46 research outputs found

    Profil Industri Mikro Kecil Pedesaan Studi Kasus di Desa Balesari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang

    Full text link
    Small businesses have different definitions based on this institution. based on UU No. 9 Th 1995 a small business can be defined as economic activity of the society in small scale, including informal sector and traditional business of the society with the sector and traditional business of the characteristics that the wealth is Rp. 200.000.000,- ( Two Hundred million rupiahs ) or annual salling at least one billion. individuali business do not deal with wheather they have corporate body or not. it is related to attitude to develop the business if it is releatid to the capital, market access.keywords: microsonall Indunstry, capital, market

    Pengembangan Materi Luas Permukaan Dan Volum Limas Yang Sesuai Dengan Karakteristik Pmri Di Kelas VIII SMP Negeri 4 Palembang

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan mengembangkan materi luas permukaan dan volum limas dengan pendekatan PMRI. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Palembang. Dalam mengembangkan materi terdapat proses evaluasi formatif dan uji coba terhadap materi, yaitu expert review, one-to-one evaluation, small group, dan field test. Dari tiga tahap pertama, materi dinyatakan valid. Kemudian materi diujicobakan di lapangan (field test). Dari hasil uji coba diperoleh simpulan yaitu menghasilkan buku siswa untuk materi luas permukaan dan volum limas yang sesuai dengan karakteristik PMRI. Dan buku siswa ini baik karena dilihat dari aktivitas siswa yang menunjukkan kategori aktif, hasil belajar siswa yang menunjukkan kategori baik, dan sikap siswa yang cenderung positif terhadap proses pembelajaran matematika menggunakan buku siswa yang sesuai dengan karakteristik PMRI

    Effect of Thyroxine and RGH Hormone Recombinant on Growth and Survival Goldfish Larvae, Carassius Auratus (Linnaeus, 1758)

    Full text link
    Pertumbuhan yang lambat merupakan kendala dalam mencapai target produksi ikan maskoki (Carassius auratus auratus). Proses metabolisme dan pertumbuhan pada ikan dipengaruhi oleh faktor hormonal. Penelitian ini dilaksa-nakan pada bulan Februari-Maret 2016 di Laboratorium Pembenihan dan Teknologi Budidaya, Perairan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pe-ngaruh pemberian hormon tiroksin (T4) dan hormon rGH (recombinant Growth Hormone) melalui metode peren-daman dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan larva ikan maskoki. Metode penelitian ekspe-rimental dengan rancangan acak lengkap non faktorial dengan empat perlakuan tiga ulangan. Adapun perlakuannya adalah: A= Kontrol, B= T4 0,05 mgL-1+ rGH 5 mgL-1, C= T4 0,1 mgL-1+ rGH 10 mgL-1, D = T4 0,15 mgL-1+ rGH 15 mgL-1. Hasil penelitian dengan pemberian rekombinasi hormon T4 dan hormon rGH dengan dosis yang berbeda ber-pengaruh terhadap penurunan volume kuning telur, laju penyerapan kuning telur, pertumbuhan dan sintasan dengan nilai p< 0,05. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan D (T4 0,15 mg L-1 + rGH 15 mgL-1) dengan hasil volume kuning telur dan laju penyerapan kuning telur selama 36 jam, pertumbuhan bobot : 3,09 mg, pertumbuhan panjang : 1,75 mm, dan sintasan : 81 %. Nilai kualitas air selama penelitian yaitu suhu 27-28 oC, pH 7,0-7,4, oksigen terlarut 5-6,1 mgL-1 dan amonia 0,1073-0,1793 mgL-1, masih mendukung pertumbuhan ikan yang optimal bagi ikan mas koki. Penelitian ini diharapkan mampu mempercepat proses pertumbuhan larva ikan mas koki dengan nilai sintasan yang sangat baik

    Pengaruh Milling TIME Terhadap Pembentukan Fasa γ-MgAl Hasil Mechanical Alloying

    Full text link
    Paduan berbasis magnesium (Mg) merupakan salah satu paduan yang banyak sekali manfaatnya dalam dunia industri. Salah satu manfaatnya dapat digunakan sebagai Hydrogen Storage Material. Baru-baru ini peneliti mengembangkan paduan berbasis magnesium sebagai metal hydride, salah satunya adalah paduan magnesium dengan aluminium (Mg-Al). Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah mechanical alloying. Alat yang digunakan adalah Modification Horizontal Ball Mill. Alat ini dibuat dengan menggunakan prinsip rotasi secara horizontal untuk proses milling-nya. Paduan Mg-Al dengan komposisi Mg-42 at.% Al disintesa melalui proses milling dengan variasi waktu 2, 5, 10, dan 20 jam. Serbuk hasil milling disintering dengan temperatur 600oC dengan holding time selama 2 jam. Pengujian dilakukan dengan menggunakan BET, XRD, SEM-EDX, dan DSC/TGA. Hasil penelitian menunjukan bahwa paduan γ-Mg17Al12 telah terbentuk pada pemanasan dengan temperatur 600oC. Hasil XRD juga menunjukan bahwa paduan membentuk solid solution Mg-Al, dimana hal ini diperlihatkan oleh puncak Al yang mengalami pelebaran akibat terlarutnya unsur Mg ke dalam Al begitu juga sebaliknya. Hasil DSC/TGA memperlihatkan reaksi pembentukan paduan γ-Mg17Al12 terjadi pada temperatur 475,33oC

    Pengaruh Penambahan 10at.%Ni Dan Waktu Milling Pada Paduan MgAl Hasil Mechanical Alloying Dan Sintering

