12 research outputs found

    Pengaruh Penggunaan Alat Peraga terhadap Hasil Pembelajaran Matematika pada Anak Usia Dini

    Full text link
    – Perbaikan kualitas pendidikan yang salah satunya diindikasikan dengan peningkatan hasil pembelajaran, tidak lepas dari USAha perbaikan dalam pembelajaran. Hasil pembelajaran dipengaruhi beberapa faktor diantaranya penggunaan alat peraga oleh pendidik dalam proses belajar mengajar. Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran pada sekolah dasar (SD) sangat membantu meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan terhadap materi pelajaran yang diajarkan terutama pelajaran matematika. Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah ada pengaruh penggunaan alat peraga terhadap hasil pemelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengunaan alat peraga dengan tanpa alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran matematika dengan memperhatikan hasil belajar anak didik pada usia dini. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol . Subjek penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah 25 siswa pada kelompok eksperimen dan 25 siswa kelas pada kelompok kontrol, maka jumlah keseluruhan yang diteliti sebanyak 50 siswa. Komparasi penelitian dilakukan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan alat peraga, sedangkan pada kelompok kontrol tanpa menggunakan alat peraga. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yang digunakan tes akhir berbentuk isian. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan ANAVA. Berdasarkan analisis hasil penelitian diperoleh dengan nilai F hitung = 62,443 dan signifikansi > α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar matematika pada anak usia dini, Kata Kunci – Alat peraga, hasil belajar, anak usia din

    Peran Religiusitas Mengatasi Kecemasan Masa Menopause

    Get PDF
    Masa menopause adalah hal yang alamiah dan tidak terelakkan pada setiap perempuan yang memasuki usia 50. Di saat memasuki masa menopause, perempuan mengalami Perubahan penting dalam kehidupannya. Ini tidak hanya terjadi pada sisi fisiologis, tetapi juga kehidupan psikologis dan sosial perempuan. Memang Perubahan ini tidak dialami perempuan secara universal, tetapi banyak penelitian mencatat bahwa menopause akan membawa pengaruh yang besar dalam Perubahan fungsi tubuh, produksi hormon, status reproduksi, hubungan, penampilan, ekspektasi, dan kondisi sosial (Stewart, 2005). Penelitian ini berusaha untuk melihat bagaimana perempuan dalam usia pra-menopause dan pasca menopause mengenali, menghadapi dan mensikapi pada saat proses menopause dan setelah menopause. Penelitian menemukan variabel-variabel yang mempengaruhi perempuan dalam mempersepsikan dan menghadapi menopause. The menopause has been described as a deficiency disease associated with a wide variety of physical and psychological symptoms. In our study, we purposed to investigated whether there is increase in perception and anxiety of body images in among postmenopause women. In conclusion, our study provides further insight into the positive association between religiosity in perception and acceptance of menopause as a part of women life

    Pengaruh Loyalitas terhadap Kinerja Guru SD Awal

    Full text link
    - Sekolah memeliki peran penting dalam suksesnya tujuan pendidikan nasional. Komponen di sekolah berkontribusi secara aktif dalam keberhasilan proses pendidikan di sekolah, termasuk guru sebagai pengajar dan pendidik. Guru hendaknya memiliki loyalitas kerja dalam mendidik di sekolah, karena dengan loyalitas yang tinggi maka kinerja guru akan menjadi baik yang berdampak pada peningkatan kualitas mengajar. Namun pada saat sekarang banyak guru yang kurang memiliki loyalitas kerja. Berdasarkan hasil tersebut perlu diteliti dan ditelaah pengaruh loyalitas guru-guru sekolah dasar (SD) di bawah Yayasan Pesantren Islam Al Azhar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pengisian kuesioner oleh sejumlah sampel sebanyak 42 guru dari total 140 guru dengan teknik sampling acak sederhana. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa loyalitas guru berpengaruh terhadap kinerja guru yang ditandai dengan perolehan koefisien determinasi (r2y) sebesar = 0,932 yang berarti bahwa 93,2% loyalitas guru (X) berpengaruh terhadap kinerja guru dan 6,8% ditentukan oleh faktor lain. Hasil analisis menunjukkan nilai t hitung = 0,349 selanjutnya diperoleh nilai ttabel untuk signifikansi 5% diperoleh nilai t tabel = 1,64. Hasil thitung sebesar 0,349 lebih kecil dari ttabel = 1,64 sehingga H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini berarti variabel loyalitas guru berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja guru

