3 research outputs found
Pelaksanaan Evaluasi Proses Belajar Mengajar Di Universitas Airlangga
Penelitian ini untuk melihat: 1) Bagaimana pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar (EHB) dan Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM) yang diterapkan para dosen di Universitas Airlangga; 2) Apakah ada perbedaan yang berarti dalam pelaksanaan EHB dan PBM antara dosen yang pernah ikut Pelatihan Kualitas Pengajaran (Applied approach) dengan yang belum. Tujuan dari penelitian ini untuk menjajagi bagaimana EHB dan EPBM yang diterapkan para dosen di Universitas Airlangga dan melihat apakah ada perbedaan yang berarti dalam pelaksanaan EHB an EPBM antar dosen yang pernah ikut Pelatihan Kualitas Pengajaran (Applied approach) dengan yang belum
Peningkatan Kinerja Melalui Kohesivitas
Selama ini. karyawan dituntut untuk berprestasi atau berkinerja tinggi. namun sering pula
penyebab utama peningkatan kinerja jarang diperhatikan. Dalam penelitian ini.
kinerja akan dilihat dari kohesivitasnya. Ada pun perumusan masalahnya. seberapa
jauh hubungan kohesivitas dengan kinerja pada karyawan. Bila kohesivitas tinggi
apakah diikuti oleh kinerja dan sebaliknya.
Penelitian ini masih belum diteliti oleh para ahli pada tingkat karyawan. Penelitian ini ingin
mengetahui dinamika kohesivitas pada kinerjalefisiensi kinerjanya. seberapa
peranan siklus PDCA. dan merancang model intervensi bagi karyawan. Bila rujuan
penelitian tersebut tercapai. maka manfaat yang dicapai adalah pengembangan
konsep produktivitas dan manajemen. memberikan alternative model siklus PDCA.
pengembangan bidang personalia dan sumberdaya manusia.
Tinjauan pustaka pada penelitian ini menekankan kinerja karyawan terutama efisiensinya
berhubungan erat dengan kohesivitas. namun demikian tidak bisa hubungan
langsung hams melalui siklus PDCA .. Adapun hipotesisnya ada 5 hipotesis sesuai
dengan jumlah perumusan masalah.
etodenya penelitiannya subyeknya di PT PWD yang mendapatkan ISO 9002 di Gresik.
tehnik sampIingnya purposive sampling. variabel bebas adalah kohesivitas.
tergantung kinerja. dan moderatornya PDCA. Instrumennya adalah angket. selfinventory
dan test inteligensi dan kepribadian.
asil dari penelitian ini adalah pada tingkat 5 persen menunjukkan validitas r=.4 . adapun
reliabilitasnya tidak kami lihat dengan pertirnbangan hanya pada tempat PT PWD
saja. Bila kita melihat reliabilitasnya kita m=.2. Hipotesisnya. hipotesis kerja.
diterima bearti bisa dipakai pada taraf 5 persen. Namun demikian penelitian perlu
dikaji ulang karena melibatkn fak'tor luar yang belum diteliti. penulis menyadari
faktor luar tersebut sangat berpengamh pada hubungan kohesivitas .dan kinerja.
