27 research outputs found
IDENTIFIKASI SISWA DISLEKSIA DI SEKOLAH DASAR NEGERI INKLUSI SURABAYA TIMUR
Abstrak: Terdapat 52 sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di Kota Surabaya. Di setiap sekolah tersebut terdapat siswa disleksia. Namun, siswa disleksia tersebut belum terdata dengan baik. Hal ini juga terjadi pada 12 SDN Inklusi di Kota Surabaya bagian Timur. Siswa disleksia perlu diidentifikasi sejak dini. Maka diperlukan alat identifikasi yang sesuai dan mudah digunakan. Dalam hal ini, alat identifikasi diadaptasi dari Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI) dimanfaatkan untuk mengidentifikasi. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi siswa yang beresiko mengalami disleksia SDN Inklusi Kota Surabaya bagian Timur. Pendekatan kuantitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Populasi berjumlah 12 SDN Inklusi. Sampel menggunakan teknik random sampling ditetapkan sebanyak 7 SDN Inklusi. Teknik pengumpulan data meliputi kuesioner dan wawancara, teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan rumus prosentase (P= n/f x 100 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 SDN Inklusi Kota Surabaya bagian Timur sejumlah 140 siswa yang terjaring melalui proses screening dan sebanyak 52 siswa yang beresiko mengalami disleksia jadi sebesar 37 %. Simpulan penelitian bahwa, siswa yang beresiko mengalami disleksia di SDN Inklusi Kota Surabaya bagian Timur dapat teridentifikasi. Kata Kunci = Identifikasi, Siswa Disleksia, SDN Inklusi Surabaya
KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU UNTUK MEMOTIVASI BELAJAR PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Komunikasi Interpersonal merupakan suatu proses komunikasi yang berjalan antara dua orang atau beberapa orang yang bertujuan menemukan diri sendiri, menemukan dunia luar, membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, merubah sikap dan tingkah laku. Komunikasi dapat terhambat jika penerima pesan tidak dapat mengolah dan menrima pesan dengan baik, dalam penelitian ini adalah anak slow learner, dengan tingkat motivasi yang rendah, anak slow learner tidak dapat menerima pesan dengan baik, sehingga proses belajar mengajar dapat terhambat. Penelitan ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi interpersonal guru untuk memotivasi siswa slow learner pada saat proses belajar mengajar di SDN Babatan IV Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif Teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori pendukung berdasarkan teori Joseph A. DeVito. Karakteristik komunikasi interpersonal menurut DeVito: keterbukaan (openess), empati (emphaty), dukungan (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesamaan (equal). Setelah peneliti melakukan penelitian, maka diperoleh hasil penelitian bahwa kurangnya kefokusan siswa dan pemahaman siswa ketika guru berkomunikasi atau menyampaikan pesan. Sehingga guru harus mengulang pesan yang telah disampaikan
METODE ABA BERMEDIA SCRAPBOOK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK AUTIS
Abstrak: Penelitian ini tentang kemampuan mengenal konsep bilangan anak autis dalam aspek menyebutkan urutan bilangan, mencocokkan jumlah benda dengan bilangan, dan menulis lambang bilangan yang masih perlu dikembangkan. Oleh karena itu, kemampuan mengenal konsep bilangan anak autis perlu dioptimalkan melalui metode ABA bermedia scrapbook. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh metode ABA bermedia scrapbook terhadap pengenalan konsep bilangan pada anak autis di SLB Harapan Bunda Surabaya. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis pre eksperimen dan rancangan one-group pre-test post-test design. Teknik statistik yang digunakan dalam analisis data adalah uji jenjang bertanda wilcoxon match pairs test. Teknik pengumpulan data berupa tes dengan jenis tes lisan dan tes tuis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai kemampuan mengenal konsep bilangan anak autis dengan nilai T hitung = 0 ÂŁ T table= 21 dengan signifikansi 5% yang artinya ada pengaruh metode ABA bermedia scrapbook terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan anak autis. Kata kunci : ABA, scrapbook, konsep bilangan, autis
STUDI DESKRIPTIF PELAKSANAAN IDENTIFIKASI DAN ASESMEN DI SEKOLAH REGULER
