20 research outputs found

    PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT ASAM (CURCUMA DOMESTICA DAN TAMARINDUS INDICA) DALAM PERIODE GESTASI TERHADAP GAMBARAN MORFOMETRI FETUS MENCIT BALB/C

    Get PDF
    banyak manfaatnya, baik sebagai obat maupun minuman kesehatan. Berdasarkan sebuah penelitian, kunyit asam diperkirakan memiliki efek teratogenik karena dapat menginduksi terjadinya kontraksi uterus premature, dan perdarahan Tujuan : Membuktikan pengaruh pemberian ekstrak kunyit asam (Curcuma domestica dan Tamarindus indica) dalam periode gestasi terhadap gambaran morfometri fetus mencit Balb/c. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan true eksperimental laboratorik dengan rancangan Post Test Only Control Group Design, 20 mencit Balb/c bunting dibagi menjadi 4 kelompok. Kontrol tidak diberi perlakuan, hanya diberikan pakan standar. P1, P2, dan P3 diberikan ekstrak kunyit asam dengan dosis bertingkat, masing-masing1.365, 4.095, 12.285 mg/kgBB/hari selama 10 hari. Dimulai dari hari ke-8 sampai hari ke-17 gestasi. Pada hari ke-18 gestasi, hewan coba dianastesi dengan ether kemudian diterminasi dengan cara dislokasi leher, lalu diamati gambaran morfometrinya berupa berat badan, panjang badan, dan menghitung jumlah fetus mencit yang hidup, mati serta resorbsi. Data dianalisa dengan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil: P1, P2, P3 menunjukkan berat badan yang signifikan terhadap kontrol. Berat badan P1 tidak signifikan terhadap P2, sedangkan P1 dengan P3 didapatkan hasil yang signifikan, dan P2 dengan P3 didapatkan hasil tidak signifikan. Kesimpulan : Ekstrak kunyit asam berpengaruh terhadap gambaran morfometri fetus mencit Balb/c berupa berat badan, panjang badan, jumlah hidup, dan jumlah mati fetus mencit. Kata kunci : Ekstrak kunyit asam (Curcuma domestica dan Tamarindus indica), morfometr

    GAMBARAN HISTOPATOLOGI ENDOMETRIUM MENCIT BALB/C DALAM PERIODE GESTASI YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT ASAM (Curcuma domestica DAN Tamarindus indica ) DENGAN DOSIS BERTINGKAT

    Get PDF
    Background : Turmeric acid extract has consumed by society in Indonesia. The effect of curcumin in turmeric has reported decrease estrogen and progesterone level that can harm pregnancy. Objective : To proof the effect of turmeric acid in endometrial histopathology representation of gestational mice Method : Experimental Laboratory Research with a Post Only Control Group Design. Sample consist of 20 gestational mice divided by simple random sampling into 4 groups ( K, P1, P2, P3). The extract was given from 8th day and 17th of gestation. After that, the uterus were taken for microscopic. Analyzed by One way Anova Test and Post Hoc Test. Result : Histophatologycal examination showed decrease of endometrial thickness. One way Anova test result obtained significant differences of K, P1, P2, P3. (p=0,000). Post Hoc Test result obtained significant differences in K-P1 ((p=0,001), K-P2 (p=0,002), K-P3 (p=0,000), P1-P3 (p=0,004) and P2-P3 (p=0,002), but obtained unsignificant in P1-P2 (p=0,806). Conclution : Turmeric acid in level of dosage can cause the change of endometrial histophatology that is the decrease of endometrial thickness Keyword : Turmeric acid extract, Endometrial histophatology, Endometrial thicknes

    DIAMETER ARTERI SPIRALIS ENDOMETRIUM MENCIT BALB/C YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT ASAM (CURCUMA DOMESTICA DAN TAMARINDUS INDICA) SECARA ORAL DALAM PERIODE GESTASI DENGAN DOSIS BERTINGKAT