    “Mewah Menuju Rahmatullah” : Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Persepsi Masyarakat Mengenai Trend Pemakaman Mewah Masyarakat Muslim

    Full text link
    – Riset ini dilakukan untuk melihat pengaruh Status Sosial Ekonomi (SSE) yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan terhadap persepsi mengenai trend pemakaman mewah di DKI Jakarta dan sekitarnya. Dengan harga 17 juta - milyaran rupiah per lubang makam (tergantung pengembang/ developer), ternyata peminatnya tidak sedikit, bahkan belakangan muncul pemakaman mewah khusus muslim. Padahal Islam sendiri menganjurkan umatnya untuk hidup dalam kesederhanaan. Teori yang akan digunakan dalam riset ini adalah Persepsi dan Status Sosial Ekonomi. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif, pengumpul data utama adalah kuesioner, dan didukung oleh wawancara. Dengan jumlah responden 63 orang, hasil analisis data dengan regresi berganda menunjukkan Status Sosial Ekonomi berpengaruh sangat signifikan terhadap persepsi responden mengenai trend pemakaman mewah, sebesar 49%. Faktor yang paling berpengaruh adalah pekerjaan. Saran penelitian selanjutnya adalah menggunakan Teori Reasoned Action dari Aczjen, untuk melihat intensi (kecenderungan bertingkah laku) melakukan pembelian makam mewah. Kata Kunci – Persepsi, Status Sosial Ekonomi, Pemakaman Mewa

    Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendirian Lembaga PAUD

    Full text link
    – Ketentuan tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah diatur dalam pasal 28 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada dasarnya banyak cara yang telah dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memperluas akses layanan PAUD bagi seluruh lapisan masyarakat, antara lain (1) bantuan pendirian/rintisan satuan PAUD baru, (2) bantuan pembangunan/penyediaan fasilitas PAUD, dan (3) penambahan satuan layanan PAUD yang sudah berjalan seperti TK/KB/TPA/SPS. Namun tentunya pemerintah tidak bisa bergerak sendiri, karena itu banyak lembaga atau yayasan lain yang ikut serta dalam upaya ini, salah satunya Yayasan Asih Foundation (YAF). Lembaga ini sudah berhasil memberdayakan masyarakat dalam hal pendirian dan pembinaan lembaga PAUD di seluruh Indonesia, termasuk di Jabotabek. Riset ini akan mendeskripsikan tentang strategi pemberdayaan yang diterapkan oleh Yayasan Asih Foundation. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan subjek 3 sekolah di Jabotabek. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan observasi. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberdayaan msyarakat yang dilakukan oleh Yayasan Asih Foundation berada di level messo. Lembaga PAUD dapat merasakan Perubahan dan manfaat dari pembinaan yang diberikan oleh YAF meski pembinaan yang utama hanya berlangsung selama 2 tahun. PAUD binaan ini dapat mengembangkan diri Kata Kunci – Pendidikan Anak Usia Dini, Pembangunan Masyarakat, Pengembangan Masyaraka

    “Go Green“ Pelatihan untuk Mendorong Perilaku Konservasi dan Pro Lingkungan Bagi Santri Al Ghazali, Kota Bogor

