7 research outputs found

    PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PEMUDA DI DESA WISATA GUA PINDUL KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Penelitian ini membahas resolusi konflik pengelolaan wisata Gua Pindul Daerah Istimewa Yogyakarta Indonesia. Pengelolaan Goa Pindul sebagai destinasi wisata alam di kelola oleh masyarakat yang melahirkan 4 kelompok pengelola. Konflik terjadi diantara kelompok tersebut yang berdampak pada kelompok pemuda. Secara khusus kita menelaah faktor-faktor penyebab konflik, dampak konflik pada generasi muda serta hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak konflik. Tujuan utama dari penelitian riserch and developmen ini adalah untuk membangun kesadaran masyarakat agar konflik yang terjadi tidak memberikan dampak negatif kepada kelompok pemuda. Sehingga dari masyarakat terbentuk sekelompok orang yang melakukan kegiatan pencegahan (conflict resolution agent). Pada tahun 1 telah di hasilkan beberapa pertemuan : 1). Penyebab konflik yang terjadi di desa wisata Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, daerah Istimewa Yogyakarta. 2). Dampak konflik yang terjadi di desa wisata terhadap generasi muda. 3). Draf modul pelatihan resolusi konflik di desa wisata bagi kelompok pemuda. 4). Draf bahan pembelajaran mahasiswa tentang resolusi konflik pada matakuliah Dinamika Kelompok, pada jenjang S-1 di jurusan Pendidikan Luar Sekolah

    PENGEMBANGAN MODEL WISATA BELAJAR DI KEBUN BINATANG GEMBIRALOKA YOGYAKARTA SEBAGAI LABORATORIUM LUAR KAMPUS

    Get PDF
    Program wisata belajar sebagai laboratorium luar kampus dirancang dengan melibatkan pengelola kebun binatang Gembiraloka, dosen, mahasiswa dan alumni jurusan Pendidikan Luar Sekolah Luar Sekolah FIP UNY sebagai fasilitator belajar. Mahasiswa dan alumni sebagai fasilitator belajar diharapkan mendapatkan pengalaman yang bermanfaat sebagai bagian peningkatan kemampuan lulusan sarjana PLS. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan potensi dan masalah dalam pengembangan model wisata belajar di kebun binatang Gembiraloka Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Menyusun model wisata belajar di kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta sebagai bagian laboratorium luar kampus Jurusan PLS FIP UNY. 2) Merumuskan panduan pelaksanaan pembelajaran wisata belajar di kebunbinatang Gembira Loka Yogyakarta. 3) Menyusun panduan praktik lapangan mahasiswa PLS sebagai fasilitator belajar. Pengembangan model wisata belajar ini dilakukan melalui penelitian dan pengembangan. Pada tahap awal ini digali informasi tentang potensi dan masalah dalam mengembangkan model wisata belajar sebagai laboratorium luar kampus. Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di kebun binatang Gembiraloka Yogyakarta. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode forum group discution, wawancara mendalam, dokumentasi dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik deskripsi kuantitatif dan kualitatif. Penelitian tahap awal ini ditemukan sebagai berikut: 1) Masih minimnya sumberdaya manusia yang mampu mengelola kebunbinatang Gembiroloka sebagai wisata belajar, 2) belum tersedianya desain model wisata belajar dikebunbinatang Gembiroloka. 3) masih kurangnya materi outing class pada pelaksanaan pembelajaran luar sekolah di Gembira LokaZoo. 4) Pendampingan yang dilakukan oleh GembiraLokaZoo masih belum optimal, 5) masih kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki Gembira Loka Zoo untuk mendukung kegiatan outing class.Potensi yang dimiliki gembiroloka. 1) Sarana Dan Prasarana GembiraLoka Zoo, 2) Koleksi bintang yang lengka puntuk pembelajaran, 3) banyak pengunjung dari berbagai kondisi sosial ekonomi dan berbagai startifikasi dan kualifikasi pendidikan , 4) memiliki kondisi lingkungan dan alam yang sejuk, 5) sumberbiaya yang cukup, 6) memiliki laboratorium alam (flora dan fauna ) yang lengkap, 7) memiliki jejaring (networking) dengan lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan anggota masyarakat lainnya yang peduli pan pendidikan. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan potensi tersebut maka di susun desain model wisata belajar di kebun binatang Gembiroloka sebagai laboratorium luarsekolah yang dilengkapi dengan panduan kegiatan, panduan pembelajaran, dan panduan pengembangan laboratorium

    PELATIHAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN PAGUYUBAN LANSIA SE- DESA BEJIHARJO, KECAMATAN KARANGMOJO, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, DIY

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian pada masyarakat berbasis Puslit dalam bentuk pelatihan peningkatan kemampuan pengelolaan paguyuban Lansia se desa Bejiharjo, kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunungkidul, bertujuan: 1). mengetahui kondisi secara riil pengelolaan paguyuban lansia yang ada di desa Bejiharjo, kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunungkidul 2). Sedangkan secara secara khusus, PPM ini bertujuan untuk melatih para kader dan pengurus paguyuban Lansia dalam pengelolaan serta pengembangan budaya karena lansia memiliki peran yang strategis dalam pewaris sekaligus pembina nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat.Realisasi dari kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk pelatihan bagi para kader dan pengelola paguyuban lansia dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan, yang dilaksanakan dalam 3 pertemuan yakni tanggal 19-20 september 2014 dan 27 september 2014, bertempat di Aula balai desa Bejiharjo, kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunungkidul DIY. Berdasarkan hasil PPM disimpulkan: 1). diperolehnya data berupa jumlah pra lanjut usia dan lanjut usia sebanyak 2003 orang atau 14 % dari jumlah penduduk keseluruhan desa Bejiharjo yang tersebar di 20 pedusunan, 2) Pelaksanaan kegiatan dari awal persiapan hingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar, serta mendapat respon yang positif dari semua peserta kegiatan, 3)Materi yang disampaikan oleh tim pengabdi dirasakan sangat baik terutama bagi para pegelola dan kader lansia serta lansia sendiri dalam meningkatkan perannya di masyarakat sebagai pelestari budaya serta meningkatkan aktualisasi diri di masyarakat bukan sebaliknya sebagai penduduk yang kurang berguna, selain itu adanya pelatihan dapat diaplikasikan dalam pemberdayaan paguyuban lansia. 4)Pemahaman terhadap materi cukup memuaskan hal ini terbukti dalam proses penyampaikan materi mereka cukup antusias serta hasil tugas mandiri menunjukkan mereka telah paham terhadap materi yang disampaikan oleh tim pengabdi dan 5). Dilihat dari indikator keberhasilan kegiatan PPM jika dilhat dari rencana peserta sebanyak 35 orang, dapat dikatakan berhasil karena sebanyak 35 orang (100 %) mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir, juga peserta sudah mampu membuat rencana program pemberdayaan paguyuban lansia serta rintisan akan berdirinya paguyuban lansia lainnya di pedukuhan yang belum ada
    corecore