    Get PDF
    Latar Belakang : Kunyit asam merupakan minuman tradisional Indonesia yang sering dikonsumsi ibu hamil. Sebuah penelitian menunjukkan adanya peran Curcumin, zat aktif dalam kunyit asam, dalam vasodilatasi dan vasokontriksi arteriol perifer. Berdasarkan penelitian tersebut perlu dilakukan sebuah penelitian untuk menganalisis efek Curcumin pada arteri spiralis endometrium mengingat konsumsi kunyit asam dalam kehamilan yang semakin meningkat. Tujuan : Membuktikan adanya perbedaan diameter arteri spiralis endometrium mencit Balb/c yang diberi ekstrak kunyit asam secara oral dalam periode gestasi dengan dosis bertingkat. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Post Test Only Control Group dimana 20 mencit Balb/c dalam periode gestasi dibagi menjadi 4 kelompok. Kontrol hanya diberikan pakan standar sedangkan PI, PII, dan PIII diberikan ekstrak kunyit asam dengan dosis bertingkat, masing-masing 1.365, 4.095, 12.285 mg/KgBB/hari selama 10 hari yang dimulai dari hari ke-8 sampai hari ke-17 gestasi. Pada hari ke-18 gestasi, hewan coba diterminasi dan dibedah. Uterus diambil dan dibuat preparat histologi. Arteri spiralis diamati dan diukur menggunakan mikrometer pada lensa okuler. Hasil : PIII menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap kontrol (p0,05). Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang bermakna pada diameter arteri spiralis endometrium mencit Balb/c yang diberi ekstrak kunyit asam secara oral dalam periode gestasi dengan dosis 12.285 mg/KgBB/hari. Kata kunci : Ekstrak kunyit asam, Diameter arteri, Arteri spiralis

    High-Sensitivity Cardiac Troponin I Level and Left Ventricular Diastolic Dysfunction on Severe Preeclampsia: Kadar High Sensitivity Cardiac Troponin I dan Disfungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Preeklamsia Berat

    Get PDF
    Abstract Objective: To know the relationship between high-sensitivity cardiac Troponin I (hscTnI) level with left ventricular dysfunction on severe preeclampsia.Methods: An observational analytics study with a cross-sectional approach of ten pregnant women with severe preeclampsia who underwent delivery or termination pregnancy and then performed a transthoracic echocardiography examination and serum levels of hscTnI.Results: There is a significant relationship between hscTnI levels and left ventricular diastolic dysfunction (p <0.05)Conclusion: These findings of this study have significant implications that severe preeclampsia is associated with heart remodelling and significant change in cardiac function especially left ventricular dilatation and elevation of hscTnI. Early identification and intervention may ameliorate subsequent cardiovascular disease so this requires regular and close follow-up of this target group.Keywords: high-sensitivity cardiac Troponin I, left ventricular diastolic dysfunction, severe preeclampsia.   Abstrak Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kadar high-sensitivity cardiac Troponin I (hscTnI) dengan disfungsi ventrikel kiri pada preeklamsia berat.Metode: Studi observasional dengan pendekatan potong lintang terhadap sepuluh ibu hamil dengan preeklamsia berat yang menjalani persalinan atau terminasi kehamilan kemudian dilakukan pemeriksaan ekokardiografi dan kadar hscTnI serum.Hasil: Ada hubungan yang bermakna antara kadar hscTnI dengan disfungsi diastolik ventrikel kiri (p <0,05).Kesimpulan: Temuan penelitian awal ini memiliki implikasi yang signifikan bahwa preeklamsia berat berhubungan dengan remodeling jantung dan perubahan signifikan pada fungsi jantung terutama dilatasi ventrikel kiri disertai peningkatan kadar hscTnI. Identifikasi dan intervensi dini dapat memperbaiki perjalanan penyakit kardiovaskular sehingga diperlukan pengawasan lanjut pada kelompok pasien ini.Kata kunci: disfungsi diastolik ventrikel, high-sensitivity cardiac troponin I jantung sensitivitas tinggi, kiri, preeklamsia bera

    Natural Theology and its Relevance to Religious Pluralism in Indonesia

    Get PDF
    Natural theology is an underdeveloped theological theme in the recent Indonesian theological scholarship. That fact is unfortunate considering the significance of the topic to the context of religious pluralism in Indonesia. Natural theology is interdisciplinary and interreligious in nature; thus, it might open scholarly discussion for scholars from many disciplines with diverse religious backgrounds. Using a systematic theology approach, this articleargues that developing natural theology could keep balance for Christian emphasis on general and special revelation that might lead toward the enrichment of the Christian faith