    Get PDF
    Pondok Pesantren Al Ghazali menerapkan beberapa kegiatan kebersihan harian. Yang pertama kegiatan para santri mengumpulkan sampah setiap hari, dan langsung membakarnya. Pembakaran tersebut menghasilkan gas CO2yang menimbulkan polusi udara. Yang kedua, sampah harian rumah tangga dikumpulkan di belakang pondok untuk dibawa oleh tukang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Untuk kegiatan kedua, pondok pesantren mengeluarkan biaya hingga Rp. 700.000/bulan, padahal pondok sendiri belum termasuk lembaga yang mapan secara ekonomi. Untuk awal, tim merancang sebuah program intervensi sosial untuk mendorong perilaku pro lingkungan dan konservasi alam bagi para santri, sebagai generasi yang akan menjadi generasi pelopor untuk lingkungan yang lebih baik di masa mendatang. Program intervensi menggunakan model psikologi konservasi (Clayton & Brook, 2005), knowledge yang berhubungan dengan perilaku konservasi, (Pratkanis & Turner, 1994; Ronis & Kaiser, 1989; Schahn & Holzer, 1990, dalam Frick, J; Kaiser FG; Wilson, Mark; 2004), serta educational intervention. Setelah melalui seluruh proses, para santri memahami, dan mau melaksanakan praktik untuk perilaku pro lingkungan yang diharapkan selama beberapa waktu, namun kemudian terkendala oleh tugas-tugas lain dari guru. Integrasi dan kerjasama dari semua pihak (tim, sekolah, guru), perlu mendapat perhatian penting. Intervensi selanjutnya akan diarahkan kepada pihak guru, dan sekolah. Islamic Boarding School (Pondok Pesantren; here in after referred to as ‘Pontren\u27) Al Ghazali implements several daily cleaning activities; the first of which is the students collect daily garbage and conduct immediate burning. The burning results in CO2 that might trigger air pollution. The second, the daily domestic garbage is collected behind the school for pickups by the garbage collector to the landfill area. For the second activity, the school spends a cost of up to USD. 700,000/ month despite the fact that the school is not a economically-established institution. Initially, the Team designs a social intervention program to encourage environmental-friendly and nature conservation-based behaviour that would become the pioneer for better environment in the future. The intervention program applies consciousness raising, conservation psychology model, knowledge-related conservation behaviour, and educational intervention. After getting through all processes, the students comprehend and are willing to implement the expected pro environmental behaviour, but some hindrance appear; taking the form of teachers assignments. Integration and cooperation from all related parties (Team, school, and teachers) requires important attention. The subsequent intervention will be directed to teachers and school, by using Bandura\u27s Social Learning Theory

    Kontrol terhadap Tingkah Laku yang Dipersepsikan sebagai Determinan Pembelian Makam Mewah

    Full text link
    - Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkah laku membeli pemakaman mewah, di tengah situasi makin banyaknya masyarakat yang berada di status sosial ekonomi yang rendah, ditambah sudah keluarnya fatwa haram dari MUI. Prediksi ini diukur menggunakan Teori Planned Behavior dari Acjzen (1975), dengan metode kuantitatif. Alat pengumpul data adalah skala intensi dari Acjzen, dan sampel sebanyak 80 (delapan puluh) orang anggota majlis taklim. Hasilnya menunjukkan bahwa semua faktor yang dijelaskan oleh IV memiliki pengaruh sebesar 67.6% terhadap DV, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Ini berarti bahwa faktor sikap, norma subjektif, dan kontrol terhadap perilaku yang dipersepsikan memiliki pengaruh sebesar 67.6 % terhadap tingkah laku membeli pemakaman mewah. Faktor yang memiliki pengaruh paling signifikan adalah kontrol terhadap tingkah laku yang dipersepsikan. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel dengan jumlah yang lebih besar, dan lebih bervariasi (tidak hanya anggota majlis taklim). Selain jumlah sampel yang lebih besar perlu dipertimbangkan untuk melakukan riset kolaborasi dengan bidang ilmu lain, seperti ekonomi. Dengan jumlah sampel yang lebih besar dan cakupan area yang lebih besar, MUI dapat mempertimbangkan hasil riset ini sebagai data pendukung untuk mengeluarkan fatwa terkait fenomena ini. Kata Kunci - Pemakaman, Niat, Sikap Mewa

    Ketimpangan Relijiusitas dengan Perilaku: Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual PRA Nikah Remaja SMA/Sederajat di Jakarta Selatan

    Full text link
    Perilaku selama berpacaran yang menjurus pada perilaku seksual pranikah tidak jarang mengkhawatirkan banyak pihak. Sejumlah riset menunjukkan angka mengkuatirkan, ditambah pengalaman dokter spesialis yang menangani masalah penyakit kelamin pada remaja, dan kehamilan pada pelajar yang berasal dari sekolah berbasis agama dalam hal ini Islam. Dengan n= 60, riset dilakukan pada siswa-siswa dari 3 jenis sekolah (umum, berbasis agama Islam, dan Madrasah. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku berpacaran yang menjurus pada perilaku seks pra nikah. Religiusitas (pengetahuan, keyakinan, dan praktik beragama) yang tinggi ternyata tidak membuat remaja “tidak ngapa-ngapain” dalam hubungan pacarannya. Patut dipertimbangkan penelitian lanjutan yang memperbesar jumlah responden, memasukkan variabel pengaruh media massa, peer group, serta demografi (kota besar, kota kecil, dan wilayah pedesaan)
    corecore