80 research outputs found

    Kearifan ekologis kampung megalitik Rindi Praiyawang, Sumba Timur

    Get PDF
    Situs Rindi Praiyawang adalah sebuah perkampungan adat tertua di Sumba Timur yang kaya akan tinggalan megalitik, seperti kubur-kubur batu dan menhir atau penji. Ciri khas megalitik di situs ini, ialah pemujaan leluhur yang masih berlanjut hingga sekarang. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap Situs Rindi Praiyawang dari aspek pandang lingkungannya. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaaan, observasi, dan wawancara, sedangkan tahap analisis dilakukan dengan penalaran induktif melalui upaya deskriptif-ekspalanatif. Tata ruang perkampungan ini memiliki pola linier yang berfungsi sakral dan profan. Kubur batu dan menhir merupakan tinggalan megalitik yang sangat disakralkan dalam upaya penghormatan terhadap leluhur. Sampai saat ini masyarakat rindi masih tetap mempertahankan tradisi pemujaan leluhur, menjaga alam dan lingkungannya meskipun di tengah serangan modernisasi. Kata kunci : rindi praiyawang, lingkungan, tradisi megaliti

    KEARIFAN EKOLOGIS KAMPUNG MEGALITIK RINDI PRAIYAWANG, SUMBA TIMUR

    Get PDF
    Rindi Praiyawang Site is the oldest traditional village in East Sumba which is rich in megalithic remains, such as stone tomb and menhir or penji. Characteristic of this megalithic site is the ancestor worship which still continues until today. This study aims to reveal the site of Rindi Praiyawang from the environmental aspect of view. The methods applied were library research, observation, and interview, while the analysis was done by inductive reasoning through descriptive explanation. This village space regulation has linear pattern which function sacred and profane. Stone tomb and menhirs are regarded as sacred megalithic remains for worshipping their ancestors. Until now, people of Rindi still maintain the tradition of ancestor worship, preserving nature and their environment in spite of modernization attack.Situs Rindi Praiyawang adalah sebuah perkampungan adat tertua di Sumba Timur yang kaya akan tinggalan megalitik, seperti kubur-kubur batu dan menhir atau penji. Ciri khas megalitik di situs ini, ialah pemujaan leluhur yang masih berlanjut hingga sekarang. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap Situs Rindi Praiyawang dari aspek pandang lingkungannya. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaaan, observasi, dan wawancara, sedangkan tahap analisis dilakukan dengan penalaran induktif melalui upaya deskriptif-ekspalanatif. Tata ruang perkampungan ini memiliki pola linier yang berfungsi sakral dan profan. Kubur batu dan menhir merupakan tinggalan megalitik yang sangat disakralkan dalam upaya penghormatan terhadap leluhur. Sampai saat ini masyarakat rindi masih tetap mempertahankan tradisi pemujaan leluhur, menjaga alam dan lingkungannya meskipun di tengah serangan modernisasi

    Perjalanan suci

    Get PDF
    Perjalanan Suci untuk menemukan kisah purna Kadatuan Sriwijaya, akhirnya memang lebih merupakan sebuah perambahan. Justru itulah yang membuatnya sangat menantan

    Berpetualangan ke Jatiluwih Yuuuk

    Get PDF
    Kali ini kami, Kak Arko dan Kak Lolita, akan mengajak kalian berpetualang menjelajah ke berbagai tempat di Indonesia untuk mengenal kebudayaannya. Pernahkah kalian bertanya, siapakah nenek moyang bangsa Indonesia? Dari mana asal-usulnya? Bagaimana mereka hidup? Apa saja peninggalan-peninggalannya? Nah, ilmu yang mempelajari kehidupan di masa lampau melalui peninggalanpeninggalannya dinamakan Arkeologi. Sedangkan orang yang melakukan penelitian tersebut disebut Arkeolog, atau ahli purbakala. Itulah kami

