13 research outputs found

    Uji Kadar Lemak Keju Cheddar dengan Variasi Bahan Baku (Sapi, Kambing) Serta Variasi Jenis Starter (Streptococcus Lactis, Rhizophus Oryzae).

    Full text link
    Keju merupakan produk olahan susu. Dalam pembuatan keju penting sekali peranan starter, Mikroorganisme yang paling banyak digunakan dalam starter, khususnya starter keju adalah kelompok bakteri asam laktat (BAL) yang mampu menghasilkan asam. Tujuan dari penelitian ini mengatahui pengaruh penggunaan variasi susu dan starter terhadap kualitas keju. Dalam penelitian pembuatan keju cheddar menggunakan variasi perlakuan susu dan perlakuan starter. Dalam penelitian ini keju yang dihasilkan dianalisis kadar rendemen, kadar air, dan kadar lemak menggunakan anava dan dilanjutkan dengan DMRT dengan tingkat signifikansi 5%. Kualitas keju cheddar pada K2B2, kadar rendemen 21,66; kadar air 38,66; dan kadar lemak 34,5

    Pemanfaatan Rhizopus Oryzae Dalam Pengembangan Produk Olahan Susu (Keju) Halal Berbasis Bioteknologi

    Full text link
    Pertumbuhan industri pangan halal semakin pesat seiring pertambahan jumlah populasi Muslim dunia. Permintaan produk pangan halal oleh negara-negara non-muslim juga meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman masyarakat umum tentang proses-proses ketat untuk mencapai status halal. Bioteknologi mengalami perkembangan yang pesat hingga saat ini. Peranan bioteknologi sangat luas dalam aspek pemenuhan kebutuhan manusia salah satunya yaitu dalam industri makanan. Beberapa proses bioteknologi baik konvensional maupun modern tidak terlepas dari peranan mikroorganisme. Tujuan penelitian ini guna mengetahui pemanfaatan Rhizopus oryzae dalam produk olahan pangan susu (keju) halal yang berbasis bioteknologi. Penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) tahap yaitu tahap pertama pembuatan produk bioteknologi pangan. tahapan kedua adalah pembuatan diagram alir proses produksi produk. Tahap ketiga yaitu identifikasi resiko titik kritis kehalalan produk. Dari hasil penelitian menunjukkan Rhizophus oryzae berpotensi sebagai starter dalam pembuatan keju berpotensi menggantikan rennet. Rennet mengandung enzim renin yang berperan menggumpalkan susu. Rennet dikategorikan halal, jika rennet berasal dari hewan halal dan proses penyembelihan sesuai dengan syariat islam.Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim sehingga dalam penyediaan pangan sangat memperhatikan aspek kehalalan

    Formulasi Sediaan Lipstik Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Sebagai Pewarna Dan Minyak Zaitun (Olive Oil) Sebagai Emolien

    Full text link
    Islam adalah agama yang indah dan menyukai keindahan. Lipstik digunakan dengan tujuan membentuk penampilan bibir agar menarik, melindungi bibir dari kekeringan dan tidak ada efek samping. Penggunaan rosella sebagai pewarna dan minyak zaitun sebagai emolien dalam formulasi sediaan lipstik, dikarenakan bunga rosella (Hisbiscus sabdariffa L.) memiliki pigmen merah dari antosianin dan minyak zaitun dapat digunakan sebagai emolien yang berfungsi menjaga kelembaban pada kulit. Metode penelitian yang dilakukan adalah maserasi simplisia bunga rosella dengan etanol 96%. Komponen lipstik yang digunakan adalah cera aba, vaselin alba, setil alkohol, lanolin, nipagin, titanium dioksida, oleum rosae, minyak zaitun dan ekstrak bunga rosella dengan konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10%. Pengujian yang dilakukan meliputi: uji homogenitas, uji stabilitas, uji oles, uji titik leleh dan uji pH. Uji kesukaan dan uji iritasi dilakukan pada 25 panelis. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi ekstrak bunga rosella 0% tidak berwarna, konsentrasi 2%-4% berwarna merah pudar, konsentrasi 6% berwarna merah, konsentrasi 8%-10% berwarna merah tua. Konsentrasi ekstrak 0%- 4% tidak mengalami Perubahan warna (stabil) dalam penyimpanan suhu ruang selama 30 hari. Sediaan 1,2,3,4,5 dan 6 tidak menimbulkan iritasi, gatal-gatal serta kulit kemerahan pada kulit setelah beberapa jam pengolesan yang dilakukan pada kulit

    Evaluasi Fisik Sediaan Kondisioner dengan Varian Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K. Schum.)