    HUBUNGAN KORIOAMNIONITIS DENGAN ASFIKSIA NEONATUS PADA KEHAMILAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI

    Get PDF
    Latar belakang: KPD merupakan masalah penting yang dapat menempatkan ibu dan anak pada risiko infeksi. Infeksi sekunder secara asenderen dapat terjadi pada KPD yang kemudian dapat menyebabkan desiduitis, korioamnionitis ataupun infeksi pada janin. Korioamnionitis dapat dikaitkan dengan rendahnya kesejahteraan bayi saat lahir yang dinilai dengan skor APGAR, kebutuhan untuk resusitasi pada saat kelahiran, dan kejang neonatal. Tujuan: Mengetahui hubungan korioamnionitis dengan Asfiksia Neonatus pada kehamilan dengan ketuban pecah dini. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan desain belah lintang. Subyek penelitian adalah 31 ibu hamil dengan KPD disertai korioamnionitis yang melahirkan di RSUP Dr. Kariadi dan rumah sakit jejaring pendidikan pada Februari – Juni 2017 yang dipilih secara consecutive sampling. Terhadap subjek penelitian dilakukan pengambilan data identitas, karakteristik obstetri dan skor APGAR, lalu diambil sampel kulit ketuban untuk diperiksa adanya korioamnionitis secara histopatologis. Uji statistik menggunakan Uji Gamma. Hasil: Dari seluruh subjek penelitian, 71% (n=22) pasien KPD mengalami korioamnionitis sedangkan 29% (n=9) lainnya tidak mengalami korioamnionitis. Sebesar 100% pasien tidak memiliki bayi asfiksia pada korioamnionitis tingkat 1 (n=2) dan tingkat 2 (n=1). Pada korioamnionitis tingkat 3, sebesar 91,7% (n=11) pasien tidak memiliki bayi asfiksia dan 8,3% (n=1) pasien memiliki bayi asfiksia ringan-sedang. Pada korioamnionitis tingkat 4, sebesar 85,7% (n=6) pasien tidak memiliki bayi asfiksia dan 14,3% (n=1) pasien memiliki bayi asfiksia berat. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara korioamnionitis dengan asfiksia neonatus dengan nilai p sebesar 0,210 ( p > 0.05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara korioamnionitis dengan asfiksia neonatus pada kehamilan dengan KPD. Kata kunci: Asfiksia Neonatus, Ketuban Pecah Dini, Korioamnioniti

    Perancangan Hydraulic Ram (HIDRAM) Untuk Memenuhi Kebutuhan Air di Kelompok Petani Ikan di Dusun Karanglo Tlogoadi Mlati Sleman

    Get PDF
    Harga bahan bakar yang terus bertambah mengakibatkan biaya operasional untuk mengangkat air yang menggunakan pompa komersil juga meningkat. Karena itu diperlukan suatu desain penelitian perancangan dan pembuatan peralatan yang diperkirakan mampu untuk mengangkat air dari permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih tinggi tanpa listrik dan bahan bakar. Salah satu teknologi tepat guna tersebut adalah Pompa hidraulik ram (Hidram). Pompa yang tidak membutuhkan energi dari luar pada pengoperasianya. Berdasarkan desain pompa hidram yang dibuat, pompa mampu mengangkat air hingga 6 m dari sumber air dan debit rata-rata air yang dapat diangkat adalah 500 liter/jam selama 24 jam setiap hari, dengan efisiensi menurut persamaan D’Aubuisson adalah 38,96 %. Secara kesuluruhan pembuatan dan biaya operasional pompa hidram sangat jauh lebih murah dari pompa komersil yang membutuhkan listrik ataupun bahan bakar

    Maternal and Perinatal Outcomes in Pregnancy Complicated with Pre- and Gestational Diabetes Mellitus

    Get PDF
    Objective: To analyze maternal and perinatal outcomes in pregnancies complicated by pre-gestational and gestational diabetes. Methods: This is an analytical observational study with a cross-sectional design. We examined 57 women, 39 of pre-gestational diabetes mellitus (PGDM) women, and 19 had gestational diabetes mellitus (GDM). The data were analyzed using the chi-square and Fisher’s exact test. Results: There were no maternal deaths in either group. Pre-eclampsia was significantly higher in the PGDM group. Perinatal deaths and asphyxia were the same in both groups. Prematurity was higher in the PGDM group. Neonates of GDM women appeared to be heavier. Intrauterine fetal death (IUFD) rates were higher in the GDM group. Congenital anomalies were found in the GDM group. Conclusion: There were differences in maternal and perinatal outcomes in both groups, namely pre-eclampsia and congenital anomaly

    MORFOLOGI DAN RASIO PLASENTA PADA PREEKLAMSIA-EKLAMSIA Pengaruhnya terhadap pertumbuhan janin dan outcome bayi baru lahir