    KOMODITI PERDAGANGAN KESULTANAN TAMBORA KAJIAN PENDAHULUAN HASIL EKSKAVASI SITUS TAMBORA

    Get PDF
    Tambora Sultanate played an important role in the trade hegemony in Nusa Tenggara. Tambora was an area which had many natural resources and produced weaving textile. It made Tambora become strategic as the main zone of comodity that supported Bima Sultanate or did direct selling to other kingdoms and traders. Based on survey and excavation method, it is known that the trading comodities were coffee, hazelnut, honey, deer jerked meat, ropes, weaving crafts, and horses. Some variables that supported the argument that Tambora was a trading zone namely Tambora was rich in natural resources and there were efforts to produce comodities to be sold. Tambora had strategic location which could access to Labuhan Kenanga and Teluk Saleh, trade route to Nusa Tenggara. Tambora was also famous as an area with many bandars which gave a chance for Tambora to be an important part of trading activity. Kesultanan Tambora berperan dalam hegemoni perdagangan di wilayah Nusa Tenggara. Sebagai wilayah yang memiliki sumberdaya alam serta memproduksi kerajinan tenun, menjadi strategis, baik sebagai kawasan penyangga komoditi untuk kesultanan Bima, maupun hubungan dagang langsung dengan kerajaan atau pedagang lainnya. Berdasarkan metode survei dan ekskavasi yang dilakukan dalam penelitian ini dapat menjawab permasalahan tentang komoditi perdagangan yang dimiliki Tambora adalah kopi, kemiri, madu, dendeng rusa, tali tambang, kerajinan tenun dan kuda. Diketahui sejumlah variabel yang mendukung keberadaan Tambora sebagai kawasan perdagangan, selain sumberdaya alam, ada upaya memproduksi komoditi dagang. Variabel geografi s letak kesultanan Tambora strategis memiliki akses ke Labuhan Kenanga dan Teluk Saleh yang merupakan jalur perdagangan ke kawasan Nusa Tenggara. Peranan kesultanan Bima sebagai kawasan yang terkenal memiliki bandar ramai pada waktu itu memberi peluang Tambora dalam kegiatan perdagangan

    PENELITIAN SITUS TAMBORA ANTARA PELUANG DAN TANTANGAN

    Get PDF
    The research result obtained during research activities in Tambora can be used as reference in reconstructing the civilization of Tambora, of which is the strength owned by the Tambora Site. Apart from the strength, the opportunities and challenges in the management of Tambora Site need to be assessed. To guide this idea, a qualitative approach with a matrix or SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Treats) was applied. The crucial threats and challenges are the security of the site area that is widely open and has not been accommodated in the management of land structure. However, the mobilization of the strength owned by Tambora site will be able to change the treat and challenges into opportunities, if they are synergized with the power of a vigorous publications. It can be used to as an opportunity to grow awareness of the community and regional government to be more active and improving care in the management of the Tembora site. In the future, the strength of Tembora can be of great opportunity to keep conducting research by involving various stakeholders from multidiscipline as well as from the private sectors. Hasil penelitian yang diperoleh selama kegiatan riset di Tambora dapat dijadikan acuan dalam merekonstruksi peradaban Tambora, yang merupakan kekuatan (strength) yang dimiliki oleh situs Tambora. Disamping kekuatan, perlu dikaji pula mengenai peluang dan tantangan dalam pengelolaan situs Tambora. Memandu pemikiran ini, dipergunakan analisis atau pendekatan kualitatif dengan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threats ). Ancaman dan tantangan yang paling krusial adalah keamanan terhadap kawasan situs yang terbuka luas dan belum diakomodir dalam penataan tata ruang kawasan. Meski demikian, mobilisasi kekuatan yang dimiliki situs Tambora bisa saja merubah ancaman dan tantangan menjadi peluang, jika disinergikan dengan kekuatan publikasi yang gencar. Hal ini dapat dijadikan peluang menumbuhkan kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk semakin peduli bahkan berperan aktif dalam pengelolaan Tambora. Kedepannya, kekuatan situs Tambora dapat dijadikan peluang untuk terus mengadakan riset dengan melibatkan berbagai pihak dari berbagai multi disiplin dan swasta secara terpadu.

