25 research outputs found

    ANALISIS RESPON MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN E-MODUL PRAKTIKUM IPA DI SD PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH

    Get PDF
    Bentuk penelitian yang diterapkan dalam kajian ini adalah penelitian kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah survei. Instrumen penelitian menggunakan angket respon mahasiswa. Responden yang mengikuti pengisian angket adalah 65 mahasiswa. Terdapat tiga aspek yang dinilai oleh siswa, yakni: aspek tampilan, aspek penyajian materi, dan aspek manfaat dengan total pernyataan adalah 16 item pernyataan. Setelah data dikumpulkan dan diolah, diperoleh hasil bahwa respon mahasiswa terhadap E-modul Praktikum IPA adalah sangat positif, baik dari aspek tampilan, penyajian materi, dan manfaat. Beberapa faktor yang membuat siswa memberikan respon sangat positif memberikan hasil presentase 81,3 % dengan kriteria sangat kuat. Respon mahasiswa terhadap penggunaan E-Modul Praktikum IPA di SD digolongkan menjadi tiga indikator meliputi: kesesuaian E-Modul dengan praktikum, penggunan software yang sesuai untuk E-modul, dan mendorong kemandirian mahasiswa. Implikasi respon mahasiswa ini memberikan potensi penggunaan E-modul Praktikum IPA dalam pembelajaran jarak jauh di Universitas Terbuka

    Students Perception toward the Need of Infrastructure for Program S1 PGSD Universitas Terbuka

    Get PDF
    This research aim to study perception of students of Program S1 PGSD Faculty of Teacher Training Universitas Terbuka concerning infrastructure in facilitating mutual instruction needed for face to face class tutorial. Most of face to face class tutorial conducted at elementary school building, besides classroom at junior high school building as well as at senior high school building. The study is an exploratory study by applying Stake Countenance Models. The study conducted in 2011 by involving 200 students in four regional offices of Universitas Terbuka there are Serang, Denpasar, Kupang, and Ambon. Questionnaires were used as main data collection beside interview format. Based on the study can be showed that perception of students toward minimum facilities needed for face to face tutorial were good almost in all aspect studied. Meanwhile, some students mentioned that the availability of ICT infrastructure at face to face class tutorial did not meet all of their expectations. Although, infrastructure available in regional offices including facilities for ICT as already meet the need of the most students. In the meantime, although UT as a distance education institution not necessary to provide all infrastructure in facilitating face to face tutorial, but limitation of infrastructure for students making them feel uncomfortable during instruction process. This kind of condition can make their academic achievement not maximum

    Hubungan Antara Nilai Praktikum IPA Dengan Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Matakuliah IPA Pada Mahasiswa Program Penyetaraan D-II Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sekitar UT Pondok Cabe

    Get PDF
    Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan serta perubahan aspek-aspek lain pada individu yang belajar. pada dasarnya perubahan tersebut terjadi karena adanya pengalaman dan latihan. hasil dari perbuatan belajar inilah yang disebut hasil belajar. Program penyetaraan D-II Pendidikan Guru Sekolah Dasar adalah suatu program yang bertujuan meningkatkan kemampuan guru sekolah dasar setingkat dengan diploma dua (D-II) dalam bidang ilmu pengetahuan baik yang bersifat memantapkan materi disekolah dasar maupun perluasan wawasan dan pendalaman ilmunya, meningkatkan sikap dan keterampilan profesional guru sekolah dasar

    Hubungan Antara Nilai Praktikum IPA Dengan Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Matakuliah IPA Pada Mahasiswa Program Penyetaraan DII Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sekitar UT Pondok Cabe

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk melibat apakah ada bubungan antara nilai praktikum IPAdengan nilai ujian akhir semester (UAS) matakuliah IPA pada mahasiswa Program Penyetaraan D-II Pendidikan Guru Sekolab Dasar. Sampel pada penelitian ini adalah ke 6 kelompok belajar yang merupakan mahasiswa binaan Universitas Terbuka yang berlokasi sekitar Pondok Cabe. Jumlah masing-masing kelompok adalab sebagai berikut: Kelompok I = 25 orang, kelompok II = 25 orang, kelompok III = 28 orang, kelompok, kelompok IV= 18 orang, kelompok V = 23 orang, kelompok VI= 29 orang. Jumlah seluruhnya = 148 orang. Data pada penelitian ini berupa nilai Praktikum IPA-2 dan nilai ujian akhir (UAS) matakuliah IPA-2 masa ujian 91.1, yang diambil dari pusat pengujian

