2 research outputs found
Fenomena Judi Tajen Dalam Karya Kriya
Dalam upacara Bhuta Yadnya selalu dirangkai dengan sabungan ayam yang disebut dengan Tajen, dan dimaknai sebagai Tabuh Rah. Masyarakat memahami bahwa tajen dan tabuh rah adalah sama, pada hal keduanya mempunyai fungsi dan makna yang berbeda. Tabuh rah adalah penaburan darah binatang ayam sebagai somia pada para bhuta kala agar mereka tidak mengganggu, sedangkan tajen adalah sambungan ayam yang murni sebagai permainan judi. Belakangan ini banyak upacara yang dijadikan tameng untuk menyelenggarakan tajen oleh para bebotoh. Menjadi sebuah paradoks, ritual yang suci selalu dijadikan media judi tajen untuk mencari kesenangan. Fenomena ini sangat penting untuk dikaji secara mendalam dan holistik, agar permasalahannya dapat dipecahkan dan Bali tidak kehilangan taksu dan kesuciannya. Dilatabelakangi oleh sikap Jengah (motivasi), Yadnya (berbuat), Bhakti (tulus iklas), dan Taksu (kekuatan suci), pencipta mengangkat fenomena ini sebagai sumber ide penciptaan karya Kriya. Karya yang diciptakan adalah kriya seni, dalam bentuk tiga dimensional. dengan menggunakan kayu trembesi sebagai bahan utama dan dikombinasi dengan material lainnya seperti logam dan bambu. Karya yang diciptakan sebanyak 6 judul dengan ukuran yang bervariasi dan menggunakan teknik pahatan, konstruksi, dan kenteng
Proceedings International Symposium Art, Crafts, and Design in Southeast Asia: in the Era of Creative Industry Arcadesa # 1
ARCADESA bukan event pertama yang diselenggarakan
dalam konteks Asia Tenggara, tetapi ia menjadi symposium yang
pertama yang menyatukan Seni Murni, Kriya dan Desain. Topik yang
dibicarakan kali ini adalah industri kreatif, sebuah topik yang cukup
lentur dan dapat merengkuh semua sisi dari seni murni, kriya dan
desain. Seperti kita ketahui untuk saat ini pun industri kreatif tumbuh
menjadi sektor yang semakin diperhitungkan dalam mengembangkan
ekonomi nasional. Symposium internasional dalam lingkup Asia
Tenggara menjadi penting untuk di simak agar kita semua dapat
mengetahui perkembangan apa yang telah terjadi dengan industri
kreatif di kawasan ini. Masih disayangkan bahwa symposium kali ini
belum dapat menghadirkan secara lengkap semua Negara ASEAN,
namun begitu mudah2an ini dapat menjadi langkah awal ke depan
akan lebih banyak lagi Negara ASEAN yang dapat terlibat untuk
membicarakan secara bersama-sama topik aktual yang berhubungan
dengan Seni Murni, Kriya dan Desain.
Perlu pula disampaikan di sini bahwa beberapa hari yang lalu
dalam kesempatan KTT ASEAN 2017 di Manila, Presiden RI Joko
Widodo menyatakan bahwa setelah ASEAN berhasil menciptakan
ekosistem yang stabil, damai dan sejahtera pada 50 tahun perjalannya yang telah lalu, maka tantangan ASEAN ke depan dalam
menghadapi globalisasi adalah menjadikan ASEAN komunitas yang
responsif di bidang politik dan ekonomi. Tentu industri kreatif lebih
terkait ke bidang ekonominya, oleh Presiden RI diharapkan ASEAN
dapat lebih cepat, responsif, dan terbuka dalam menghadapi
perkembangan ekonomi (dan politik) global.
Simposium kali ini menjadi momen yang tepat untuk
membicarakan apa yang telah dicapai dan dikerjakan oleh masingmasing
masing Negara, lembaga ataupun individu terkait dengan
industri kreatif. Serta yang paling penting adalah bagaimana kita
semua, sebagai lembaga pendidikan tinggi, sebagai komunitas dan
individu-individu baik seniman, kriyawan dan desainer dapat lebih
cepat, reponsif dan terbuka dalam menghadapi indutri kreatif yang
secara global berkembang begitu dinamis