Identifikasi dan asesmen mewujudkan kegiatanuntuk mengenal atau menandai dalam proses pendektesiandini terhadap anak berkebutuhan khusus. Disleksia sebagaianak berkebutuhan khusus memerlukan identifikasi danasesmen dalam upaya pemberian layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan 1)mendeskripsikan pelaksanaan identifikasi dan asesmen siswadisleksia oleh guru di sekolah reguler 2) hambatan yangdialami guru pada pelaksanaan identifikasi dan asesmensiswa disleksia 3) solusi yang telah dilakukan guru dalampelaksanaan identifikasi dan asesmen siswa disleksia.Penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif, denganpendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan datamelalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Lokasi dansubjek penelitian ini guru kelas 1-5 di sekolah reguler MIDarut Taqwa Ponggok Blitar. Berdasarkan perolehan hasilpenelitian, bahwa pelaksanaan identifikasi dan asesmen siswadisleksia di sekolah reguler MI Darut Taqwa Ponggok Blitartelah di laksanakan oleh guru di semua kelas namun belumoptimal karena belum sesuai teori yang ada. Guru telahmemberikan pelayanan yang maksimal, namun di sekolahreguler tersebut belum ada pendidikan inklusi, dengandemikian teknik dan tahapan identifikasi dan asesmendisleksia di lakukan berdasarkan kreatifitas guru denganmemberikan tes yang dibuat oleh guru dan melihat22perkembangan hasil belajar siswa. Hambatan yang dialamiguru pada pelaksanaan identifikasi dan asesmen siswadisleksia terdapat pada pemahaman guru terhadap disleksiaserta identifikasi dan asesmen disleksia, dukungan orang tuapeserta didik, kerjasama dengan ahli pendidikan untuk anakberkebutuhan khusus maupun tenaga professional. Solusiyang dilakukan guru dalam pelaksanaan identifikasi danasesmen siswa disleksia yakni mempelajari dan memahamitentang disleksia serta pelaksanaan identifikasi dan asesmendisleksia, berkolaborasi dengan orang tua siswa, siswadisleksia dapat langsung ditangani sendiri oleh guru dalambentuk layanan pembelajaran langsung tanpa harus dirujukpada tenaga ahli, guru mempersiapkan media yang kreatifuntuk membaca siswa disleksia.Kata kunci : Identifikasi dan Asesmen, Siswa Disleksia,Sekolah Regule
PENERAPAN KETERAMPILAN MOZAIK TERHADAP KEMAMPUAN PERHATIAN ANAK AUTIS
Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya hambatan dalam mempertahankan perhatian atau memusatkan perhatian pada anak autis. Autisme termasuk dalam gangguan perkembangan pervasive (pervasive developmental disorder) yang ditandai dengan distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar majemuk yang salah satunya adalah perhatian. Tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan keterampilan mozaik terhadap kemampuan perhatian anak autis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan jenis eksperimen subjek tunggal atau single subject research (SSR) dengan desain A-B. Subyek dalam penelitian ini adalah satu siswa autis dengan karakteristik kurangnya kemampuan perhatian. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Observasi digunakan untuk memperoleh gambaran kemampuan perhatian anak autis tanpa adanya perlakuan (baseline) dan dengan adanya perlakuan (intervensi). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis visual yang terdiri dari analisis visual dalam kondisi dan analisis visual antar kondisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada fase baseline (A) kemampuan perhatian terlama yang dapat dicapai anak dalam waktu 10 menit adalah 12,23 detik. Sedangkan pada fase intervensi (B) waktu yang dapat dicapai anak adalah 13,83 detik. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas pada fase baseline (A) setelah diberikan intervensi mengalami kecenderungan peningkatan pada fase intervensi (B). Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari penerapan keterampilan mozaik terhadap kemampuan perhatian anak autis di Yayasan Puri Mutiara Bunda sedati Sidoarjo. Kata Kunci: Mozaik, perhatian, anak autisAbstract The research was based on the obstacle in maintaining attention or focusing on children with autism. Autism is a pervasive developmental disorder characterized by a distortion in the development of basic psychological functions, one of which is attention. Has been conducted of this research was to determine the presence or absence of the influence of mosaic skills on the ability of attention of children with autism in Yayasan Puri Mutiara Bunda Sedati Sidoarjo. This research used quantitative approach and experimental research type Single Subject Research (SSR) with A-B design. Research subjects were one autistm student who had low attention skills. Data were collected by observation. Moreover, observations were used to obtain an overview of the autistic childs attention ability in the absence of treatment (baseline) and with treatment (intervention). Data analysis technique used was visual analysis consisting of visual analysis in condition and visual analysis between condition. The results showed that in the baseline phase (A) the longest attention ability that can be achieved by child within 10 minutes is 12,23 seconds. While in the intervention phase (B) the time the child can reach is 13,38 seconds. This suggests that the stability in the baseline phase (A) after intervention has a tendency to increase in the intervention phase (B). So it can be concluded that there is influence of mosaic skills to ability of attention of autistic child in Yayasan Puri Mutiara Bunda Sedati Sidoarjo. Keywords: mosaic, attention, children with autis
METODE FLOORTIME BERMEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BAHASA RESEPTIF ANGGOTA TUBUH ANAK AUTIS
