21 research outputs found

    Analisa Faktor Organisasi terhadap Kinerja Keselamatan Organisasi

    Get PDF
    Organisasi merupakan salah satu elemen yang penting dalam faktor manusia yang dapat mempengaruhi kinerja keselamatan. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa organisasi memiliki tingkat kepentingan paling tinggi dibandingkan individu dan lingkungan kerja yang akan berpengaruh pada kinerja keselamatan di perusahaan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen apa saja di dalam faktor organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja keselamatan Tulisan ini menggunakan metode traditional literature review dengan menggunakan mesin pencari Google Scholar, Science Direct, Taylor & Francis, Springerlink, dan Research Gate. Penelusuran menggunakan kata kunci safety performance, human factor, organizational factor, worker participation, safety commitment. Berdasarkan 12 literatur yang didapatkan bahwa dalam faktor organisasi terdapat elemen-elemen yang bisa mempengaruhi kinerja keselamatan seperti: komitmen manajemen, kepemimpinan keselamatan, partisipasi pekerja, kebijakan dan promosi keselamatan, komunikasi, budaya menyalahkan, pelatihan keselamatan, hubungan interpersonal, pengawasan keselamatan, dukungan supervisor, sistem penghargaan (insentif dan pinalti), perbaikan berkelanjutan

    Factors Affecting Safety Action in JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi

    Get PDF
    Increasing oil and gas production is one of the main concerns for companies engaged in oil and gas mining Human behavior related to safety is an approach to analyze what is needed to make the safe action more possible and reduce risky behavior. Therefore, research is conducted on the factors that influence safe behavior so that these factors can be more optimized. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. The population in this study amounted to 291 people. Data retrieval is done randomly with a sample of 130 respondents conducted using the simple random sampling method. Bivariate analysis was carried out by the chi-square test. Based on the results of the study, it was found that 63.8% of workers behaved safely, and 36.2% of workers behaved unsafely. Factors that do not affect safe behavior are knowledge, attitude, perception, motivation, age, length of work, availability of PPE, safety regulations, safety promotion, and training. Whereas, the factors that are proven to influence safe behavior are the supervisory role and the role of co-workers. Therefore, the researcher suggested that supervisors play an active role and be monitored regularly and consistently. In addition, care for co-worker needs to be improved through the Safety Observation program

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ZOOM FATIGUE PADA PEKERJA

    Get PDF
    Pandemi COVID-19 telah mendorong meluasnya penggunaan teknologi konferensi video, yang mengakibatkan terjadinya system kerja jarak jauh. Zoom fatigue  menjadi sebuah masalah psikologis dan potensi dampak negatif dari penggunaan konferensi video. Penelitian ini menggunakan metodologi systematic literature review (SLR), menganalisis secara objektif dengan mengikuti tahap dan prosedur yang ditentukan. Penggunaan SLR mengurangi bias dan subjektivitas, meningkatkan keandalan, dan validitas temuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zoom fatigue adalah dampak negatif terhadap kesehatan yang muncul dari aktivitas konferensi video. Faktor-faktor seperti frekuensi, durasi, jeda, faktor psikologis, dangangguan teknis berkontribusi terhadap zoom fatigue. Penelitian selanjutnya tentang zoom fatigue harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan konferensi video, dan diperlukan strategi mitigasi untuk mencegah kelelahan dan menjaga kesejahteraan pekerja di lingkungan kerja hybrid

    GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK PERSEPSI RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI PROYEK Z PT. X

    Get PDF
    Konstruksi memiliki perkembangan yang pesat bagi suatu negara. Hal tersebut dapat digambarkan berdasarkan peningkatan laju pertumbuhan konstruksi mencapai 5,76% (Badan Pusat Statistik, 2020). Dapat dikatakan sector konstruksi merupakan salah satu industri yang memiliki risiko tinggi (suparno et al, 2019). Kontribusi kecelakaan di sektor konstruksi banyak disebablan oleh perilaku tidak selamat walaupun sudah ada program keselamatan yang berjalan. Sebagian besar perilaku tidak selamat memiliki akar penyebab ketidakmampuan dalam mengidentifikasi bahaya dan mispresepsi terhadap risiko serta tindakan yang mereka ambil (Habibnezhad, M., et al., 2016). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran faktor-faktor yang membentuk persepsi risiko pada pekerja konstruksi PT.X Proyek Z dengan pendekatan dimensi Risk Perceived dan dimensi sosial budaya. Metode yang digunakan adalah semi-kuantitaif dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pekerja Proyek sebanyak 44 orang. Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing faktor dan akan dilakukan analisis mendalam dari gambaran distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 10 faktor yang membentuk persepsi risiko pekerja Proyek Z masih harus ditingkatkan, terdapat 3 faktor yang menjadi prioritas yaitu dengan faktor knowledge of risk, control of risk, dan common dread. Manajemen proyek Z diharapkan mampu meningkatkan persepsi risiko pekerja proyek Z agar dapat menjadi role model untuk para pekerja dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja

    ANALISIS IKLIM KESELAMATAN KERJA DI PT. XYZ BALIKPAPAN 2021

    Get PDF
    This study was conducted to determine the safety climate, the safety climate reflects workers' perceptions of the true value of safety in an organization - as a contributing factor to the reduction of accidents due to accidents. The purpose of this study was to determine the level of health and safety scores in the company. This study uses a descriptive analytical method with a total of 100 respondents (total respondents) with a variable measuring the level of work safety using a questionnaire published by the National Research Center for the Danish work environment, namely the Nordic Climate Safety Questionnaire 50 (NOSACQ-50) which contains 50 statements and has been completed. tested and translated in 40 languages, one of which is Indonesian. This research was conducted at PT. XYZ Balikpapan which starts in January until March 2021,. The results of this study indicate that there are 3 dimensions that have an average value below 3.30, namely the management safety empowerment dimension, management safety justice dimension and worker’s safety priority and risk non-acceptance dimension. Suggested improvements include making decisions and receiving advice and input from workers regarding work safety and being fair to workers regarding occupational safety and health for management and prioritizing work safety and not taking risks even though the work is busy and reducing risk-taking behavior that is dangerous for workers

    Identifikasi Potensi Bahaya dan Upaya Pengendalian pada Proses Coal Hauling dan Coal Loading di Indonesia

    Get PDF
    Batubara (coal) menjadi sumber energi yang banyak digunakan oleh power plant dan industry kertas. Beberapa proses dalam bisnins batubara di Indonesia menurut EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) ialah pengangkutan (coal hauling) menggunakan unit dump truck ke area stockpile dan pemuatan (coal loading) dari stockpile ke area pelabuhan atau terminal. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa coal barging dan crushing memiliki tingkat kecelakaan tertinggi sebesar 31% dan coal hauling memiliki persentase 31% tingkat kecelakaan pada PT. X.Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada perusahaan diharapkan dapat menghilangkan risiko yang ada pada pekerjaan salah satunya dengan melakukan identifikasi terhadapt potensi bahaya dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui potensi bahaya pada proses coal hauling dan coal loading serta melakukan critical analysis untuk upaya pengendalian pada potensi bahaya tersebut. dalam rangka meminimalisir persentase kecelekaan kerja pada proses tersebut. Berdasarkan hasil literature review, potensi bahaya pada proses coal hauling meliputi kelelahan akibat overshift, kondisi hauling road yang licin, kurangnya perawatan pada dump truck, dan terpapar debu batubara. Pada proses coal loading, potensi bahaya yang diidentifikasi kondisi operator yang tidak menggunakan APD, berdiri di lokasi yang tidak aman, kurang memahami SOP pemuatan hingga terpapar debu batubara. Adapun pengendalian yang dapat direkomendasikan yakni meningkatkan fungi kontrol pada pekerja, penggunaan APD, komunikasi yang baik antar pekerja, adanya pelatihan K3 dan perawatan rutin terhadap alat yang digunakan. Bahaya K3 yang diidentifikasi dan rekomendasi upaya pengendalian ini diharapkan dapat meminimalisir atau menghilangkan risiko pada proses coal hauling dan coal loading

    ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK PERSEPSI RISIKO PADA STAFF PROYEK Z PT. X

    Get PDF
    Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang menyumbang terjadinya kecelakaan kerja, berdasarkan data tercatat bahwa sektor konstruksi menyumbang terjadinya kecelakaan kerja sebesar 55,2% pada tahun 2020. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja adalah faktor manusia didapatkan bahwa 70% kecelakaan kerja terjadi di proyek konstruksi karena tindakan tidak aman yang merupakan hasil dari rendahnya rekognisi bahaya dan buruknya persepsi risiko terkait keselamatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran faktor-faktor yang membentuk persepsi risiko pada staff konstruksi PT.X Proyek Z dengan pendekatan dimensi Risk Perceived dan dimensi sosial budaya. Metode yang digunakan adalah semi kuantitaif dengan menggunakan rancangan cross sectional dengan populasi penelitian ialah seluruh staff pada Proyek Z PT.X sebanyak 20 orang yang akan menjadi responden. Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing faktor dan akan dilakukan analisis mendalam dari gambaran distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 10 faktor yang membentuk persepsi risiko staff Proyek Z masih harus ditingkatkan, terdapat 3 faktor yang menjadi prioritas yaitu faktor common dread dan catastrophic potential, dengan nilai 1,35 dari skala 2, lalu faktor organisasi dengan nilai 1,4 dari skala 2. Management proyek Z diharapkan mampu meningkatkan persepsi risiko staff proyek Z agar dapat menjadi role model untuk para pekerja dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja

    Implementasi Penggunaan Driving Monitoring System (DMS) Sebagai Kendali Bahaya Dari Aktivitas Pengoperasian Unit Pengangkutan Batubara PT. Berau Coal: Implementation of the Use of Driving Monitoring System (DMS) as a Hazard Control from the Operational Activities of the Coal Transportation Unit of PT. Berau Coal

    No full text
    Latar Belakang: Implementasi teknologi pada kegiatan operasional perusahaan adalah sebuah keniscayaan, jika perusahaan ingin tetap exist dan bergerak maju seiring dengan kebutuhan zaman. Termasuk dalam kegiatan operasional penambangan batubara yang ada di PT Beraucoal, saat ini berusaha untuk mengimplementasikan teknologi sebagai tools untuk kendali bahaya yang muncul. Salah satunya adalah penggunaan DMS (Driving Monitoring System) yang bertujuan untuk melakukan pengawasan langsung terhadap prilaku pengopersian unit/kendaraan (aktifitas operator di dalam kabin dan kondisi di luar kabin) untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh un safe act dari operator saat mengoperasikan unit. Dalam tahap awal, implementasi DMS diterapkan batu hanya pada kegiatan hauling coal, karena selain tingkat incident pada kegiatan pengoperasian unit di lokasi ini cukup tinggi, lokasi ini juga dari segi infrastruktur lebih menudukung, yaitu berupa keberadaan jaringan cellular sebagai salah satu elemn untuk dapat menjalankan DMS secara ideal dan maksimal. Fokus kendali DMS pada tiga Tindakan Tidak Aman yang diketahui sebagai penyebab terbesar kecelakaan pada kegiatan pengoperasian unit di jalan hauling, yaitu: 1. Prilaku berkendara operator (distraction, smoking, phoning, coalision), 2. Fatigue (yawning, head down, closed eyes), 3. Kecepatan Berkendara. Adapun subyek penelitian adalah perusahaan pertambangan yang merupakan mitra kerja PT. Berau Coal, yaitu: PT. PAMA, PT. BUMA, PT. MADHANI, PT. RICOBANA dan PT. MTL. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi penggunaan driving monitoring system (dms) sebagai kendali bahaya dari aktivitas pengoperasian unit pengangkutan batubara PT. Berau Coal Metode: Penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yaitu dengan menggunakan pendekatan yang disebut dengan analisis data sekunder. Hasil: Dari data yang dikumpulkan, didapat bahwa implementasi DMS telah memberikan dampak terhadap penurunan jumlah incident pada aktifitas pengoperasian unit di jalan hauling, dengan total penurunan incident rata-rata dalam dua tahun setelah implementasi DMS yaitu sebesar 77%dari total rata-rata incident pada kegiatan pengoperasian unit di jalan jauling selama dua tahun sebelum implementasi DMS.  Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa upaya implementasi teknologi dalam kegiatan operasional pertambangan di PT. Berau Coal terus dilakukan. Salah satu yang dijalankan saat ini adalah implementasi Driving Monitoring System (DMS), yang berfungsi untuk mengcapture atau menangkap Tindakan Tidak Aman yang dilakukan oleh operator saat mengoperasikan uni

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PSIKOSOSIAL DI PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI PT X

    No full text
    Bahaya psikososial berpengaruh terhadap kesehatan kerja melalui persepsi dan pengalaman yang dialami pekerja. Bahaya psikososial tak hanya berkaitan dari individu pekerja, melainkan konteks pekerjaan, sosial dan perusahaan atau organisasinya. Peneliti melihat bagaimana tingkat risiko psikososial yang dihadapi oleh para pekerja di sektor migas dengan menggunakan HSE Management Standard Indicator Tool dari HSE UK yan bertujuan untuk menghasilkan gambaran sesuai dengan tingkatan dan kategori, yaitu demand, control, manager support, peer support, relationship, role, dan change. Metode penelitian menggunakan desain studi penelitian semi-kuantitatif dengan menggunakan data sekunder PT X. Hasil dari analisis akan menampilkan gambaran faktor-faktor risiko psikosososial di setiap pekerjaan dan divisi PT.X. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2022. Populasi yang akan diteliti merupakan seluruh pekerja PT X dan Peneliti berhasil mendapatkan 63 responden yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan pengisian kuesioner dengan sebelumnya menggunakan pendekatan rumus besar sampel jenuh dari data sekunder dan secara umum, gambaran kondisi psikososial di PT X berada pada level 4. PT X juga berkomitmen untuk melakukan pengembangan berkelanjutan dengan melakukan pengukuran terhadap bahaya tersebut sehingga peneliti mengambil data sekunder dari PT X untuk dijadikan rujukan penelitian
    corecore