97 research outputs found
KARAKTERISASI KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA-RESIN
Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini, penggunaan bahan
komposit berbahan alam (Natural Composite/Naco) dalam bidang industri
mengalami perkembangan yang sangat pesat dan berusaha menggeser keberadaan
bahan sintetis yang sudah biasa dipergunakan sebagai penguat pada bahan
komposit seperti serat kaca dan serat karbon.
Salah satu jenis bahan serat alam yang berpotensi untuk digunakan sebagai
penguat bahan komposit adalah serat serabut kelapa. Rekayasa antara lain
menghasilkan bahan baru komposit alam yang ramah lingkungan dan mendukung
gagasan pemanfaatan serat sabut kelapa menjadi produk yang memiliki nilai
ekonomi dan teknologi tinggi. Salah satu produk yang memiliki nilai ekonomi dan
teknologi tinggi tersebut yaitu pembuatan bejana tekan Composite overwrapped
pressure vessel (COPV). Dimana bejana tekan ini dindingnya terdiri dari dua
lapisan, lapisan pertama biasanya terbuat dari logam yang berfungsi untuk
mencegah kebocoran, sedangkan lapisan kedua terbuat dari komposit yang
berfungsi untuk menahan tekanan yang diterima oleh bejana tekan. COPV
dirancang dengan harapan dapat mengurangi bobot bejana tekan tanpa
mengurangi keandalannya.
Untuk itu dibutuhkan suatu lapisan yang dapat mengurangi bobot bejana
tekan tersebut, dimana jenis lapisan yang umum digunakan untuk COPV yaitu
komposit serat karbon, serat kaca (glass fibre). Dalam pembuatannya serat ini
terbilang mahal dibandingkan dengan serat lainnya. Salah satu alternatif untuk
menekan biaya produksi tanpa mengurangi keandalan dari bejana tekan tersebut
yaitu dengan menggunakan serat sabut kelapa, untuk mencapai tujuan tersebut
maka perlu dilakukan adanya penelitian tentang pemanfaatan limbah serat sabut
kelapa sebagai bahan pelapis untuk pembuatan COPV.
Objek penelitian ini adalah membuat dan melakukan serangkaian
pengujian pada meterial komposit serat sabut kelapa yang telah dibuat menjadi
tali dengan variasi diameter 3 mm dan 5 mm dengan menggunakan resin polyester
sebagai pengikat. Serangkaian pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat tarik
dan lentur serat sabut kelapa serta komposit serat sabut kelapa-resin. Untuk
ii
mengetahui sifat tarik dan lentur tersebut pengujian yang dilakukan pada
penelitian ini yaitu pengujian tarik dan bending.
Hasil pengujian menunjukan bahwa fraksi volume paling tinggi adalah
pada material komposit dengan diameter tali serat sabut kelapa 3 mm yaitu 19,2
%, tegangan tarik paling tinggi adalah pada material komposit dengan diameter
tali serat sabut kelapa 5 mm yaitu 17,13 MPa, regangan tarik paling tinggi adalah
pada material komposit dengan diameter tali serat sabut kelapa 5 mm yaitu 0,731
% dan modulus elastisitas tarik paling tinggi adalah pada material komposit
dengan diamater tali serat sabut kelapa 3 mm yaitu 4936,66 MPa, sedangkan pada
pengujian bending harga rata-rata paling optimal dari setiap parameter yang terdiri
dari, tegangan bending paling tinggi adalah material komposit dengan diameter
tali serat sabut kelapa 3 mm yaitu 14,72 MPa dan modulus elastisitas bending
paling tinggi adalah pada material komposit dengan diamater tali serat sabut
kelapa 3 mm yaitu 2027,93 MPa
KARAKTERISASI KOMPOSIT SERAT IJUK-RESIN
Bejana tekan Composite overwrapped pressure vessel (COPV) dimana dindingnya terdiri dari dua lapisan, lapisan pertama biasanya terbuat dari logam, sedangkan lapisan kedua terbuat dari komposit, dimana jenis lapisan yang umum digunakan untuk COPV ini yaitu komposit serat karbon, serta kaca (glass fibre), namun dalam pembuatannya serat ini terbilang mahal dibandingkan dengan serat lainnya. Untuk itu dibutuhkan suatu alternatif untuk menekan biaya produksi tanpa mengurangi keandalan dari bejana tekan tersebut. Serat alam bisa jadi salah satu alternatif untuk pembuatan lapisan dari COPV tersebut yang salah satunya adalah komposit berpenguat serat ijuk.
