20 research outputs found

    Pengaruh Kadar Vitamin E Dalam Pakan Terhadap Kualitas Telur Ikan Patin (Pangasius Hypophthalmus) [Effect of Dietary Vitamin E on the Egg Quality of Catfish (Pangasius Hypophthalmus)]

    Full text link
    Percobaan ini dilakukan untuk menentukan pengaruh dari vitamin E (VE) dalam pakan induk ikan patin, Pangasius hypophthalmus terhadap kualitas telurnya. Empat macam pakan yang digunakan yaitu yang mengandung protein relatif sama yaitu berkisar antara 37.68-38.05% dan kalorinya 3066.66-3104.71 kkal/kg pakan, kandungan VE yang digunakan dalam pakan secara berturut-turut antara lain 28.08, 146.55, 189.65, dan 251.80 mg VE/kg pakan. Induk dipelihara dalam jaring yang ditempatkan dalam kolam beton. Setiap liari ikan diberi makan sebanyak 4% dari berat tubuh untuk selama 15 bulan. Selama periode pemberian pakan, tingkat kematangan gonad diperiksa, dan pembuahan dilakukan secara buatan. Vitamin E dan kandungan lemak dalam telur yang dihasilkan meningkat sesuai dengan peningkatan dosis VE dalam pakan. Vitamin E mempengaruhi gonad somatik indek, fekunditas, diameter telur, laju penetasan, larva abnormal, dan jumlah total larva yang dihasilkan. Pakan yang mengandung 189.65 mg VE/kg pakan menghasilkan tingkat penetasan yang tinggi (78.77%), jumlah total larva 332,339 ekor/kg induk, dan larva abnormal terendah (0.19%). Penambahan 189.65 mg/kg pakan dapat meningkatkan kualitas telur ikan patin

    Pemanfaatan Minyak Cengkeh Syzigium Aromaticum untuk Meningkatkan Efisiensi Pakan pada Ikan Patin Pangasianodon Hypophthalmus (Sauvage, 1876)

    Full text link
    Penelitian dilakukan untuk menganalisis penambahan minyak cengkeh terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan pada ikan patin Pangasianodon hypophthalmus. Pada penelitian ini, dosis yang ditambahkan pada pakan terdiri atas lima per- lakuan dengan masing-masing tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas 0 mg 100 g-1 (tanpa penambahan minyak cengkeh), 5 mg 100 g-1pakan, 10 mg100 g-1pakan, 15 mg 100 g-1pakan, dan 100 mg100 g-1pakan. Ikan uji yang digunakan berasal dari pembudidaya di daerah Parung, Bogor dengan berat 5,0±0,6 g yang dipelihara pada 15 akuarium yang diisi air sampai volume 100 L per akuarium dengan padat penebaran 20 ekor per akuarium. Ikan dipelihara selama 50 hari untuk uji pertumbuhan. Pemberian pakan secara at satiation tiga kali sehari. Perlakuan yang memberikan hasil terbaik adalah perlakuan dengan penambahan dosis 10 mg minyak cengkeh per 100 g pakan. Hasil yang diperoleh adalah nilai efisi- ensi pakan sebesar 78,9%, retensi protein 45,7% dan retensi lemak 112,6%

    Pemanfaatan Minyak Biji Krokot Portulaca Oleracea sebagai Sumber Asam Lemak Esensial pada Pakan Ikan Mas, Cyprinus Carpio Linnaeus 1758 [Utilization Of Purslane Portulaca Oleracea Seed Oil AS A Source Of Fatty Acid Essential Of Common Carp Cyprinus Carpio Linnaeus 1758 Diet]

    Full text link
    Penelitian bertujuan mengkaji pemanfaatan minyak biji krokot Portulaca oleracea sebagai sumber asam lemak esensial pada pakan ikan mas Cyprinus carpio untuk menggantikan minyak ikan. Percobaan menggunakan rancangan acak leng-kap, terdiri atas empat perlakuan dan tiga ulangan. Pakan perlakuan terdiri atas minyak ikan, minyak jagung, dan minyak kelapa (P0), minyak biji krokot, dan minyak kelapa (P1), minyak jagung dan minyak kelapa (P2), dan minyak ke-lapa (P3). Ikan mas dengan bobot 3,11±0,05 g dipelihara dalam akuarium berukuran 50x40x35 cm3 dengan padat tebar 10 ekor akuarium-1 selama 60 hari. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan P1 menghasilkan nilai laju pertumbuhan harian (3,5±0,1%), efisiensi pakan (71,7±4,9%), retensi protein (22,1±1,9%), dan retensi lemak (81,4±4,5%) tertinggi dan memberikan pengaruh yang nyata (p0,05). Komposisi asam lemak tubuh ikan mas pada perlakuan P1 yaitu total asam lemak jenuh sebesar 21,4%, asam lemak tak jenuh tunggal sebesar 36,9%, n-3 sebesar 10,4%, n-6 sebesar 16,1% dan rasio n-3/n-6 sebesar 0,6. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa minyak biji krokot dapat menggantikan minyak ikan pada pakan ikan mas

