7 research outputs found

    PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SOLAR PANEL DI DESA KURIPAN, CISEENG, BOGOR

    Get PDF
    The lack of public street lighting (PJU) at several crucial points for social and economic activities is the main need for residents of Kuripan Village, Ciseeng, Bogor. Therefore, this community service program seeks to be directly involved in making improvements in the form of strengthening the people's economy. Improvements are made through appropriate technology with the installation of PJU sourced from solar panel. The limited use and utilization of PJU using solar panels is done because the maintenance costs are relatively cheap and can be carried out directly by the locals. Installation of PJU solar panels is carried out at two crucial points for social and economic activities. In addition, socialization in the form of training for the locals to assemble solar panel PJUs was also carried out. The benefits of installing solar panel PJUs at two crucial points are that it is easier for residents to carry out economic activities and also reduce criminal acts. The continuation of this program is so that in the future PJU solar panels can be developed to several points according to the needs of the residents.   Kurangnya penerangan jalan umum (PJU) pada beberapa titik krusial adanya aktivitas sosial dan ekonomi merupakan kebutuhan utama warga Desa Kuripan, Ciseeng, Bogor. Maka dari itu, progran pengabdian masyarakat ini berupaya untuk terlibat langsung dalam melakukan pembenahan berupa penguatan ekonomi kerakyatan. Pembenahan dilakukan melalui teknologi tepat guna dengan pemasangan PJU yang bersumber dari tenaga surya (solar panel). Terbatasnya penggunaan dan pemanfaatan PJU dengan menggunakan solar panel dilakukan karena biaya perawatan yang relatif murah serta dapat dilakukan langsung oleh warga setempat. Pemasangan PJU solar panel dilakukan di dua titik krusial adanya aktivitas sosial dan ekonomi. Selain itu, sosialisasi berupa pelatihan bagi warga setempat untuk perakitan PJU solar panel juga dilakukan. Manfaat dari pemasangan PJU solar panel di dua titik krusial adalah warga lebih mudah melakukan aktivitas ekonomi dan juga mengurangi adanya tindak kriminal. Kelanjutan dari program ini agar ke depannya PJU solar panel bisa dikembangkan ke beberapa titik sesuai kebutuhan warga

    MENDORONG EKONOMI PEDESAAN DENGAN PEMANFAATAN SOLAR PANEL UNTUK PENCIPTAAN PRODUK YANG ERGO-IKONIK DI DESA KURIPAN, CISEENG, BOGOR

    Get PDF
    Tujuan dilaksanakan pelaksanaan kegaitan pengabdian kepada masyarakat ini untuk dorong ekonomi pedesaan, perlu terobosan untuk pengganti minyak bumi yang berbasis fosil mengingat cadangan sumber energy fosil (minyak dan gas bumi) di dunia semakin menipis. Energi alternatif yang tersedia di alam, seperti energi matahari. Kegiatan pengabdian kepada masyarakt ini adalah pemasangan solar panel dan pelatihan pemasaran digital di desa Kuripan,Kecamatan Ciseeng, Bogor. Metode yang digunakan tahap Interpersonal, tahap persiapan teknis, tahapan aplikasi dan monitoring. Warga dapat melakukan aktivitas dimalam hingga subuh karena tidak terkendala dengan penerangan lampu jalan, dengan pemanfaat internet warga dapat memasarkan produk hasil produksi rumah dengan menambahkan nilai ergo-ikonik untuk meningkatkan penjualan mereka

    UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KERIPIK SAMBAL SIBOLGA MELALUI PROMOSI DAN EKSPOR DI TENGAH PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Keripik Cabai Sibolga merupakan oleh-oleh khas daerah Sumatera Utara khususnya kota Sibolga dan menjadi ciri khas kota yang dikenal dengan sebutan Kota Ikan. Keripik Cabai Sibolga merupakan hasil industri kuliner yang saat ini sedang menarik wisatawan dan diharapkan dapat menjadi penopang perekonomian masyarakat Sibolga. Namun di masa pandemi COVID-19 ini banyak sektor yang terdampak, termasuk produksi dan pemasaran usaha Keripik Cabai Sibolga. Oleh karena itu, program pengabdian kepada masyarakat ini berupaya melakukan inovasi dalam pengemasan baik melalui repackaging dan rebranding serta perluasan pemasaran melalui promosi produk di pasar-pasar dan menembus pasar luar negeri melalui kegiatan ekspor. Pelayanan dimulai dengan analisa kebutuhan mitra UMKM, riset pasar internasional, perencanaan dan implementasi. Luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah terciptanya sistem pengemasan produk yang lebih menarik perhatian dan sesuai standar internasional, serta terciptanya pusat bisnis ekspor Keripik Cabai Sibolga yang dimodifikasi, seperti website penjualan dan publikasi visual. di media sosial agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas baik dalam maupun luar negeri melalui kegiatan ekspor. Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah pengemasan baru, promosi di marketplace dan ekspor ke pembeli luar negeri.   Sibolga Chilli Chips are souvenirs typical of the North Sumatra, especially the city of Sibolga and are the hallmark of the city known as the City of Fish. Sibolga Chilli Chips is the result of the culinary industry which is currently attracting tourists and is expected to be a supporter of the economy of the Sibolga community. However, during the COVID-19 pandemic, many sectors were affected, including the production and marketing of Sibolga Chilli Chips business. Therefore, this community service program seeks to innovate in packaging both through repackaging and rebranding as well as marketing expansion through product promotion in marketplaces and penetrate foreign markets through export activities. The service begins with an analysis of the needs of MSME partners, international market research, planning and implementation. The output of this community service is the creation of a product packaging system that is more eye-catching and in accordance with international standards, as well as the creation of a modified Sibolga Chilli Chips export business center, such as websites for sales and visual publications on social media so that they can be better known by the wider community both locally and abroad through export activities. The results of this community service are new packaging, promotions in the marketplace and exports to foreign buyers

    Analisis Pro-Poor Growth Dalam Menurunkan Kemiskinan, Disparitas Pendapatan, Dan Penyerapan Tenaga Kerja Dan Variabel-Variabel Yang Mempengaruhinya Di Provinsi Bali

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat pertumbuhan dalam menurunkan kemiskinan, disparitas pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya di 9 kabupaten/kota Provinsi Bali selama periode tahun 2007 hingga 2015. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh sifat pertumbuhan terhadap distribusi pendapatan 40 persen masyarakat termiskin. Untuk mengidentifikasi sifat pertumbuhan digunakan indeks Poverty Equivalent Growth Rate (PEGR). Sementara untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sifat pertumbuhan dalam menurunkan kemiskinan, disparitas pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja serta pengaruh sifat pertumbuhan terhadap distribusi pendapatan 40 persen masyarakat termiskin digunakan alat analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah-daerah dengan sektor utama pertanian cenderung memiliki pertumbuhan yang bersifat pro-poor dalam menurunkan kemiskinan dan disparitas pendapatan sedangkan cenderung bersifat anti poor dalam penyerapan tenaga kerja. Daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten Jembrana, Tabanan, Klungkung, Bangli, Karangasem, dan Buleleng. Kebalikannya, daerah dengan potensi pariwisata yang tinggi, yaitu Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar memiliki kecenderungan memiliki pertumbuhan yang pro-poor dalam penyerapan tenaga kerja, sedangkan anti poor dalam menurunkan kemiskinan dan disparitas pendapatan. Variabel-variabel yang diuji pengaruhnya terhadap pro-poor growth dalam menurunkan kemiskinan diantaranya adalah penduduk yang berpengaruh negatif dan signifikan, pendapatan per kapita yang berpengaruh positif dan signifikan, angka partisipasi sekolah (APS) yang tidak berpengaruh signifikan, dan pengeluaran pemerintah yang berpengaruh negatif dan signifikan. Variabelvariabel yang diuji pengaruhnya terhadap pro-poor growth dalam menurunkan disparitas pendapatan diantaranya adalah aglomerasi yang berpengaruh negatif dan signifikan, produktivitas tenaga kerja sektor pertanian dan industri yang tidak berpengaruh signifikan, dan produktivitas tenaga kerja sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang berpengaruh positif dan signifikan. Variabel-variabel yang diuji pengaruhnya terhadap pro-poor growth dalam penyerapan tenaga kerja diantaranya adalah investasi yang berpengaruh positif dan signifikan, serta upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan angka partisipasi sekolah (APS) yang tidak berpengaruh signifikan. Sementara pro-poor growth dalam menurunkan kemiskinan berpengaruh tidak signifikan terhadap distribusi pendapatan 40 persen masyarakat termiskin di Provinsi Bali selama 2007 hingga 2015

