51 research outputs found

    Pemetaan Pola Pencemaran Chrom Dari Limbah Pewarnaan Jeans Berdasarkan Jarak Dan Jenis Sumur Gali

    Get PDF
    Latar Belakang: Efek yang ditimbulkan dari berkembangnya industri pewarnaan jeans ini akan membuang limbah cair ke dalam lingkungan, sehingga menimbulkan pencemaran air dan menimbulkan masalah kesehatan bagi lingkungan sekitarnya. Adanya kandungan Chrom yang dibuang ke lingkungan dan akan berpengaruh pada keberadaan kualitas air sumur di sekitar buangan, baik berdasarkan jarak maupun jenis dinding sumur yang ada. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaan pola pencemaran Chrom dari sumber buangan limbah pewarnaan jeans berdasarkan jarak dan jenis dinding sumur gali di Desa Babalan Kidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Metode : Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan metode kuantitatif dengan Observasi dan pengukuran variabel dilakukan sesaat (crossectional). Sampel pada penelitian ini adalah air limbah dan 24 sampel air sumur gali pada jarak 25 meter dan 95 meter dari sumber buangan limbah industri pewarnaan jeans. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada jarak 25 Meter terdapat kandungan Chrom (mg/L) pada 5 sampel (83,3%) yaitu 0.002 (2 sampel) dan 0.001 (3 sampel). Kandungan kadar Chrom hexavalent berdistribusi tidak normal (p value=0,000). Ada perbedaan yang signifikan untuk kandungan kadar Chrom berdasarkan jenis dinding sumur gali dengan p value 0.000 dan berdasarkan jarak sumur gali dengan p value 0.006. Kesimpulan: Ada perbedaan pemetaan pola pencemaran Chrom dari sumber buangan limbah pewarnaan jeans berdasarkan jarak dan jenis dinding sumur gali. Kata Kunci: Jarak sumur gali, Jenis sumur gali, kadar Chrom Hexavale

    Adsorption of Carbon Monoxide (CO) in a Room by Coconut Shell and Durian Skin Activated Carbons

    Full text link
    Cigarettes contain more than 4.000 elements, at least 200 of them are harmful to health. The main toxins are tar, nicotine, and carbon monoxide (CO). The purpose study was to know ability of coconut shell and durian skin activated carbon as adsorbent of CO. The study was pre-experimental with randomized control group only design. Independent variables are types of activated carbon, the dependent variable is concentration of CO. The results showed the lowest in durian skin activated carbon that 29 ppm. The average CO decreased on coconut shell is 68,7 ppm, durian skin is 77,478 ppm. One way anova test to see the difference CO in various of activated carbon p value 0,0001, independent t test to see the difference CO reduction between 2 types activated carbon with p value is 0,0001. Conclusion: there is a differences adsorbtion of CO between coconut shell and durian skin activated carbon

    Gambaran Status Gizi Dan Profil Darah Petugas Operator SPBU Yang Terpapar Gas Buang (Pb) Kendaraan Bermotor Di Kota Semarang

    Full text link
    Plumbum merupakan polutan udara utama di udara perkotaan selain sulphur dioksida (SO2), partikulat tersuspensi (suspended particulate matter), nitrogen oksida (NOX ), dan karbon monoksida (CO). Dampak paparan Pb terhadap kesehatan adalah kerusakan ginjal, hipertensi, anemia, kerusakan saraf pusat, Perubahan tingkah laku, gangguan fertilitas, keguguran janin, menurunkan IQ anak serta memghambat pembentukan Hemoglobin. Mengetahui hubungan tingkat paparan plumbum dengan profil darah pada petugas operator SPBU di Kota Semarang Timur. Metode, penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 39 sampel. Variabel independen penelitian kadar plumbum dalam darah, variabel dependen profil darah dan variabel pengganggu riwayat sakit, intake energi, protein, vitamin B12, asam folat, vitamin C, riwayat sakit, kebiasaan minum teh, pemakaian obat, pemkaian APD, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Hasil penelitian, retata kadar Pb darah adalah 13,35 µg/dl, profil darah mencakup kadar Hb, leukosit, trombosit, hematokrit, eritrosit, MCV, MCH, MCHC masih dalam batas normal, variabel plumbum dalam darah berhubungan dengan kadar hemoglobin dan kadar hematokrit. Kesimpulan, kadar plumbum dalam darah di atas normal merupakan faktor risiko menurunkan kadar hemoglobin dan hematokrit masing-masing 1,388 kali dan 1,58 dibandingkan dengan kadar plumbum dalam darahnya normal. Saran, dalam bekerja sebaiknya petugas SPBU menggunakan APD (masker) untuk mengurangi paparan plumbum dari gas buang kendaraan bermotor, dan melakukan pemantauan kesehatan yang teratur dengan interval tertentu (minimal 1 tahun sekali)

    Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perawat Rawat Jalan dan Rawat Inap

    Get PDF
    Latar belakang :  Rumah sakit adalah suatu intitusi pelayanan kesehatan yang bergerak dalam bidang kesehatan dengan fungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit pada masyarakat. Perawat merupakan seorang yang mempunyai kemampuan khusus untuk memberikan pelayanan kesehatan dan bertanggung jawab dalam pencegahan penyakit baik pasien maupun dirinya sendiri. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Hasil : Perawat rawat jalan dan rawat inap RSU X memiliki usia lebih dari 35 orang sebanyak 8 orang (23,5%) dan kurang dari sama dengan 35 sebanyak 26 orang (76,5%). Jenis kelamin yang berjenis kelamin laki-laki sebnyak 2 orang (5,9%) dan yang berjenis perempuan sebanyak 32 orang (94,1%). Masa kerja 0,05

    HUBUNGAN KADAR PB DALAM DARAH DENGAN PROFIL DARAH PADA PETUGAS OPERATOR STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM DI KOTA SEMARANG TIMUR

    Get PDF
    Latar belakang, Plumbum merupakan polutan udara utama di udara perkotaan selain sulphur dioksida (SO2), partikulat tersuspensi (suspended particulate matter), nitrogen oksida (NOx), dan karbon monoksida (CO). Dampak paparan Pb terhadap kesehatan adalah kerusakan ginjal, hipertensi, anemia, kerusakan saraf pusat, perubahan tingkah laku, gangguan fertilitas, keguguran janin, menurunkan IQ anak serta menghambat pembentukan Hemoglobin. Tujuan, Mengetahui hubungan tingkat paparan plumbum dengan profil darah pada petugas operator SPBU di Kota Semarang Timur. Metode, penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 39 sampel. Variabel independen penelitian kadar plumbum dalam darah, variabel dependen profil darah dan variabel pengganggu riwayat sakit, intake energi, protein, vitamin Bl2, asam folat, vitamin C, riwayat sakit, kebiasaan minum teh., pemakaian obat, pemakaian APD, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Hasil : retata kadar Pb darah adalah I 3,35 pg/dl, profil darah mencakup kadar Hb, leukosit, tombosit, hematokrit, eritrosit, MCV, MCH, MCHC masih dalam batas normal, variabel plumbum dalam darah berhubungan dengan kadar ltemoglobin dan kad.ar hematokrit dengan (OR = 1,388; 95 % CI: 1,094-!,761 dan OR= 1,358;95 %CI: 1,095-1,685). Kesimpulan, kadar plumbum dalam darah di atas normal merupakan faktor risiko menurunkan kadar hemoglobin dan hematokrit masing-masing 1,388 kali dan 1,58 dibandingkan dengan kadar plumbum dalam darahnya normal. Saran, dalam bekerja sebaiknyapetugas SPBU menggunakan APD (masker) untuk mengurangi paparan plumbum dari gas buang kendaraan bermotor, dan melakukan pemantauan kesehatan yang teratur dengan interval tertentu (minimal 1 tahun sekali).Kata kunci : Kadar Plumbum darah, Profil Darah, Petugas SPBU

    Perbedaan Respon Sosial Penderita Hiv-aids Yang Mendapat Dukungan Keluarga Dan Tidak Mendapat Dukungan Keluarga Dibalai Kesehatan Paru Masyarakat (Bkpm) Semarang