    MENYINGKAP MISTERI TERKUBURNYA PERADABAN TAMBORA

    Get PDF
    BUKU ini hadir dengan perspektif multidimensional. Ada tiga disiplin yang digunakan untuk mengulas objek yang diteliti, yakni wilayah Tambora. Adapun disiplin-disiplin dimaksud adalah arkeologi, ekologi dan stratigrafi. Masing-masing disiplin itu ditangani oleh masing-masing ahlinya. Sesuatu yang tampak mengagumkan adalah bahwa tiga disiplin itu berhasil "dipadukan" sehingga tiga disiplin itu hadir dalam suatu kerjasama yang kompak tanpa menimbulkan persoalan metodologis. Salah satu data arkeologi yang menggetarkan adalah adanya temuan kerangka manusia yang mengenakan keris. Artefak ini menim- bulkan pertanyaan sekaligus dugaan kuat bahwa kerangka manusia itu adalah seorang petinggi. Sayang, keris yang dipakai itu belum sempat diteliti dan diurai lebih jauh. Dengan pendekatan sosiologis atau antropologis, bukan hanya sosok kerangka manusia dengan pangkatnya yang bisa disibakkan rahasianya, tetapi juga masyarakat Tambora bisa diungkap dan bahkan direkonstruksi. Sebab, seperti dikemukakan oleh sejumlah ahli sosiologi seni bahwa karya seni: U mg, senjata berhias, tari-tarian, sastra, teater dan lainnya adalah produksi masyarakatnya. Wujud keris dan hiasannya, jika masih bisa dilihat, menunjukkan dengan jelas posisi si pemakai dalam masyarakat Tambora dan mungkin juga komunitasny

    Pesona budaya Sumba

    Get PDF
    Buku ini disusun agar masyarakat Sumba terutama generasi muda semakin merasa bangga dan mencintai kebudayaan yang dimiliki. Rasa bangga ini diharapkan akan menumbuhkan kesadaran untuk ikut berpartisipasi melestarikan semua tinggala

    Menepis kabut Pawitra

    Get PDF
    Situs Gunung Penanggungan menempati posisi yang terbilang istimewa dalam sejarah kebudayaan Indonesia. Digunung yang dimasa laludi anggap suci ini,banyak dijumpai bangunan purbakala dalam berbagai bentuk dan jenisnya.Ia akhirnya menjadi gunung terkaya yang pernah dimiliki dunia arkeologi Indonesia. Kepurbakalaan yang ada seolah mengisi kekosongan catatan sejarah dimasa peralihan, antara masa Majapahit akhir hingga mulai berkembangnya pengaruh Islam di Nusantara .Bukti-bukti arkeologi situ tentunya tetap harus terjaga keberadaannya sebagai sumber kajian dalam upaya pengembangan pengetahuan sejarah-budaya pada masa-masa yang diwakiliny

    Religious Tourism Area: Maintenance and Equity to Bali Mandara

    Get PDF
    Bali keeps various unique religious tourism areas. Religious tourism objects, natural, enchanting, and shining a peace sense were able to lure tourists coming to Bali. Therefore, the Balinese were obliged to maintain as best as possible to always exist in world tourism viewed. Bali tourist areas need to be preserved unlike, natural beauty, diversity of flora and fauna, diversity of traditions and culture, as well as ancient historical heritage. They would work to increase the tourist’s attractiveness and new attractions development. The maintenance of Bali’s religious tourism area should receive maximum attention, sake on the equal distribution of Balinese income towards Bali Mandara. Bali on its cultural tourism concept was expected to be able to contribute and progress in harmony and balance between the tourism and cultural sectors imbued with Hinduism. The maintenance of Bali’s religious tourism mostly consisted of the number of the holy place (temples). It needs attention from various parties. Desa Pakraman as the center of Balinese culture development was able to maintain the sustainability of religious tourism areas for all the time
    corecore