    Full text link
    Paduan magnesium banyak dikembangkan sebagai Hydrogen Storage Materials. Penambahan unsur Al dan Ni dalam paduan magnesium berguna untuk mengurangi energi ketika proses hidrogenasi berlangsung. Sintesa paduan magnesium dilakukan dengan metode mechanical alloying menggunakan Modification Horizontal Ball Mill. Paduan Mg-Al akan didoping dengan menambahkan 10at.% Ni menggunakan variasi waktu milling selama 2, 5, 10, dan 20 jam. Paduan yang terbentuk hasil milling akan dilakukan proses sintering pada temperatur 6000C. Pengujian BET, Sieving, XRD, SEM/EDX, dan DSC/TGA dilakukan untuk menganalisa paduan yang terbentuk. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variasi waktu milling selama 10 jam dengan temperatur sintering 6000C mampu membentuk paduan Mg-Al-Ni berupa larutan padat Mg, AlNi dan Mg3AlNi2

    Pengaruh Kecepatan Milling Terhadap Perubahan Struktur Mikro Komposit Mg/Al3Ti

    Full text link
    Material yang ringan dan kuat menjadi syarat utama sebagai komponen-komponen otomotif, persenjataan, bahkan peralatan ruang angkasa. Oleh karena itu penelitian tentang material ringan terus-menerus di lakukan oleh masyarakat. Salah satu material yang menjanjikan adalah Metal Matrix composite (MMC) yang berbasis magnesium (Mg) dan di perkuat oleh partikulat Al3Ti. Pada penelitian kali ini dilakukan mechanical alloying menggunakan mesin HEM E3D untuk mensintesis Al3Ti yang tersebar pada matriks Mg. Kemudian di kompaksi 4 ton selanjutnya disintering 700oC selama 1 jam untuk membentuk komposit Mg/Al3Ti dengan memvariasikan kecepatan milling mulai dari 700rpm, dan 933rpm dan dengan 20% Al3Ti untuk mencapai fisik terbaik dari komposit tersebut. Setelah proses pemaduan selesai, dihasilkan pelet yang kemudian diuji struktur mikronya menggunakan Mikroskop elektron, analisa fasa dengan diffraksi sinar-X dan pengujian massa jenis serta porositas menggunakan prinsip Archimedes Kata Kunci—Mg/Al3Ti ,Komposisi berat, MMC, kecepatan millin

    Analisa Penambahan Aluminium (Al) terhadap Sifat Hidrogenasi Paduan Mg2-xAlxNi Hasil Sintesa Mechanical Milling dan Heat Treatment

    Full text link
    Hydrogen storage merupakan salah satu kunci dalam pengembangan sumber energi hidrogen (H2) komersil. Magnesium diketahui memiliki kapasitas penyimpanan hidrogen yang relative cukup tinggi 7,6%. Dalam penelitian ini, dilakukan sintesa Mg2-xAlxNi dari serbuk Mg, Al, dan Ni dengan mechanical milling dengan variasi Al (x = 0;0,1;0,25;0,5) dengan kecepatan 400 rpm dan BPR 10:1 selama 10 jam dalam lingkungan argon. Kemudian di heat treatment pada temperatur 385oC selama 10 menit. Kemudian dilakukan proses hidrogenasi pada temperatur 250oC dengan lingkungan hidrogen (H2) bertekanan 5 bar. Pada proses mechanical milling dan heat treatment belum mampu menghasilkan paduan intermetalik Mg2Ni, namun seiring dengan penambahan aluminium pada proses heat treatment berhasil mereduksi Mg(OH)2. Pada proses hidriding berhasil membentuk fasa hidrida metal MgH2, yang menyatakan bahwa hidrogen berhasil diserap oleh paduan. Dilanjutkan dengan proses annealing pada temperatur 600oC pada lingkungan nitrogen (N2), dan pada proses ini berhasil membentuk paduan intermetalik Mg2Ni, MgNi2 dan Mg3AlNi2, namun pada proses hidriding belum bisa membentuk fasa hidrida metal kecuali pada komposisi x=0,1 dan x=0,

    Pengaruh Variasi PH dan Temperatur Sintering terhadap Nilai Sensitivitas Material TiO2 sebagai Sensor Gas CO

    Full text link
    Telah dilakukan berbagai macam pengupayaan untuk mengoptimalkan potensi Titanium dioksida (TiO2) sebagai sensor gas, mengingat TiO2 merupakan semikonduktor metal oksida. Pada penelitian ini digunakan TiO2 dalam bentuk serbuk, dengan pelarutnya H2SO4 yang diencerkan dengan air distilasi sehingga terbentuk variasi pH 1, 3, dan 5. Metode sol-gel dilakukan dengan perendaman dan dilanjutkan stiring selama 2,5 jam, kecepatan 700 rpm, dan temperatur 200ºC . Drying dilakukan selama 2 jam pada temperatur 350ºC, selanjutnya serbuk dikompaksi pada tekanan 200 bar agar terbentuk pellet. Pelet kemudian disintering pada temperatur 700,800, dan 900ºC selama 1 jam. Karakterisasi material dilakukan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) dan X-Ray Diffraction (XRD). Sedangkan untuk luas permukaan spesifik sampel TiO2 diuji dengan BET Analyser. Morfologi TiO2 yang dihasilkan dari proses sol-gel berbentuk bulat (spherical) dan memiliki fase stabil anatase. Nilai sensitivitas didapatkan dari pengujian pada temperatur operasi 100ºC dan variasi volume gas CO 5L, 12,5L, 25L. Respon tercepat adalah material TiO2 pH 3 yang disinter dengan temperatur 900ºC, serta memiliki ukuran pori 50,83 n
    corecore