12 research outputs found

    KORELASI AMBANG NYERI TEKAN OTOT DENGAN DERAJAT NYERI DAN DISABILITAS PADA PENGENDARA OJEK ONLINE YANG MENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOFASIAL

    Get PDF
    Background: Online taxi rider is one of the jobs that requires the rider to be in a sitting or flexed position for a long time. An ergonomic position at work affects the pressure and tension of the lower back muscles. Continuous muscle pressure and strain has the risk of causing myofascial low back pain (LBP) in Online taxi riders. Objectives: This study aims to determine the correlation between the pressure threshold and the degree of pain and degree of disability in online motorcycle taxi drivers who suffer from LBP. Methods: This study is an observational study with a cross-sectional design. All samples were examined for muscle pressure at trigger points at paraspinal mucle in the lower back area using an Algometer. Assessment of the degree of pain was carried out using the Numeric Pain Scale instrument and the degree of disability was assessed by the Oswetri Disability Index. Results: In this study, 30 online Online taxi riders were found with complaints of myofascial low back pain with an average pressure threshold that causes pain at the trigger point of 5.03 ± 1.3 kgf. After conducting bivariate analysis with the Pearson test, no significant correlation was found between the threshold of muscle tension and the degree of pain and degree of disability of Online taxi riders who suffer from LBP (p>0.05). Conclusion: There is no correlation between the threshold of muscle pressure and the degree of pain and disability of Online taxi rider. Keywords: threshold of tenderness, myofacial lower back pain, online taxi rider

    IDENTIFIKASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SAYURAN KUBIS, KEMANGI, DAN SELADA DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN DI KOTA JAMBI

    Get PDF
    Abstract Factors that cause contamination from STH eggs include consuming vegetables in raw, unwashed, and not cooked properly. The purpose of this study was to determine the ratio of STH eggs found in traditional and modern markets in Jambi City and to educate Indonesians who have a habit of consuming vegetables in raw conditions. This type of research was a descriptive study with a cross-sectional observational study design. The subjects of this study were cabbage, basil, and lettuce from 5 traditional markets and 5 modern markets in Jambi City which were identified using the sedimentation method. Of the 104 total samples examined, it were found that 14 positive samples (13.46%) were contaminated by STH eggs from traditional markets and 5 positive samples (4.81%) from modern markets. The types of STH eggs were 17 samples of Ascaris lumbricoides eggs (16.36%) and 2 samples of Trichuris trichiura eggs (1.92%). Keywords: Soil Transmitted Helminths (STH) eggs, cabbage (Brasicca oleracea), basil (Ocimum  basilicum), lettuce (Lactuca sativa), traditional market, modern market   Abstrak Faktor yang menyebabkan kontaminasi dari telur STH diantaranya dengan mengkonsumsi sayuran dalam kondisi mentah, tidak dicuci, dan tidak dimasak dengan sempurna. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan telur STH yang ditemukan pada pasar tradisional dan pasar modern di Kota Jambi dan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi sayuran dalam kondisi mentah. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional observasional. Subjek penelitian ini adalah sayuran kubis, kemangi, dan selada dari 5 pasar tradisional dan 5 pasar modern di Kota Jambi yang diidentifikasi dengan menggunakan metode sedimentasi. Dari 104 total sampel yang diperiksa, ditemukan jumlah sampel yang positif terkontaminasi telur STH sebanyak 14 sampel positif (13,46%) dari pasar tradisional dan 5 sampel positif (4,81%) dari pasar modern. Jenis telur STH yang ditemukan adalah telur Ascaris lumbricoides sebanyak 17 sampel (16,36%) dan telur Trichuris trichiura sebanyak 2 sampel (1,92%). Kata Kunci: telur Soil Transmitted Helminths, kubis (Brasicca oleracea), kemangi (Ocimum basilicum), selada (Lactuca sativa), pasar tradisional, pasar moder

    PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANGTUA MURID TENTANG KLASIFIKASI NYERI KEPALA DAN VERTIGO PADA ANAK DI TK ANNISA KOTA JAMBI DENGAN METODE PENYULUHAN

