10 research outputs found

    PREPOSISI RING DALAM BAHASA BALI (The Preposition Ring in Balinese Language)

    Get PDF
    Prepositions ring marking the six relationships of meaning. The emergence of those meanings caused by the relationship between the lingual unit one with another unit in a sentence. The presence of preposition ring in a sentence can beas a core element filler (mandatory) and the outer core filler element (is not mandatory). As the filler element of core (mandatory) if it is suggested by thefiller verb of its predicate, while the outer core filler element (is not mandatory) or an additional element if it is not implied by the predicate verb filler. In the sentence  construction,  additional  elements  have  the  freedom  of  position.  Inaddition, the prepositions ring in sentence construction are arbitrary or can be vanished and there is also the mandatory characteristic or cannot be vanished. Preposisi ring dalam bahasa Bali menandai enam hubungan makna. Munculnya  makna-makna itu  akibat  adanya  hubungan  antara  satuan  lingualyang satu dengan satuan lingual lain di dalam sebuah kalimat. Kehadiran preposisi ring dalam kalimat dapat sebagai pengisi unsur inti (bersifat wajib) dan sebagai pengisi unsur luar inti (bersifat tidak wajib). Sebagai pengisi unsurinti (bersifat wajib) jika diisyaratkan oleh verba pengisi predikatnya, sedangkan sebagai pengisi unsur luar inti (bersifat tidak wajib) atau unsur tambahan jikatidak diisyaratkan oleh verba pengisi predikatnya. Di dalam konstruksi kalimat, unsur tambahan memiliki kebebasan letak. Selain itu, preposisi ring dalam konstruksi kalimat ada yang bersifat manasuka atau dapat dilesapkan dan adapula yang bersifat wajib atau tidak dapat dilesapkan

    PELESAPAN SUBJEK DALAM WACANA BAHASA BALI (REMOVAL OF SUBJECTS IN THE DISCOURSE OF BALINESE LANGUAGE)

    Get PDF
    Masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimana hubungan koreferensi yang terjadi antarkalimat pada pelesapan subjek dalam wacana bahasa Bali dan (2) bagaimana letak dan fungsi konstituen pengendali pada pelesapan subjek dalam wacana bahasa Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan masalah pelesapan subjek dalam wacana bahasa Bali, khususnya mengenai hubungan koreferensi antarkalimat serta letak dan fungsi konstituen pengendali. Penelitian ini menggunakan teori linguistik struktural. Dalam pengumpulan data digunakan metode simak dibantu dengan teknik catat. Dalam analisis data digunakan metode distribusional dibantu dengan teknik pengacuan. Dalam penyajian hasil analisis data digunakan metode formal dan informal, dibantu dengan teknik deduktif dan induktif. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelesapan subjek dalam wacana/kalimat bahasa Bali meliputi: (1) hubungan koreferensi dan (2) konstituen pengendali. Konstituen pengendali pada tataran wacana dapat dilihat dari dua segi, yaitu (1) dari segi letak konstituen pengendali dan (2) dari segi fungsi dan peran sintaksis konstituen pengendali

    Struktur bahasa Maku'a

    Get PDF
    Buku Struktur Bahasa Maku' a ini merupakan salah satu hasil Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Bali tahun 199111992. Pada hakikatnya setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sehubungan dengan perumusan masalah itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara)engkap tentang struktur bahasa Maku'a serta latar belakang sosial budayanya

    TIPE KLAUSA DAN PERILAKU UNSURNYA DALAM BAHASA SASAK

    No full text
    Kajian tentang tipe klausa bahasa Sasak, tidak dapat dipisahkan antaraspek-aspek pendukungnya, seperti konstruksi, fungsi dan peran. Perilaku unsur-unsurnya akan dapat memberi petunjuk tentang jati diri (identitas) klausa bahasa Sasak. Relasi unsur-unsurnya terikat satu sama lain sehingga diketahui pelbagai tipenya, serta fungsi dan perannya. Masalah yang dibahas, yaitu (1) tipe klausa berdasarkan fungsi unsur-unsurnya, (2) kategori kata/frasa yang mampu menduduki fungsi predikat, dan (3) ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik mengingkarkan predikat. Tujuan penelitian ini memperoleh deskripsi yang rinci tentang (1) tipe klausa berdasarkan fungsi unsur-unsurnya, (2) kategori kata/frasa yang mampu menduduki fungsi predikat, dan (3) ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik mengingkarkan predikat. Manfaat penelitian ini, turut memberi andil dalam memperkaya khazanah ilmu bahasa, khususnya bidang struktur. Teori yang dipergunakan adalah teori linguistik struktural. Metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dan metode cakap. Metode simak dibantu dengan teknik dasar dan teknik lanjutan. Dalam analisis data dipergunakan metode distribusional yang terjabar dalam teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar metode ini adalah teknik bagi unsur langsung. Adapun teknik lanjutan yang diterapkan, yaitu teknik lesap, teknik ganti, teknik balik, teknik sisip, dan teknik perluasan. Dalam penyajian hasil analisis data digunakan metode formal dan informal, dibantu dengan teknik induktif dan deduktif. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan, ada tiga hal pokok yang menjadi dasar pembentukan tipe klausa bahasa Sasak jika ditinjau dari perilaku unsurnya, yaitu: berdasarkan fungsi unsur-unsurnya, berdasarkan kategori kata/frasa yang mampu menduduki fungsi predikat, dan berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik mengingkarkan predikat

    Struktur Bahasa Maku'a

    No full text
    96 hal.;21 c

    Sistem sapaan bahasa Sumbawa

    No full text
    Bai

    Sistem sapaan bahasa sumbawa

    No full text
    xi+157hlm.;21c
    corecore