7 research outputs found

    PENJERNIHAN AIR SADAH DENGAN SISTEM BACKWASH DAN ZEOLIT

    Get PDF
    Tujuan: kegiatan ipteks bagi pesantren ini  ini adalah membuat dan mengimplementasikan alat untuk menjernihkan air yang mengandung kesadahan atau air yang mengandung zat besi yang berwarna air kuning atau kecoklatan dengan menggunakan media sederhana yaitu zeolit untuk menyaring air yang sadah atau kekuningan dan kecoklatan dan sistem backwash atau ketika kotor media penyaring telah kotor tinggal di supaya bisa membersihkan media penynyaring dengan sendirinya, kegiatan ini dilakukan karena pesantren sasaran mempunyai air yang sadah karena bekas air sawah yang telah tercampur pestisida sehingga ketika digunakan maka akan terasa gatal-gatal atau selebihnya akan penyebabkan penyakit yang disebabkan air pada kulit seperti scabies. Dengan penerapan sistem penjernih dengan penyaring zeolit diharapkan dapat mengurangi angka kesadahan dan tidak menyebabkan anka kesakitan pada kulit . Target khusus Pembuatan alat penyaring air sadahdan peningkatan pengetahuan penyakit yang disebabkan oleh air Metode: observasi kondisi sekitar, Edukasi penyakit yang disebabkan air, pelatihan pembuatan alat penjernih air sadah. Rencana kegiatan yang diusulkan adalah observasi lapangan untuk kondisi lingkungan sekitar, edukasi bahaya yang disebabkan oleh air, pembuatan sistem penjernih air dengan zeolit dan sistem backwas

    HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH, VOLUME KONTAINER DAN FAKTOR PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes sp.

    Get PDF
    Kelurahan Kertasari merupakan kelurahan dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciamis. Kejadian DBD berkaitan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah, volume kontainer dan faktor perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan keberadaan jentik Aedes sp.. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Metode yang digunakan untuk mengamati keberadaan jentik pada kontainer yaitu dengan cara visual larva. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran, observasi dan wawancara. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 356 rumah. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik diantaranya suhu udara (p = 0,017) dan OR = 1,766, keberadaan kawat kasa (p = 0,039) dan OR = 2,084 dan frekuensi menguras kontainer (p = 0,008) dan OR = 1,636. Tingkat kepadatan jentik di wilayah Kelurahan Kertasari yaitu 35,1%. Variabel lain yang diteliti namun tidak berhubungan dengan keberadaan jentik diantaranya intensitas cahaya, kelembaban, perilaku menaburkan bubuk larvasida. Upaya pengendalian jentik yang dapat dilakukan masyarakat yaitu menambah jendela dan ventilasi pada dinding kamar mandi, memasang kawat kasa pada setiap lubang ventilasi dan rutin menguras kontainer minimal seminggu sekali

    ITGBM PEMBENTUKAN KADER PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) PADA PENDERITA TUBERCULOSIS

    Get PDF
    Tujuan: kegiatan ipteks bagi masyarakat ini adalah membuat dan mengimplementasikan teknologi tepat guna berupa bagaimana penyelesaian masalah TBC yang merupakan penyumbang penyebab kematian yang cukup besar di dunia dan penularan yang sangat cepat, dengan mengubah metode sistem pasif menjadi aktif yang berbasis masyarakat supaya penyakit TBC bisa disembuhkan dan tidak berupah dari TBC biasa pengobatan 6 bulan menjadi tipe MDR kategori 2 yang lebih lama di sembuhkan yaitu pengobatan 2 tahun dengan biaya yang sangat mahal serta penularannya bisa lewat udara dan lebih berbahaya daripada penyakit AIDS dan penyakit berbahaya lainnya. Target khusus pengikutsertaan masyarakat dalam penyelesaian TBC diharapkan dapat menurunkan angka kejadian kesakitan dan kematian akibat TBC Metode: observasi kondisi sekitar, Edukasi apa bahaya TBC, pelatihan penemuan kasus baru dan bagaimana pelaporannya kemudian penatalaksanaan pengobatan terhadap penderita TBC. Rencana kegiatan yang diusulkan adalah observasi lapangan untuk kondisi lingkungan sekitar yang berperan terhadap kejadian TBC, edukasi bahaya bahaya TBC, pembentukan kader Pengawas Minum Obat. Lama kegiatan adalah 8 bulan pelaksanaan

