11 research outputs found

    Struktur Komunitas Mangrove Di Pulau Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, Dan Pulau Liran, Kabupaten Maluku Barat Daya

    Full text link
    Mangrove Vegetation occupy the area between land and sea that have environmental conditions differ from one another. The purpose of this study is to know about the structure and composition of mangrove vegetation in Jemaja Island, Kepulauan Anambas Regency, Riau Islands Province, and Liran Island, South-East Moluccas Regency, Moluccas Province. Vegetation data taking based on purposive sampling method and every transect made sampling plot. Each tree (plot 10 m x 10 m) and sapling (subplot 5 m x 5 m) identified and measured on diameter at breast height (± 1.3 m). Seedling calculated the amount of each species and the percentage of cover on subplot 1 m x 1 m. The result of research in Jemaja Island was found 17 mangrove species. Tree mangrove in Jemaja Island have the range of density 375 ind/ha – 950 ind/ha were dominated by Rhizophora apiculata (Importance Index 89,73% - 123,42%). The result of research in Liran Island was found 19 mangrove species. Tree mangrove in Liran Island have the range of density 500 ind/ha – 566 ind/ha were dominated by Sonneratia alba with range of Importance Index 135,90% - 160,32%. The Index of Diversity (H') and Eveness (J') of mangrove vegetation in Jemaja Island, District of Anambas Islands and Liran Island, District of South-East Moluccas, were in low category

    Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Di Tracking Mangrove Kemujan Kepulauan Karimunjawa

    Full text link
    Komunitas mangrove menempati area diantara darat dan laut yang memiliki kondisi lingkungan berbeda satu sama lain. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji struktur dan komposisi vegetasi mangrove di Tracking Mangrove Kemujan Kepulauan Karimunjawa. Penelitian di Tracking Mangrove Kemujan dilakukan di 8 stasiun yang dibagi menjadi 3 lokasi, yaitu Lokasi 1 dekat daratan (Stasiun 1 dan Stasiun 8), Lokasi 2 daerah peralihan (Stasiun 2, Stasiun 3, Stasiun 6 dan Stasiun 7) dan Lokasi 3 dekat laut (Stasiun 4 dan Stasiun 5).Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan metode purposive sampling dan setiap stasiun dibuat plot sampling. Setiap individu pohon (plot 10 m x 10 m) dan anakan (subplot 5 m x 5 m) diidentifikasi dan diukur diameternya setinggi dada (±1,3 m). Sementara semai dihitung jumlah masing-masing spesies dan persentase penutupannya (subplot 1 m x 1 m). Hasil penelitian di Tracking Mangrove Kemujan ditemukan 17 jenis mangrove.Secara umum vegetasi pohon mangrove di lokasi penelitian memiliki rata – rata kerapatan 2127 ind/ha yang didominansi Ceriops tagal. Kategori anakan memiliki rata – rata kerapatan 4499 ind/ha, dimana jenis Ceriops tagal mendominansi pada Stasiun 2, 3, 6, 7 dan 8, jenis Lumnitzera racemosa mendominansi pada Stasiun 1, jenis Rhizophora mucronata mendominansi pada Stasiun 4, dan jenis Rhizophora apiculata mendominansi Stasiun 5. Kategori semai, memiliki rata – rata kerapatan 128.333 ind/ha, dimana pada hampir semua stasiun didominansi oleh jenis Ceriops tagal, yang meliputi Stasiun 1, 2, 3, 7 dan 8, sedangkan pada Stasiun 4, 5 dan 6 didominansi oleh jenis Rhizophora stylosa dan Rhizophora apiculata. Indeks Keanekaragaman (H') dan Keseragaman (J') mangrove di Tracking Mangrove Kemujan Kepulauan Karimunjawa, termasuk dalam kategori renda

    Studi Herbivori Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii (Doty) Doty Oleh Ikan Baronang Siganus SP. Pada Salinitas Yang Berbeda

    Full text link
    Kappaphycus alvarezii is one of seaweed species widely cultivated for producing high economic value carrageenan as raw material for pharmaceutical, cosmetic, food, etc.. During the cultivation of this seaweed there are some constrains found that is by fish herbivory by rabbitfish (Siganus sp.). One of factors thought to affect fish herbivory rabbitfish on seaweed is the salinity. Therefore, there is a need to conduct observation on Siganus sp. Herbivory at different levels of salinity. This research used Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments with 3 replications, namely were the treatment A (salinity 28 ppt), treatment B (30 ppt salinity), treatment C (salinity 32 ppt), treatment D (34 ppt salinity), and treatment E (salinity 36 ppt). Data were analyzed statistically with one-way ANOVA using SPSS software. The results showed that the salinity treatment gave a very significant influence (P <0.01) of seaweed herbivory K. alvarezii by rabbitfish. The results of this study were showed that the total weight of seaweed eaten by rabbitfish during the maintenance period of 30 days were: treatment A = (149.19 g), treatment B = (191.17 g), treatment C = (298.12 g), treatment of D = (212.87 g) and treatment E = (89.15 g). Body weight of fish at the end of the study were: treatment A (33.93 ± 6.35 g), treatment B (34.51 ± 4.34 g), treatment C (49.79 ± 5.67 g), treatment D (33.44 ± 14.12 g) treatment E (32.44 ± 2.72 g)