Apalagi sumbangan efektifnya curna 37 persen saja. sisanya faktor luar yang sangat
berperanan pada muatan dan arah dari hubungan tersebu
PROBLEMATIKA AKADEMIK DAN PSIKOLOGIS SISWA BERBAKAT INTELEKTUAL DALAM MENGIKUTI KELAS AKSELERASI DI SDN KENDANGSARI I SURABAYA
Anak berbakat adalah a gift from god and nature yang merupakan sumber daya manusia berkualitas dan bermakna yang tidak boleh disia-siakan. Anak berbakat memiliki kebutuhan dan masalah khusus yang menuntut perhatian dan pelayanan khusus pula (Munandar, 1999). Sebagaimana yang tertuang dalam GBHN tahun 1999 yang menyatakan bahwa Pengembangkan kualitas sumber daya manusia dilakukan sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dan dukungan serta perlindungan sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Hawadi, 2002). Data anak berbakat menurut Balitbang Dikbud (1994) juga menyatakan bahwa kuantitas peserta didik dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa berkisar antara 2% sampai 5% dari jumlah seluruh peserta didik yang ada dan mencapai 8% untuk SMU (Hawadi, 2002). Jumlah peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Umum baik negeri dan swasta di Indonesia sangat besar yaitu 36.075.608 orang (tahun 1999/2000), jika diambil persentase rendah yaitu 2% dari data Balitbang Dikbud tersebut akan diperoleh jumlah sekitar 770.000 anak berbakat yang potensial menjadi aset terpenting negara. Beberapa fakta di lapangan ternyata membuktikan bahwa lebih dari separuh anak-anak berbakat masih berprestasi jauh di bawah kemampuannya. Anak berbakat seperti ini dengan perkataan lain termasuk dalam klasifikasi anak yang underachiever (Munandar, 1999). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui lebih komprehensif tentang Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam mengikuti kelas akselerasi (akademik dan psikologis), 2) Bagaimana cara siswa dalam mengatasi problematika/faktor penghambat tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif- interpretatif dengan cara menggali dan memahami fenomena sentralnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) angket terbuka, untuk menggali lebih jauh faktor-¬faktor yang menjadi penghambat (akademik dan psikologis) dan pendukung (akademik dan psikologis) serta bagaimana cara mengatasi problematika/faktor penghambat tersebut. Angket ini diberikan pada seluruh siswa akselerasi, 2) wawancara mendalam, yaitu dengan membuat instrumen pedoman wawancara yang mengacu pada rumusan masalah dengan mengacu hasil dari angket terbuka. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Ill dan IV di SDN Kendangsari I Surabaya yang mengikuti program akselerasi. Jumlah total dari seluruh siswa adalah 18 siswa. Metode analisis datanya dengan cara: I) untuk angket terbuka dibuat daftar jawaban masing-masing rumusan masalah dan dengan mentabulasi masing-masing jawaban dan diurutkan skala prioritas berdasarkan frekuensi yang terbanyak, 2) untuk wawancara mendalam, dari hasil proses wawancara dibuat ringkasan dengan menjodohkan antar subyek (pattern maching) kemudian dilakukan penjelasan dan dianalisis secara interpretatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) faktor-faktor pendukung (psikologis) antara lain: dukungan orangtua, pintar, tekun, mandiri dan motivasi dari dirinya sendiri. Sementara itu, faktor-faktor pendukung (akademik) yaitu metode mengajar guru baik, materinya mudah dimengerti dan fasilitas belajar di rumah memadai, 2) faktor-faktor penghambat (psikologis): malas, kurang kreatif, ceroboh dan faktor-faktor penghambat (akademik): sarana dan prasarana kurang memadai dan suasana kelas ramai, 3) siswa bisa mengidentifikasi faktor penghambatnya dan mampu mencari alternatif pemecahannya antara lain: a) kesulitan belajar yaitu dengan minta bantuan teman, guru bahkan keluarga di rumah, b)adaptasi pada proses belajar mengajar (materi padat dan banyak PR) yaitu dengan cara beradaptasi dengan pola belajar yang ada, c) suasana kelas yang ramai yaitu dengan cara mengusahakan agar suasana menjadi baik, malas yaitu dengan belajar lebih giat, d) kurang kreatif yaitu belajar untuk mencari cara yang Iebih kreatif, e) ceroboh yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaannya kembali dan f) sarana belajar yang minimal yaitu dengan mencari sarana belajar di Iuar kelas. Dari hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut: 1) bagi sekolah, hendaknya memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan siswa akselerasi dengan memberikan fasilitas belajar mengajar yang lebih memadai yaitu dengan menyediakan media pembelajaran audiovisual di kelas, menambah koleksi buku perpustakaan dan memberikan suasana belajar yang nyaman, 2)Bagi guru hendaklah tetap mempertahankan metode belajar yang sudah baik dan meningkatkan wawasan pengetahuannya dengan menguasai teknologi informasi (komputer ) yang disediakan sekolah untuk mendukung mengoptimalkan potensi siswa akselerasi, 3) bagi orangtua, senantiasa memberikan motivasi dan fasilitas belajar di rumah secara tepat, sehingga siswa mampu mengoptimalkan kemampuannya