    Get PDF
    ABSTRAK Nyeri kepala atau cephalalgia adalah rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala. Menurut World Health Organization (WHO) nyeri kepala biasanya dirasakan berulang kali oleh penderita sepanjang hidupnya. Hampir setiap orang mengalami nyeri kepala. Sebagian besar nyeri kepala tidak berkaitan dengan kerusakan otak. Nyeri kepala biasanya terjadi akibat ketegangan pada otot-otot di leher, kulit kepala dan dahi yang berkaitan dengan rasa cemas, stres atau kelelahan. Nyeri kepala dapat pula diakibatkan oleh pembengkakan membran mukosa yang melapisi sinus sebagai respon terhadap infeksi dan alergi saluran nafas, gangguan mata yang di sertai ketegangan otot mata, dilatasi pembuluh-pembuluh darah serebrum, peningkatan tekanan intrakranium dan peradangan atau pembengkakan pada daerah otak itu sendiri. Penggunaan media elektronik juga merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri kepala.  Namun berbagai penyebab ini masih sangat jarang diketahui masyarakat awam sehingga nyeri kepala dan vertigo seringkali mengakibatkan kecemasan berlebihan atau bahkan penanganan berlebihan yang dapat lebih membahayakan penderita. Penyuluhan ini mengikutsertakan 30 orang responden yang merupakan orangtua murid Taman Kanak-kanak (TK) Annisa di Kota Jambi. Metode penyuluhan yang dilakukan adalah diskusi interaktif. Responden mengisi kueisioner sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasilnya terdapat peningkatan rata-rata hasil kueisioner dari 4,6 menjadi 5,4. Kategori tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan didominasi oleh kategori cukup. Hasil analisis chi-square menunjukkkan tidak terdapat hubungan bermakna antara penyuluhan dengan tingkat pengetahuan responden. Hal ini mungkin disebabkan metode penyuluhan yang kurang tepat karena tingkat pendidikan responden yang didominasi menengah ke bawah. Diperlukan metode penyuluhan yang lebih tepat guna mencapai peningkatan pengetahuan responden mengenai klasifikasi, gejala, penyebab dan tindakan yang tepat dalam penanganan nyeri kepala dan vertigo pada anak.   Kata kunci : nyeri kepala, vertigo, ana

    GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PEGAWAI OPERATOR KOMPUTER YANG MEMILIKI GEJALA CARPAL TUNNEL SYNDROME DI RSUD ABDUL MANAP TAHUN 2020

    Get PDF
    ABSTRACTCarpal Tunnel Syndrome (CTS) is a work-related disease that involves the upper extremities, espsecially the wrists. The prevalence of CTS according to NIOSH (The national Institute for Occupational Safety and Healthy) is 15-20%, while in Indonesia was undiscovered. This research is describing the risk factors for Carpal Tunnel Syndrome in computer operators who have CTS symptoms consist of individual risk that is age, gender, BMI, and Diabetes melitus, and risk factors as a computer operator that is awkward posture, repetitive movements, and duration of work.This research is a qualitative descriptive study that involving 13 respondents using purposive sampling technique. This study uses research data obtained by structured interviews, BMI measurement, blood sugar level measurement, phalen test, tinnel tes, and direct observation with tape recording while operators typing. The results in this research of the 13 respondents, was found that the risk factors for CTS in computer operators who had CTS symptoms were most on 31-60 years old (69,2%), female (69,2%), Normal BMI (53,,8%) negative DM (92,3%), awkward posture  ≥ 30 times perminute (100%), repetitive movements >30 times perminute (100%) and work period as a computer operator  ≥ 4 years (86,6%). Based on individual risk factors respondents who had CTS symptoms were mostly found in aged 31-60 years old, female, normal BMI, negative DM, while based on occupational risk factors were mostly found in respondents with work period  ≥ 4 years, repetitive movements and awkward postures > 30 time perminute. Keywords: Carpal tunnel Syndrome, Risk Factors for CTS.   ABSTRAKCarpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang melibatkan ekstremitas atas khususnya pada pergelangan tangan. Prevalensi CTS menurut NIOSH ( The National Institute for Occupational Safety and Healthy) adalah sebesar 15-20%, sedangkan di Indonesia sendiri belum diketahui. Penelitian ini untuk mendeskripsikan faktor risiko Carpal Tunnel Syndrome pada operator komputer yang memiliki gejala CTS berupa faktor risiko individu yaitu, Usia, Jenis Kelamin, IMT, dan Diabetes Melitus serta faktor risiko pekerjaan sebagai operator komputer yaitu, postur janggal, gerakan repetitive, durasi kerja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 13 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data penelitian yang diperoleh melalui wawancara terstruktur, pengukuran IMT, pengukuran kadar gula darah, melakukan uji phalen test dan tinel test serta observasi langsung dan merekam operator komputer saat mengetik. Hasil penelitian terhadap ke-13 responden, didapatkan bahwa faktor risiko CTS pada operator komputer yang memiliki gejala CTS paling banyak berusia 31-60 tahun (69,2%), jenis kelamin perempuan (69,2%), IMT normal (53,8%), DM negatif (92,3%), postur janggal ≥ 30 kali permenit (100%), gerakan repetitif > 30 kali permenit (100%), masa kerja sebagai operator komputer ≥ 4 tahun (86,6%). Berdasarkan faktor risiko individu, responden yang memiliki gejala CTS paling banyak ditemukan pada responden usia 31-60 tahun, berjenis kelamin perempuan, IMT normal dan Kriteria DM negatif, sedangkan berdasarkan faktor risiko pekerjaan paling banyak ditemukan pada responden dengan masa kerja ≥ 4 tahun, dengan gerakan repetitif dan postur janggal >30 kali permenit. Kata Kunci: Carpal Tunnel Syndrome, Faktor Risiko CT

