8 research outputs found

    Kerjasama Luar Negeri oleh Pemerintah Daerah di Era Otonomi Daerah (Studi pada Pemkab Malang)

    Full text link
    In this era of globalization the implementation of regional autonomy can not be separatedfrom the context of Indonesias relationship with international actors both at the state level (state)and non-state (non-state). Currently local governments both at the provincial and district / city hasbeen carrying out foreign cooperation for the promotion of social development, economic, andcultural. Although foreign relations is a central government, local governments inevitably have toface the process of liberalization of flows of goods, services, capital, and labor with all its implicationsfor Indonesias foreign policy.Based on Law No.32/2004 on local government, the government was given the opportunity tocooperate with third parties in providing public services. Currently local governments are requiredto respond to the challenges and opportunities offered by the international community in variousfields. Their responses could affect the overall course of building foreign relations and diplomacyIndonesia in terms of positive and negative. In a positive foreign relations conducted by the localgovernment can support the policy of the central government in a negative relationship but it canalso bring harm to the people of Indonesia through the process of exploitation due to the position ofinequality and lack of coordination among government agencies. It is this that drives the researchersto investigate further on how development cooperation abroad undertaken by the government ofMalang regency in this era of regional autonomy, given that Malang Regency has the potential ofnatural resources are very abundant

    Pendekatan Intermestik Dalam Proses Perubahan Kebijakan: Sebuah Review Metodologis

    Full text link
    PENDEKATAN INTERMESTIK DALAM PROSES PERUBAHAN KEBIJAKAN:SEBUAH REVIEW METODOLOGISDyah Estu Kurniawati11 Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Muhammadiyah Malang, sedang menempuhProgram Doktor di Program Studi Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.AbstractThere are three main approaches in the policy change process study; domestic approach, Internationalapproach, and transnational approach. The advantage of domestic approach is that it can map the domesticactors and their motivational interests to change policy. For International approach, the policy change is seenas the interests of International actors who want a change of policy, either by pressing or provide preferencesthat can be chosen voluntarily by the state. In contrast to both, they did not consider about the ideas,knowledge, or discourse which could involve cross-border (transnational) in the policy change process.This paper aims to review the methodology of the three approaches and tries to introduce a newapproach called intermestic. This approach is useful to analyze the process of policy change in the globalizationera that is "borderless", by combining logical thinking of the three previous approaches

    Intervensi Negara Dan Pendekatan Pro Pasar Dalam Pembangunan : Sebuah Analisis Kritis Terhadap Tesis Bank Dunia

    Full text link
    This article explore about the lesson from Japan, South Korea and Taiwan experiences as the countries, based on the World Bank Thesis, going to be a successful development model but actually they are not neutral, state does not take pro-market approach for development. They do not practice a integration with the world economy on their fasting growth. State playing important roles and followed by effectiveindustrial policy. The government dose not replace the market fully like Soviet Union, but does not following the market. The weakness of World bank thesis of pro-market approach is less attention to the idea that government have the different capacity to make sure the market mechanism

    Upaya Reduksi Stunting pada BADUTA 2.0 melalui Kerja Sama antara Global Alliance For Improved Nutrition (GAIN) Swiss dan Pemerintah Kabupaten Bondowoso

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji realisasi program dalam kerja sama skema paradiplomasi antara Pemerintah Kabupaten Bondowoso dengan NGO dari Swiss yaitu The Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) terkai  penanganan stunting yang ada di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif serta analisa berdasarkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut,  adanyaintervensi GAIN sebagai NGO yang bergerak dalam pengentasan kekurangan gizi diharapkan dapat membantu daerah-daerah di provinsi Jawa Timur, khususnya Kabupaten Bondowoso dalam menekan prevalensi stunting.  Untuk itu, penulis menggunakan pendekatan paradiplomasi dan peran organisasi Internasional dalam mengkaji kerja sama tersebut. Hasilnya ditemukan bahwa melalui kerja sama tersebut dapat menekan angka stunting di Kabupaten Bondowoso melalui program BADUTA 2.0 dan menginisiasi replikasi program berkelanjutan pasca berakhirnya kerja sama tersebut dalam upaya meningkatkan gizi ibu dan anak yang ada di Kabupaten Bondowoso

    Analisis Paradiplomasi dalam Kerja Sama Pemerintah Daerah Tulungagung dan United Nations Children's Fund (UNICEF) dalam Menangani Permasalahan Sosial Anak

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya fenomena permasalahan sosial anak di Kabupaten Tulungagung yang berada di Provinsi Jawa Timur yakni merupakan salah satu provinsi terpadat di Indonesia. Di era globalisasi ini, pemerintah terus melakukan upaya untuk mengurangi permasalahan sosial anak tersebut, melalui kerja sama dalam skema paradiplomasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung dengan organisasi Internasional yang berfokus dibidang kemanusiaan khususnya kesejahteraan anak dan perempuan yaitu UNICEF.  Untuk itu, penulis menggunakan pendekatan paradiplomasi dan peran organisasi Internasional dalam memandang upaya dan strategi pemerintah menangani fenomena permasalahan sosial anak. Hasilnya ditemukan bahwa melalui kerja sama tersebut menghadirkan beberapa program seperti pembentukan  Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial anak Integratif (ULT PSAI) dan inovasi pengembangan KLA (Kabupaten Layak Anak). Program tersebut menunjukan progress yang positif, hal ini ditunjukan dengan prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung sebagai Pilot Project Pusat Program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI)

    Identifikasi Kapang pada Dendeng Daging Lumat Nila dengan Penggunaan Anti Kapang Lidah Buaya

    Full text link
    Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran serta Laboratorium Jasa Uji Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjajaran pada bulan Agustus-November,2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi untuk mengetahui sejauh mana pengaruh anti kapang terhadap jenis dan pertumbuhan kapang yang terdapat pada dendeng daging lumat ikan nila. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai antikapang pada dendeng adalah lidah buaya (Aloe vera L). Beberapa kandungan zat penting dalam gel lidah buaya diantaranya saponin dan antraquinon yang mempunyai sifat antifungi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan dua perlakuan. Perlakuan pertama adalah dendeng daging lumat ikan nila tanpa anti kapang lidah buaya, dan perlakuan kedua adalah dendeng daging lumat ikan nila dengan anti kapang lidah buaya.Pengambilan dan pengujian sampel dilakukan pada hari yang sama dengan hari dendeng ikan selesai dibuat. Pengamatan dilakukan enam hari hingga jamur terlihat secara makroskopis pada permukaan dendeng. Parameter yang diamati meliputi identifikasi kapang, perhitungan jumlah kapang, kadar air dan pengukuran derajat keasaman.Hasil peneliian menunjukan bahwa kapang yang terdapat pada dendeng daging lumat ikan nila adalah jenis Penicillium sp. Pengaplikasian anti kapang lidah buaya pada dendeng daging lumat ikan nila berhasil menghambat pertumbuhan kapang Penicillium sp. secara signifikan dimulai dari hari pertama hingga hari keenam dengan jumlah kapang 3,7 x 107 cfu/g
    corecore