    Effect of Phytase Supplementation in Soybean Meal Based Diet on Nutrient Digestibility and Growth Performance of Green Catfish (Hemibagrus Nemurus)

    Full text link
    This experiment was conducted to evaluate the effect of phytase supplemented to the diet on phosphorus (P) digestibility and growth performance of the green catfish Hemibagrus nemurus. Five kinds of experimental diets were used in this experiment, namely diets A, B, C, D and E. Diet A, as a control, was supplemented with inorganic P, without phytase supplementation. Diet B, C, D and E were supplemented with 0, 20, 40 and 60 mg phytase/100 g soybean meal (SBM), respectively, without inorganic P supplementation. Fifteen fish with initial body weight of 6.9 + 0.2 g were stocked into each 60-l aquarium. Fish were fed on the diets for 60 days. Results indicated that P digestibility increased from 64.5% to 87.0% as phytase supplement increased from 0 mg in diet B to 60 mg phytase/100 g SBM in diet E. P digestibility in diet E was higher than that in diet A (77.6%). The daily growth rate and feed conversion ratio followed similar trend. P, Calcium (Ca) and Zinc (Zn) concentration in the whole body and bone of fish fed diet E were higher than the fish fed diet B, C and D, but were insignificant compared to the fish fed diet A. Nitrogen (N) and P loading by fish fed diet E were, respectively, 76% and 20% lower than those in fish fed the control diet. It is concluded that the inclusion of 60 mg phytase/100 g SBM in the diet of the green catfish could replace the utilization of inorganic P increase the digestibility of the diet thereby resulting in increased growth rate and reduced excretion of P and N into the waters

    Digestive Enzymes and Growth Performance of Common Carp, Cyprinus Carpio Linnaeus, 1758 with Additional of Turmeric Meal, Curcuma Longa Linn. in the Diet

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan tepung kunyit (Curcuma longa Linn.) dengan dosis berbeda dalam pakan terhadap aktivitas enzim pencernaan dan kinerja pertumbuhan ikan mas. Tepung kunyit dengan dosis 0, 1, 2, dan 3% dicampurkan ke dalam pakan. Pakan yang digunakan adalah pakan buatan dengan kandungan iso-protein sebesar 29,51±0,93% dan isoenergi 3948,10±68,38 kkal kg-1 pakan. Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas dengan bobot sebesar 2,82±0,04 g, dipelihara dalam akuarium berukuran 60x40x35 cm3 dengan padat tebar 10 ekor pa-da setiap akuarium selama 60 hari. Ikan diberi pakan uji dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali dalam sehari yaitu pada pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB secara at satiation. Penyiponan dilakukan setiap hari. Air untuk budi daya diganti setiap tiga hari sekali sebanyak 25% dari volume media pemeliharaan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembe-rian tepung kunyit dengan dosis 2% meningkatkan aktivitas enzim amilase dan protease yaitu 7,012 U mg-1 dan 0,032 U mg-1. Pemberian tepung kunyit dengan dosis 2% juga meningkatkan laju pertumbuhan harian yaitu 2,22±0,13%. Disimpulkan bahwa pemberian tepung kunyit dosis 2% pada pakan dapat meningkatkan enzim amilase, protease dan kinerja pertumbuhan ikan mas

    Penambahan Minyak Cengkeh Syzygium Aromaticum Dalam Pakan Untuk Memperbaiki Kinerja Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus Carpio Linnaeus 1758 [the Supplementation of Clove Oil Syzygium Aromaticum in the Diet to Improve the Growth Performance of Common Carp Cyprinus Carpio Linnaeus 1758]