    Analisis Tenaga Kerja Subsektor Penyediaan Makan Minum Di Provinsi Bali Selama Pandemi Covid-19

    No full text
    Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 terus mengalami pengingkatan dan penyebaran yang sangat cepat ke berbagai negara termasuk Indonesia. Penyebaran tidak hanya terjadi di pusat kota tapi juga di berbagai daerah termasuk Provinsi Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2020 turun sebesar -9,31 persen. Adanya kebijakan pembatasan sosial juga berdampak pada penurunan jumlah tenaga kerja akibat minimnya jam operasional restoran dan tempat umum lainnya.  Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan subsektor penyedia makan minum dan mengidentifikasi karakteristik tenaga kerja di Provinsi Bali selama masa pandemi Covid-19.  Data primer dan sekunder merupakan data yang digunakan adalah pada penelitian ini dengan sampel sebanyak 97 restoran yang tersebar di 9 Kabupaten Kota di Provinsi Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan subsektor penyedia makan minum di Provinsi Bali selama pandemi Covid-19. Kata kunci: Covid-19, tenaga kerja, pendapatan, subsektor penyedia makan minu

    How Small-scale Fishermen Survive During the Pandemic of Covid-19

    No full text
    This study aims to examine how the Kendari Bay’s coastal fishermen survive during the Covid-19 pandemic, especially from an economic perspective. However, the Covid-19 pandemic that occurred in the last three years has been able to shake the economy in several levels of society, including small-scale fishermen. The object of this research is 50 small-scale fishermen on the coast of Kendari Bay with data collection methods using surveys and interviews. Data analysis was carried out to reveal the characteristics of small-scale fishermen on the coast of Kendari Bay, to examine the impact of the COVID-19 pandemic on fishermen's income, and the constraints faced by fishermen from an economic perspective. The results show that small-scale fishermen averagely work as fishermen from a young age, as a form of inheritance from their parents and cannot complete basic compulsory education. Surprisingly, the Covid-19 pandemic does not have much impact on fishermen's income because the biggest impact comes from weather factors and the high cost of boat fuel. One of many issues that the fishermen need to deal is the difficulty on accessing capital and financial to start a business. This is happening due to limited information for these fishermen. The novelty of this research is in the study of the impact of the pandemic which is associated with access to public finance

    Tipologi Kawasan Kampung Kota yang Terjepit di Tangerang Selatan dalam Perspektif Spasial

    No full text
    Pembangunan kota modern skala besar (kota baru) di wilayah Kota Tangerang Selatan secara tidak langsung mengekspansi penggunaan lahan termasuk kawasan kampung yang ada di sekitarnya. Kawasan kampung kota tersebut harus hidup berdampingan dan bertahan menjadi bagian halaman belakang dari permukiman real estate kawasan kota mandiri membentuk kantong-kantong (enclave) yang terjepit (strangulation). Kawasan tersebut tumbuh tersebar dan tidak tertata, dengan keterbatasan infrastruktur sehingga dalam jangka panjang dapat menjadi permukiman kumuh dan tidak layak huni. Penelitian bertujuan untuk mengembangan dan merumuskan tipologi Kawasan kampung kota terjepit di Tangerang Selatan dalam pendekatan spasial. Metode penelitian mengunakan pendekatan berbasis keruangan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 44 kampung terjepit di Kota Tangerang Selatan pada lahan-lahan yang telah diakuisisi oleh pengembangan seperti Alam Sutera, Bintaro Jaya, dan Bumi Serpong Damai. Temuan penelitian ini menunjukkan sebaran kampung terjepit terbanyak berada di lahan pengembangan perumahan ‘Bumi Serpong Damai (BSD)’. Tipologi kampung kota terjepit secara spasial dirumuskan berdasarkan karakteristik pola sebaran, luasan, kepadatan bangunan, aksesibilitas dan dimensi ruang milik jalan (3 meter). Keberadaan kampung kota terjepit menjadi tantangan di masa depan bagi perencana kota
    corecore