6 research outputs found
PENYELESAIAN MODEL NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE QUADRATIC PROGRAMMING DENGAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN PRODUKSI OPTIMUM PADA SALIS KONVEKSI
Optimasi banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh penerapan optimasi di bidang industri adalah untuk meminimumkan biaya produksi. Salis Konveksi merupakan salah satu konveksi yang bekerja sama dengan beberapa toko berbasis online untuk memproduksi pakaian. Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk model matematika untuk pengoptimalan biaya produksi Salis Konveksi, penyelesaian model menggunakan metode quadratic programming dengan algoritma genetika.
Langkah penyelesaiannya adalah pembentukan model nonlinear, menentukan kondisi Khun Tucker, mengidentifikasi complementary slackness, menambahkan variabel buatan, dan membentuk fungsi tujuan linear. Model linear yang diperoleh kemudian diselesaikan dengan algoritma genetika. Adapun langkah penyelesaian menggunakan algoritma genetika adalah membangkitkan populasi awal, seleksi, crossover, mutasi, dan evaluasi.
Terdapat 4 variabel keputusan yang dibahas, yaitu produksi atasan dewasa, rok dewasa, dress anak, dan atasan anak. Fungsi tujuan yang terbentuk adalah meminimalkan biaya produksi dengan kendala sedemikian sehingga semua permintaan dapat terpenuhi. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil yaitu total minimal biaya produksi Rp. 3.026.706,87 dengan produksi atasan dewasa sebanyak 102 pcs, rok dewasa sebanyak 98 pcs, dress anak sebanyak 180 pcs, dan atasan anak sebanyak 40 pcs
“Optimasi Persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Yogyakarta Menggunakan Goal Programming”
Saat ini bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis premium dan solar sudah menjadi
kebutuhan pokok masyarakat. Seiring bertambahnya waktu, jumlah permintaan produk tersebut semakin
meningkat karena ketergantungan masyarakat terhadap BBM sangat besar. Adanya permintaan yang
meningkat terkadang tidak bisa diimbangi dengan jumlah persediaan yang cukup. Dengan demikian,
perusahaan penyedia BBM berusaha memaksimalkan volume produksi untuk memenuhi permintaan
konsumen. Di sisi lain, perusahaan perlu memperhatikan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
seminimal mungkin. Berdasarkan data yang diperoleh, penentuan solusi optimal masalah persediaan
premium dan solar di DIY dapat diselesaikan dengan memodelkan ke dalam bentuk masalah goal
programming. Dari beberapa fungsi tujuan, yakni memenuhi jumlah permintaan, memaksimalkan
kapasitas pendam, memaksimalkan utilitas alat angkut, memenimalkan biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan, serta memenuhi kuota persediaan premium. Solusi yang diperoleh berdasarkan
penyelesaian dengan metode goal programming adalah dengan jumlah persediaan premium sebesar
597.215,6875 KL dan solar sebesar 350.156,65625 KL dalam satu tahun
MODEL GOAL PROGRAMMING DAN ANALISIS SENSITIVITAS UNTUK MENU DIET PENDERITA DIABETES MELLITUS DI YOGYAKARTA
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolik menahun yang
ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi normal (gula darah normal = 80 –120 mg/dl).
Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah jenis DM tipe 2 yang sebagian besar disebabkan
pola makan yang kurang sehat. Berkaitan dengan pola makan, dibutuhkan perencanaan menu
diet bagi penderita DM yang memperhatikan asupan zat gizi (energi, protein, lemak dan
karbohidrat). Oleh karena itu, kebijakan yang diambil adalah dengan menyusun menu diet yang
bergizi bagi penderita diabetes mellitus. Menu diet yang sesuai dengan zat gizi disusun
berdasarkan jumlah kalori, protein, lemak, dan karbohidrat. Sehingga tujuan dari penelitian ini
adalah melakukan analisis sensitivitas model, membuat bahasa pemrograman LINGO dan
mengaplikasikannya untuk pasien DM.
Pada penelitian ini, digunakan model Goal Programming untuk menentukan variasi menu
diet yang optimal bagi penderita diabetes mellitus dengan memperhatikan biaya pengeluaran
optimal. Berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit Di Yogyakarta, dianalisa variasi
menu yang optimal dengan model Goal Programming beserta analisis sensitivitas model dan
diselesaikan dengan program komputer LINGO.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa nilai fungsi tujuan (deviasi) berturut-turut senin,
rabu, dan jumat yaitu 15,355; 1,257 dan 0. Menu hari senin fungsi tujuan yang tidak tercapai
adalah batas bawah lemak menyimpang sebesar 15,355 (40,6%) dan menu hari rabu fungsi
tujuan yang tidak tercapai adalah batas atas protein menyimpang sebesar 1,257 (1,97%).
Sementara itu, menu hari jumat fungsi tujuan tercapai semua karena dihasilkan deviasi sebesar
nol. Oleh karena itu, dari ketiga menu yang paling optimal adalah menu hari Jumat. Adapun
biaya pengeluaran untuk ketiga adalah senin sebesar Rp20.606,58, rabu sebesar Rp22.720,94 dan
jumat sebesar Rp22.897,7
OPTIMISASI RUTE DISTRIBUSI LIQUIFIED PETROLEUM GAS (LPG) DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM (VRP) MELALUI PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING
Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk model vehicle routing problem with time windows.
Model yang diperoleh diselesaikan dengan goal programming. Selanjutnya, diterapkan pada rute
distribusi Liquified Petroleum Gas (LPG). Untuk 5 node yang digunakan dalam simulasi
menggunakan LINGO dengan waktu maksimal yang diberikan adalah 6 jam per minggu, maka
semua node dapat terlayani. Ketika waktu maksimal yang diberikan 3 jam per minggu, maka
hanya 2 node yang dapat terlayani
PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING
Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk model vehicle routing problem with time windows.
Model yang diperoleh diselesaikan dengan goal programming. Selanjutnya, diterapkan pada rute
distribusi Liquified Petroleum Gas (LPG). Untuk 5 node yang digunakan dalam simulasi
menggunakan LINGO dengan waktu maksimal yang diberikan adalah 6 jam per minggu, maka
semua node dapat terlayani. Ketika waktu maksimal yang diberikan 3 jam per minggu, maka
hanya 2 node yang dapat terlayani
Strategi Vaksinasi Pulse Untuk Mengatasi Epidemi Pada Penyakit Campak Berdasarkan Model sir
Berdasarkan teori dinamika populasi dalam lingkungan, dihipotesiskan bahwa epidemi campak dapat dikendalikan secara efisien oleh vaksinasi pulse yaitu dengan pemberian vaksin secara periodik. Keadaan sistem dapat dianalisa dengan model yang representative terhadap perilaku sistem. Pengembangan model SIR dengan melibatkan parameter p, proposi banyaknya individu yang tervaksin setiap periode waktu, digunakan sebagai model paling sederhana