Abstrak: Perkembangan bahasa reseptif anggota tubuh anak autis sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasanya. Keterampilan bahasa yang minim dapat mempengaruhi anak autis dalam pemahaman khususnya mengenai anggota tubuh. Metode Floortime bermedia kartu bergambar anggota tubuh adalah metode pembelajaran yang bersifat santai dengan aktifitas peneliti ikut berinteraksi dengan anak menggunakan kartu bergambar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis metode floortime bermedia kartu bergambar untuk meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anggota tubuh anak autis. Subjek penelitian adalah anak autis kelas TK sebanyak 6. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan rancangan Pre- Experimental Design dengan jenis One – Group Pretest – Posttest Design. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes kemampuan. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non parametrik, dengan menggunakan rumus sign test. Hasil penelitian menunjukkan hasul nilai rata – rata pre-test 25,83 dan nilai rata – rata post-test 39,67. Sedangkan hasil analisis data hasil penelitian juga menunjukkan Zhitung = 2,2 lebih besar dari pada Ztabel = 1,96 dengan nilai krisis 5%. Bila Zhitung = 2,2 > Ztabel = 1,96 maka dapat disimpulkan ada pengaruh metode floortime bermedia kartu bergambar untuk meningkatakan kemampuan bahasa reseptif anggota tubuh anak autis. Kata kunci : Floortime, bahasa reseptif, auti
Exploring the laboratory-based learning model to improve students' outcomes on Learning for Autism course
Many courses in higher education require real practice so that students can master the expected skills. Practice through lab-based learning is one that is recommended. The aim of this research is to determine the impact of laboratory-based learning on learning in autism learning courses. This research applies a quantitative research approach with a pre-experimental research design with a one group pre-test post-test design. The research involved twenty-five students taking part in laboratory learning over four meetings. The learning impact is measured from the pre-test and post-test scores which are analyzed non-parametrically using the Wilcoxon Test and a perception questionnaire regarding laboratory-based learning. The Wilcoxon test results show differences in the pre-test and post-test results. This indicates that laboratory-based learning has an impact on student learning outcomes. Furthermore, the results of the questionnaire analysis showed that students enjoyed learning in the laboratory and the majority felt that learning in the laboratory was useful, even though it required longer preparation. The results of this research can be a basis for developing laboratory-based learning models in other courses
PENGARUH METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN PADA ANAK AUTIS DI TK MENTARI SCHOOL SIDOARJO
Penelitian ini dilatar belakangi pentingnya meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak autis yang mengalami hambatan dalam bidang kognitif. Hal ini terlihat pada kemampuan anak autis di TK Mentari School Sidorjo, dalam berhitung, anak hanya mampu menyebutkan 1-10. Namun, ketika dihadapkan dengan bentuk bilangan 1-10 anak tidak mengerti mana angka 1, angka 2, angka 3 sampai 10 sehingga masih perlu ditingkatkan. Melalui metode multisensori anak autis dirasangsang secara aktif untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan dengan menyebutkan angka bila diperlihatkan lambang bilangannya, menyebutkan jumlah benda dengan cara berhitung, menghubungkan benda-benda konkret dengan lambang bilangan 1 sampai 10.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode multisensori terhadap kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak autis di TK Mentari School Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jenis pre-eksperimental disign. Teknik analisis data dengan menggunakan statistik non parametik dengan uji peringkat bertdanda wilcaxon.Hasil penelitian meunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai kemampuan mengenal lambang bilangan anak autis pada saat tes awal 58,33 dan 91,67 pada tes akhir. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan hasil T (jenjang terkecil) = 0 lebih kecil sama dengan dari Tα (tabel) = 0 dengan nilai kritis 5% (untuk pengujian dua sisi). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada pengaruh metode multisensori terhadap kemampuan mengenal angka pada anak autis di tk mentari school sidoarjo. Kata kunci : mengenal lambang bilangan, anak autis, metode multisensori.The background of this study is the urgency to develop ability in recognizing numbers for students with autism which having cognitive problems. The problem is seen in autism students at TK Mentari School Sidoarjo. Students are able to pronounce numbers from one to ten. However, they could not recognize its physical form. By using multisensory method, students are actively triggered to develop their ability in recognizing numbers by pronouncing it when they are shown the numbers, pronouncing numbers of some objects by counting it, and connecting tangible objects to one to ten numbers. The purpose of this study is to know the effect of multisensory method towards students with autism ability in recognizing number at TK Mentari School Sidoarjo. This is a quantitative study with pre-experimental design. Wilcoxon non parametric test analysis is used to analyze the data. The result shows significance development on students’ ability in recognizing numbers. Pre-test value show 58.33 meanwhile post-test value 91.67. Besides, T test = 0 smaller than Tα = 0 in critical value 5% (in two sides test). In conclusion, Ho is rejected meanwhile Ha is accepted. This result means there is significance effect of multisensory method towards students with autism ability in recognizing number at TK Mentari School Sidoarjo. Keywords: numbers recognition, autism, multisensory method
PENGGUNAAN MEDIA PASIR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ABJAD SESUAI DENGAN TAHAPAN PADA ANAK DISLEKSIA
ABSTRAKTujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh penggunaan media pasir dalam pembelajaran menulis abjad sesuai dengan tahapan pada anak disleksia. Rancangan penelitian “One Group Pre Test Post Test Design”. Analisis data menggunakan rumus wilcoxon (wilcoxon match pairs test).Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu anak disleksia yang mengalami kesulitan dalam menulis abjad sesuai dengan batasan usia mulai dari 7-10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penggunaan media pasir terhadap pembelajaran menulis abjad sesuai dengan tahapan dilembaya terapi sebaya dan esya Sidoarjo. Dengan rata-rata hasil pre test 42,83 dengan nilai tertinggi 76 dan terendah 19, sedangkan hasil rata-rata post test 91,17 dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 86. Hasil penelitian menunjukkan Zhitung 0 ≤ Ztabel 0 artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh penggunaan media pasir dalam pembelajaran menulis abjad sesuai dengan tahapan pada anak disleksia. Kata kunci : disleksia, media pasir, menulis abjad sesuai tahapanABSTRACTThe objective of this research is to examine the impact of the sand usage as a media in the learning process of alphabet writing in accordance with the stage of dyslexic children. This research is planned using this design: “One Group Pre Test Post Test Design”. Data analysis is implemented using wilcoxon formula (wilcoxon match pairs test). The subjects used in this research are dyslexic children who experience difficulties in writing the alphabets in accordance with the age range of 7-10 years old.The results of this research show that there is an impact of using sand as a learning media in alphabet writing in accordance with the stage of dyslexic children in Lembaya Terapi Sebaya and ESYA Sidoarjo. The average of pre test scores is 42.83 with the highest score of 76 and the lowest score of 19, meanwhile the average of post test scores is 91.17 with the highest score of 100 and the lowest score of 86. The result of this research shows that Zhitung 0 ≤ Ztabel 0 which implies that Ho is rejected and Ha is approved. This means that there is an impact of using sand as a learning media in alphabet writing in accordance with the stage of dyslexic children. Key words: alphabet writing according to the stage, dyslexia, sand medi
IDENTIFIKASI SISWA DISLEKSIA DI SEKOLAH DASAR NEGERI INKLUSI SURABAYA TIMUR
Abstrak: Terdapat 52 sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di Kota Surabaya. Di setiap sekolah tersebut terdapat siswa disleksia. Namun, siswa disleksia tersebut belum terdata dengan baik. Hal ini juga terjadi pada 12 SDN Inklusi di Kota Surabaya bagian Timur. Siswa disleksia perlu diidentifikasi sejak dini. Maka diperlukan alat identifikasi yang sesuai dan mudah digunakan. Dalam hal ini, alat identifikasi diadaptasi dari Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI) dimanfaatkan untuk mengidentifikasi. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi siswa yang beresiko mengalami disleksia SDN Inklusi Kota Surabaya bagian Timur. Pendekatan kuantitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Populasi berjumlah 12 SDN Inklusi. Sampel menggunakan teknik random sampling ditetapkan sebanyak 7 SDN Inklusi. Teknik pengumpulan data meliputi kuesioner dan wawancara, teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan rumus prosentase (P= n/f x 100 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 SDN Inklusi Kota Surabaya bagian Timur sejumlah 140 siswa yang terjaring melalui proses screening dan sebanyak 52 siswa yang beresiko mengalami disleksia jadi sebesar 37 %. Simpulan penelitian bahwa, siswa yang beresiko mengalami disleksia di SDN Inklusi Kota Surabaya bagian Timur dapat teridentifikasi. Kata Kunci = Identifikasi, Siswa Disleksia, SDN Inklusi Surabaya