    Get PDF
    Preeklamsia-Eklamsia (PE) merupakan penyebab utama kematian ibu yang paling sulit dikelola. Hal ini dikarenakan sampai sekarang etiologi dan patogenesisnya belum diketahui secara pasti. Awal dari timbulnya PE diduga disebabkan oleh penurunan perfusi uteroplasenter. Penurunan perfusi uteroplasenter ini selain dapat berpengaruh terhadap morfologi plasenta juga dapat berdampak buruk terhadap pertumbuhan janin dan outcome bayi barn lahir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui morfologi dan rasio plasenta pada PE serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan janin dan outcome bayi baru lahir. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian menggunakan studi kohort prospektif dengan pembanding kehamilan normal. Didapatkan rata-rata ± simpang baku berat plasenta pada PE tidak berbeda dengan kelompok pembanding (547.75 ± 111.71 vs 541.25 ± 88.93 gr) sedangkan kejadian infark plasenta ditemukan pada 25% kasus PE. Kejadian infark plasenta ini 3.33 kali lebih tinggi pada PE dibanding kejadian infark plasenta pada kelompok pembanding. Gambaran histologi plasenta pada PE menunjukkan perubahan berupa unevenly accelerated Wilms maturation yang membuktikan bahwa pada PE terjadi penurunan perfusi uteroplasenter. Nilai rasio plasenta pada PE juga terbukti lebih tinggi dibanding nilai rasio plasenta pada pembanding (0.20 vs 0.17). Rata-rata ± simpang baku berat badan bayi ba' lahir pada PE lebih rendah dari kelompok pembanding (2716.25 ±. 663.94 vs 3125.25 ± 348.54) dengan kejadian PJT pada PE 5.0 kali lebih tinggi. Perhitungan regresi logistik ganda menunjukkan bahwa morfologi dan rasio plasenta berpengaruh terhadap kejadian PJT pada PE bila berat plasenta rendah dan nilai rasio plasenta tinggi. Rata-rata ± simpang baku skor Apgar menit pertama pada PE juga lebih rendah dari kelompok pembanding (6.85 ± 3.02 vs 9.48 ± 1.24) dengan kejadian Asfiksia pada bayi barn lahir pada PE 6.5 kali lebih tinggi. Terhadap kejadian Asfiksia pada bayi baru lahir ini, dengan perhitungan regresi logistik ganda, morfologi dan rasio plasenta tidak berpengaruh. Simpulan dari basil penelitian ini adalah bahwa pada PE : lebih banyak didapatkan kelainan morfologi plasenta berupa infark dan perubahan gambaran histologi, nilai rasio plasenta lebih tinggi, kejadian PJT dan Asfiksia pada bayi ba' lahir juga terbukti lebih tinggi dari kelompok pembanding. Pada PE, morfologi dan rasio plasenta berpengaruh terhadap kejadian PJT bila berat plasenta rendah dan nilai rasio plasenta tinggi, sedangkan terhadap kejadian Asfiksia pada bayi ba' lahir, morfologi dan rasio plasenta tidak berpengaruh. Bertitik tolak dari hasil penelitian ini maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melihat beberapa parameter lain misalnya pemeriksaan kadar zat vasoaktif, imunohistokimia plasenta dan USG Doppler dalam upaya untuk lebih memahami patogenesis dan patofisiologi PE. Disamping itu juga perlu dilakukan penelitian pada PE berkaitan dengan upaya pencegahan, skrining/deteksi dini serta pencegahan terhadap komplikasi yang lebih buruk. Semua upaya tersebut adalah dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin

    Serum 8-isoprostane increased in pre-eclampsia

    No full text
    Background The main causes of maternal mortality in Indonesia are pre-eclampsia, hemorrhage, and infection. Oxidative stress has a primary role in pre-eclampsia and one of its parameters is 8-isoprostane serum level. The objective of this study is to measure 8-isoprostane and to analyze the relationship between 8-isoprostane level and birth weight in pre-eclampsia. Methods A cross-sectional study involving 23 pre-eclampsia and 29 normotensive pregnant women with normal or cesarean delivery at Dr. Kariadi Hospital Semarang from January to May 2011. Collected maternal blood samples were assessed for 8-Isoprostane levels by means of a specific ELISA kit. Neonatal birth weight was measured immediately after delivery by means of calibrated baby scales. Differences in 8-isoprostane levels between pre-eclampsia and normotensive women were assessed using independent t-test for normal distributed data, and the Mann-Whitney test for non-normally distributed data. Results Mean 8-isoprostane level was significantly higher in women with pre-eclampsia than in normotensive women (62.52 ± 12.19 pg/mL vs 28.64 ± 8.81 pg/mL) (p<0.05). Low birth weight was twice as frequent in pre-eclampsia than in normotensives. There was no correlation between 8-isoprostane serum level and neonatal birth weight in pre-eclampsia. Conclusion The level of 8-isoprostane was higher in pre-eclampsia than in normotensives. It is recommended to conduct further studies to determine whether 8-isoprostane may be used as a predictive marker of pre-eclampsia
    corecore