    Full text link
    Rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) jenis tumbuhan yang sering dimanfaatkan sebagai obat herbal. Rimpang lengkuas merah mengandung minyak atsiri terdiri dari metilsinamat, eugenol, senyawa flavonoid, alkaloid, steroid yang dapat berfungsi sebagai antijamur dan antibakteri, yang dapat berfungsi sebagai sediaan kondisioner. Sediaan kondisioner memiliki keunggulan lebih praktis dan merupakan salah satu sediaan semi padat yang digunakan untuk pemakaian luar dengan cara dioleskan pada bagian rambut setelah penggunaan shampo. Tujuan penelitian ini untuk mendapakan formulasi sediaan kondisioner dengan konsentrasi ektrak rimpang lengkuas 5%, 10%, dan 15% pembanding yang digunakan dalam penelitian ini yaitu formulasi sediaan kondisioner tanpa zat aktif. Evaluasi fisik yang dilakukan dalam penelitian ini berupa uji stabilitas dengan metode cycling-test selama 6 siklus yaitu 12 hari yang mencakup uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, dan uji ketahanan krim. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa formula 2 merupakan formula yang terbaik dengan konsentrasi 5% ekstrak rimpang lengkuas merah. Berdasarkan uji organoleptik menunujukkan kondisioner pada penelitian ini memiliki bau khas rimpang lengkuas merah, berwarna coklat, berstektur lembut, kental, homogenitas yang stabil, nilai pH antara 5,6-6,3, nilai viskositas antara 5.061,0-18.398,0. Semua formulasi menunjukkan mengalami kenaikan dan penurunan selama waktu penyimpanan

    Formulasi Sediaan Gel Semprot Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Dan Uji Daya Hambat Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus, Staphylococcus Epidermidis, Propionibacterium Acnes

    Full text link
    Kersen (Muntingia calabura) merupakan salah satu tumbuhan liar yang belum dimanfaatkan secara optimal.Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat dengan memanfaatkan daun atau buahnya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak etanol 70% daun kersen dengan metode maserasi menjadi sediaaan gel semprot sebagai antijerawat serta mengetahui karakteristik fisik gel semprot ekstrak etanol daun kersen dan diuji aktivitas antibakterinya terhadap 3 bakteri penyebab jerawat, yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes. Analisis Data satistik menggunakan one way anova. Penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak etanol daun kersen dapat diformulasikan sebagai gel semprot dan memiliki karakteristik yang stabil secara penampakan fisik, viskositas, pH dan pola penyemprotan. Perbedaan konsentrasi karbopol 940 1%, 1,5% dan 2% pada formulasi gel semprot ekstrak etanol daun kersen berpengaruh pada nilai viskositas, pH, daya sebar dan bobot semprot sediaan. Uji formulasi gel semprot dengan konsentrasi karbopol 1,5% merupakan konsentrasi terbaik karena memiliki nilai viskositas, pH, dan pola penyemprotan sesuai dengan rentangan sediaan gel semprot yang baik. Formulasi Gel dengan karbopol 940 1%, 1,5% dan 2% stabil secara sentrifugasi, penampakan fisik, homogenitas dalam pengujianya 21 hari penyimpanan. Sediaan gel semprot ekstrak etanol daun kersen mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, S. epidermidis, dan P. acnes ditunjukkan dengan adanya zona Bening yang menunjukkan adanya zona hambat

    Analisis Faktor Faktor dalam Menggunakan Obat Herbal di Lingkungan Kampus Unida Gontor

