11 research outputs found

    PENCEGAHAN RADIKALISME BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS KHAIRUN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pencegahan radikalisme dan potensinya di lingkup perguruan tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pendekatan diskusi/ceramah berbentuk sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan secara tatap-muka mengundang narasumber dari Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku Utara Bidang Penelitian dan Pengkajian. Adapun peserta kegiatan yakni sivitas akademika Fakultas Ilmu Budaya diantaranya tenaga pengajar/ dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa (organisasi mahasiswa, lembaga kajian/ kelompok studi mahasiswa). Narasumber menyajikan materi seputar pengenalan dasar tentang radikalisme dan upaya pencegahan paham radikalisme berbasis kearifan lokal. Pada penjelasan awal, narasumber memaparkan perbedaan terorisme dan radikalisme dikarenakan kedua istilah tersebut sering disamakan padahal memiliki aktivitas yang berbeda. Selanjutnya, narasumber memberikan penjelasan tambahan terkait intoleransi dikarenakan fenomena intoleransi juga berhubungan langsung munculnya paham radikalisme yang mengakibatkan aktivitas teroris. Istilah selanjutnya, yang juga sering disamakan dengan tiga istilah sebelumnya (terorisme, radikalisme, intoleransi) adalah ektremisme. Setelah itu, narasumber menjelaskan alasan mengapa paham radikalisme rentan di lingkup perguruan tinggi khususnya kalangan mahasiswa. Di akhir penjelasannya, narasumber kemudian memaparkan keterampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan di kalangan sivitas akademika khususnya mahasiswa sebagai bentuk tindak pencegahan berkembangnya pemahaman radikal di kalangan mahasiswa

    Fenomenologi dan Hermeneutik: Perbandingan Dua Epistemologi

    Get PDF
    Artikel ini membandingkan dua epistemologi dalam ilmu budaya, bernama fenomenologi dan hermeneutik. Dari epistemologi, ilmu pengetahuan pada dasarnya harus memahami secara mendalam, dan tidak hanya terbatas kepada praktisinya. Fokus diskusi dari artikel ini adalah terutama mengenai persamaan dan perbedaan tentang asumsi berdasarkan disiplin sosial budaya. Dari perbandingan ini juga kekuatan dan kelemahan kedua pendekatan dalam mempelajari fenomena sosial budaya. Di samping itu, dalam artikel ini diperkenalkan juga tokoh penting yang memicu dan gagasan utama dari dua epistemologi yang dibahas

    MENGOBATI SAKIT DITENGAH KETERBATASAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN MODEREN DI PULAU MARE KOTA TIDORE

    No full text
    Artikel ini bertujuan mengungkapkan cara pengobatan kesakitan pada masyarakat Pulau Mare yang yang meskipun berada di antara dua kota besar di Propinsi Maluku Utara namun aksessibilitas masyarakatnya pada layanan kesehatan masih minim. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 ini menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan pengumpulan dokumen. Hasil temuan menunjukkan bahwa aksesibilitas adalah salah satu faktor utama yang menghambat masyarakat di pulau-pulau kecil untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak dan memadai. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya kasus kesehatan tidak terlayani dan tersembunyi dari laporan petugas kesehatan. Dalam menghadapi kendala geografis tersebut, masyarakat Pulau Mare memiliki sejumlah pengetahuan lokal yang telah digunakan selama bertahun-tahun untuk penanganan kesakitan sendiri. Data lapangan memperlihatkan terdapat dua kategori pengobatan di Pulau Mare yakni pengobatan medis dan pengobatan tradisional. Kedua kategori diasumsikan terpengaruh oleh tingkat pendidikan dan aksessibilitas warga terhadap fasilitas pelayanan kesehatan. Masyarakat di kedua desa memiliki kecenderungan yang berbeda dalam hal pemilihan cara pengobatan. Warga Mare Gam lebih cenderung memilih pengobatan medis sedangkan warga Mare kofo lebih memilih mempercayakan pengobatan tradisional dalam menyembuhkan kesakitan mereka. Pola pengobatan tradisional pada dasarnya sama antara Desa Mare Gam dan Desa Mare Kofo yakni bertumpu pada ritual Salai Jin, meski intensitas aktivitasnya lebih tinggi pada masyarakat Mare Kofo. Pengobatan tradisional terbagi atas dua yaitu pengobatan dengan metode ritual dan pengobatan dengan metode tanaman obat. Metode ritual sangat dipengaruhi oleh pandangan kosmologi masyarakat Mare akan penciptaan makhluk manusia, jin dan alam semesta.

