51 research outputs found

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KIRTIS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa pada mata kuliah Fisika Statistik Model pembelajaran yang digunakan adalah Cooerative Model . Sebagai sebuah model pengajaran, pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada Pembelajaran di semua level. Pada model pembelajaran ini, kelas diatur ke dalam kelompok-kelompok kecil dan dosen memberikan petunjuk berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai. Kelompok kecil ini bekerja melalui tugas hingga semua kelompok berhasil memahami dan menyelesaikan tugas tersebut. Pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada semua tugas dalam berbagai macam bentuk kurikulum. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang dapat dikembangkan pada model pembelajaran ini adalah: mengklasifikasi, mengasumsi, memprediksi, menghipotesis, mengevaluasi, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Dengan nilai rata-rata tiap siklus I, siklus II dan siklus III, berturut-turut: 77,06; 81,54; dan 83,64. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis seiring dengan meningkatnya jumlah mahasiswa yang termasuk kategori lebih kritis dalam hierarki kategori kemampuan berpikir kritis

    VALIDITAS MODUL KERJA DENGAN METODE STUDENT CENTRE LEARNING (SCL) UNTUK MATA KULIAH FISIKA DASAR DI KAMPUS STKIP PGRI SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Suatu permasalahan yang mendasar yang dialami dosen sewaktu mengajar mata kuliah fisika dasar di kampus STKIP PGRI SUMBAR adalah tidak terjalinnya interaksi timbal balik antara mahasiswa dengan dosen tersebut. Mahasiswa merasa komunikasi perkuliahan hanya satu arah. Fenomena inilah yang bisa memicu mahasiswa cepat bosan dan jenuh belajar, sehingga perkuliahan menjadi tidak optimal.Suatu modul kerja yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang mengikuti pola coopereative learning  tervalidasi dan siap untuk diujicobakan ke mahasiswa. Suatu system pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini merancang bagaimana supaya mahasiswa itu bisa ikut berperan aktif dalam proses belajar mengajar itu. Suatu solusi yang bisa digunakan untuk memecahkan permasalahan ini adalah dengan membuatkan suatu modul kerja dengan berbasis metode student centre learning ( SCL ). Dengan metode SCL ini mahasiswa dituntut berperan aktif selama perkuliahan, dilatih untuk mengemukakan pendapat sehingga terasahnya kemampuan mahasiswa untuk bisa mengeksplorasi lebih dalam tingkat pengetahuannya. Salah satu model pembelajaran SCL ini adalah Cooperative Learning. Yaitu tipe SCL yang arahannya untuk bekerja sama dalam kelompok. Kata Kunci : Modul kerja, Metode SCL, Cooperative

    RELATIONSHIP BETWEEN THE CLAY COMPOSITION AND THE SOIL SOURCE IN WEST SUMATERA

    Get PDF
    Clay mineral is widely used in ceramic materials, building materials, paper coating materials, catalyst support, and an alternative material for zeolite. This paper reports the study on the relationship between the position of soil (low and highland) and its mineral composition in Bukit Tinggi, West Sumatera, Indonesia. It was found that the lowland area indicates the existence of dominant kaolinite and mikasaite. Meanwhile the highland is characterized with dominant illite and kaolinite.Illite is the main component for ceramic. This due to the alkaline condition and high content of Al and K as well as high hydrothermal activity at high land presumably by volcanic activity.Keywords: clay mineral, XRD, XRF, kaolinite, illite-smectit

    Perancangan Sensor Pergeseran Rentang Panjang Menggunakan Serat Optik Berstruktur Singlemode-Multimode-Singlemode ( SMS )

