5 research outputs found

    PENJADWALAN EKONOMIS UNIT-UNIT PEMBANGKIT THERMAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

    Get PDF
    Untuk melayani beban dengan nilai tertentu maka yang perlu diperhatikan adalah berapa daya yang harus dibangkitkan oleh setiap unit pembangkit sehingga diperoleh pembangkitan yang ekonomis atau juga biasa disebut dengan  Economic Dispatch (ED). Untuk mengatasi masalah Economic Dispatch,  berbagai teknik optimasi telah diterapkan, salah satunya adalah metode Algoritma Genetika. Genetic Algorithm (GA) atau Algoritma Genetika merupakan metode metaheuristic yang terinsipirasi dari proses seleksi natural. GA adalah algoritma pencarian yang berdasarkan pada mekanisme sistem natural yakni genetika dan seleksi alam. Untuk sistem 3 unit generator pada beban 125 MW sebesar ± 0,1841%, beban 250 MW sebesar ± 0,1193%  dan beban 375 MW sebesar ± 0,1464%. Untuk sistem 6 unit generator pada beban 425 MW sebesar ± 0,00002%, beban 850 MW sebesar ± 0,00003% dan beban 1275 MW sebesar ± 0,0011%. Untuk sistem 20 unit generator pada beban 1325 MW sebesar ± 0,0195%, beban 2650 MW sebesar ± 0,0003% dan beban 3500 MW sebesar ± 0,0422%. Pada pengujian metode Algoritma Genetika pada uji parameter kontrol 1, metode Algoritma Genetika dengan rugi-rugi transmisi menghasilkan biaya bahan bakar yang lebih rendah dibandingkan dengan metode Lagrange Multiplier. Sedangkan pada dari segi rugi-rugi transmisi metode Algoritma Genetika lebih rendah dari metode Lagrange Multiplier. Tetapi komputasi lebih lama dibandingkankan dengan metode Lagrange Multiplier. Sehingga dapat disimpulkan bahawa metode GA dapat menyelesaikan pencapaian harga optimum untuk hasil biaya bahan bakar ekonomis pembangkitan

    EVALUASI SISTEM PENCAHAYAAN DI PERPUSTAKAAN UNTAN GEDUNG LAMA BERDASARKAN STANDAR PUIL 2011

    Get PDF
    Sistem penerangan pada suatu ruangan yang baik akan mempengaruhi hasil kerja dan kenyamanan bekerja seseorang. Sistem pencahayaan pada gedung lama Perpustakaan Untan perlu dilakukan evaluasi, agar mengetahui intensitas cahaya yang dibutuhkan pada ruangan. Pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) periode waktu yaitu periode waktu pagi, periode pada siang hari dan periode pada malam hari serta metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan metode lumen. Teknis pengukuran yang dilakukan pada setiap ruangan dengan menggunakan metode pengukuran setempat. Hasil pengukuran dengan menggunakan lux meter diperoleh ruangan yang memenuhi standar kuat penerangan pada pengukuran pagi diperoleh ruangan yang memenuhi standar kuat penerangan pada pagi hari yaitu R 11 sekitar 11,75 %, pada siang hari R 11 sekitar 11,75 %, sedangkan untuk malam hari tidak ada ruangan yang memenuhi standar yang sesuai dengan SNI 6197-2011. Kurangnya intensitas penerangan pada pagi dan siang hari dalam ruangan ini disebabkan karena pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan terhalang oleh bangunan sekitar, sedangkan untuk malam hari faktor yang mempangaruhi adalah penentu jumlah lampu dan jenis lampu yang tidak tepat

    Steady-State Load Flow Model of DFIG Wind Turbine Based on Generator Power Loss Calculation

    No full text
    Penetration of wind power plants (WPPs) in the electric power system will complicate the system load flow analysis. Consequently, the traditional load flow algorithm can no longer be used to find the solution to the load flow problem of such a system. This paper proposes a doubly fed induction generator (DFIG)-based WPP model for a load flow analysis of the electric power system. The proposed model is derived based on the power formulations of the WPP—namely, DFIG power, DFIG power loss, and WPP power output formulas. The model can be applied to various DFIG power factor operating modes. In the present paper, applications of the proposed methods in two representative electric power systems (i.e., IEEE 14-bus and 30-bus systems) have been investigated. The investigation results verify the proposed method’s capability to solve the load flow problem of the system embedded with DFIG-based variable-speed WPPs

    Model Empiris Estimasi Radiasi Sinar Matahari Temperature Based Models (Kota Pontianak)

    No full text
    Pengetahuan tentang radiasi matahari mempunyai fungsi penting dalam mendesain suatu sistem yang menggunakan energi matahari, namun data radiasi matahari sangat terbatas untuk diperoleh di Kota Pontianak, oleh sebab itu pemodelan diperlukan untuk mengetahui nilai empiris radiasi matahari korelasi terhadap parameter alam suhu (Temperature-Based Models). Pemodelan dilakukan untuk mencari nilai matematis radiasi matahari menggunakan analisis regresi. Keakuratan hasil pemodelan diperoleh melalui proses kalibrasi statistik menggunakan statistic tools dan diuji menggunakan data tahun sebelumnya. Kota Pontianak memiliki nilai empiris radiasi matahari menggunakan Sunshine Based Model adalah Temperature Based Model adalah H/H_0 =〖0.2206 (T_(Max )- T_Min) 〗^0.5-0.068
    corecore