    UPAYA PENCEGAHAN RADIKALISME BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI SOSIALISASI KEPADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS KHAIRUN

    No full text
    Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar terkait radikalisme dan potensinya serta sebagai bentuk pencegahan berkembangnya paham radikalisme di lingkup perguruan tinggi. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pendekatan diskusi/ceramah berbentuk sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan secara tatap-muka mengundang narasumber dari Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku Utara Bidang Penelitian dan Pengkajian. Adapun peserta kegiatan yakni sivitas akademika Fakultas Ilmu Budaya diantaranya tenaga pengajar/ dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa (organisasi mahasiswa, lembaga kajian/ kelompok studi mahasiswa). Kegiatan sosialisasi ini akan dilaksanakan dengan tema “Pencegahan Radikalisme Berbasis Kearifan Lokal di Lingkup Perguruan Tinggi”. Narasumber menyajikan materi seputar pengenalan dasar tentang radikalisme dan upaya pencegahan paham radikalisme berbasis kearifan lokal. Pada penjelasan awal, narasumber memaparkan perbedaan terorisme dan radikalisme dikarenakan kedua istilah tersebut sering disamakan padahal memiliki aktivitas yang berbeda. Selanjutnya, narasumber memberikan penjelasan tambahan terkait intoleransi dikarenakan fenomena intoleransi juga berhubungan langsung munculnya paham radikalisme yang mengakibatkan aktivitas teroris. Istilah selanjutnya, yang juga sering disamakan dengan tiga istilah sebelumnya (terorisme, radikalisme, intoleransi) adalah ektremisme. Setelah itu, narasumber menjelaskan alasan mengapa paham radikalisme rentan di lingkup perguruan tinggi khususnya kalangan mahasiswa. Di akhir penjelasannya, narasumber kemudian memaparkan keterampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan di kalangan sivitas akademika khususnya mahasiswa sebagai bentuk tindak pencegahan berkembangnya pemahaman radikal di kalangan mahasiswa. Sebagai bentuk evaluasi dan kebutuhan tindaklanjut terhadap kegiatan berupa komitmen bersama yang dapat diimplementasikan dalam bentuk keputusan rektor untuk di setiap jenjang petinggi kampus agar bersama mengupayakan dan menindak segala bentuk/upaya penyebaran paham radikal. Namun sebelumnya, dibutuhkan langkah identifikasi awal melalui kajian akademis terkait ada atau tidaknya kerentanan radikalisme di lingkup perguruan tinggi, identifikasi kelompok kajian/mahasiswa yang terindikasi, serta kajian lainnya yang relevan. Kemudiaan dilakukan upaya diseminasi ke seluruh sivitas akademika kampus. Kata kunci: Kearifan, Lokal, Pencegahan, Perguruantinggi, Radikalisme

