76 research outputs found
Tenaga Kontrak: Manfaat dan Permasalahannya
The global economic crisis has improved they competition between corporateinstitution. In the uncertenly condition every corporate has to make fast adaptation, sothe corporate has flexibility in business operation. One of the strategy is using contractworker (outsourcing) in order to rise flexibility. More over it will improve theperformance through human expenditure.This articles aim to explore the factors influences contract worker, benefit forworker, corporate, an economy, than to explore the problems and solutions
Grand Strategy of Cooperative Development in Indonesia
The cooperative is one of the oldest socio-economic movement and has spread to many countries around the globe. In Indonesia, the beginning of the cooperative movement can be traced back to the 1800s. In July 1947, a congress in cooperatives was held at the national level and it was considered as a milestone of cooperative movement. The development of cooperatives, unfortunately, was not satisfied. Up to this writing, there is a lack of successful cooperative presence in the national level. This study aims to portray the development of cooperatives in Indonesia and to develop national level cooperative development strategies. This study was conducted from June 2013 until February 2014. Data was collected through several approaches, including desk study, in-depth interview and focus group discussion (FGD) involving the cooperative leaders and policy makers at both the local and national level. Collected data then was analyzed using content analysis, fishbone and mind mapping, and SWOT (strengths, weakness, opportunity, and threats) analysis, followed by architecture strategic. This study found that in macro level the development of cooperative grows as much as 3% per year; however 30% of it was not active. At the micro level, the economic performance of cooperatives was less profitable, and organizationally, was biased from the cooperative’s identity. In order to enhance the development of cooperatives, we formulated 13 strategies which were divided into two phases: the consolidation stage and expansion stage. The 13 strategies, however, will not be successful unless it is fully supported by the government, both at the local and national level
Kreatifitas Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran (Studi Kreatifitas Guru di SD No.67/ VII/ Pulau Aro I Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun)
Penelitian ini berlatar belakang bahwa Kondisi pemanfaatan media yang dilakukan oleh para guru SDN No.67/ VII Pulau Aro I Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun untuk kondisi sa'at ini boleh dikatakan masih lemah. Yang mana mayoritas dari guru yang ada belum begitu kreatif dalam menggunakan media-media yang tersedia. Rumusan penelitian ini adalah: 1). Bagaimana pemahaman guru SD No.67/ VII/ Pulau Aro I Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun tentang media pembelajaran?, 2). Media apa saja yang gunakan oleh guru SD No.67/ VII/ Pulau Aro I Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun dalam mengajar?, 3). Apa saja faktor penghambat bagi guru SD No.67/ VII/ Pulau Aro I Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun dalam menggunakan media pembelajaran?. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai media, penggunaan media pembelajaran, jenis media pembelajaran, fungsi media pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di SD No.67/ VII/ Pulau Aro I Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun pada tahun pelajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data dengan obervasi, dokumentasi, dan wawancara. Untuk mengecek validitas data maka penulis melakukan ketekunan pengamatan, triangulasi, member check, audit trail. Dan untuk menganalisis data maka penulis melakukan penelaahan dan reduksi data, unitisasi data, kategorisasi data, dan interpretasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pemahaman guru SD No.67/ VII Pulau Aro I Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun tentang media pembelajaran cukup bervariasi, pada intinya mereka cukup baik dalam memahami tentang media, walaupun ada diantara mereka memahami media pembelajaran dalam artian yang terlalu sempit. 2) Media yang gunakan oleh guru SD No.67/ VII/ Pulau Aro I Kecamatan . Pelawan Kabupaten Sarolangun dalam mengajar adalah berupa: a. Papan tulis, b. Spidol, c. Buku paket. 3) Faktor penghambat bagi guru SD No.67/ VII Pulau Aro I Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun dalam menggunakan media pembelajaran adalah: a. keterbatasan finansial, b. kurang menguasai cara penggunaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis memberikan saran kepada pihak guru SD 67/VII Pulau Aro 1 agar lebih kreatif dalam memanfaatkan media pemblajaran agar proses berjalan semakin baik dan menarik, yang pada akhirnya memberi keuntungan kepada para siswa dengan hasil belajar yang semakin meningkat
Menyibak Keistimewaan Manajemen Masjid Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Perkembangan masjid di Indonesia kurang lebih 65% perwindunya, bahkansekarang ini jumlahnya hampir satu juta masjid. Namun sayangnya perkembanganjumlah masjid tidak berbanding lurus dengan perkembangan ilmu pengelolaanya,sehingga dari satu juta masjid tersebut hanya 800an masjid yang memilikimanajemen yang relatif baik. Hal ini sebenarnya bisa dimaklumi mengingat di Indonesia tidak ada lembaga yang memang dipersiapkan output maupunoutcomenya untuk mengelola masjid. Sebagai akibatnya dinamika mayoritasmasjid di Indonesia menjadi dinamika yang kurang terstruktur dan jauh darisentuhan manajemen. Ironis karena sebenarnya sejak ratusan tahun laluKasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat telah memberikan referensi bagaimanasebuah negara mengelola masjid. Jumlah masjid keraton kurang dari 50 buahmasjid namun bagaimana Keraton mengelola masjid bisa menjadi referensibagaimana para imam, khatib maupun muazin sebuah masjid dihargai
- …