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA PADA PASIEN RAWAT JALAN POLI PENYAKIT DALAM DI RSUD KOJA (Studi pada Pasien Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam di RSUD Koja Tahun 2020)

    Get PDF
    Dispepsia merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi di masyarakat. WHO memprediksi pada tahun 2020, proporsi angka kematian karena penyakit tidak menular akan meningkat menjadi 73% dan proporsi kesakitan menjadi 60% di dunia, sedangkan untuk negara SEARO (South East Asian Regional Office) pada tahun 2020 diprediksi angka kematian dan kesakitan karena penyakit tidak menular akan meningkat menjadi 50% dan 42%. Kejadian dispepsia biasanya disertai dengan nyeri ulu hati, perut begah, mual, muntah, sendawa, memiliki saran cepat kenyang ketika makan. Tujuan penelitian iniadalah untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dispepsiapada pasien rawat jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD Koja. Desain penelitian inimenggunakan cross sectional. Populasi yaitu seluruh pasien rawat jalan sebanyak 26.884 pasien. Sampel yang diambil sebanyak 378 pasien. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan nilai kemaknaan p value=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan kejadian dispepsia (p value=0,021 OR=1,798), terdapat hubungan antara jenis kelamindengan kejadian dispepsia (p value=0,024 OR=1,685), terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian dispepsia (p value=0,000 OR=74,206), dan terdapat hubungan antara stres dengan kejadian dispepsia (p value=0,000 OR=0,091) pada pasien rawat jalan Poli Penyakit Dalam di RSUD Koja. Peneliti menyarankan petugas kesehatan untuk lebih gencar memberikan edukasi kesehatan terkait faktor-faktor yang menyebabkan kejadian dispepsia. Masyarakat disarankan agar mengubah pola hidup menjadi lebih baik, menjaga pola makan, tidak mengonsumsi makanan yang akan memperburuk keadaan penyakit dispepsia melalui informasi yang diberikah oleh petugas kesehatan selama melakukan pengobatan

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (STUDI DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA)

    Get PDF
    BBLR merupakan bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.500 gram(WHO, 2014). Menurut WHO pada tahun 2015 di dunia terdapat kejadian BBLRadalah 15,5%, 96,5% di antaranya di negara-negara berkembang. Kasus BBLRpada bulan Januari-September tahun 2020 di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalayamencapai 510 bayi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor risiko apasaja yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatifdengan jenis penelitian observasional analitik menggunakan pendekatan kasuskontrol. Sampel pada penelitian ini yaitu 226 bayi yang terdiri dari 113 kasus dan113 kontrol. Teknik pengambilan sampel untuk kelompok kasus dan kontroladalah quota sampling. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antaravariabel paritas ibu (p=0,016 dan OR=2,001), preeklamsia (p=0,002 danOR=2,391), dan anemia (p=0,002 dan OR=2,435) dengan kejadian BBLR diRSUD dr Soekardjo Tasikmalaya. Tidak ada hubungan antara variabel usia ibu(p=1) dan kehamilan ganda (p=0,171) dengan kejadian BBLR. Saran agar rumah sakit meningkatkan penyuluhan kepada pasien yang dapat dilakukan oleh dokter saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu Ibu hamil yang berusia 20 tahun dan didiangonis Hb rendah, BB kurang agar mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan bayinya, Ibu hamil yang sudah berusia 35 tahun disarankan agar menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang setelah setelah nifas. Ibu hamil yang didiagnosis mengalami kehamilan ganda, Hb rendah, tekanan darah tinggi, disarankan untuk melakukanpemeriksaan ANC, ditekankan pentingnya pemeriksaan secara teratur

    Intervensi Edukasi Gizi terhadap Kader Posyandu Dalam Rangka Mengatasi Malnutrisi