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi penambahan minyak cengkeh Syzygium aromaticum dalam pakan untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan mas Cyprinus carpio. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga bulan April 2015, di Laboratorium Produksi, Kolam Percobaan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ikan uji yang digunakan adalah mas dari varietas Majalaya yang berbobot 3,90 ±1,08 g. Ikan ditebar pada akuarium berukuran 50x40x35 cm3 (volume 150 L) dengan kepadatan 25 ekor ikan setiap akuarium. Selama masa pemeliharaan, ikan diberi pakan yang mengandung minyak cengkeh dengan dosis 0, 5, 10, 15, atau 100 mg 100 g-1 pakan dengan masing-masing tiga ulangan. Uji pertumbuhan dilakukan selama 56 hari, dilanjutkan dengan uji kecernaan selama 10 hari. Ikan diberi pakan tiga kali dalam sehari, yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00. Ha-sil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pertumbuhan ikan mas dipengaruhi oleh penambahan minyak cengkeh. Ikan yang diberi pakan dengan penambahan minyak cengkeh pada dosis 100 mg 100 g-1 pakan secara signifikan memiliki kinerja pertumbuhan dan status kesehatan terbaik, termasuk profil gambaran darah dan tinggi vili usus

    Evaluasi Pemberian Ekstrak Daun Kayu Manis Cinnamomum Burmannii pada Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Patin Pangasianodon Hypophthalmus Sauvage, 1878 [Evaluation Of The Addition Of Cinnamon Cinnamomum Burmannii Leaves Extract In Diet For Growth Performance Of Catfish Pangasianodon Hypophthalmus Sauvage, 1878]

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan ekstrak daun kayu manis Cinnamomum burmannii dengan dosis berbeda pada pakan terhadap kinerja pertumbuhan ikan patin Pangasianodon hypophthalmus. Penelitian ini terdiri atas lima perlakuan dan tiga ulangan. Ekstrak daun kayu manis dicampurkan ke dalam pakan dengan lima dosis yaitu: 0 (kontrol); 0,5; 1; 2; dan 4 g kg-1 pakan. Ikan patin (7,43+0,01 g) dipelihara dalam 15 akuarium (volume 160 liter) dengan kepadatan 30 ekor/akurium selama 60 hari. Ikan diberi pakan secara at satiation sebanyak tiga kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun kayu manis sebanyak 1 g kg-1 pakan memberikan hasil yang optimal karena dapat meningkatkan retensi protein dan efisiensi pakan sebesar 24,6% dan 23,4% dengan laju pertumbuhan yang sama dengan perlakuan tanpa penambahan ekstrak daun kayu manis (kontrol)

    Pengaruh Ekstrak Daun Kayu Manis Cinnamomun Burmanii Terhadap Respon Imun Non Spesifik Ikan Patin Pangasianodon Hypophthalmus (Sauvage, 1878) Yang Diinfeksi Aeromonas Hydrophila [Effect of Cinnamon, Cinnamomun Burmanii, Leaves Extract for Non Specific Immune Response in Striped Catfish Pangasianodon Hypophthalmus (Sauvage, 1878) Infected by Aeromonas Hydrophila]

    Full text link
    Bakteri Aeromonas hydrophila dapat menyebabkan penyakit Motile Aeromonads Septicaemia pada ikan patin. Penggunaan fitofarmaka dilakukan sebagai alternatif peningkatan respon imun non spesifik ikan patin. Salah satu bahan fitofarmaka yang dapat dimanfaatkan adalah tumbuhan kayu manis Cinnamomum burmanii. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi daun kayu manis dalam meningkatkan respon imun non spesifik ikan patin yang diinfeksi A. hydrophila. Daun kayu manis diberikan dalam bentuk ekstrak melalui pakan dengan dosis 0,5% dan 1% selama 14 hari. Uji tantang dilakukan pada hari ke-15. Metode dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan masing-masing tiga ulangan. Perlakuan pencegahan 0,5% (A) dan 1% (B), perlakuan pengendalian 0,5% (C) dan 1% (D), serta kontrol negatif (K-) dan positif (K+). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C merupakan hasil terbaik dalam meningkatkan respon imun non spesifik pada ikan patin pascauji tantang. Hal tersebut terlihat dari peningkatan aktifitas fagositik 77,59±2,50% dan aktifitas ledakan respiratori 0,072±0,004 ikan patin dan juga pada dosis ini tingkat kelangsungan hidup ikan mencapai 100% sementara pada kontrol positif tingkat kelangsungan hidup ikan hanya 63,33%
    corecore