16 research outputs found

    Uji Sifat Opamp Berbasis Sinkronisasi Materi Praktikum Ic 741 Untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika

    Full text link
    IC OpAmp adalah peranti digunakan sebagai penguat sinyal masukan baik AC maupun DC, dalam bentuk operasi tegangan dan arus, untuk reproduksi suara, sistem komunikasi, sistem penghitung penjumlah, perkalian, pembagian, integral dan diferensial serta logaritma dan anti logaritma.Untuk mempelajari penguat operasional, akan menjadi sangat mudah jika mahasiswa menguasai pengertian tentang Sifat dasar Op-Amp, Keberlakuan Hukum Ohm dan Untai setara Thevenin atau Norton serta uji perilaku OpAmp pada pola input dibandingkan terhadap pola outputnya.Rumusan masalah : (1) Apakah hukum Ohm, Theorema Thevenin dan Norton dapat membantu analisis untai OpAmp? (2) Apakah perilaku OpAmp dapat ditunjukkan oleh untai IC 741?Metodologi penelitian : (1) Memilih model praktikum yang cocok dengan sifat dasar OpAmp. (2) Membandingkan pola input terhadap outputnyaHasil uji penelitian : (1) Hukum Ohm, Theorema Thevenin dan Norton membantu analisis untai OpAmp ? (2) Jika Ofset nol IC 741 diatur (0 Volt) maka ada kecocokan sifat OpAmp antara teori dan praktek. (3) IC 741 dapat menunjukkan sistem OpAmp sebagai untai penghitung penjumlah, perkalian, pembagian, integral dan diferensial

    Penerapan Media Mind Mapping Programpada Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas Xi.a2 SMA Negeri 4 Surakarta

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Penggunaan Mind Mapping Program melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar fisika siswa. (2) Penggunaan Mind Mapping Program melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI.A2 SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang dikhususkan pada materi pokok fluida dinamis sebanyak 30 siswa. Data diperoleh melalui pengamatan, review tanggapan guru, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan Mind Mapping Program melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar fisika siswa kelas XI.A2 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 pada materi pokok fluida dinamis. Peningkatan motivasi belajar fisika siswa terbukti dengan analisis lembar observasi motivasi belajar siswa selama penelitian berlangsung, yang pada awalnya rata-rata tiap indikator motivasi belajar siswa sebesar 21,67%, siklus I menjadi 52%, dan pada siklus II menjadi 53,33%. (2) Mind Mapping Program melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI.A2 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 pada materi pokok fluida dinamis. Peningkatan hasil belajar fisika siswa berdasarkan aspek kognitif yakni ketuntasan belajar fisika oleh siswa pada siklus I sebesar 83,33% yang kemudian meningkat menjadi 90% pada siklus II dari target yang ditetapkan yakni ketuntasan belajar siswa sebesar 75%

    Pendalaman Materi IPA Berbasis Pendekatan Proses Bagi Guru SD di Sukoharjo

    Full text link
    Pembelajaran IPA harus distrukturkan sedemikian rupa hingga para siswa mampu memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang diajarkan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut jam pelajaran harus diberi struktur dengan struktur utama : Pengembangan suatu masalah atau pertanyaan IPA, membahas solusi-solusi yang mungkin, contoh merumuskan hipotesa dan menguji hipotesa melalui perencanaan, pelaksanaan dan analisa percobaan-percobaan.Ada 8 struktur pembelajaran IPA, ialah : (a) Motivasi untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi IPA pembelajaran (b) Penjabaran masalah sebagai bentuk uraian dari rumusan pertanyaan ilmiah IPA tertentu (c) Penyusunan Opini-opini sebagai Perumusan sejumlah hipotesa atau dugaan sementara (d) Perencanaan dan konstruksi untuk memilih peralatan dari percobaan agar berfungsi (e) Percobaan IPA sebagai perwujudan sebab akibat dari reaksi alam (f) Kesimpulan hasil IPA dari suatu prosedur pemecahan masalah (g) Abstraksi dar hasil ilmiah yang sah (h) Konsolidasi pengetahuan melalui aplikasi dan praktek pengetahuan IPA secara menyeluruh suatu fenomena alam dan integrasi hasil pendidikan.Rumusan masalah penelitian : Apakah 8 struktur pembelajaran IPA di SD pola SEQIP masih dilaksanakan ?Metodologi penelitian ialah dengan mengamati perilaku mengajar IPA berdasarkan indikator delapan struktur pembelajaran ilmiah.Kesimpulan penelitian : Ke delapan struktur pembelajaran dilaksanakan secara luwes, tetapi harus memper hatikan aspek khusus sebagai berikut : (a) Makna masing-masing struktur dapat sangat bervariasi. Bobot tergantung pada materi yang akan diajarkan maupun kepada situasi dan didaktik suatu kelas (b) Dalam praktek pengajaran ada transisi terus menerus dari satu struktur ke struktur berikutnya, sehingga sulit menarik garis tegas masing-masing struktur (c) Kadang ada struktur yang diabaikan atau dua struktur terjadi secara bersamaan atau saling menyusul dengan begitu cepat sehingga sulit menarik garis pembatas yang tegas antara masing-masing struktur. Misalnya antara konstruksi dan percobaan, abtara percobaan dan kesimpulan, antara kesimpulan dan abstraksi. Terutama di kelas rendah, struktur-struktur ā€œkonstruksiā€, ā€œkesimpulanā€ dan ā€œAbstraksiā€ kadang dapat diabaikan sama sekali. (d) Tergantung pada struktur dan pengaturan materi yang diberikan, ada struktur-struktur yang berulang-ulang secara teratur, kadang dalam jangka waktu yang sangat singkat dalam satu unit pelajaran.Saran : Sebelum mampu menangani delapan struktur ilmiah maupun variasinya secara mantap, sangat perlu untuk praktek menggunakan bentuk yang sederhana dulu, yang mempunyai struktur yang terpisah secara jelas, berdasarkan suatu protokol pelaksanaan pendidikan yang ditulis sebelumnya

