149 research outputs found

    DAKWAH DAN METODE PENGUATANNYA DI TENGAH ARUS GLOBALISASI MAYARAKAT MILLENIAL

    Get PDF
    Dalam perspektif pembangunan era millennial sekarang ini, dakwah dengan metode yang dipakai mestinya tidak lagi dipandang sebagai sebuah sikap yang subjektif, namun lebih mengarah kepada sikap kritis, yang kemudian mewadahi atas pembentukan asumsi-asumsi baru untuk dikembangkan. Pengembangan ini memerlukan langkah dan strategi secara konstektual dan dikonstruk berdasarkan realitas kehidupan umat. Untuk itu, dakwah adalah tali-hubung dengan tetap menawarkan dialektis-komunikatif. Artinya, pengetahuan dan pengalaman da'i harus bisa mengetahui gejala-gejala yang patut diberikan kepada masyarakat

    PENGARUH DAN PERAN “MEDIA” TERHADAP SIKLUS PENERAPAN NILAI-NILAI DAKWAH DI ERA DIGITALISASI

    Get PDF
    Penerapan nilai-nilai dakwah di era digitalisasi merupakan salah satu yang memiliki relevansi penting yang dapat dimanfatkan melalui pembentukan pada dataran medianya. Karenanya, tipologi yang tepat dalam menjembatani nilai-nilai dakwah yang terkandung di dalamnya, dengan sendirinya ikut mengalami pergeseran   sebagai wujud determinasi yang dipandang ideal dalam rangka memenuhi konstruksi pada dataran informasi yang bersifat edukatif, yaitu pendidikan dan pengajaran. Atas dasar yang demikian, berarti akan terjadi polarisasi yang menghendaki adanya perubahan pada stigma, yakni “memperoleh pesan dakwah”, harus melalui media digitalisasi adalah suatu yang bersifat solutif, urgen dan terpadu. Dan ini tentu saja melahirkan kembali tradisi konstruks sosial baru yang dibangun melalui media dakwah. Pun sekaligus berharap menciptakan ruang religius di tengah-tengah pusaran global masyarakat. Indikasi ini, dengan demikian, memerlukan pelbagai metode serta aplikasi sebagai upaya penguatan media dakwah yang lebih mengarah secara menyeluruh

    MEMBELA TANAH AIR SEBAGAI SYIAR DAKWAH (Suatu Gerakan Millenarisme* dalam Diri Cut Nyak Dien)

    Get PDF
    Sebagai wujud dari proses penciptaan manusia, Tuhan Swt telah memberikan masing-masing pihak keragaman dan kelebihan yang satu sama lain. Keragaman dan kelebihan ini bukan merupakan kunci pembeda yang mesti dinilai sakral, melainkan wujud kesetaraan yang saling mengisi satu sama lain. Oleh karena itu, dimensi perbedaan kendati diperankan melalui seorang wanita hanya bersifat kodrati (alamiah). Artinya, perbedaan itu hanya diukur sebatas anatomi tubuh semata yang menjadi legalisasi utama dalam menjalankan pelbagai mobilitas fenomena sosial, dan ini perlu penegasan secara objektif tanpa mengandung unsur bias, sekiranya kemampuan bertindak dari seorang perempuan melebihi standar seorang laki-laki dalam menjalankan kehendak inisiatifnya dalam rangka membela tanah air; dan itu ada pada diri Cut Nyak Dien

    DZIKIR DAN UPAYA PEMENUHAN MENTAL-SPIRITUAL DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

    Get PDF
    Dzikir adalah ikhtiyar sunggu-sungguh mengalihkan kehidupan gagasan,  pikiran dan perhatian dunia menuju tuhan dan akhirat. Dan dzikir mampu memberikan kontrol emosi seseorang dalam menyikapi penyimpangan berpikir dan rasa cemas berlebihan. Dan al-Qur’an mengandung banyak kata dzikir seperti al-Qur’an surat al-Maidah ayat 91, al-Qur’an surat al-Nur ayat 37 dan ayat-ayat lainnya. Oleh karena itu, berDzikir berarti hendak mengaitkan diri untuk berpikir, juga sekaligus membentuk mental rohani ke dalam eskatologi yang sesungguhnya, yakni alam akhirat. Hal yang sama yang secara leksikal dimana konteks dzikir  adalah mengingatnya dalam pikiran yang menuntut adanya kesadaran hati tentang hakikat kutuhanan yang ditumbuhkan dalam diri manusia dan diaplikasikan  dalam kehidupan baik verbal dan perbuatan. Dengan demikian, konsep dzikir  adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh untuk menghadirkan peran Tuhan Subhanahu Wata’ala dalam hati dan kehidupan sehari-hari baik ucapan, perkataan dan perbuatan

    KONSEP MATI DAN HIDUP DALAM ISLAM (Pemahaman Berdasarkan Konsep Eskatologis )

