7 research outputs found

    PROTOTYPE SISTEM INFORMASI LAYANAN PENGADUAN PASIEN PUSKESMAS NILAM SARI KOTA BUKITTINGGI

    Get PDF
    Puskesmas Nim Sari salah satu puskesmas yang  teletak di kota Bukittinggi di mana pada saat sekarang ini puskesmasn harus melakukan inovasi perubahan dalam bidang pelayanan  kesehatan terhadap masyarakat.  Pada saat ini terwujudnya kesejahteraan untuk masyarakat dalam bidang kesehtan salah satunya Puskesmas Nilam Sari  Konsep Smart City dalam bentuk pengaduan masyarakat apakah pasien puas dalam melakukan kunjungan ke Puskesmas Nilam Sari. Kerangka kerja penelitian yang di lakukan saat ini terdiri dari identifikasi masalah, studi literatur, pengumpulan data pasien , analisa dan perancangan prototype, dan pembuatan laporan. Metode pengembangan sistem penulis melakukan rancangan Diagram Konteks, Diagram Level Nol (Zero), Diagram Level 1 Proses 1.0 dan prototype. Dengan adanya sistem Pengaduan Pasien   Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi  pasien  di harapkan dapat memudahkan antara masyarakat untuk mengirimkan pengaduan kepada Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi. Dengan adanya sistem layanan pengaduan Pasien Puskesmas Nilam Sari, Puskesmas  dapat mengetahui keluhan Pasien pada saat kunjungan berobat  untuk menyampaikan masukan saran secara langsung apakah pelayanan memuaskan apa tidak . Penelitian ini menghasilkan sebuah Prototype Rancangan Sistem Informasi Pasien  Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi. Penelitian ini merupakan sebuah contoh dari Sistem Informasi Pasien   Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi  Berbasis Lokal pada Pasien Puskesmas Nilam Sari sehinga apabila di gunakan aplikasi system layanan pengaduan ini petugas dapat mengevaluasi pelayanan di Pasien Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi agar pelayanan menjadi efisien dan efektif untuk perkembangan pelayanan di Pasien Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi

    PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK MELALUI APLIKASI DAN PLATFORM WEB: KAJIAN LITERATUR TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN HOLISTIK SISWA

    Get PDF
    Pendekatan yang menonjol adalah pembelajaran berbasis proyek yang memanfaatkan aplikasi dan platform web untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang mendalam dan interaktif. Artikel ini mengkaji dampak dari implementasi pembelajaran berbasis proyek dengan teknologi pendidikan pada pengembangan keterampilan holistik siswa, termasuk keterampilan sosial, kreativitas, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir kritis. Dengan melihat proyek "Planet Guardian" sebagai studi kasus, penelitian ini mengungkap bagaimana siswa terlibat dalam proyek berbasis lingkungan yang melibatkan penelitian, kolaborasi daring, dan pengembangan solusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek semacam itu dapat memengaruhi perkembangan keterampilan holistik siswa secara positif. Keterampilan sosial ditingkatkan melalui kerja tim dan komunikasi daring, sementara kreativitas diperangsang melalui pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata. Pembelajaran berbasis proyek dengan teknologi pendidikan juga membantu siswa dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis melalui evaluasi proyek dan umpan balik dari rekan-rekan mereka. Dalam dunia yang terus berubah, keterampilan holistik seperti ini semakin penting untuk kesuksesan siswa di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tantangan yang dihadapi dalam mengintegrasikan teknologi pendidikan dengan pembelajaran berbasis proyek adalah pengembangan pedoman terbaik dan strategi pendidikan yang efektif. Guru dan lembaga pendidikan perlu terus berinovasi dalam merancang proyek-proyek yang relevan dan mendukung pengembangan keterampilan holistik siswa. Artikel ini menggarisbawahi pentingnya upaya ini dan kontribusi penting pembelajaran berbasis proyek dengan teknologi pendidikan dalam membentuk pembelajar yang siap menghadapi masa depan

