2 research outputs found
SEBUAH MAGANG TARI ARYA GAMBUH BATUAN DI DESA BATUAN , GIANYAR
Gambuh sebagai salah satu bentuk dramatari Bali yang mengandung berbagai unsur seni , baik seni tari ,seni tabuh ,seni sastra , seni lukis maupun seni rias yang terpadu secara harmonis dan indah. ISI Denpasar telah mengemban kewajiban membina , mengembangkan dan melestarikan seni sebagai salah satu mata kuliah wajib yang di beri istilah Gaya Tari Bali I (untuk Gambuh Pedungan ) dan Gaya Tari Bali II (untuk Gambuh Batuan ).Gambuh ini memiliki kekhasan gerak pada masing– masimg tokoh yang perlu di perankan.Tokoh Arya Gambuh Batuan memiliki kekhasan gerak yang tampak pada tayung kontes , nyisir , ngumbang , gelatik nut papah , makirig udang , dan ngotes . Kegiatan magang ini sangat penting untuk mempertahankan kekhasan – kekhasan gerak pada masing – masing tokoh yang ada di dalamnya
Jagra Purwasidhi
Skrip karya tari yang berjudul Jagra Purwasidhi ini merupakan sebuah karya tari tradisi
bebarisan yang dimana ditarikan secara berkelompok. Garapan ini berisikan tentang karakter
prajurit penjaga dari mata air di sebuah tempat yang dikenal dengan Pura Ponjok Batu. Awalnya
penata terinspirasi dari kebesaran nama dari pura Ponjok Batu, kemudian tertarik untuk
mengangkat sebuah kisah yang melatarbelakangi tempat petirtaan yang ada di pura Ponjok Batu
tersebut. , lalu dikuatkan dengan video tari kreasi yang berjudul “Ki Baru Semeng” oleh Putu Arif
Mahendra S.Sn. ditampilkan saat PKB 2017. Video tari kreasi tersebut mengisahkan tentang air
yang muncul karena keris yang dimiliki oleh Panji Sakti . Karya ini dilatar belakangi dengan hasil
penelitian dilapangan terutama pendapat dan cerita dari beberapa petinggi desa lingkungan Pura
Ponjok Batu. Penjaga sumber mata air di Pura Ponjok Batu di sebut sebagai JAGRA, sedangkan
PURWASIDHI adalah sebutan dari Pura Ponjok Batu terdahulu.. Tari JAGRA PURWASIDHI
hanya menggunakan properti bendera dan keris untuk masing-masing penarinya yang berjumlah
lima orang penari putra. Kostum atau tata busana yang digunakan pada garapan ini adalah kostum
untuk tarian baris dengan warna yang dominan adalah biru dan putih, karena warna biru dan putih
berarti menggambarkan suasana pantai, sesuai dengan konsep garapan sendiri yaitu penjaga mata
air di daerah pantai Pura Ponjok Batu. Tata rias yang digunakan adalah tat arias yang pada
umumnya seperti untuk bagian mata menggunakan tiga warna yaitu kuning, merah dan biru .
Adapun musik iringan yang digunakan pada garapan ini yaitu dengan Gong Kebyar. Musik iringan
tersebut dibuat oleh Gede Pande Olit yang merupakan pemilik sanggar Dwi Mekar di Singaraja.
Kata Kunci : Tari bebarisan, cerita rakyat, penjaga, Mata ai