    Sejauh mana guru telah menguasai konsep ketrampilan proses dan sejauh mana ketrampilan proses tersebut dilaksanakan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang: 1) sejauhmana guru-guru SD menguasai keterampilan proses IPA; 2) sejauhmana guru-guru SD telah mengaplikasikan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD; 3) hubungan antara penguasaan guru-guru SD dalam keterampilan proses IPA dengan sejauhmana konsep-konsep keterampilan proses tersebut diaplikasikan di kelas; 4) kendala-kendala yang dialami guru-guru SD dalam mengaplikasikan keterampilan proses dalam pembelajaran IP A di kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD yang telah mengikuti program penyetaraan D II Guru SD yang diselenggarakan oleh Universitas Terbuka baik mahasiswa swadana maupun mahasiswa proyek. yang ada di seluruh UPBJJ-UT. Sampel lulusan Program DII PGSD di UPBJJ UT Bogor, Jakarta, Denpasar. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap, yaitu: 1) Pemilihan UPBJJ-UT dilakukan secara purposive, yaitu UPBJJ-UT Bogor, Jakarta, dan Denpasar dengan pertimbangan sedikitnya dapat mewakili dua (2) wilayah yaitu wilayah barat dan tengah; 2) Penentuan lulusan per UPBJJ dilakukan secara cluster sampling, yaitu mewakili wilayah perkotaan dan wilayah pedesaan. 3) Kritcria Guru yang dijadikan sampel adalah: a) guru-guru yang mengajar mulai kclas III s.d. kelas VI, dengan alasan mata pelajaran IPA diajarkan mulai kelas III s.d. kelas VI); b) guru yang dijadikan sampel adalah guruguru yang telah mengikuti program penyetaraan D II Guru SD baik swadana maupun proyek. Berdasarkan basil temuan-tcmuan di lapangan dan basil pengolahan data, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: I) Pada dasarnya sebagian besar guru SD memaharni tentang alat peraga IPA/Kit IPA, mengetahui fungsi dan tujuan dari alat peraga tetapi mereka mengalami kesulitan dalam mengimplementasikannya di kelas. Hal ini terjadi karena sebagian besar dari mereka tidak memiliki Ia tar belakang pendidikan IPA, tidak menguasai cara menggunakan alat peraga!Kit IPA, serta tidak tersedianya alat peraga Kit IPA yang memadai di sekolah; 2) Masih ada guru-guru yang mengalami kesulitan dalarn menggunakan alat peraga IP N Kit IP A hal ini terjadi karena sebagian dari mereka tidak memiliki Jatar belakang pendidikan IPA: 3) Sebagian guru telah mengaplikasikan keterarnpilan proses IPA dalam pembelajaran IPA di SD dan jenis keterarnpilan proses yang paling sering diaplikasikan kepada siswa adalah keterampilan mengobservasi. Sedangkan keterampilan proses seperti klasifikasi, pengukuran, komunikasi, inferensi, prediksi, dan eksperimen jarang diaplikasikan bahkan ada guru yang tidak menerapkannya; 4) Banyak hal yang menjadi kendala dalam mengaplikasikan keterarnpilan proses dalam pembelajaran IPA di SD antara lain: a) kurangnya alat peraga bila dibandingkan dcngan jumlah siswa yang ada di kelas; b) kurangnya penataran!workshop tentang penggunaan alat peraga IPA; c) kurangnya pemahaman guru terhadap cara menggunakan alat peraga IPA; d) ada asumsi bahwa penggunaan alat peraga atau Kit IPA memakan waktu yang lama; e) alat peraga untuk beberapa percobaan tidak tersedia di sekolah; 5) Rata-rata kemarnpuan guru-guru dalarn menjawab keteran1pilan proses IPA dari Kancam Kcbon Jeruk Jakarta, Kancam Parung dan Kancam Semplak Bogor, Kancam Kcdiri Tabanan adalah sebesar 57,72 dari 15 pertanyaan yang ada dalarit lembar tes; 6) Dari basil observasi yang dilakukan pada saat para guru mengajar di kelas terlihat bahwa alat-alat peraga!Kit IPA sangat jarang sekali digunakan dalarn proses pembclajaran. Guru-guru cenderung mengajarkan IPA secara verbalisme. Kalaupun ada yang menggunakan alat peraga!Kit IPA, itupun cenderung dilakukan dengan mendemonstrasikan di depan kclas; 7) Rentangan skor keterarnpilan proses IPA yang diperoleh oleh para guru sangat bervariasi antara 30,23 sampai dengan 79,07 dengan rata-rata(mean)= 58,79 ; median=58,14 ; dan modus sebesar 53,49. Hal ini menandakan bahwa penguasaan mereka terhadap keterampilan proses IP A sangat bervariasi; 7) Rentangan skor aplikasi keterampilan proses IPA yang diperoleh oleh para guru bervariasi dengan rentangan 44 sampai dengan 76 dengan rata-rata (mean) = 59,44; median=60,00 ; dan modus sebesar 52,00; 8) Korelasi antara skor dalam kemarnpuan keterarnpilan proses IP A dengan skor aplikasi keterampilan proses IPA di kelas memberikan basil sebesar 0,252. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara penguasaan • guru-guru dalam ketrampilan proses IPA dcngan sejauhmana keterampilan proses IPA tcr~chut di~rliknsiknn di kclas tcrgolong rcndah