Tanaman Aren atau pohon aren tumbuh hampir disetiap daerah pesisir di Indonesia. Jumlahnya yang melimpah dan tidak mengenal musim adalah beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan tanaman lain. Akan tetapi sangat disayangkan selama ini tanama aren memiliki nilai ekonomis yang sangat rendah hanya niranya saja yang memiliki nilai ekonomis, sedangkan bagaian tanaman yang lainnya terbuang percuma atau bernilai sangat rendah. Oleh karena itu tujuan utama penelitian ini adalah memanfaatkan ijuk tanaman aren dan mencari kekuatan tarik dan bending yang maksimal.
Ijuk tersebut akan dijadikan material komposit dengan menggunakan matriks polyester, dimana ijuk akan berfungsi sebagai penguat dari material komposit. Ijuk tersebut dipotong kemudian dibentuk tali dengan diameter 3 mm dan 5 mm kemudian dibuat komposit dengan matriks polyester, setelah itu lembaran akan dibentuk spesimen uji tarik dan bending. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi diameter tali serat ijuk 3 mm dan 5 mm untuk pengujian tarik dan pengujian bending.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa Kekuatan tarik dan kekuatan bending paling besar dimiliki olek material komposit dengan diameter tali serat 5 mm yaitu 20,8 MPa dan 23,23 MPa. Sedangkan modulus elastisitas tarik paling tinggi adalah pada material komposit dengan diameter serat 3 mm yaitu 4253,33 MPa, dan modulus elastisitas bending didapat nilai paling tinggi pada material komposit dengan diameter serat ijuk 5 mm yaitu 2994,66 MP
PENGARUH MODIFIKASI LANGKAH PISTON TERHADAP KINERJA MESIN PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO
Saat ini modifikasi sepeda motor mengalami perkembangan
yang sangat pesat dan beragam. Tujuan utama modifikasi sepeda
motor ini adalah untuk meningkatkan performa (Mesin). Salah satu
cara untuk meningkatkan performansi mesin yang banyak
dilakukan saat ini adalah memodifikasi volume silinder dengan
cara memperbesar diameter piston. Selain memodifikasi volume
silinder Salah satu cara untuk menaikan performa mesin sepeda
motor adalah dengan memodifikasi kepala silinder dan mengganti
katup yang lebih besar dari pada motor standar tersebut,
memperbesar saluran masuk dan buang serta penyetelan pada
karburator.
Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi engine sepeda
motor Yamaha Mio dengan menaikan volume langkah sepeda
motor.
Setelah dilakukan proses modifikasi dan pengujian dapat
disimpulkan bahwa dengan menaikan volume langkah dengan cara
mengganti pin Crank Shaft +2 mm, dapat menghasilkan torsi
sebesar 15,96 Nm, Daya 7,3 Hp, Rasio kompresi 11,7:1 dan
Konsumsi bahan bakar spesifik lebih efisien yaitu 0,083 kg/jam
PEMBUATAN HOUSING MUFFLER DARI MATERIAL KOMPOSIT
Konsumen penghobi modifikasi kendaraan roda dua semakin menggemari aksesoris dan sparepart variasi. Salah satu produk yang sedang digemari dan mempunyai pelanggan yang semakin meningkat dibidang otomotif yaitu muffler. Pada tugas akhir ini dikembangkan pembuatan muffler dari bahan material komposit. Pada pengembangan pembuatan muffler ini dimulai dari pemilihan bahan, bentuk muffler, pemilihan metoda pembuatan, proses pembuatan, dan pengujian. Metoda yang dilakukan dalam proses pembuatan muffler komposit dengan metoda vacuum bag, pada proses pembuatan komposit menggunakan material carbon fiber – resin epoxy. Dari metoda ini menghasilkan part komposit yang lebih solid atau padat. Muffler komposit yang dibuat dilakukan proses pengujian durabilitas, kebisingan, berat dengan proses manual. Disimpulkan bahwa housing muffler dengan bahan komposit carbon fiber – resin epoxy dapat dikatakan layak digunakan, temperatur maksimum dari muffler komposit akibat beban termal adalah 108˚C masih dibawah temperatur maksimum dari resin epoxy 150˚C.
Kata kunci : Vacuum bag, Durabilitas, Kebisingan, Bera
RANCANG BANGUN TENSIONER UNTUK PROSES FILAMENT WINDING
Tensioner adalah salah satu metode untuk menghasilkan tegangan pada serat
dan diaplikasikan untuk pembuatan pipa komposit. Dengan berkembangnya
teknologi, maka pembuatan pipa komposit ini bisa di proses dengan menggunakan
mesin Filament Winding.