    Determinan Kejadian Campak Pada Anak Usia Balita di Kota Bukittinggi

    No full text
    The incidence of measles in the city of Bukittinggi has increased in 2016, namely 77 cases, 40 cases (51.9%) among them in infants. The initial survey of 10 samples found that 40% experienced measles, 50% never had measles immunization, 70% said they did not give exclusive breastfeeding when they were babies. The aim of the study was to determine the factors associated with measles in children under five. Analytical research method with case control design. The population of all children under five, suffering from measles in 2016 was 40 people. Samples were taken by total sampling, and control samples were taken matching. Data was collected through guided interviews and observations, and data was processed computerically with chi-square statistical tests. The results of univariate analysis revealed that 66.7% of the samples were in the control group (66.7%), measles immunization, 73.3%, exclusive breastfeeding, and 57.5% had densely populated homes. Bivariate results, there was a relationship between immunization status ( p = 0,000 and OR = 10.7), exclusive breastfeeding (p = 0.034 and OR = 2.667) and occupancy density (p = 0.003 and OR = 3.807). It was concluded that the factors associated with the incidence of measles were immunization status, exclusive breastfeeding and occupancy density. There needs to be counseling about the disease, continuity from the officers so that the community understands and is aware of the importance of efforts to prevent measles. Kejadian penyakit campak di Kota Bukittinggi mengalami peningkatan pada tahun 2016, yaitu 77 kasus, 40 kasus (51,9 %) diantaranya pada balita. Survei awal terhadap 10 sampel, didapatkan bahwa 40% mengalami kejadian campak, 50% tidak pernah melakukan imunisasi campak, 70% mengatakan tidak memberikan ASI eksklusif saat bayi, Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian campak pada anak usia balita. Metode penelitian analitik dengan desain case control. Populasi seluruh anak usia balita, menderita penyakit campak pada tahun 2016 sebanyak 40 orang. Sampel diambil secara total sampling, dan sampel kontrol diambil secara matching. Data dikumpulkan melalui wawancara terpimpin dan observasi, dan data diolah secara komputerisasi dengan uji statistik chi-square. Hasil analisis univariat diketahui 66,7 % sampel merupakan kelompok kontrol, (66,7 %),  imunisasi  campak, 73,3 %, ASI eksklusif , dan 57,5 % memiliki rumah padat penghuni.Hasil bivariat, adanya hubungan antara status imunisasi (p=0,000dan OR =10,7), pemberian ASI eksklusif (p=0,034dan OR =2,667) dan kepadatan hunian (p=0,003dan OR =3,807). Disimpulkan faktor yang berhubungan dengan kejadian campak adalah status imunisasi, pemberian ASI eksklusif dan kepadatan hunian.Perlu adanya penyuluhan tentang penyakit, berkesinambungan dari petugas sehingga masyarakat lebih memahami serta menyadari tentang pentingnya upaya pencegahan penyakit campak.</p

    Determinan Kejadian Campak Pada Anak Usia Balita di Kota Bukittinggi

    No full text
    The incidence of measles in the city of Bukittinggi has increased in 2016, namely 77 cases, 40 cases (51.9%) among them in infants. The initial survey of 10 samples found that 40% experienced measles, 50% never had measles immunization, 70% said they did not give exclusive breastfeeding when they were babies. The aim of the study was to determine the factors associated with measles in children under five. Analytical research method with case control design. The population of all children under five, suffering from measles in 2016 was 40 people. Samples were taken by total sampling, and control samples were taken matching. Data was collected through guided interviews and observations, and data was processed computerically with chi-square statistical tests. The results of univariate analysis revealed that 66.7% of the samples were in the control group (66.7%), measles immunization, 73.3%, exclusive breastfeeding, and 57.5% had densely populated homes. Bivariate results, there was a relationship between immunization status ( p = 0,000 and OR = 10.7), exclusive breastfeeding (p = 0.034 and OR = 2.667) and occupancy density (p = 0.003 and OR = 3.807). It was concluded that the factors associated with the incidence of measles were immunization status, exclusive breastfeeding and occupancy density. There needs to be counseling about the disease, continuity from the officers so that the community understands and is aware of the importance of efforts to prevent measles. Kejadian penyakit campak di Kota Bukittinggi mengalami peningkatan pada tahun 2016, yaitu 77 kasus, 40 kasus (51,9 %) diantaranya pada balita. Survei awal terhadap 10 sampel, didapatkan bahwa 40% mengalami kejadian campak, 50% tidak pernah melakukan imunisasi campak, 70% mengatakan tidak memberikan ASI eksklusif saat bayi, Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian campak pada anak usia balita. Metode penelitian analitik dengan desain case control. Populasi seluruh anak usia balita, menderita penyakit campak pada tahun 2016 sebanyak 40 orang. Sampel diambil secara total sampling, dan sampel kontrol diambil secara matching. Data dikumpulkan melalui wawancara terpimpin dan observasi, dan data diolah secara komputerisasi dengan uji statistik chi-square. Hasil analisis univariat diketahui 66,7 % sampel merupakan kelompok kontrol, (66,7 %),  imunisasi  campak, 73,3 %, ASI eksklusif , dan 57,5 % memiliki rumah padat penghuni.Hasil bivariat, adanya hubungan antara status imunisasi (p=0,000dan OR =10,7), pemberian ASI eksklusif (p=0,034dan OR =2,667) dan kepadatan hunian (p=0,003dan OR =3,807). Disimpulkan faktor yang berhubungan dengan kejadian campak adalah status imunisasi, pemberian ASI eksklusif dan kepadatan hunian.Perlu adanya penyuluhan tentang penyakit, berkesinambungan dari petugas sehingga masyarakat lebih memahami serta menyadari tentang pentingnya upaya pencegahan penyakit campak