    KESIAPAN MAHASISWA S1 PGSD UNIVERSITAS TERBUKA UNTUK MENULIS KARYA ILMIAH SEBAGAI PRASYARAT KELULUSAN STUDI

    Get PDF
    Dengan dikeluarkannya Edaran Dirjen Dikti Nomor 152/E/T2012 tertanggal 27 Januari 2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah, telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Sebagian dari mereka mendukung dikeluarkannya edaran tersebut. Sementara itu, sebagian lagi merasa keberatan apabila edaran itu diberlakukan. Terlepas dari pendapat pro dan kontra terhadap edaran Dirjen Dikti tersebut, perlu dikaji kesiapan mahasiswa, khususnya kesiapan mahasiswa Program S1 PGSD UT untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah. Sampai dengan tahun 2012, mahasiswa Program S1 PGSD merupakan bagian terbesar dari mahasiswa UT. Jumlah mahasiswa aktif Program Pendidikan Dasar (Pendas) pada masa registrasi 2012.1 adalah sebanyak 446.665 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesiapan mahasiswa Program S1 PGSD UT untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program S1 PGSD UT semester 10. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian meliputi mahasiswa sebanyak 103 orang yang berasal dari tiga (3) UPBJJ, yaitu UPBJJ-UT Jakarta, Serang, dan Bogor. Selain itu, juga dilakukan wawancara dengan dua (2) orang tutor, satu (1) orang pengelola di UPBJJ, dan dua (2) orang pengelola Program S1 PGSD di FKIP-UT berkenaan dengan kesiapan mahasiswa Program S1 PGSD untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah sebagai salah satu persyaratan kelulusan studi mereka. Penelitian ini direncanakan mulai dari Februari s.d. Maret 2012 dan mulai dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Desember 2012. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Struktur kurikulum dengan berbagai kompetensi dan keterampilan yang dilatihkan kepada para guru, dirasakan sangat menunjang kesiapan mereka untuk menulis atau menghasilkan sebuah karya ilmiah; (2) Tugas-tugas dalam tutorial tatap muka (TTM) dirasakan sangat bermanfaat oleh guru/mahasiswa untuk menulis dan menghasilkan sebuah karya ilmiah; (3) Berbagai produk tutorial khususnya laporan PTK, PKP, Penulisan Karya Ilmiah sangat membantu para guru untuk menulis dan menghasilkan sebuah karya ilmiah. Namun demikian, tugas-tugas atau produk-produk tadi akan lebih terasa manfaatnya apabila ada kewajiban bagi mereka untuk membuatnya; (4) Berbagai kendala masih dialami oleh para guru dalam menulis karya ilmiah antara lain keterbatasan wawasan; waktu untuk menulis; minimnya referensi; terbatasnya waktu bimbingan; kekurangjelasan materi yang disampaikan tutor; kesulitan untuk menemukan ide/bahan yang akan ditulis, belum terampil dalam menulis. Selain itu, sebagian dari mereka merasa kurang terampil dalam mengoperasikan komputer untuk mendukung dalam penulisan karya ilmiah; (5) Kesulitan untuk memulai menulis KI, kesulitan untuk menemukan ide/bahan yang akan ditulis, terbatasnya kemampuan untuk menggunakan internet, serta minimnya dukungan sarana dan prasarana untuk menulis karya ilmiah, juga dirasakan sangat menghambat mereka untuk menulis dan menghasilkan sebuah karya ilmiah; dan (6) Kesulitan untuk memulai menulis KI, kesulitan untuk menemukan ide/bahan yang akan ditulis, terbatasnya kemampuan untuk menggunakan internet, serta minimnya dukungan sarana dan prasarana untuk menulis karya ilmiah, juga dirasakan sangat menghambat mereka untuk menulis dan menghasilkan sebuah karya ilmiah. Berdasarkan kesimpulan tadi, dari hasil kajian ini dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Agar kemampuan untuk menulis dan untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah menjadi proses pembiasaan bagi mereka, maka pemenuhan kewajiban bagi mereka untuk menghasilkan tugas-tugas setelah mengikuti tutorial tatap muka (TTM) antara lain tugas-tugas matakuliah PTK, PKP, Penulisan Karya Ilmiah perlu lebih diintensifkan dan diberikan bimbingan serta arahan yang memadai; dan (2) Agar dapat menghasilkan sebuah karya ilmiah yang bermutu, maka tutor juga perlu dibekali dengan kemampuan yang memadai agar dapat melaksanakan proses pembimbingan dengan bai
    corecore