4 research outputs found

    The Maya Index Analysis on Dengue Patient Household in Banjar City, 2012

    Full text link
    Salah satu faktor risiko kejadian DBD di antaranya adalah ketersediaan kontainer tempat perkembangbiakan vektor. Tahun2012 dilakukan survei observasional analitik dengan pendekatan potong lintang pada 100 rumah penderita DBD di KotaBanjar. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat risiko penularan DBD melalui pendekatan analisis Maya Index. Datayang dikumpulkan meliputi jenis, jumlah kontainer, dan jumlah kontainer mengandung larva Aedes sp. Kontainer yangditemukan dikategorikan menjadi Controllable Container dan Disposable Container untuk mengetahui Breeding Risk Index(BRI) dan Hygene Risk Index (HRI). Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui proporsi jumlah dan jenis kontainer.Maya index diperoleh dari hasil pengkategorian rasio BRI dan HRI. Container Index dan Breteau Index dihitung untukmengetahui kepadatan larva. Hasil pengamatan ditemukan sebanyak 915 kontainer yang terdiri dari jenis controllablecontainers (93%) dan disposable containers (7%). Jenis kontainer yang dominan adalah tempayan tanah liat (15,52%), bakair (14,35%), pot bunga (48,47%), dan penampung air pada dispenser (7%). Larva Aedes sp. banyak ditemukan pada bak air(48,57%) dan penampung air pada dispenser (22,86%). Sementara, botol bekas (35,3%) dan kaleng bekas (26,1%)merupakan jenis disposable container yang paling banyak ditemukan. Analisis menunjukkan sebagian besar rumahberkategori BRI tinggi (93%) dan HRI rendah (92%). Berdasarkan Maya Index, rumah penderita termasuk dalam kategoririsiko sedang (97%) dengan CI dan BI masing-masing sebesar 3,85% dan 35. Studi ini menyimpulkan bahwa sebagian besarrumah penderita masih memiliki potensi penularan infeksi virus Dengue

    Atasi Masalah Kesehatan Sesuai Kerangka Pembangunan Berkelanjutan

    Full text link
    Ada dua prinsip dasar dalam konsep pembangunan berkelanjutan, yaitu prinsip kehati-hatian (precautionary principles) dan ketidakpastian (uncertainty). Kedua prinsip inilah yang akan menuntun arah pembangunan menuju pembangunan yang berkeadilan dan pencapaian keseimbangan tiga dimensi kehidupan yaitu lingkungan, ekonomi, dan sosial.Kesehatan dan pembangunan berkelanjutan adalah dua hal yang saling berkaitan. Terciptanya masyarakat sehat adalah salah satu indikator dalam keberhasilan penerapan konsep pembangunan berkelanjutan di suatu negara yang tercantum dalam Agenda 21.Pembangunan berkelanjutan menekankan pada penyelesaian masalah secara terintegrasi dan komprehensif. Dalam kaitannya dengan bidang kesehatan, pengendalian penyakit menular seperti malaria, dapat dikendalikan dukungan masyarakat melalui pelibatan atau partisipasi aktif dan kemitraan pemerintah dengan berbagai pemangku kepentingan di berbagai sektor/lintas sektor. Pengendalian tidak hanya dari sisi vektor, melainkan juga perlu mengintegrasikannya dengan berbagai aspek, seperti sosial-budaya masyarakat, program dan kebijakan pemerintah yang pro rakyat, serta lingkungan.Akhimya, hal yang terpenting dalam upaya pemecahan masalah kesehatan yang semakin kompleks ini adalah dengan memperhatikan keterkaitan berbagai dimensi yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan serta pendekatan interdisiplin
    corecore