2 research outputs found

    Kajian Kecelakaan Kapal Di Pelabuhan Banten Menggunakan Human Factors Analysis and Classification System (HFACS)

    Get PDF
    Kecelakaan kapal yang tercatat dalam Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Banten periode Desember 2012 hingga Januari 2014 menyatakan bahwa jenis kecelakaan yang terjadi di Pelabuhan Banten berupa tubrukan atau benturan, kebakaran, kandas dan tenggelam. Kecelakaan kapal jenis tubrukan merupakan kecelakaan yang sering terjadi di Pelabuhan Banten dengan presentase sebesar 63,64% sebanyak 7 kejadian. Penelitan ini memfokuskan terhadap jenis kecelakaan tubrukan kapal. Tujuan penelitian ini adalah mengklasifikasikan penyebab tubrukan kapal kedalam HFACS dan menentukan rating penyebab tubrukan kapal berdasarkan AHP. Hasilidentifikasi dan klasifikasi penyebab tubrukan kapal berdasarkan faktor HFACS yaitu, unsafe acts (tindakan tidak aman) sebanyak 6 penyebab atau 40% dengan rating AHP sbesar 12.24%, preconditions for unsafe acts (kondisi tertentu penyebab tindakan tidak aman) sebanyak 4 penyebabatau 27% dengan rating AHP sebesar 8.51%, unsafe supervision (kesalahan pada pengawasan) sebanyak 2 penyebab atau 13% dengan rating AHP sebesar 8.24% dan organizational influences (pengaruh organisasi) sebanyak 3 penyebab atau 20% dengan rating AHP sebesar 10.84%

    Efek Usia, Pengalaman Berkendara, dan Tingkat Kecelakaan terhadap Driver Behavior Pengendara Sepeda Motor

    Full text link
    Motor merupakan kendaraan pribadi yang banyak digunakan untuk transportasi di kota-kota di Indonesia karena harga belinya yang relatif murah dan kelincahannya. Tingkat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor adalah jenis kecelakaan tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penyimpangan dan pelanggaran berkendara yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor, serta menganalisa hubungan tingkat pelanggaran lalu lintas dengan faktor usia, pengalaman berkendara, dan kecelakaan lalu lintas yang dialami pengendara. Kebiasaan mengemudi diteliti menggunakan Driver behavior questionnaire (DBQ.) Analisa variansi dan analisa korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara driver behavior dengan ketiga faktor yang diamati. Penelitian dilakukan di Kota Cilegon dan penyebaran kuesioner dilakukan pada 8 kecamatan di Kota Cilegon. Dari penelitian ini didapatkan kelompok pelanggaran mengemudi yang terbanyak dilakukan adalah ordinary violation atau pelanggaran yang sengaja dilakukan. Pelanggaran yang dilakukan pengemudi pada tingkat usia remaja (17-25 tahun) dan tingkat usia dewasa awal (26-35 tahun) signifikan lebih tinggi dibanding pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara pada usia dewasa akhir (≥36 tahun). Berdasarkan analisis korelasi didapatkan bahwa pengalaman berkendara memiliki tingkat korelasi sedang dengan driver behavior pelanggaran lalu lintas (R2 =0,463), sedangkan pelanggaran lalu lintas memiliki korelasi rendah dengan jumlah kecelakaan yang dialami pengendara.
    corecore