    No full text
    Pandemi Covid-19 mempunyai dampak yang sangat besar bagi sektor kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya mengenai tingkat kecukupan gizi. Asupan gizi di masa pandemi penting diperhatikan untuk meningkatkan imunitas agar tidak mudah terpapar virus Covid-19. Sayangnya kalangan banyak balita yang mengalami malnutrisi. Angka stunting yang meningkat di Kota Tasikmalaya, termasuk wasting dan underweight. Pelatihan pemberian edukasi gizi kepada kader posyandu mengenai malnutrisi dan tanda serta gejalanya diharapkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu meningkat sehingga mereka dapat mengidentifikasi kejadian malnutrisi pada balita di posyandunya. Hasil yang didapatkan yaitu rata-rata skor pretest peserta adalah 5,44 dan hasil rata-rata post test peserta adalah 6,58. Berdasarkan hasil uji perbedaan di atas, didapatkan hasil nilai sig 2-tailed yaitu 0,0001 (p-value< 0,05) yang artinya ada perbedaan antara nilai pretest dan posttest atau ada pengaruh pemberian materi terhadap peningkatan pengetahuan kader tentang malnutrisi. Kegiatan Pelatihan ini diberikan kepada kader posyandu di dua Puskesmas yaitu Mangkubumi dan Sukalaksana

    Kegiatan Pelatihan untuk Meningkatkan Kesiapan Petugas Puskesmas Cibeureum dan Salawu di Tasikmalaya Terhadap Penerapan Teknologi UVC dan Teknologi Ozone sebagai Alat Sterilisasi

    No full text
    Artikel ini membahas tentang  kegiatan pelatihan untuk peningkatan pengetahuan, penggunaan dan kewaspadaan dalam menggunakan teknologi UV-C dan Ozon sebagai alat atau media sterilisasi. Pelatihan ditujukan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya dan Puskesmas Salawu di Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah Analisis situasi mitra, Pre-test, edukasi peserta melalui webinar, Post-test dan kesimpulan. Hasil dari pelaksanaan ini adalah penggunaan teknologi UVC dan ozon sebagai media sterilisasi memerlukan pelatihan agar masyarakat yang bekerja dibidang pelayanan kesehatan tidak mendapatkan dampak negatif dari teknologi tersebut. Dengan kuesioner yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu pengetahuan umum, utilitas dan kewaspadaan dapat diketahui tingkat pengetahuan peserta dalam kesiapan penerapan teknologi tersebut di lapangan. Meskipun peserta mayoritas adalah pekerja pada pelayanan kesehatan, ternyata teknologi UVC dan Ozon merupakan teknologi yang belum begitu populer pada kalangan petugas kesehatan. Hal ini memberikan makna pentingnya pengenalan dan pelatihan teknologi baru yang dapat digunakan sebagai alat sterilisasi dan disinfektan dari bakteri dan virus, khususnya virus Covid-19Artikel ini membahas tentang  kegiatan pelatihan untuk peningkatan pengetahuan, penggunaan dan kewaspadaan dalam menggunakan teknologi UVC dan Ozon sebagai alat atau media sterilisasi. Pelatihan ditujukan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya dan Puskesmas Salawu di Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah Analisis situasi mitra, Pre-test, edukasi peserta melalui webinar, Post-test dan kesimpulan. Hasil dari pelaksanaan ini adalah penggunaan teknologi UVC dan ozon sebagai media sterilisasi memerlukan pelatihan agar masyarakat yang bekerja dibidang pelayanan kesehatan tidak mendapatkan dampak negatif dari teknologi tersebut. Dengan kuesioner yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu pengetahuan umum, utilitas dan kewaspadaan dapat diketahui tingkat pengetahuan peserta dalam kesiapan penerapan teknologi tersebut di lapangan. Meskipun peserta mayoritas adalah pekerja pada pelayanan kesehatan, ternyata teknologi UVC dan Ozon merupakan teknologi yang belum begitu populer pada kalangan petugas kesehatan. Hal ini memberikan makna pentingnya pengenalan dan pelatihan teknologi baru yang dapat digunakan sebagai alat sterilisasi dan desinfektan dari bakteri dan virus, khususnya virus Covid-1
    corecore