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KONSUMSI ZAT BESI (fe) PADA IBU HAMIL TERHADAP KADAR hb DI KELURAHAN CILAMAJANG KEC. KAWALU KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016

    No full text
    Anemia Defesiensi Fe pada wanita hamil merupakan problem kesehatan yang dialami oleh wanita seluruh dunia terutama di negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia sekitar 35-75 %, serta semakin meningkat dengan pertambahan usia kehamilan.Penanggulangan anemia defesiensi Fe yang dilakukan dengan cara pemberian tablet zat besi/Fe, untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil. Namun efektifitas pemangfaatan tablet zat besi/Fe oleh ibu hamil dipengaruhi oleh sejumlah faktor diantaranya adalah pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil itu sendiri. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku konsumsi tablet zat besi/Fe pada ibu hamil terhadap kadar hemoglobin.Metode penelitian ini bersifat deskriptif Analitik dengan rancangan penelitian menggunakan desain penelitian study potong lintang (cross sectional), teknik pemeriksaan menggunakan hematologi analyzer sebagai alat penunjang pemeriksaan hemoglobin di laboratorium.Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan perilaku konsumsi tablet zat besi (Fe) terhadap kadar hemoglobin. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan hasil pengetahuan dengan p–value = 0,000, sikap dengan p-value = 0,018 dan perilaku dengan p-value = 0,000. Hal ini menunjukan p- value ≤ 0,05 artinya pada α = 5%Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian tersebut maka ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan,sikap dan perilaku konsumsi tablet zat besi/Fe pada ibu hamil terhadap kadar hb

    ANALISIS PENGOLAHAN SAMPAH REDUCE, REUSE, DAN RECYCLE (3R) PADA MASYARAKAT DI KOTA PAYAKUMBUH

    No full text
    The problem of urban garbage has become a problem of the City Government. Based on the Periodic Report of 2014, the volume of garbage transported in Payakumbuh is 193-206 m3 per day or 5,750-5,833 m3 per month, and increased by 235-261 m3 per day or 6,210-6840 m3 per month in 2015. Payakumbuh Government issued Local Regulation Number 4 Year 2014 on garbage management, referring to the Law of the Republic of Indonesia number 18 of 2008. Regional Regulation contains about garbage management by using 3 R method (Reduce, Reuse, Recycle). Implementation of 3 R method involving community participation as garbage producer. The purposeof this research was to analyze community behavior of garbage processing 3R in Payakumbuh. Quantitative method was used in this research, is descriptive analytics with cross sectional design. Results and discussion, univariate analysis known to the respondents who work as much as 54 (56.2%), high knowledge of respondents more 71 (73%), more positive respondents 52 (54.17%), respondents who do processing garbage 3R higher 52 (54,17%). The result of bivariate analysis is known that there is relationship of attitude (p = 0,028) to 3R garbage processing. There is no relationship of job status (p = 0,122), knowledge (p = 0,36) to 3R garbage treatment. The existence of attitude relation on 3R garbage processing. It is hoped empowerment program will be improved, so that the community will be participate on 3 R garbage processing. (Reduse, Reuse, Recycle). Masalah persampahan perkotaan sudah menjadi masalah Pemerintah Kota. Berdasarkan Laporan Periodik perbulan tahun 2014, volume sampah diangkut di Kota Payakumbuh sebesar 193-206 m3 perhari atau 5.750-5.833 m3 perbulan, dan meningkat sebesar 235-261 m3 perhari atau 6.210-6840 m3 perbulan pada tahun 2015. Pemerintah Payakumbuh menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang  pengelolaan sampah, mengacu  pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 2008. Peraturan Daerah berisi tentang  pengelolaan sampah  masyarakat dengan menggunakan  metode 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). Penerapan metode 3 R yang melibatkan peran serta masyarakat sebagai produsen sampah. Tujuan untuk menganalisis perilaku pengolahan sampah 3R Masyarakat di Kota Payakumbuh.Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Hasil dan pembahasan, analisis univariat diketahui responden yang bekerja sebanyak 54  (56,2 %), tingkat pengetahuan responden yang tinggi lebih banyak 71 (73%), sikap responden yang positif lebih banyak 52 (54,17%), responden yang melakukan pengolahan sampah 3R lebih  tinggi 52 (54,17%). Hasil analisis bivariat diketahui ada hubungan sikap (p=0,028) terhadap pegolahan sampah 3R. Tidak ada hubungan status pekerjaan (p=0,122), pengetahuan (p=0,36) terhadap pengolahan sampah 3R.  Adanya hubungan sikap terhadap pengolahan sampah 3R.Diharapkan program pemberdayaan lebih ditingkatkan, agar  terbina kelompok masyarakat dalam melakukan pengolahan sampah 3 R.(Reduse, Reuse, Recycle).</p

