterampilan dan mampu untuk membuka usaha olahan buah salak. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: 1) Tahap sosialisasi kepada masyarakat; 2) Tahap perolehan bahan dan alat; 3) Tahap pelatihan; 4) Tahap pendampingan serta 5) Tahap evaluasi program. Hasil yang telah dicapai sesuai dengan luaran yang ditargetkan yaitu peningkatan keterampilan pengolahan buah salak pada kelompok sasaran. Produk olahan yang dihasilkan berupa donat salak, es krim salak, brownies salak, dan kaligrafi dari kulit salak. Potensi keberlanjutan dari kegiatan ini adalah terbentuknya sentra usaha produk olahan buah salak Bangkalan sehingga bisa menjadi oleh-oleh khas Bangkalan yang diminati wisatawanSalak merupakan ikon Kabupaten Bangkalan. Untuk mempromosikan buah salak sebagai potensi lokal daerah, kami mengadakan pelatihan pengolahan buah salak untuk para ibu rumah tangga muda agar mereka memiliki keterampilan dan mampu untuk membuka usaha olahan buah salak. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: 1) Tahap sosialisasi kepada masyarakat; 2) Tahap perolehan bahan dan alat; 3) Tahap pelatihan; 4) Tahap pendampingan serta 5) Tahap evaluasi program. Hasil yang telah dicapai sesuai dengan luaran yang ditargetkan yaitu peningkatan keterampilan pengolahan buah salak pada kelompok sasaran. Produk olahan yang dihasilkan berupa donat salak, es krim salak, brownies salak, dan kaligrafi dari kulit salak. Potensi keberlanjutan dari kegiatan ini adalah terbentuknya sentra usaha produk olahan buah salak Bangkalan sehingga bisa menjadi oleh-oleh khas Bangkalan yang diminati wisatawa

    Induksi Keragaman Genetik Bawang Putih Lokal (Allium Sativum L.) Menggunakan Kolkisin Dan Sinar Gamma

    No full text
    Bawang putih adalah tanaman hortikultura yang memiliki banyak manfaat. Produksi bawang putih di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri sehingga pemerintah mengambil kebijakan impor bawang putih. Angka impor bawang putih semakin meningkat setiap tahunnya terutama impor bawang putih dari Cina. Kendala yang dialami pada produksi bawang putih antara lain bunga bawang putih yang bersifat steril sehingga perbanyakan dilakukan secara vegetatif dan agroklimat harus sesuai yaitu di dataran tinggi-medium. Perbanyakan secara vegetatif mengakibatkan keragaman genetik rendah karena umbi yang dihasilkan akan semakin seragam setiap generasinya. Mutasi adalah metode yang paling mudah untuk mendapatkan keragaman genetik karena kemampuannya dalam mengubah beberapa variabel. Faktor yang menyebabkan mutasi disebut mutagen. Jenis-jenis mutagen antara lain mutagen fisika, kimia dan biologi. Salah satu mutagen fisika adalah radiasi sinar gamma sedangkan mutagen kimia dapat diinduksi dengan pemberian kolkisin. Di Indonesia, terdapat beberapa varietas lokal yang dilepas sebagai varietas unggul nasional akan tetapi masih belum mampu bersaing dengan bawang putih impor karena ukuran umbi yang kecil sehingga kurang menarik minat masyarakat. Beberapa varietas tersebut antara lain lumbu hijau dan lumbu kuning. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keragaman genetik bawang putih melalui dua metode induksi mutasi. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei-September 2021 di Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah single plant yaitu semua tanaman ditanama pada lingkungan yang sama tanpa ulangan dan semua tanaman diamati. Terdapat dua varietas bawang putih yang digunakan yaitu varietas Lumbu Kuning dan Lumbu Hijau. Perlakuan pertama adalah konsentrasi kolkisin yang terdiri dari K1: 750 ppm; K2: 1000 ppm; K3: 1250 ppm; dan K4: 1500 ppm. Perlakuan kedua adalah radiasi sinar gamma terdiri dari D1: 2 Gy; D2: 4 Gy; D3: 6 Gy; D4: 8 Gy; dan D5: 10 Gy. Masing-masing varietas ditanam satu perlakuan kontrol sebagai pembanding. Satu kombinasi perlakuan ditanam sebanyak 40 tanaman sehingga terdapat 800 tanaman. Seluruh bahan tanam direndam pada larutan kolkisin selama 12 jam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t taraf 5%. Untuk mengetahui tingkat keragaman dilakukan pehitungan koefisien variasi (KV) dilanjutkan dengan analisis boxplot. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1) Perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 1250 ppm dan 1500 ppm adalah konsentrasi yang efektif untuk menginduksi tanaman mutan pada varietas Lumbu Kuning dan Lumbu Hijau. 2)Terdapat individu dengan jumlah daun lebih tinggi dibandingkan kontrol pada tanaman nomor K3LK-2 dan D5LK-6. 3)Terdapat individu dengan panjang daun lebih tinggi dibandingkan kontrol pada tanaman nomor K1LK-3, K3LK-7 dan D4LK-31. 4) Peningkatan lebar daun diperoleh pada individu nomor K3LH-16, D2LH-7 dan D5LH-39. 5) Perlakuan kolkisin 1250 ppm dan 1500 ppm mengahasilkan tanaman dengan jumlah kromosom 2n=3x=24. 6) Perlakuan kolkisin dan sinar gamma meningkatkan keragaman tanaman pada variabel pengamatan diameter batang, panjang daun, lebar daun, jumlah stomata, kandungan klorofil dan jumlah kromosom
    corecore