    Get PDF
    ABSTRAK: Penyebutan pada kata mati dan hidup berdasarkan konsep Islam adalah sebuah rantai kehidupan yang saling menghubungkan. Artinya, bahwa kematian adalah satu dimensi kehidupan berikutnya dan akan berlangsung setelah proses kehidupan yang pertama. Peristiwa kematian dan kehidupan, oleh al-Qur’an dinilai sebagai bentuk penciptaan yang patut diperhatikan secara seksama; dan bahkan perhatian kepada kedua kata ini (mati dan hidup) memerlukan analisis secara aktual, dengan mengacu kepada sifat Tuhan melalui representasi asma’ al-husna, bahwa tingkat kebaikan Tuhan memang tak terbatas. Dengan kata lain, kematian dan kehidupan adalah suatu penciptaan Tuhan yang patut disyukuri dan diterima seikhlas mungkin sebagai landasan ketaqwaan seorang hamba dalam konteks keimanan. Kata Kunci: Mati, Hidup dan Konsep Eskatologis ABSTRACT: The mention of the word death and life based on the concept of Islam is a living chain interconnect. It means that death is the next dimension of life and will take place after process of first life. The event of death and life, the Qur'an is considered as a kind of creation that should be considered carefully; and even attention to these two words (dead and alive) requires actually analysis, with reference to the nature of God through the representation of asthma 'al-Husna, that the level of God's goodness is infinite. In other words, death and life is a creation of God to be grateful and accepted as the foundation of faith of a servant within the context of faith. Kayword : Dead, Life and eschatological concep

    KONSEP FITNAH MENURUT AL-QUR’AN

    Get PDF
    Penafsiran yang ada selama ini terhadap fitnah sering hanya terbatas pada apa yang di-maksud dengan fitnah dan belum mengarah pada tujuan dari makna tersebut. Al-Qur’an di samping bersifat deskriptif, pada makna yang sesungguhnya adalah bersifat preskriptif (memberikan ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan) dan selalu bertujuan demi perbaikan kemanusiaan, sehingga perlu untuk mengetahui dan memahami ter-hadap apa yang dimaksud dengan fitnah yang berupa ujian atau cobaan yang berasal dari Allah. Dengan demikian, makna fitnah tidak hanya terbatas pada makna secara ba-hasa, melainkan menunjuk kepada makna fitnah sebagai siksaan, atau azab, kufur, kesesatan atau penyimpangan dari kebenaran

    KOMUNIKASI VERBAL DALAM KOMUNIKASI DAKWAH

    Get PDF
    Al-Qur‟an banyak membicarakan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tata cara berbicara yang mengandung kebenaran dan keadilan. Maksud ini, secara sederhana, mengarah kepada sejumlah istilah yang dibicarakan di dalam Al-Qur‟an. Menurut Al-Qur‟an, kata qawlan sadida, qawlan ma’rufa dan al-haq, dimungkinkan untuk dimaknai ke dalam pemahaman yang berhubungan dengan pemanfaatan fungsi lidah sebagai media berkomunikasi. Bahkan Al-Qur‟an berpandangan bahwa setiap istilah semestinya tidak hanya berfungsi menyerap sejumlah informasi dan membentuk pengetahuan, melainkan berfungsi untuk dapat membentuk sebuah keyakinan dalam bentuk perbuatan itu sendiri, dalam arti yang luas semisal mengandung nilai keadilan dan kebenaran. Oleh karena itu, dari ketiga istilah ini, penulis dalam konteks ini akan menelusuri dari segi tujuan dan fungsi yang dimunculkan melalui fungsi lidah sebagai media komunikasi, yang dinilai berharga bagi manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya; karenanya indera ini adalah sisi pembeda sekaligus sebagai mata rantai untuk mengenal maksud makna yang dikandungnya. Bahkan pengenalan kepada makna ini secara tepat dan benar merupakan suatu konklusi bahwa manusia telah berada pada sisi pengetahuan yang benar secara menyeluruh. Kata Kunci: Komunikasi verbal  dan Pemaknaan dalam Islam 

    KONSEP AMARAH MENURUT AL-QUR’AN

    Get PDF
    Penyebutanpada kata amarah,dalam al-Qur’an sering terbatasi padasikap dan tindakan itu sendiri. Al-Qur’an bahkan menggambarkan sifat amarah ini sebagai perilaku yang tidak mendasar atau ber-pengetahuan. Seseorang yang berperilaku yang demikian disandarkan kepada sifat yang menuruti hawa’, dengan penekanan pada mental dan pengetahuan yang lemah. Oleh karena itu, al-Qur’an mengisyaratkan sifat amarah dengan pendekatan yang lebih humatis-spiritual melalui zikir, sabar, relaksasi dan termasuk totalitas mental yang siap menerima kebenaran.Untuk itu, pemahaman yang lebih aktual terkait sifat amarah,yang sejatinya memang diperlukan, namun tidak selamanya mesti dipusatkan secara fisik, dan sifat ini terkadang memerlukan usaha dari dalam ketika menghadapi tantangan; karena itu nilai sabar menjadi penyeimbang setelah fase kemurahan hati. Dengan demikian, konsep amarah tidak hanya terbatas pada makna secara literal,melainkan menunjuk kepada makna subtansial yang berarti “merugi†yang berujung kepada kesesatandan atau penyimpangan dari kebenaran. The term anger, in al-Quran is often limited to the attitude and action. Even al-Quran describes anger as the attitude of the person who is not knowledgeable. Someone who has anger is the one who follows his or her desire by having weak mental and knowledge. Thus, al-Quran hints the coping of anger with approach that is more humatis-spiritualthrough zikr, patience, relaxation and including mental totality that is ready to accept the truth. The understanding that is more actualrelated to anger is actually needed. To deal with anger is not always to be concentrated physically, butmore inner effort is needed.; therefore, patient value becomes the balance after the phase of generosity. It can be said that, anger concept is not only limited to literal meaning, but also to substantial meaning which means “losersâ€can culminate in digression or the deviation from the truth. Kata Kunci: Amarah dan al-Qur’a
    • …
    corecore