    Get PDF
    Pergeseran struktur bangunan seperti gedung dan jembatan terjadi akibat getaran dan pelapukan bahan. Untuk pengawasan pergeseran perlu diciptakan sensor pergeseran serat optik berstruktur SMS. Sensor SMS merupakan salah satu sensor yang memiliki sensitivitas tinggi. Untuk mendeteksi pergeseran gedung dan jembatan diperlukan sensor optik yang  memiliki rentang  panjang. Untuk mendapatkan rentang pergeseran yang lebih panjang sumbu sensor dimiringkan membentuk konfigurasi sudut. Pemberian sudut pada sensor akan memperkecil regangan dan membuat  sensor  menjadi  kurang sensitif. Perubahan respon daya optik  akibat pergeseran diukur oleh optical power meter JDSU OLP 38 dan laser dengan panjang gelombang 1550 nm  serta 1310 nm. Dalam penelitian ini, sensor optik dipengaruhi parameter kemiringan sensor dan panjang bagian multimode terhadap rentang pergeseran dan sensitivitas sensor. Rentang pergeseran yang terbaik terjadi pada sensor yang memiliki kemiringan 200 diperoleh rentang sepanjang 0 – 8 mm dan sensitivitas yang terbaik ketika sensor diberi gelombang cahaya 1550 nm terdapat pada sensor SMS yang memiliki panjang multimode 8 cm diperoleh  sensitivitas 0,033 dBm/mm dan jika diberi cahaya laser dengan panjang gelombang 1310 nm sensitivitas terbaik terdapat pada sensor SMS yang memiliki panjang multimode 10 cm diperoleh sensitivitas 0,038 dBm/mm. Kata Kunci : sensor pergeseran, serat optik SMS,   konfigurasi sudut pergeseran.

    INTERVENSI PENERAPAN TEKNIK TARI BAMBU PADA STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIPA

    Get PDF
    Penelitian ini didasarkan pada kesulitan peserta didik dalam memahami materi pelajaran fisika sehingga menghasilkan hasil belajar yang rendah dari peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Pemberian Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban dengan Tari Bambu Hasil Fisika Siswa. Strategi Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban adalah strategi yang mampu mengoptimalkan peran siswa selama proses pembelajaran. Dalam ranah kognitif pengumpulan data menggunakan deskripsi masalah sebanyak 10 item, dalam ranah afektif menggunakan lembar observasi. Hasil pembelajaran dalam domain kognitif diperoleh, nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 80,03 dan kelas kontrol adalah 70,62. Dalam domain afektif rata-rata aktivitas eksperimen kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu di kelas eksperimen 71 dan kelas kontrol 63. Selanjutnya, dengan analisis uji-t, tct = 3,63 lebih besar dari t- = 1,675 (pada real tingkat 0,05), dengan demikian hipotesis alternatif diterima. Jadi memberi pertanyaan dan mendapatkan jawaban dengan tarian bambu lebih baik pada hasil belajar

    PENGARUH PEMBERIAN TUGAS RUMAH MIND MAP SEBELUM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP KOMPETENSI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMPN 27 PADANG

    Get PDF
    Students at SMPN 27 Padang tend to be passive when the learning process takes place which results in low learning outcomes of students in natural science subjects. This study aims to determine the effect of giving home assignments in the form of Mind Map prior to the application of the Giving Question and Getting Answer (GQGA) active learning model on science learning competencies in the aspects of knowledge and attitudes of students in class VIII of SMP Negeri 27 Padang. This research is a Quasi-Experimental study and uses the Control Group Posttest Only Design. The study population was all students of Class VIII SMP Negeri 27 Padang. The technique used is Purposive Sampling. The control class uses the Direct Intruction learning model and the experimental class uses the active learning model Giving Question and Getting Answer by giving home assignments in the form of a Mind Map. The research instrument used was a test of learning outcomes and attitude assessment in the form of an observation sheet. T test results are known that the knowledge competency of tcount>ttable (4.99>1.67), and the results of the t test of competency attitude known tcount>ttable (6.36>1.67). This shows that the hypothesis is accepted. So, it can be concluded that the assignment of homework in the form of Mind Map prior to the application of the active learning model Giving Question and Getting Answer (GQGA) significantly influences the science learning competence in the aspects of knowledge and attitudes of students

    PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIPA SMA

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurang terlibatkannya siswa dalam menemukan fakta, konsep, dan prinsip fisika dalam LKS konvensional, yang membuat siswa mendapatkan hasil belajar yang rendah. Peneliti berinovasi menggunakan LKS berdasarkan tuntunan membimbing yang memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Jenis penelitian ini adalah percobaan kuasi dengan desain kelompok kontrol posttest saja. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling dan uji hipotesis menggunakan uji t. Kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata tes akhir yaitu 80,57 dan persentase aktivitas siswa tersebut 72,38% dan kelas kontrol adalah 72,32 dan 59,11%. Penelitian ini menunjukkan hasil belajar fisika siswa yang bagus dengan menggunakan LKS pada materi kerja dan energi di kelas X MIPA SMA Negeri 1 Pasaman. Kata kunci : LKS,  Inkuiri terbimbing, Hasil Belajar sisw

    Kontribusi Persepsi Kesehatan Reproduksi Dan Penguasaan Materi Sistem Reproduksi Terhadap Literasi Stunting Siswa SMA 1 Tilatangkamang: (Contribution of Reproductive Mastery of Reproductive System Material to Stunting Literacy of Students at SMAN 1 Tilatangkamang)

    Get PDF
    Adolescents' knowledge about reproductive health is still relatively low. Only 17.1% of women and 10.4% of men know correctly about the fertile period and the risks of pregnancy. The lack of knowledge among teenagers regarding reproductive health is important to socialize for a quality future for families. This study aims to determine the contribution of perceptions of reproductive health and mastery of reproductive system material to the stunting literacy of male students in Biology Phase F at SMAN 1 Tilatangkamang. The type of research used is quantitative using descriptive methods. The population of this study were all Phase F students who took biology subjects at SMA 1 Tilatang Kamang. The sample was taken using a total sampling technique, namely all phase F students who took biology subjects. The research instruments consist of three types of instruments, namely, material mastery instruments, reproductive health literacy and stunting literacy. The data obtained were analyzed using the Normality Test, Homogeneity Test, Simple Regression Test, Multiple Regression Test, t Test, F Test and Determination Test. Based on the research results, it can be concluded that students' perceptions of reproductive health and students' knowledge of reproductive system material contribute to students' stunting literacy at SMAN 1 Tilatang Kamang. Abstrak. Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi relatif masih rendah. Hanya 17,1% perempuan dan 10,4% laki-laki mengetahui secara benar tentang masa subur dan resiko kehamilan. Kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi penting untuk disosialisasikan untuk masa depan yang keluarga yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui kontribusi persepsi kesehatan reproduksi dan penguasaan materi sistem reproduksi terhadap literasi stunting siswa laki-laki fase F Biologi di SMAN 1 Tilatangkamang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deksritif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Fase F yang mengambil mata pelajaran biologi di SMA 1 Tilatang kamang. Sampel diambil dengan teknik total sampling yaitu semua siswa fase F yang mengambil mata pelajaran biologi. Intsrumen penelitian  terdiri  atas tiga macam istrumen yaitu, instrumen penguasaan materi, literasi kesehatan reproduksi dan literasi stunting. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Uji  Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Regresi Sederhana, Uji Regresi Berganda, Uji t, Uji F Dan Uji Determinasi.  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap kesehatan reproduksi dan pengetahuan siswa dalam materi sistem reproduksi berkontribusi terhadap literasi stunting siswa di SMAN 1 Tilatang Kamang

    PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TALAMAU

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran fisika di sekolah. Pembelajaran konvensional seperti metode ceramah dan diskusi lebih membuat siswa menjadi cepat bosan sehingga menyebabkan hasil belajar fisika rendah. Solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan model pmbelajaran koopetif tipe snowball throwing.Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment, dengan desain penelitian posstest only control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas sampel yaitu kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol XI IPA 3 SMAN 1 Talamau. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah pada ranah kognitif berupa tes akhir dan ranah afektif berupa lembar observasi. Pada kelas eksperimen diperoleh persentase aktivitas siswa yaitu 82 sedangkan kelas kontrol yaitu 78.Pada ranah kognitif dari hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t didapat thitung = 5,44 dan ttabel = 1,67, dimana jika thitung > ttabel maka hipotesis diterima. Sehingga hipotesis tentang penggunaan model kooperatif tipe snowball throwing lebih baik dari model pembelajaran konvensional bisa diterima.Kata kunci : Pembelajaran Fisika,  Pembelajaran Kooperatif, Snowball throwing
    corecore