    GAMBARAN AMBANG NYERI TRIGGER POINT PADA PASIEN TENSION-TYPE HEADACHE DI KOTA JAMBI

    Get PDF
    ABSTRACT Introduction: The pathogenesis of tension-type headache (TTH) is unclear; however, studies report a correlation between lowered pain thresholds at myofascial trigger points (MTrP) as a cause of cervical spasm, that can develop further into TTH. The MTrP pain threshold among TTH patients in the city of Jambi has never been described. Method: Adult patients diagnosed with TTH in Jambi city are measured for their pain thresholds at the muscles of four known MTrPs: the trapezius, sternocleidomastoid, temporalis, and sub-occipital muscles. Results are then analyzed. Results: Fifty-three subjects were obtained (53 female, 18 male) with the largest age group between 26-40 years old, and most frequent profession to be government worker and housewife. Based on the average pain thresholds of the four MTrPs, the lowest to highest average measurements are on the temporalis muscle (1.93 kg/cm2), m. sternocleidomastoid (2.48 kg/cm2), m. sub-occipital (2.50 kg/cm2) dan trapezius (2.63 kg/cm2). Conclusion: MTrP pain threshold measurements can be considered as a routine examination among TTH patients, as MTrP plays a significant role in the pathogenesis of TTH and potentially as a target of multimodal therapy.   Keywords: tension-type headache, myofascial trigger points, pain threshold   ABSTRAK Latar belakang: Patogenesis dari tension-type headache (TTH) belum diketahui secara jelas, namun laporan dari beberapa studi menunjukkan bahwa rendahnya ambang nyeri pada beberapa trigger point di otot-otot servikal memiliki korelasi dengan TTH. Nilai ambang nyeri pada trigger point di antara pasien-pasien (TTH) di kota Jambi belum pernah digambarkan. Metode: Pasien-pasien dewasa dengan diagnosis (TTH) di rumah sakit di kota Jambi menjalani pengukuran ambang nyeri dengan algometer pada myofascial trigger point (MTrP) di beberapa titik, yaitu musculus trapezius, sternocleidomastoid, temporalis, dan sub-occipitalis bilateral. Hasil pengukuran kemudian dianalisis. Hasil: Subyek yang didapat yaitu sebanyak 53 pasien (35 perempuan, 18 laki-laki), dengan golongan usai terbanyak yaitu 26-40 tahun. Pekerjaan yang terbanyak yaitu pegawai negeri sipil dan ibu rumah tangga. Dari keempat MTrP, rata-rata ambang nyeri yang terendah hingga tertinggi yaitu m. temporalis (1.93 kg/cm2), m. sternocleidomastoid (2.48 kg/cm2), m. sub-occipital (2.50 kg/cm2) dan m. trapezius (2.63 kg/cm2). Kesimpulan: Pengukuran ambang nyeri pada MTrP dapat dipertimbangkan sebagai suatu pemeriksaan rutin pada pasien dengan TTH, agar dapat dipertimbangkan perannya dalam patogenesis TTH dan sebagai target dalam terapi multimodal.   Kata kunci: tension-type headache, myofascial trigger point, ambang nyer