    ANALISIS PENGOLAHAN SAMPAH REDUCE, REUSE, DAN RECYCLE (3R) PADA MASYARAKAT DI KOTA PAYAKUMBUH

    No full text
    The problem of urban garbage has become a problem of the City Government. Based on the Periodic Report of 2014, the volume of garbage transported in Payakumbuh is 193-206 m3 per day or 5,750-5,833 m3 per month, and increased by 235-261 m3 per day or 6,210-6840 m3 per month in 2015. Payakumbuh Government issued Local Regulation Number 4 Year 2014 on garbage management, referring to the Law of the Republic of Indonesia number 18 of 2008. Regional Regulation contains about garbage management by using 3 R method (Reduce, Reuse, Recycle). Implementation of 3 R method involving community participation as garbage producer. The purposeof this research was to analyze community behavior of garbage processing 3R in Payakumbuh. Quantitative method was used in this research, is descriptive analytics with cross sectional design. Results and discussion, univariate analysis known to the respondents who work as much as 54 (56.2%), high knowledge of respondents more 71 (73%), more positive respondents 52 (54.17%), respondents who do processing garbage 3R higher 52 (54,17%). The result of bivariate analysis is known that there is relationship of attitude (p = 0,028) to 3R garbage processing. There is no relationship of job status (p = 0,122), knowledge (p = 0,36) to 3R garbage treatment. The existence of attitude relation on 3R garbage processing. It is hoped empowerment program will be improved, so that the community will be participate on 3 R garbage processing. (Reduse, Reuse, Recycle). Masalah persampahan perkotaan sudah menjadi masalah Pemerintah Kota. Berdasarkan Laporan Periodik perbulan tahun 2014, volume sampah diangkut di Kota Payakumbuh sebesar 193-206 m3 perhari atau 5.750-5.833 m3 perbulan, dan meningkat sebesar 235-261 m3 perhari atau 6.210-6840 m3 perbulan pada tahun 2015. Pemerintah Payakumbuh menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang  pengelolaan sampah, mengacu  pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 2008. Peraturan Daerah berisi tentang  pengelolaan sampah  masyarakat dengan menggunakan  metode 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). Penerapan metode 3 R yang melibatkan peran serta masyarakat sebagai produsen sampah. Tujuan untuk menganalisis perilaku pengolahan sampah 3R Masyarakat di Kota Payakumbuh.Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Hasil dan pembahasan, analisis univariat diketahui responden yang bekerja sebanyak 54  (56,2 %), tingkat pengetahuan responden yang tinggi lebih banyak 71 (73%), sikap responden yang positif lebih banyak 52 (54,17%), responden yang melakukan pengolahan sampah 3R lebih  tinggi 52 (54,17%). Hasil analisis bivariat diketahui ada hubungan sikap (p=0,028) terhadap pegolahan sampah 3R. Tidak ada hubungan status pekerjaan (p=0,122), pengetahuan (p=0,36) terhadap pengolahan sampah 3R.  Adanya hubungan sikap terhadap pengolahan sampah 3R.Diharapkan program pemberdayaan lebih ditingkatkan, agar  terbina kelompok masyarakat dalam melakukan pengolahan sampah 3 R.(Reduse, Reuse, Recycle)
    corecore