Dengan adanya teknologi mesin Filament Winding, maka pembuatan pipa
komposit bisa terbilang sangat memuaskan, dengan hal ini ada sesuatu yang
mempengaruhi yaitu dengan adanya komponen Tensioner, dimana Tensioner ini
adalah salah satu komponen atau alat pengatur dan penstabil tegangan pada proses
mesin Filament Winding. Fungsi dari Tensioner tersebut adalah untuk menjaga agar
tegangan serat tetap sesuai dengan yang di butuhkan mesin. Sehingga dengan
adanya Tensioner ini dapat membantu proses penarikan sebanding dengan putaran
motor yang dihasilkan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis menjadikan topik ini
sebagai Tugas Akhir, adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Rancang Bangun
Tensioner Untuk Proses Filament Winding”
MENINGKATKAN KINERJA TURBIN GAS PT. INDONESIA POWER UBP PRIOK “DILIHAT DARI PENGARUH UDARA LINGKUNGAN SEKITAR”
Seiring dengan meningkatnya kegiatan industri dan kegiatan masyarakat, maka kebutuhan
energi listrik juga secara otomatis akan semakin meningkat. Dilain pihak, pembangkitpembangkit
yang ada umurnya sudah relatif lama sehingga kinerja dari pembangkitpembangkit
sudah menurun apabila dibandingkan pada saat awal pemasangannya
(commisioning). Oleh karena itu, sebagai pelaku dalam penyedia energi listrik harus dapat
memaksimalkan pembangit-pembangkit tersebut sehingga kebutuhan akan listrik tetap
terpenuhi dengan baik.
Salah satu pembangkit yang ada adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas, fluida yang
digunakan didalam PLTG adalah udara. Udara yang masuk ke sistem PLTG harus bersih dan
bebas dari kotoran supaya tidak mengganggu kerja dari kompresor dan turbin gas. Untuk itu,
sebelum masuk ke kompresor dipasang filter untuk menyaring udara dari kotoran-kotoran
yang terkandung dalam udara tersebut. Untuk meningkatkan kinerja PLTG salah satunya
yaitu dengan menurunkan temperatur udara yang masuk ke kompresor. dengan menurunkan
temperatur udara yang masuk ke kompresor akan menaikkan daya yang dihasilkan oleh
turbin gas dan juga membuat lifetime dari sudu-sudu kompresor lebih lama karena
permukaan sudu akan menerima beban yang sama. Dengan kondisi yang demikian maka unit
PLTG akan lebih andal.
Dalam cara penurunan temperatur udara masuk ke dalam kompresor dapat dilakukan
penyaringan udara atau pemasangan filter udara pada udara masuk kompresor agar udara
yang masuk pada proses pembakaran adalah udara yang baik atau udara yang berkualitas
sehingga dapat menghasilkan efisiensi yang lebih baik dan peningkatan performa pada
kinerja yang dilakukan serta dapat menjaga umur material agar dapat bertahan dalam waktu
yang cukup lama (life time). Adapun setelah dipasangkan filter di dalam pembangkit ini
terjadi kenaikan efisiensi, daya kompresor, daya turbin & daya listrik yang dihasilkan. Pada
saat sebelum filter terpasang ƞ = 49,92 %, W
k
= 310,21 kJ/kg, W
t
= 51,23 kJ/kg dan W =
23,48 MW namun setelah terpasang filter menjadi ƞ = 50,58 %, W
k
= 310,89 kJ/kg, W
t
=
64,02 kJ/kg dan W = 24,96 MW
TUGAS AKHIR STUDI SISTEM KONTROL PRESSURIZER PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah sebuah pembangkit daya
thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber
panasnya. Pada dasarnya prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan
Pembangkilt Listrik konvensional, bedanya hanyalah bahan bakar yang
digunakannya.
PWR (pressur water reactor) adalah tipe reaktor yang paling banyak
digunakan, Dalam sistem PWR terdapat beberapa komponen penting
diantaranya adalah pressurizer. Pressurizer ini merupakan komponen
keselamatan yang vital dalam pengoprasian dan keselamatan PLTN type
PWR. Pengendalian pressurizer dilakukan agar tekanan didalam sistem primer
tetap konstan,
Sehubungan dengan betapa pentingnya fungsi pressurizer pada PLTN
jenis PWR maka dilakukanlah analisa sistem control pressurizer. Analisa
control pressurizer ini lebih difokuskan pada sistem control komponen
komponen utamanya yaitu sprayer, relief valve, safety falve dan heater.