    PENYULUHAN POSISI DUDUK YANG BENAR UNTUK KESEHATAN PUNGGUNG BAGI MASYARAKAT AWAM

    Get PDF
    ABSTRAK Latar belakang. Postur tubuh yang kurang tepat dan posisi yang tidak ergonomis saat duduk dapat menyebabkan peningkatan jumlah energi, dan transfer tenaga yang tidak efisien dari otot ke jaringan rangka yang menyebabkan timbulnya kelelahan. Hal ini dapat berujung pada nyeri punggung bawah. Penderita LBP akan mengalami penurunan produktivitas kerja dan disabilitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan edukasi kepada para masyarakat awam mengenai postur yang baik untuk mencegah terjadinya LBP. Metode. Penyuluhan diawali dengan pembuatan video edukatif mengenai posisi duduk yang baik, kemudian ditayangkan melalui webinar daring, di samping adanya materi dari narasumber ahli. Penyuluhan juga mencakup tanya-jawab dengan responden. Hasil. Didapatkan 69 orang responden di mana sebagian besarnya berusia produktif dewasa muda-dewasa yaitu 21-40 (88,39%), berjenis kelamin perempuan (69,57%),  berasal dari kota Jambi (49,28%), dengan pekerjaan mahasiswa (36,23%) atau karyawan swasta (17,39%). Nyeri punggung pernah diderita oleh 92% dari responden, dan didapat pula 69% telah mengetahui bahwa postur tubuh dan posisi duduk dapat menyebabkan nyeri punggung namun baru 54% yang mengetahui ciri postur tubuh dan posisi duduk yang baik. Kesimpulan. Mayoritas masyarakat awam usia produktif pernah mengalami nyeri punggung selama hidupnya, memahami bahwa postur dan posisi duduk dapat menyebabkan nyeri punggung, namun belum semuanya mengetahui ciri postur dan posisi duduk yang baik untuk pencegahan nyeri punggung. Penyuluhan awam secara daring dapat menjadi suatu alternatif yang efektif dalam tindakan preventif bagi nyeri punggung bawah dengan cara meningkatkan pengetahuan masyarakat awam dengan suasana yang interaktif. Kata Kunci : Low back pain, nyeri punggung, posisi duduk, postur, ergonomis, penyuluhan darin

    PENINGKATAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG KANKER SERVIKS DAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR SEBAGAI SKRINING AWAL

    Get PDF
    Tingginya jumlah penderita kanker serviks di Indonesia mampu dicegah dengan melakukan antisipasi sejak dini, yakni pemeriksaan awal seperti pemeriksaan Pap Smear.  Anggota persatuan Dharma Wanita Departemen Agama Provinsi Jambi sebagian besar adalah ibu usia produktif dan memiliki anggota di wilayah subordinatnya. Sehingga peningkatan pengetahuan tentang kanker servik dan skrining awalnya dapat dimanfaatkan untuk diri sendiri dan dapat pula menjadi penyedia informasi bagi anggota diwilayah subordinat maupun masyarakat dilingkungan tempat tinggal. Solusi yang ditawarkan pada pengabdian ini adalah upaya peningkatan pengetahuan anggota persatuan Dharma Wanita Departemen Agama Provinsi Jambi dengan penyediaan informasi yang benar dan memadai. Hal tersebut diwujudkan dengan kegiatan workshop tentang kanker serviks dan pentingnya pemeriksaan Pap Smear dengan menitik beratkan pada tema pengenalan dini masalah kanker serviks. Kegiatan dihadiri oleh 50 peserta yang berasal dari anggota persatuan Dharma Wanita Departemen Agama Provinsi Jambi. Setelah penyuluhan diberikan soal post test, hasil post test menunjukkan peningkatan peserta yang mendapatkan jumlah benar lebih banyak daripada saat pretest.  Diberikan 10 soal pilihan berganda terkait tema penyuluhan. Pada saat post test diberikan 10 soal pilihan berganda terkait tema penyuluhan. Hasil post test menunjukkan tidak ada peserta penyuluhan yang memiliki jumlah kurang dari 5. Terdapat hanya 1 peserta dengan jumlah benar 5 (2%), 3 peserta dengan jumlah benar 6 (6%), 7 peserta dengan jumalah benar 7 (14%), 19 peserta dengan jumlah benar 8 (38%), 12 peserta dengan jumlah benar 9 (24%) dan 8 peserta dengan jumlah benar 10 (%)