    GAYA HIDUP KOMUNITAS SEPEDA MOTOR DI KOTA TERNATE DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KOMUNITAS MEREKA

    No full text
    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gaya hidup komunitas motor di Kota Ternate, mengetahui persepsi masyarakat terhadap komunitas  sepeda motor di Ternate, dan mengetahui respons anggota komunitas sepeda motor terhadap pandangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi, pengamatan, wawancara, studi pustaka. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan komunitas motor khususnya Ternate Tiger Club yang diteliti, merepresentasikan gaya hidup tertentu. Gaya hidup ini terlihat pada simbol-simbol yang dikenakan juga pada perilaku komunitas. Disamping itu, juga terdapat motif-motif individu untuk bergabung dalam komunitas. Komunitas sepeda motor seharusnya hidup berdampingan dengan masyarakat untuk bisa berkomunikasi antar sesama, saling membantu sesama warga masyarakat, dan dalam perkembangan interaksi sosial, hubungan antara suatu individu maupun kelompok justru sering mengalami pergesekan karena adanya perbedaan makna, perbedaan pandangan, dan perbedaan karakter dalam suatu lingkungan masyarakat.  Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai sebuah club motor, menjadi sebuah pemicu timbulnya tanggapan negative kepada sebuah club, walau hanya sebagian yang masyarakat yang kurang paham akan adanya club motor di daerah mereka, tapi club motor yang berdiri sejak 2003 ini terus melakukan sosialisasi, agar masyarakat yang kurang paham akan secara perlahan mengerti bahwa club ini bukanlah geng motor atau sebuah perkumpulan yang dapat meresahkan masyarakat.Kata kunci: Komunitas Motor, Gaya Hidup, Ternat

    REPRESENTASI BUDAYA DALAM FESTIVAL TELUK JAILOLO

    No full text
    Festival Teluk Jailolo (FTJ) adalah agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat. Festival ini bertujuan untuk menghidupkan kembali budaya lokal Halmahera Barat yang semakin memudar. Pengaruh globasisasi yang semakin meningkat telah menjadikan generasi muda hampir lupa akan budaya daerah. Pelaksanaan Festival Teluk Jailolo juga ditujukan untuk menetralisir kondisi birokrasi yang dianggap kaku pasca konflik horizontal, yang terjadi di Kabupaten Halmahera Barat pada tahun 1999. Dalam festival ini disajikan beragam kuliner, tarian, seni pertunjukan, dan tekstil tradisional. Penelitian ini mendeskripsikan budaya masyarakat Halmahera Barat yang direpresentasikan melalui Festival Teluk Jailolo serta pandangan masyarakat terhadap representasi budaya tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara dan studi literatur. Teori yang digunakan adalah teori representasi dan teori simbol. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Festival Teluk Jailolo memiliki implikasi dalam bidang sosial, budaya dan ekonom bagi kehidupan masyarakat Kabupaten Halmahera Barat. Kata kunci: budaya lokal, festival teluk jailolo, halmahera bara

    GAYA HIDUP KOMUNITAS SEPEDA MOTOR DI KOTA TERNATE DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KOMUNITAS MEREKA

    No full text
    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gaya hidup komunitas motor di Kota Ternate, mengetahui persepsi masyarakat terhadap komunitas  sepeda motor di Ternate, dan mengetahui respons anggota komunitas sepeda motor terhadap pandangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi, pengamatan, wawancara, studi pustaka. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan komunitas motor khususnya Ternate Tiger Club yang diteliti, merepresentasikan gaya hidup tertentu. Gaya hidup ini terlihat pada simbol-simbol yang dikenakan juga pada perilaku komunitas. Disamping itu, juga terdapat motif-motif individu untuk bergabung dalam komunitas. Komunitas sepeda motor seharusnya hidup berdampingan dengan masyarakat untuk bisa berkomunikasi antar sesama, saling membantu sesama warga masyarakat, dan dalam perkembangan interaksi sosial, hubungan antara suatu individu maupun kelompok justru sering mengalami pergesekan karena adanya perbedaan makna, perbedaan pandangan, dan perbedaan karakter dalam suatu lingkungan masyarakat.  Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai sebuah club motor, menjadi sebuah pemicu timbulnya tanggapan negative kepada sebuah club, walau hanya sebagian yang masyarakat yang kurang paham akan adanya club motor di daerah mereka, tapi club motor yang berdiri sejak 2003 ini terus melakukan sosialisasi, agar masyarakat yang kurang paham akan secara perlahan mengerti bahwa club ini bukanlah geng motor atau sebuah perkumpulan yang dapat meresahkan masyarakat.Kata kunci: Komunitas Motor, Gaya Hidup, Ternat
    corecore