Sprayer, relief valve dan safety falve digunakan untuk menurunkan
temperature bila tekanannya lebih dari batas nominalnya (15,5 MPa), ketiga
alat di atas bekerja sesuai tingkatannya, pertama sprayer kemudian relief valve
ditingkat yang kedua dan safety valve bekerja pada keadaan yang paling buruk.
Sedangkan untuk menaikan temperature digunakan electric heater yang harus
selalu terendam oleh air
DESAIN SIMULATOR PENGISI BENSIN MINI
Di Indonesia jumlah kendaraan bermotor terus bertambah setiap tahunnya.
Banyaknya kendaraan bermotor di Indonesia mengakibatkan kebutuhan konsumen
akan Bahan Bakar Minyak atau BBM menjadi sangat besar. Permasalahan terjadi
ketika tidak semua masyarakat memperoleh BBM dengan mudah, seperti masyarakat
yang tempat tinggalnya kurang terjangkau oleh SPBU. Oleh sebab itu, Tugas Akhir
ini nantinya akan diarahkan pada pengembangan sebuah alat pengisi bensin yaitu
dengan membuat sebuah alat Simulator Pengisi Bensin Mini berbasis
microcontroller. Proses pembuatan dan pengujian alat simulator dapat dilakukan
yaitu dengan mempersiapkan rancangan simulator dan mempersiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan. Data yang didapat dari hasil pengujian simulator kemudian
diolah dan dianalis untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil pengujian.
Simulator yang telah berhasil dibuat kemudian diuji. Pengujian dilakukan yaitu
dengan mengubah nilai Calibration Factor pada program arduino di setiap volume
air yang diuji dari nilai Calibration Factor 8 sampai dengan 8,5. Hasil pengujian dari
alat simulator yang dilakukan menghasilkan nilai standard error terkecil diperoleh
pada nilai Calibration Factor yang sama, yaitu 8.4 pada pengujian input volume.
Sedangkan pada input harga, nilai standard error terkecil diperoleh pada nilai
Calibration Factor yang berbeda. Berdasarkan hasil analisis keseluruhan pengujian
simulator, menunjukan nilai Calibration Factor terbaik untuk di set pada alat
simulator pengisi bensin mini adalah 8.4
KARAKTERISASI MATERIAL SPROCKET SEPEDA MOTOR
Sprocket pada sepeda motor merupakan komponen yang
sangat penting, komponen ini berfungsi untuk mentransmisikan daya
dari mesin penggerak ke roda belakang. Dalam pengoperasiannya
komponen sprocket selalu bergesekan dengan rantai dari sepeda motor,
dari gesekan tersebut yang akan menyebabkan keausan dan
berkurangnnya umur pakai. Jenis keausan yang terjadi pada komponen
sprocket yaitu keausan adhesi dan abrasi.
Sprocket ini tentunya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan
penggunaannya, namun sifat-sifat tersebut sangat berpengaruh dari
struktur mikro, komposisi kimia, dan proses pengerjaannya. Maka dari
itu beberapa pengujian dilakukan pada sprocket original dan lokal untuk
dapat mengetahui karakteristik dan membandingkan dengan standar
yang digunakan untuk sprocket. Dari hasil pengujian struktur makro dan
perbandingan dengan literatur dapat diketahui bahwa sprocket original
telah mengalami proses induction hardening.
Dari hasil pengujian kekerasan dapat dilihat penurunan harga
kekerasan dari permukaan ke bagian dalam. Struktur mikro yang
terbentuk pada daerah permukaan yang dikeraskan terbentuk fasa
martensit temper dan ferrite, sedangkan untuk daerah yang tidak
terkeraskan memiliki fasa ferrite dan pearlite. Untuk sprocket lokal tidak
mengalami proses pengerasan permukaan, sehingga harga kekerasan
dari permukaan ke bagian dalam hampir sama. Struktur mikro yang
terbentuk adalah fasa ferrite dan pearlite. Berdasarkan penghitungan
karbon dengan metode kuantitatif, sprocket original termasuk klasifikasi
material baja karbon sedang dan mendekati kepada material dengan
standar AISI, yaitu AISI 1030
RANCANG BANGUN DEGUMMING PENGOLAHAN CPO (Crude Palm Oil)
RANCANG BANGUN DEGUMMING PENGOLAHAN CPO
(Crude Palm Oil
- …