    Profil Prakonsepsi Siswa SMP Kelas VIII Pada Materi Cahaya

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan profil prakonsepsi yang dimiliki siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jenar Sragen pada materi Cahaya.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jenar Sragen. Sampel dalam penelitian sejumlah 96 siswa dari 201 siswa. Pemilihan subjek penelitian dengan teknik cluster - random sampling. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes, dan teknik wawancara. Tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes pilihan ganda dengan alasan tertutup. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif.Dari hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa profil prakonsepsi yang dimiliki oleh siswa SMP Negeri 1 Jenar Sragen sebagai berikut: siswa yang memiliki rata-rata prosentase prakonsepsi benar tertinggi sebanyak 59.72 % yaitu pada konsep cahaya dan penglihatan. Siswa yang memiliki rata-rata prosentase prakonsepsi bersifat miskonsepsi tertinggi sebanyak 52.09 % yaitu pada konsep warna dan cahaya. Siswa yang memiliki rata-rata prosentase prakonsepsi salah tertinggi sebanyak 40.62 % yaitu pada konsep bayang-bayang dan bayangan. Profil prakonsepsi siswa bersifat miskonsepsi yang lebih dari 55 % adalah sebagai berikut :1) benda berwarna merah terlihat karena cahaya putih yang mengenai benda terserap selain warna merah, sedangkan warna merah tertinggal di benda (81.25 %); 2) semakin terang sumber cahaya, maka kecepatan cahayanya akan semakin cepat (62.5 %); 3) semakin jauh jarak benda terhadap cermin datar maka tinggi bayangannya akan semakin mengecil (62.5 %) ; 4) semua cahaya yang mengenai cermin akan dipantulkan tidak ada yang diserap (61.46 %); 5) cahaya yang berasal dari sebuah sumber pada siang hari akan tetap tinggal pada sumber atau tidak merambat (59.38 %) ; 6) langit mendung tidak terbentuk bayangan karena cahaya terserap semua oleh awan (57.29 %)

    Penerapan Model Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Kognitif Fisika Siswa Kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta Materi Suhu dan Kalor

    Full text link
    Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada materi Suhu dan Kalor, (2) peningkatan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada materi Suhu dan Kalor. Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan model Kemmis dan Mc. Taggart, serta model kolaboratif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus diawali dengan tahap persiapan dan dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan siklus yang terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 36 siswa. Data diperoleh melalui kajian dokumen,tes tertulis, observasi, kuesioner atau angket, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data perbandingan nilai antar siklus dan uji hipotesis menggunakan uji t satu ekor dapat disimpulkan bahwa: (1) ada peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada materi Suhu dan Kalor. (2) ada peningkatan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada materi Suhu dan Kalor

    Remediasi Pembelajaran Fisika dengan Model Snowball Throwing pada Materi Fluida Dinamis Kelas XI di SMA Negeri 6 Surakarta

    Full text link
    Remediasi pembelajaran dengan model snowball throwing. Penelitian ini merupakan PenelitianTindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan model Kemmis dan Mc. Taggart serta model kolaboratif.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaantindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 4 SMA Negeri 6 Surakarta yangberjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, kajian dokumen dan tes.Pengujian instrumen tes dilakukan di SMA Batik 2 Surakarta menggunakan perhitungan Ms. Excel. Analisisdata yang digunakan yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Berdasarkan analisis data dan pembahasandalam penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswasetelah mengikuti remediasi pembelajaran dengan model snowball throwing. Hal ini dapat dilihat daripeningkatan persentase siswa kelas XI MIA 4 yang mencapai KKM pada tes formatif pokok bahasan FluidaDinamis sebelum tindakan sebanyak 0%, kemudian setelah tindakan menjadi 85,29%. Berdasarkan hasil ujihipotesis menggunakan uji t satu ekor diperoleh bahwa hitung tabel t t(23,53 > 1,69236) dan berdasarkanhasil uji t satu ekor menggunakan SPSS 17 diperoleh hitung tabel t t (23,495 > 1,69236). Perbedaan nilai thitungdisebabkan oleh pembulatan angka saat perhitungan, akan tetapi perbedaan nilai thitung tidak signifikan.Berdasarkan hasil uji t satu ekor dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswasebelum (X1) dan sesudah (X2) mengikuti remediasi pembelajaran menggunakan model snowball throwing

    Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt.) terhadap Pemberian Kapur dan Pupuk Kandang Kotoran Ayam

    Full text link
    One type of popular corn now is sweet corn (Zea mays saccharata Sturt.). The high demand for sweet corn is not balanced by productivity generated. One of the limiting factors in the development of sweet corn on dry land is the low level of soil fertility. The application of lime and chicken manure are the key to improving the fertility of dry land. This research aimed to analyze the effect of the interaction and the single factor of the application of lime and chicken manure to the growth and yield of sweet corn on dry land. Conducted in Hamparaya Village of Batumandi District, Balangan Regency of South Kalimantan Province for three months, starting in August until November 2015. The design of environment that used in this study is a group randomized design (GRD), while the design of treatment is Split Plot Design. There are twelve treatment combinations were repeated three times so that there are 36 experimental plots, on each plot consisted of six plants sample so that the total number of samples was 216 plants. The results showed that the treatment interaction was not significant effect to the growth and yield of sweet corn in Bonanza F1 varieties, but a single treatment of the application of lime in dose 1,5 t ha-1 and chicken manure in dose 5 t ha-1 is the best treatment and able to enhance the growth and yield of sweet corn on dry land
    corecore