3 research outputs found
Tatalaksana Tb pada Orang dengan Hiv/aids (Odha)
Tuberkulosis (TB) dan HIV saling berkaitan dan sering menghasilkan koinfeksi TB-HIV. Koinfeksi TB-HIV sering underdiagnosis karena gejala infeksi TB pada ODHA tidak spesifik. Pemeriksaan awal meliputi pemeriksaan sputum dahak, pemeriksaan cepat dan pemeriksaan rontgen dada. Pasien yang telah didiagnosis TB dan HIV harus segera mendapat pengobatan dengan mendahulukan OAT dilanjutkan dengan terapi ARV.Tuberculosis (TB) and HIV are interconnected and often lead to TB-HIV co-infection. TB-HIV co-infection is often underdiagnosed because the symptoms of TB infection in PLWHA (People Living With HIV/AIDS) are not specific. Preliminary examinations include sputum examination, rapid examination and chest x-ray examination. Patients diagnosed with TB and HIV should be treated promptly with TB drugs continued by ARV therapy
Kesesuaian Kategori Wells Score Dengan Gambaran Ultrasonografi Dalam Menentukan Adanya Deep Vein Thrombosis (Studi Klinis Pada Pasien Preoperasi Daerah Sendi Lutut Atau Panggul Di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
Deep vein thrombosis (DVT) menyebabkan komplikasi emboli paru yg merupakan
penyebab kematian ketiga terbanyak akibat penyakit kardiovaskuler. Deteksi dini
DVT dengan pemeriksaan fisik, tes Wells score, D-dimer dan ultrasonografi.
Insiden DVT pada pasien pre-operasi daerah lutut atau panggul sebesar 2.6-
17.3% yang menyebabkan komplikasi fatal pada pre maupun peri-operasi.
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kesesuaian kategori Wells score
dengan gambaran ultrasonografi dalam menentukan adanya deep vein thrombosis
pada pasien pre-operasi daerah sendi lutut atau panggul di RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang.
Penelitian observasional analitik dengan metode pengambilan data secara cross
sectional yang dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang pada Mei 2020 hingga
Januari 2021.
Penelitian ini melibatkan 29 pasien yang terdiri atas 13 laki-laki dan 16 perempuan.
Mayoritas pasien (27 orang) memiliki kategori Wells score unlikely yang sesuai
hasil ultrasonografi bukan DVT. Terdapat 1 pasien yang memiliki kategori Wells
score likely namun dari ultrasonografi bukan DVT. Sedangkan 1 pasien kategori
Wells score unlikely namun hasil ultrasonografi DVT. Tidak didapatkan perbedaan
kategori Wells score dengan hasil ultrasonografi dengan nilai p=1.000.
Dari penelitian ini didapatkan kesesuaian kategori Wells score dengan hasil
ultrasonografi pada pasien yang bukan DVT. Selain itu, ditemukan juga bahwa
epidemiologi, status gizi, riwayat penyakit, riwayat operasi dan hasil laboratorium
D-dimer berpengaruh terhadap terjadinya DVT. Ultrasonografi mempunyai
peranan penting untuk deteksi DVT pada pasien resiko tingg
Kesesuaian Kategori Well Score dengan Gambaran Ultrasonografi dalam Menentukan Adanya Deep Vein Thrombosis (Studi Klinis Pada Pasien Preoperasi Daerah Sendi Lutut Atau Panggul Di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang).
Deep vein thrombosis (DVT) menyebabkan komplikasi emboli paru yg merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak akibat penyakit kardiovaskuler. Deteksi dini DVT dengan pemeriksaan fisik, tes Wells score, D-dimer dan ultrasonografi. Insiden DVT pada pasien pre-operasi daerah lutut atau panggul sebesar 2.6-17.3% yang menyebabkan komplikasi fatal pada pre maupun peri-operasi.
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kesesuaian kategori Wells score dengan gambaran ultrasonografi dalam menentukan adanya deep vein thrombosis pada pasien pre-operasi daerah sendi lutut atau panggul di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Penelitian observasional analitik dengan metode pengambilan data secara cross sectional yang dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang pada Mei 2020 hingga Januari 2021.
Penelitian ini melibatkan 29 pasien yang terdiri atas 13 laki-laki dan 16 perempuan. Mayoritas pasien (27 orang) memiliki kategori Wells score unlikely yang sesuai hasil ultrasonografi bukan DVT. Terdapat 1 pasien yang memiliki kategori Wells score likely namun dari ultrasonografi bukan DVT. Sedangkan 1 pasien kategori Wells score unlikely namun hasil ultrasonografi DVT. Tidak didapatkan perbedaan kategori Wells score dengan hasil ultrasonografi dengan nilai p=1.000.
Dari penelitian ini didapatkan kesesuaian kategori Wells score dengan hasil ultrasonografi pada pasien yang bukan DVT. Selain itu, ditemukan juga bahwa epidemiologi, status gizi, riwayat penyakit, riwayat operasi dan hasil laboratorium D-dimer berpengaruh terhadap terjadinya DVT. Ultrasonografi mempunyai peranan penting untuk deteksi DVT pada pasien resiko tinggi