    Full text link
    Herbal asli Indonesia adalah tanaman obat yang tumbuh dan dibudidayakan di Indonesia dan digunakan secara turun temurun untuk tujuan kesehatan. Obat herbal yang beredar di Indonesia aman dikonsumsi dengan catatan bahwa produk tersebut sudah terdaftar di BPOM dan tidak mengandung bahan kimia obat (BKO) karena dapat membahayakan kesehatan dan berakibat fatal. Efektifitas obat herbal secara klinis masih belum didukung oleh bukti yang kuat dan konsisten. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor (feature, benefit dan function) yang mempengaruhi penggunaan produk herbal di lingkungan keluarga kampus UNIDA Gontor. Identifikasi obat herbal yang digunakan sesuai dengan keamanan produk dan manfaat yang diperoleh. Metode penelitian ini adalah mix method yaitu campuran kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan survey rapid assessment. Pengambilan sampel meggunakan metode purpossive sampling dan alat ukur berupa kuesioner dan panduan wawancara singkat dengan atribut features, benefit dan function. Hasil penelitian ditemukan penyebab pemilihan obat herbal alasan terbanyak yaitu alasan aman terhadap efek samping 25 orang, sunnah Rasul 20 orang, minim efek samping 20 orang, dan alasan lain 33 orang. Alasan berdasarkan persentase mengobati 18% dan mencegah penyakit 82%. Identifikasi terkait tingkat pemahaman responden tentang features antara lain: kemasan yang tidak layak digunakan berjumlah 64 orang dengan persentase 72%, dosis penggunaan 54%, kandungan bahan alam 67%, kemasan produk yang menarik 71%, label halal MUI 72%, serta label tanggal kadaluarsa 67%. Pemahaman benefit terkait obat yang efektif 62%, obat yang berkualitas 49%; rasa, bau dan warna obat herbal yang baik 48%, bentuk obat 70%, kemasan yang layak digunakan 71%, dan penyimpanan obat herbal 71%. Pemahaman function terkait komposisi obat herbal 11%, ketertarikan memahami cara kerja obat herbal 52%, kesesuaian indikasi obat herbal 31%, dan adanya efek samping 25%

    Uji Daya Hambat Fraksi N-heksan, Kloroform, Dan Etanol Ekstrak Daun Kitolod (Isotoma Longiflora (Wild.) Presl.) Terhadap Bakteri Shigella Sonnei

    Full text link
    Bakteri Shigella sonnei (golongan Shigella sp) merupakan bakteri patogen penyebab penyakit disentri basiler (shigellosis). Penyakit infeksi saluran pencernaan umumnya diobati antibiotik, tetapi seiring berjalannya waktu resistensi terhadap antibiotik sintesis ditemukan. Hal ini membuat pencarian bahan alam dengan efek antibakteri sebagai alternatif mulai dikembangkan. Salah satu bahan alam yang memiliki senyawa metabolit sekunder dengan efek antibakteri adalah daun kitolod (Isotoma longiflora (Wild.) Presl.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat fraksi n-heksan, fraksi kloroform, dan fraksi etanol ekstrak daun kitolod terhadap bakteri Shigella sonnei. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, dan selanjutnya dilakukan fraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan ketiga pelarut dengan konsentrasi 10% v/v, 20% v/v, 30% v/v, dan 40% v/v. Pengujian daya hambat dilakukan dengan metode difusi sumuran pada media MHA, serta diukur zona hambat yang terbentuk. Skrining senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan metode KLT . Hasil penelitian diketahui bahwa seluruh fraksi dari ekstrak daun kitolod memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella sonnei, sedangkan fraksi teraktif didapatkan dari fraksi etanol dengan konsentrasi 40% v/v. Uji skrining menyatakan ekstrak daun kitolod mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan steroid

    Formulasi Sediaan Sabun Cair Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Battle Folium L.) Dan Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum L.) Sebagai Antijamur Candida Albicans

    Full text link
    Agama Islam adalah agama yang menyukai kebersihan, baik kebersihan badan, pakaian, dan lingkungan. Salah satu penyakit yang timbul karena tidak menjaga kebersihan badan adalah keputihan yang disebabkan oleh jamur. Daun sirih hijau dan bawang putih merupakan salah satu bahan alam yang memiliki potensi sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan melihat efek antijamur Candida albicans ekstrak daun sirih hijau dan bawang putih setelah diformulasikan sebagai sediaan sabun cair. Sabun cair dibuat melalui metode hot process dengan 3 formulasi kombinasi ekstrak daun sirih dan bawang dengan perbandingan 1) 25%:75% 2) 50%:50% 3) 75%:25%. Evaluasi sabun cair meliputi pemeriksaan organoleptis, pH, tinggi busa, kadar air, homogenitas, dan uji daya antijamur terhadap jamur Candida albicans. Hasil pengujian mutu sabun cair ekstrak daun sirih hijau dan bawang putih telah memenuhi standar yang ditetapkan SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk pembuatan sabun cair. Sabun cair ekstrak daun sirih hijau dan bawang putih memiliki aktifitas antijamur terhadap Candida albicans. Hasil formulasi dengan zona hambat tertinggi adalah formulasi 3 dan formulasi dengan zona hambat terendah adalah formulasi 1. Daya uji aktivitas sabun cair ini lebih tinggi dibandingkan kontrol positif yang digunakan yaitu obat flukonazol dan sabun cair daerah kewanitaan yang tersebar di pasaran
    corecore