    HUBUNGAN DURASI DAN PERILAKU PENGGUNAAN LAPTOP TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI

    Get PDF
    ABSTRACT Background: Low back pain or LBP is one of the most common health problems. One of the causes of LBP is behavior of the body in activities. this study aims to determined the correlation between duration and behavior of laptop usage on low back pain in medical students at Universitas Jambi Methods: This research is an analytical research. Sampling using purposive sampling in accordance with the inclusion criteria. The were analized by Spearman’s test. Results: Based on the characteristics, majority of respondents were  female (75.8%) and had a BMI in the normal range (74.7%). Laptop were used the longest for a moderate amount of time (51,6%). Most of respondents use laptops with a bad posture (60,5%). The most common low back pain complaint was the waist (72.6%), followed by buttock (57.9%) and hip pain (54.2%). There is a relationship between the duration of laptop use and complaints of the waist pain (p value = 0.007), there is a relationship between the duration of laptop use and complaints of hip pain (p value = 0.011), and there is a relationship between the duration of laptop use and complaints of bottom pain (p value = 0.036 ). There is a relationship between the behavior of using a laptop with waist pain complaints (p value = 0.009), there is a relationship between the behavior of using a laptop with hip pain complaints (p value = 0.024), and there is a relationship between the behavior of using a laptop with bottom pain complaints (p value=0.004 ). Conclusion: There is a correlation between the duration of laptop use with low back pain. There is a correlation between the behavior of using a laptop with low back pain. Keywords: Low back pain, duration of laptop use,behavior of using a laptop.       ABSTRAK Latar belakang: Nyeri punggung bawah atau NPB adalah salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi. Salah satu penyebab NPB kesalahan perilaku tubuh dalam beraktivitas. penelitian  ini bertujuan untuk  mengetahui  hubungan  durasi  dan  perilaku  penggunaan         laptop terhadap nyeri punggung bawah pada mahasiswa Kedokteran Universitas Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang sesuai dengan  kriteria  inklusi. Hasil dianalaisis dengan uji Spearman. Hasil: Berdasarkan karakteristik, responden terbanyak berjenis kelamin perempuan (75.8%) dan IMT kategori normal (74.7%). Durasi penggunaan laptop terbanyak  yaitu durasi sedang (51.6%). Sebagian besar responden menggunakan laptop dengan postur tubuh buruk (60.5%). Keluhan nyeri punggung bawah yang paling banyak adalah nyeri pinggang (72.6%), kemudian nyeri pada bokong (57.9%), dan nyeri pinggul (54.2%). Terdapat hubungan antara durasi penggunaan laptop dengan keluhan sakit pinggang (p value=0.007), Terdapat hubungan antara durasi penggunaan laptop dengan keluhan sakit pinggul (p value=0.011), dan terdapat hubungan antara durasi penggunaan laptop dengan keluhan sakit bokong (p value=0.036). Adanya hubungan antara perilaku penggunaan laptop dengan keluhan sakit pinggang (p value=0.009), adanya hubungan antara perilaku penggunaan laptop dengan keluhan sakit pinggul (p value=0.024), dan adanya hubungan antara perilaku penggunaan laptop dengan keluhan sakit bokong (p value=0.004). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara durasi penggunaan laptop terhadap nyeri punggung bawah. Terdapat hubungan antara perilaku penggunaan laptop terhadap nyeri punggung bawah. Kata kunci: Nyeri punggung bawah, durasi penggunaan laptop, perilaku penggunaan laptop

