3 research outputs found

    Penghematan Biaya Produksi melalui Pembatasan Pakan pada Ayam Broiler

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengetahui pengaruh pembatasan pakan melalui pemuasaan selama 24 jam berselang sehari pada ayam mulai umur 14, 21 dan 28 hari terhadap performans dan nilai IOFC (income over feed cost). Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret-April 2012, pada unit kandang unggas, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur di Karangploso Malang. Sebanyak 160 ekor Day old Chick (DOC) MB 202 tanpa membedakan jenis kelamin yang dipelihara pada petak kandang litter dengan pakan komersial standar. Pada 2 minggu, semua DOC diberi pakan secara ad libitum. Setelah itu ayam dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu : kontrol (T0), dipuasakan pakan mulai umur 14 hari (A), dipuasakan pakan mulai umur 21 hari (B), dan dipuasakan pakan mulai umur 28 hari (C). Setiap perlakuan mempunyai empat ulangan dan masing terdiri dari 10 ekor. Variabel yang diukur adalah bobot badan, konsumsi pakan harian, konversi pakan, persentase karkas dan pada akhir periode penelitian (35 hari). Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai keuntungan diatas biaya pakan (income over feed cost =IOFC). Data ditabulasi dan dianalisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembatasan pakan pada broiler tidak berpengaruh terhadap performans, sehingga bobot badan, konsumsi pakan total, dan %karkas tidak berbeda antar perlakuan dan nilai IOFC yang lebih tinggi. Pembatasan pakan pada umur tiga minggu memberikan hasil pertambahan bobot badan, konversi pakan (FC, feed convertion), % karkas, dan nilai IOFC yang paling tinggi yaitu masing-masing sebesar 2.057 g, 1,58, 69,57%, dan Rp. 6.366/ekor. Pembatasan pakan sebaiknya dilakukan mulai umur 3 minggu (hari ke-21) tanpa mempengaruhi performan dan kesehatan ternak

    Kandungan Nutrien Dan Kecernaan Bahan Kering In-vitro Limbah Udang Hasil Fermentasi Dengan Aspergillus Oryzae

    Full text link
    The research aimed at evaluating the nutrient content and dry matter digestibility of aspergillus oryzae fermented shrimp waste meal. The material used are vannamei shrimp waste meal, A.oryzae isolate and chemical standard microbe growth. The research was arranged in completely randomized design with 4 treatments of time incubation (W0 = no fermentation; W1 = 24; W2 = 48 and W3 = 72 hours) with 3 replications. The variables measured were dry matter, organic matter, crude fat, crude fibre, crude protein and dry matter digestibility. The research showed that the nutrient of shrimp waste was changed after 72 hours incubation. The dry matter and organic matter were increased, but crude fibre, fat and crude protein were decreased with 1,67–2,02%, 6,13–6,87%, 0,20–2,065% and 3,48–5,84% respectively, and dry matter digestibility increased 9%
    corecore