1,931 research outputs found

    Integrating Local Context to Teaching English for Young Learners (Eyl)

    Full text link
    English for young learners (EYL) studies have dealt with quiet number of teaching methods and strategies. However, researchers have not conducted adequate analyses of EYL teacher candidates‟ creativity in integrating the local context into their lesson plans. This writing, therefore, address this issue by analyzing the teacher candidates‟ portfolio when they take English for Children course. Limitation of accessibility, however, have led this study to only focus on analyzing the portfolios submitted by the teacher candidates pursuing their S1 degree in an English Language Teaching Department of State Islamic College of Metro Lampung, Indonesia. This study will contribute to filling the gap of the stakeholders‟ expectation toward the possibility of integrating the local context, particularly Islamic values as they are the prominent characteristic of the college, into the arena of ELT within Indonesian context. The analysis shows that local and ideological features are inseparable in ELT and that those are commonly integrated with songs and pictures

    PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS ANAK SEJAK DINI MELALUI ANIMASI NUSSA

    Get PDF
    Pembentukan karakter religius anak sejak dini dapat dilakukan melalui tontonan animasi Nussa yang ada di yutub official Nuss

    Pembinaan Gelandangan Dan Pengemis (Studi Terhadap Pembinaan Mental Keagamaan Dan Keterampilan Di Balai Pungai Sejahtera Binjai)

    Get PDF

    Adhocracy as a Model for Organizing Government Institution in Simplifying Indonesian Bureaucracy

    Get PDF
    The Presidential Regulation instigated this research to simplify the Bureaucracy with only two positions in government organisations. Accountability, position, work complexity, authority, coordination mechanism, organizing, and work system can induce several problems when this regulation is implemented. This research aims to critically explore the model for organizing government institutions in simplifying Bureaucracy. This research employed PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses). This research shows that the adhocratic organisation model as the antithesis of Bureaucracy by creating several task groups coordinated by the highest functionary position, reconfiguring the management of functionary position, and applicating business process are recommendations to anticipate problems emerging from simplifying Bureaucracy. But, not all government functions can be made adhocratic, and it is also crucial to understand that the management and leaders need to departmentalise in simplifying Bureaucracy meticulously

    Pendampingan pengelolaan keuangan pesantren berdasarkan ISAK 35

    Get PDF
    Dalam pencatatan keuangannya pondok pesantren banyak yang masih menggunakan metode pencatatan manual atau sederhana dan tidak sesuai standar akuntansi keuangan. Pesantren sebagai yayasan sosial, seringkali membuat pesantren merasa tidak membutuhkan laporan keuangan sesuai standar yang berlaku, sehingga masih jarang pesantren yang melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Seiring dengan semakin berkembangnya pesantren di Indonesia, kebutuhan akan laporan keuangan yang baik dan sesuai standar telah mendapat perhatian dari banyak pihak, antara lain dari Bank Indonesia dan Ikatan Akuntan Indonesia yang telah membuat pedoman akuntansi khusus untuk pesantren pada tahun 2018 yang didasarkan pada SAK ETAP dan PSAK 45. Setelah pedoman akuntansi pesantren ini dibuat, pada tahun 2019 akhir dikeluarkan ISAK 35. Mengacu pada kondisi diatas makan perlu diadalah sosialisasi/pendampingan pengelolaan keuangan perantren pada Pondok Pesantren Hidayatullah Samarinda.  Perlunya pemahaman akan akuntansi pesantren agar pengelolaan keuangan pada pondok pesantren bisa akuntabel dan transparan. Perlu adanya sumber daya manusia yang bisa mengelola keuangan pondok pesanten

    Budaya Karakter Bagi Tunarungu - Tunawicara di Smalb-b Surabaya

    Full text link
        Pembentukan individu yang sempurna tidak hanya dilakukan pada siswa yang normal namun siswa yang tidak normal juga membutuhkan. Guru akan menggunakan cara tertentu dalam proses pembentukannya, yang dikaji dengan konsep konstruksi sosial Peter Berger (ekternalisasi, objektivasi, internalisasi). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan perspektif Peter Berger dan Kellner. Prinsip metodologinya dengan menganggap fenomena manusia tidak berbicara dengan sendirinya tetapi harus ditafsirkan. Penelitian ini berlokasi di SMALB-B Yayasan Karya Mulia Surabaya, di sekolah tersebut semua siswanya mengalami gangguan pendengaran-komunikasi atau tunarungu-tunawicara. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi sosialisasi nilai karakter di SMALB-B Yayasan Karya Mulia dilakukan dengan mengintegrasikan dalam budaya sekolah, seperti aturan membuang sampah, saling tegur sapa, kedisiplinan, kegiatan belajar mengajar dan adanya ekstrakurikuler. Proses habitualisasi atau pengulangan tindakan yang dilakukan oleh siswa mengalami objektivikasi. Legitimasi dilakukan oleh guru secara khusus untuk membenarkan nilai-nilai karakter di sekolah melalui proses belajar mengajar. Siswa kemudian akan menghayati nilai karakter secara sadar yang menandai proses sosialisasi nilai karakter. Pola sosialisasi di SMALB-B Yayasan Karya Mulia tergolong pola sosialisasi demokratis.   Kata kunci : Sosialisasi, budaya karakter, tunarungu-tunawicara dan SMALB-B surabaya. &nbsp
    • …
    corecore