    Kajian Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove Di Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang

    Full text link
    Economi valuation is an instrument used to know a function of mangrove forest. The object of this research are to find out totalized economic valuation by means of direct valuation at mangrove area Pasar Banggi village, Rembang. Economic valuation can be able by totalized a direct use value, indirect use value, Option value and Existence value. Identification result at Pasar Banggi village are consist by four components there are, direct use values : Bandeng fishponds, saltponds, mangrove seeds, catching fishes, oyster and crab, indirect use values : breakwater as a resists of abration, option value : biodiversity, Existence value : habitats. The biggest value in this research is the resist of abration assumption as breakwater that is as bis as Rp.18.717.774.250-/year and total economic value from economis Pasar Banggi village, Rembang that is as big as Rp.19.610.846.229.-/year

    Kajian Keberadaan Komunitas Makrozoobenthos Pada Kondisi Ekosistem Mangrove Yang Berbeda Di Pesisir Semarang

    Full text link
    Program penanaman mangrove merupakan salah satu upaya yang dilaksanakan untuk rehabilitasi kondisi ekosistem mangrove yang telah mengalami kerusakan.Namun program rehabilitasi dan penanaman mangrove di petakan tambak Kelurahan Karanganyar Pesisir Semarang mengalami kegagalan.Hal ini dikarenakan bibit mangrove tidak dapat tumbuh seperti yang diharapkan.Kondisi ekosistem mangrove yang terganggu ini, dikhawatirkan akan menimbulkan respon individu maupun komunitas biota didalamnya, yakni Makrozoobenthos. Makrozoobenthos ini menetap di dasar perairan dan memiliki pergerakan relatif lambat serta daur hidup relatif lama sehingga memiliki kemampuan merespon tekanan ekologis tersebut.Penelitian dilaksanakan pada bulan November– Desember 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel makrozoobenthos dilakukan dengan metode kualitatif dan semi-kuantitatif.Hasil penelitian menemukan genera makrozoobenthos sebanyak 56.Keseluruhan genus terdiri dari 3 kelas, Gastropoda (11), Crustacea (14) dan Polychaeta (31).Rata-rata kelimpahan berkisar antara 268 – 670 Ind/m2.Dimana kelimpahan tertinggi ditemukan di Lokasi Karanganyar 2, sedangkan terendah adalah di Pantai Maron. Indeks Keanekaragaman (H') termasuk dalam kategori sedang hingga tinggi (1,55 – 3,71). Indeks Keseragaman (e) termasuk dalam kategori sedang hingga tinggi (0,44 – 0,96). Dominansi (C) berkisar antara (0,04 – 0,56), ada dominansi spesies. Kondisi mangrove yang berbeda tidaklah mempengaruhi keberadaan makrozoobenthos, melainkan jenis substrat yang lebih mempengaruhinya

    Pengaruh Foto dan Lukisan pada Buklet terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Padi Sawah Tentang Pupuk Organik di Desa Lagan Ulu

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gambar foto dan gambar garis pada buklet terhadap peningkatan pengetahuan petani padi sawah tentang pupuk organik yaang dilaksanakan di Desa Lagan Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Objek dalam penelitian ini adalah gambar foto dan gambar garis pada buklet yang menghasilkan sebuah pengaruh pada peningkatan pengetahuan petani padi sawah tentang pupuk organik. petani responden ada 48 yang diambil secara purposive sampling. Responden di bagi dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 12 oran. Kelompok yang pertama di berikan gambar foto, yang ke dua di berikan gambar garis ( lukisan ), yang ke tiga diberikan gambar foto dan yang ke empat diberikan gambar garis. Analisis data yaitu dengan mengunakan analisis sidik ragam. Hasil peningkatan pengetahuan tentang pupuk organik yaitu sangat nyata Fhitung>Ftabel yakni; 5,44>2,44. Artinya gambar foto dan gambar garis dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan petani padi

    Analisis Kondisi Lingkungan Pada Kawasan Rehabilitasi Mangrove Di Kota Semarang

    Full text link
    Keberadaan hutan mangrove, khususnya di Kota Semarang sangat rentan terhadap berbagai macam kerusakan yang ditimbulkan akibat erosi, abrasi dan konversi lahan, sehinga perlu dilakukan upaya rehabilitasi untuk memulihkan kembali kondisi hutan mangrove. Kegiatan rehabilitasi memang sudah dilakukan, tetapi tingkat keberhasilan di tiap kawasan memiliki perbedaan yang cukup bervariasi tergantung dari kondisi lingkungan setempat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2013 di kawasan rehabilitasi mangrove Kelurahan Karanganyar dan Pantai Maron Kelurahan Tambakharjo, Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan perairan di kawasan rehabilitasi mangrove Kelurahan Karanganyar dan Pantai Maron Kelurahan Tambakharjo, Semarang sesuai bagi kehidupan mangrove. Hal ini terlihat dari sebagian besar parameter lingkungan perairan yang masih berada dalam batas kisaran optimum bagi kehidupan mangrov

    Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Di Kawasan Pesisir Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur

    Full text link
    Sebatik Island is one of the main habitat of mangrove ecosystems in Indonesia. Based on the function, one of the mangrove forest resources with huge potential. Mangrove communities occupy the area between land and sea that have environmental conditions differ from one another. This is interesting because the management is still encountered some problems such as the conversion of mangrove forest as an area of fishpond, housing and other interests. The purpose of this study to determine the structure and composition of mangrove vegetation in Coastal Areas of Sebatik Island, Nunukan regency, East Kalimantan. The study was conducted at five locations on the island of Sebatik, the River Stake, Cape Coral, Balansiku, Setabu and Bambangan, each site is divided into 9 transects. Vegetation data retrieval done by the method of sampling survey. Each transect sampling plot made. Each individual tree (plot 10 m x 10 m) and Sapling (subplot 5 m x 5 m) were identified and measured diameter at breast height (± 1.3 m). While the calculated number of seedlings of each species and the percentage of closure (plots 1 mx 1 m). Mangrove area. The results indicate the presence of 19 species of mangrove species that fall into 14 families were found at the sites. In general, vegetation of mangrove tree is dominated by Sonneratia alba in Sebatik Island with Importance Value (IV) range from 86.83 - 171.43 % and density 500 ind/ha - 2000 ind/ha, except Bambangan which dominated by Rhizophora apiculata 86.52% and density 100 ind/ha. Sapling category, dominated by species of Sonneratia alba in Balansiku and Setabu with IV 136.65 % and 67.65 % with a density 3200 ind/ha and 1600 ind/ha. Sungai Pancang is dominated by species Avicennia alba with IV 81.64 % and density 2000 ind/ha, Tanjung Karang dominated by species Rhizopohora mucronata with IV 59.24% and density 1200 ind/ha, and Bambangan dominated by species Rhizopohora apiculata with IV 82.76% and density 2000 ind/ha. Seedling category, dominated by species of Sonneratia alba in the Sungai Pancang and Setabu with IV 107.15% and 72.79% with a density 30 000 ind/ha and 60 000 ind/ha, Tanjung Karang and Bambangan dominated by species of Rhizophora apiculata with IV 115.55 % and 136.53% and density 50 000 ind/ha and 150 000 ind/ha. species diversity and evenness was average

    Produktivitas Dan Dekomposisi Serasah Daun Mangrove Di Kawasan Vegetasi Mangrove Pasar Banggi, Rembang - Jawa Tengah

    Full text link
    Produksi serasah mangrove merupakan bagian yang penting dalam transfer bahan organik, karena unsur hara yang dihasilkan dari proses dekomposisi serasah sangat penting dalam pertumbuhan mangrove dan sebagai sumber detritus bagi ekosistem laut dan estuari. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat produktivitas serasah dan kecepatan dekomposisi serasah daun mangrove di kawasan vegetasi mangrove Pasar Banggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata total produksi serasah sebesar 617,34 gr/100 m/2 minggu. Daun merupakan penyumbang terbanyak rerata total produksi serasah dan Rhizopora mucronata. lebih banyak menyumbangkan serasah dibandingkan dengan Soneratia alba. Sedangkan pada pengamatan proses R. mucronata terdekomposisi lebih cepat dibandingkan S. alb

    Kajian Bioekologi Dan Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove : Studi Kasus Di Teluk Awur Jepara

    Full text link
    Mangrove ecosystem have an important role in the environment. The ecological values of mangrove Teluk Awur is a place for feeding, nursery and spawning ground mangrove organism. This environment also produce detritus that support the existence of organic matter in the waters around. The purpose of this research was to study the condition of mangroves bioecology and socio-economic conditions for integrated stakeholders strategy and management of mangrove Teluk Awur Jepara. Method used is case study, explorative and descriptive. Data were analyzed using SWOT analysis by weighting or scoring. The result showed Teluk Awur mangrove ecosystem in the categorized into good criteria because of it's density > 1500 ind/ha. There are 27 mangrove species and various fauna depend their lives on to of Teluk Awur mangrove ecosystems. Management strategies are recommended as the first priority is providing mangrove rehabilitation activities involving the public directly (score 4.125). Second, environmental education and sustainable use of mangrove resources to local communities (score 2.887). Third, rulemaking and standard operating procedure (SOP) specifically management of Teluk Awur mangrove ecosystems by Diponegoro University: Marine Station (score 2.601)
    corecore