7 research outputs found
Respon Pertumbuhan Dan Mortalitas Pedet Sapi Bali Dari Induk Yang Diberi Pakan Tambahan Dan Obat Cacing
Kelahiran dan pertumbuhan pedet di bawah umur 3 bulan sangat rendah di lapangan karena pakan induk bunting dan menyusui kurang tercukupi dan adanya infestasi cacing pada induk sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan pedet, perkembangan dimensi tubuh dan mortalitas pedet terhadap pemberian pakan tambahan dan obat cacing pada induk sapi Bali. Penelitihan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan yaitu kelompok sapi bunting yang diberi pakan tambahan dan obat cacing (P2), kelompok sapi Bali bunting yang diberi pakan tambahan tanpa obat cacing (P1), kelompok sapi Bali bunting yang tidak diberi pakan tambahan dan obat cacing (P0). Parameter yang diukur adalah bobot lahir, berat badan, ukuran dimensi tubuh yang meliputi panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak dan mortalitas pedet. Hasil penelitihan menunjukkan bahwa rataan tertinggi semua parameter yang diukur diperoleh pada perlakuan (P2), masing–masing bobot badan (57,90 kg), lingkar dada (86,25 cm), tinggi gumba (73,35 cm) dan panjang badan (66,70 cm). Angka kematian anak ternak 0% karena tidak ada anak ternak yang mati selama penelitian. Namun demikian, hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter yang dievaluasi. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pemberian pakan tambahan dan obat cacing pada induk sapi Bali tidak berpengaruh nyata terhadap bobot lahir, bobot badan, panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak dan mortalitas. Penggunaan pakan tambahan dan obat cacing (P2) memberikan performans pedet sapi Bali yang lebih baik
Performans Ayam Kampung Super Pada Pakan Yang Disubttusi Dedak Padi Fermentasi Dengan Fermentor Berbeda
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dedak padi fermentasi dengan fermentor berbeda terhadap performans ayam kampung super. Penelitian dilaksanakan di kandang Kelompok Permata Kota Kendari. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan pakan yaitu R0 = ransum kontrol tanpa dedak padi fermentasi (DP), R1 = 10% dedak padi fermentasi cairan rumen (DPFCR), R2 = 10% dedak padi fermentasi ragi tempe (DPFRTe), R3 = 10% dedak padi fermentasi ragi tape (DPFRTa), dengan 4 kali ulangan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 5 ekor ayam kampung super. Parameter yang diukur adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas. Data dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA) sesuai dengan RAL dan bila terdapat perbedaan antar perlakuan akan dilakukan uji lanjut dengan Uji Tukey (Steel and Toriee, 1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dedak padi fermentasi dengan fermentor berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap Konsumsi Pakan, PBB, Bobot Potong, Bobot Karkas dan Persentase karkas. Penggunaan dedak padi fermentasi dengan fermentor berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konversi ransum. Dari hasil penelitian ini, maka dedak padi fermentasi dapat digunakan 10% dalam ransum untuk mensubtitusi pakan basal.Kata kunci : Ayam Kampung Super, Dedak Padi Fermentasi, Konsumsi Pakan, Konversi Pakan
Daya Tetas Dan Lama Menetas Telur Ayam Tolaki Pada Mesin Tetas Dengan Sumber Panas Yang Berbeda
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tetas dan lama menetas telur ayam tolaki pada mesin tetas dengan sumber panas yang berbeda. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan di kandang pembibitan Fakultas Peternakan UHO. Ayam tolaki yang digunakan terdiri atas 5 ekor jantan dan 15 ekor betina umur sekitar 20 bulan. Perkawinan ayam dilakukan dengan cara IB. Parameter yang diamati adalah: fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas, bobot tetas dan lama menetas. Hasil penelitian menujukkan: (1) rataan fertilitas telur ayam tolaki pada mesin tetas PL adalah 58,57% dan mesin tetas PLM adalah 46,88%, namun kedua mesin tetas secara statistik tidak berbeda nyata, (2) rataan DHE pada mesin tetas PL adalah 96,67% dan mesin tetas PLM adalah 89,58%, (3) rataan daya tetas pada mesin tetas PL adalah 45,61% dan mesin tetas PLM adalah 64,81%, (4) rataan bobot tetas, pada mesin tetas PL adalah 26,47 g, sedangkan mesin tetas PLM 26,96 g, dan (5) lama menetas telur pada mesin tetas PL adalah 21.05 hari dan PLM adalah 21,09 hari. Secara statistik, penggunaan mesin tetas dengan sumber panas berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.Mesin tetas dengan sumber panas berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fertilitas, DHE, daya tetas, bobot tetas dan lama menetas telur ayam tolaki. Untuk meningkatkan daya tetas direkomendasikan menggunakan mesin tetas dengan sumber panas kombinasi listrik dan lampu minyak
Kinetics of porphyrin adsorption and DNA-assisted desorption at the silica-water interface
Evanescent wave cavity ring-down spectroscopy (EW-CRDS) has been used to study in situ the kinetics of the adsorption of 5,10,15,20-tetrakis(4-N-methylpyridiniumyl)porphyin (TMPyP) from pH 7.4 phosphate buffer solution (PBS) to the silica-water interface and the interaction of calf thymus DNA (CT-DNA) with the resulting TMPyP-functionalized Surface. TMPyP was delivered to the silica surface using an impinging jet technique to allow relatively fast surface kinetics to be accessed. Adsorption was first-order in TM PyP, and the initial adsorption rate constant at the bare surface was found to be k = (4.1 +/- 0.6) x 10(-2) cm s(-1). A deceleration in the adsorption kinetics was observed at longer times that could be described semiquantitatively using an Elovich-type kinetic expression. The limiting value of the absorbance corresponded approximately to monolayer coverage (6.2 x 10(13) molecules cm(-2)). Exposure of the TMPyP-modified silica surface to CT-DNA, achieved by flowing CT-DNA solution over the functionalizcd surface, resulted in efficient desorption of the TMPyP. The desorption process was driven by the interaction of TMPyP with CT-DNA, which UV-vis spectroscopy indicated involved intercalative binding. The desorption kinetics were also simulated using complementary finite element modeling of convection-diffusion coupled to a surface process