    Full text link
    Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atauhilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan respon sosial yang mendapat dukungan keluarga dan tidak mendapat dukungan keluarga di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang. Jenis penelitian yang dipakai observasi analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan tujuan prospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah ODHA di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang dan sampel penelitian ini berjumlah 39 orang. Variabel bebas penelitian ini adalah dukungankeluarga sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah respon sosial. Analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar berusia dewasa awal antara 18 – 40 tahun sebanyak 29 orang (74,4%) dan sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 21orang (53,8%) sedangkan untuk pekarjaan sebanyak 25 orang (64,1%) bekerja di swasta. Sebanyak 22 orang (56,4%) respon sosialnya mal adaptif sisanya sebanyak 17 orang (43,6%), sedangkan untuk dukungan keluarga sebagian besar mendukung sebanyak 22 orang (59,0%) sedangkan sisanya tidak mendukung sebanyak 17 orang (41,0%), hasil nilai didapat gambaran nilai p-value 0,267 (p value > 0,05) jadi kesimpulannya tidak ada perbedaan respon sosial penderita HIV-AIDS yang mendapat dukungan dan tidak mendapat dukungankeluarga. Berdasarkan hasil tersebut perlu optimalisasi untuk meningkatkan respon sosial di masyarakat, mengintegrasikan upaya promotif dan preventif di dalam program Balai Kesehatan Paru masyarakat

    Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kesembuhan Penyakit Tuberculosis (Tbc) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Semarang Barat

    Full text link
    Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mikrobacterium tuberkolusis. kesembuhan TBC paru di Indonesia masih terdapat daerah tertentu yang angka kesembuhanya masih rendah. Oleh karena itu perlu adanya program kesembuhan TB paru DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB paru agar menelan obat secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB paru, karena menghasilkan angka kesembuhanyang tinggi yaitu 95%.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesembuhan penyakit tuberculosis (TBC) paru di wilayah kerja puskesmas Mangkang Semarang Barat. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi dan sampel penelitian adalah repondenyang menjalani pengobatan Tuberkulosis selama fase lanjutan di wilayah kerja puskesmas Mangkang Semarang Barat sebanyak 30 orang. Variabel bebas adalah dukungan keluarga, kepatuhan minum obat, pengawas minum obat dan perilaku buang dahak. Variabel terikatnya adalah kesembuhan . Uji statistik yang digunakan uji Chi Square. Penelitian menunjukkan bahwa ada tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value 0,073 (p > 0,05), ada hubunganyang signifikan kepatuhan minum Obat terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value 0,001 (p < 0,05), ada hubungan yang signifikan Pengawas Minum Obat terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value 0,002 (p < 0,05), ada hubungan yang signifikan perilaku buang dahak terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value 0,007 (p < 0,05). Diharapkan penderita TBC dapat lebih meningkatkan perilaku hidup sehat dalam aspek kepatuhan minum obat, PMO dan perilaku buang dahak yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan untuk mencapai kesembuhan yang optimal

    Hubungan Obesitas Dengan Citra Diri Dan Harga Diri Pada Remaja Putri Di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang

    Full text link
    Obesitas merupakan keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang seseorang jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Obesitas dapat memberikan dampak negatif secara psikologi kepada remaja yang bersangkutan, hal yang selalu beriringan dengan obesitas adalah gangguan citra diri dan harga diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan citra diri dan harga diri pada remaja putri di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang.Metode dalam penelitian ini adalah Diskriptif Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang mengalami obesitas di Kelurahan Jomblang yaitu sebanyak 27remaja. Teknik sampling yang digunakan adalah dengan menggunakan sample jenuh yaitu dengan menggunakan seluruh populasi sebagai sample penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar remaja yang menjadai responden dalam penelitian berada dalam obesitas ringan ( 81,5 % ), sebagian besar remaja putri memiliki citra diri yang negatif ( 51,9 % ), serta sebagian besar remaja putri memiliki harga diri yang negatif ( 51,9 % ). Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment didapatkan nilai p = 0.154 (> 0.05), sehinggatidak terdapat hubungan antara obesitas dengan citra diri dan nilai p = 0.791 (> 0.05), sehingga tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan harga diri pada remaja putri. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diharapkan remaja putri yang mengalami obesitas agar meningkatkan kemampuan fisiknya, meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan olah raga rutin serta dapat memahami perikaku apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatn fisiknya. Secara keseluruhan diharapkan remaja putri yang mengalami obesitas untuk dapatmeningkatkan harga dirinya dan memiliki pandangan yang positif terhadap tubuhnya agar dapat terhindar dari penghinaan secara fisik
    • …
    corecore