    PENYULUHAN KESEHATAN WASPADA ADIKSI INTERNET PADA REMAJA DI MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Penggunaan internet yang berlebih dan tidak terkendali menyebabkan munculnya adiksi internet. Pada tahun 2018, The eleventh revision of the International Classification of Diseases (ICD-11) yang dirilis oleh World Health Organization (WHO) memasukkan gangguan internet sebagai gangguan baru yang sering dikaitkan dengan adiksi internet. Remaja mengalami periode transisi dari kanak-kanak menjadi dewasa yang ditandai oleh rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ingin mencoba hal-hal baru sehingga remaja dikhawatirkan rentan mengalami adiksi internet. Pandemi Covid-19 yang mengharuskan setiap orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, semakin meningkatkan pajanan internet pada remaja. Penelitian terhadap siswa di 13 SMA Negeri Kota Jambi pada tahun 2021 menemukan kejadian adiksi internet sebesar 23,25%. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kewaspadaan orangtua, guru serta siswa akan ancaman adiksi internet di masa Pandemi Covid-19. Metode yang digunakan adalah penyuluhan berupa seminar kesehatan. Kegiatan ini dihadiri oleh 201 orang peserta yang terdiri dari 50% siswa SMA, 46% guru, 1% orang tua, dan 3% peserta dengan profesi lainnya. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner didapatkan 13% peserta mengalami adiksi internet dengan 69% diantaranya merupakan siswa SMA, sebanyak 53% peserta mengaku ada peningkatan penggunaan internet dalam 12 bulan terakhir, 48% peserta menggunakan internet dengan durasi 6-10 jam per hari selama pandemi, dan 32,3% peserta menggunakan internet dengan alasan tugas sekolah

    HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KEJADIAN MIGRAIN PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI ANGKATAN 2018

    Get PDF
    ABSTRACT Background: Migraine is one of the most common primary headache complaints. Migraine can occur due to trigger factors including foods with certain ingredients (such as tyramine, chocolate), menstrual cycles, weather, sleep patterns, bright light, and screen time. Screen time is the total time spent viewing or watching gadget screens such as televisions, computers (laptops), smartphones, tablets and video games. Objectives: To determine the relationship between screen time and the incidence of migraine in medical students at Jambi University. Methods: This research is a quantitative analytic study with a cross sectional design. Respondents consisted of 93 medical students at Jambi University Batch 2018 who were taken by the total sampling method and had met the inclusion and exclusion criteria. Screen time data and migraine incidence were assessed using a questionnaire. Analysis of the relationship between the two variables was tested by chi-square test and processed with SPSS version 25. Results: The results showed that there was a significant relationship between screen time and the incidence of migraine. Conclusions: the longer the use of screen time, the higher the incidence of migraine in medical students at Jambi University batch 2018. Keywords: Migraine, Screen time   ABSTRAK Latar belakang: Migrain merupakan salah satu keluhan nyeri kepala primer yang paling sering ditemukan. Kejadian migrain dapat terjadi karena adanya faktor pemicu diantaranya makanan dengan kandungan tertentu (seperti tiramin, cokelat), siklus menstruasi, cuaca, pola tidur, cahaya yang terang, dan screen time. Screen time adalah waktu total yang dihabiskan untuk melihat atau menonton layar gadget seperti televisi, komputer (laptop), smartphone, tablet dan video game. Tujuan: Mengetahui hubungan antara screen time dengan kejadian migrain pada mahasiswa kedokteran Universitas Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Responden terdiri dari 93 mahasiswa kedokteran Universitas Jambi Angkatan 2018 yang diambil dengan metode total sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data screen time dan kejadian migrain dinilai dengan kuisioner. Analisis hubungan antara dua variabel diuji dengan uji chi-square dan diolah dengan SPSS versi 25. Hasil: Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan antara screen time dengan kejadian migrain. Kesimpulan: Semakin lama penggunaan screen time maka akan meningkatkan kejadian migrain pada mahasiswa kedokteran Universitas Jambi angkatan 2018. Kata kunci: Migrain, Screen tim
    corecore