30 research outputs found

    IDENTIFICATION OF TYPES AND ABUNDANCE OF GASTROPODE IN THE BEACH OF SEPANG BEACH, BENGKULU CITY

    Get PDF
    Gastropods are snails that have high economic value because their shells are used for jewelry and souvenirs, while the meat is a delicious food. Several types of snails that have economic value include the families Strombidae, Cypraeidae, Olividae, Conidae, and Tonnidae. Studying the importance of the benefits of Gastropods, it is necessary to study these animals. Therefore, researchers are interested in conducting research on Gastropod animals which include the types and abundance of gastropods in the waters of Bengkulu City, especially in the Sepang Bay Beach, Bengkulu City. This study used a survey method using a 1x1 meter transect. The measured data are in the form of abundance data and Gastropod data. Based on the research results, there are nine types of Gastropods with an abundance of 216 ind /m2 Cerithidea cingulata, 7 ind / m² Natica gualteriana, 3 ind/m² Trochusconus, 8 ind / m2 Turbo chrysostomus, 7 ind / m2 Telescopium telescopium, 9 ind / m2 Strombus labiatus, 162 ind / m2 Cerithidea blunt, 3 ind / m2 Vexillum rugosum, and 164 ind / m2 Cerithide aquadrata.   Key words: Gastropods, Teluk Sepang beach, identification, MolluscsGastropoda merupakan keong yang bernilai ekonomis tinggi karena cangkangnya diambil sebagai bahan untuk perhiasan dan cinderamata, sedangkan dagingnya merupakan makanan yang lezat. Beberapa jenis keong yang bernilai ekonomis diantaranya dari famili Strombidae, Cypraeidae, Olividae, Conidae, dan Tonnidae. Mempelajari pentingnya manfaat Gastropoda, maka diperlukan adanya kajian tentang hewan tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hewan Gastropoda yang meliputi jenis dan  kelimpahan gastropoda di perairan Kota Bengkulu khususnya di Pantai Teluk Sepang Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan transek 1x1 meter. Data yang diukur berupa data identifikasi dan data kelimpahan Gastropoda. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat sembilan jenis Gastropoda dengan kelimpahan yaitu 216 ind/m2 Cerithidea cingulata, 7 ind/m² Natica gualteriana, 3 ind/m² Trochusconus, 8 ind/m² Turbo chrysostomus, 7 ind/m2 Telescopium telescopium, 9 ind/m2 Strombus labiatus, 162 ind/m2  Cerithidea obtuse, 3 ind/m2  Vexillum rugosum, dan 164 ind/m2  Cerithide aquadrata.   Kata kunci: Gastropoda, Pantai Teluk Sepang, identifikasi, Molusk

    PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK DARI RUMPUT LAUT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN PEKARANGAN DI RT 03 KELURAHAN TANJUNG JAYA KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Sektor pertanian menjadi salah satu yang terdampak pandemi COVID 19 sehingga dapat mengancam pemenuhan pangan di Indonesia. Pemerintah menggalakkan ketahanan pangan mandiri dengan cara memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Efisiensi biaya pemeliharaan tanaman dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk cair buatan sendiri, salah satunya pupuk rumput laut. Pupuk rumput laut yang dihasilkan pada kegiatan ini berupa pupuk cair hasil ekstraksi rumput laut hijau dan cokelat. Metode ekstraksi menggunakan metode maserasi atau perendaman selama 14 hari. Metode yang sederhana dengan bahan yang mudah didapat berpotensi menjadikan pupuk cair rumput laut sebagai penyubur tanaman yang dapat meningkatkan hasil produksi tanaman. MANUFACTURE OF ORGANIC LIQUID FERTILIZER FROM SEAWEEDS TO INCREASE PRODUCTION OF PLANTS IN RT 03 KELURAHAN TANJUNG JAYA KOTA BENGKULU. The agricultural sector is one of the areas affected by the COVID 19 pandemic and can threaten food fulfillment in Indonesia. The government promote independent food security by utilizing their home yards to fullfill the family food needs. The efficiency of plant maintenance costs can be done by using homemade liquid fertilizers, one of which is seaweeds fertilizer. The seaweeds fertilizer that produced in this activity is liquid fertilizer from the extraction of green and brown seaweeds. The extraction method uses the maceration method or soaking for 14 days. A simple method with abundant materials has the potential to make liquid seaweeds fertilizer as plant fertilizers that can increase crop production. 

    IDENTIFIKASI POTENSI ENZIM AGARASE YANG DIHASILKAN OLEH KAPANG HASIL ISOLASI DARI Caulerpa sp.

    Get PDF
    Kapang adalah mikroorganisme yang dapat diisolasi dari beberapa sumber seperti sedimen, air, serasah, rumput laut dan masih banyak lagi. Kapang dapat menghasilkan enzim yang memiliki banyak fungsi dan keuntungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi kapang dari sedimen, serasah, dan air yang berasal dari sekitar lingkungan Caulerpa sp. Dan mengidentifikasi potensi enzim agarase yang dihasilkan. Sebanyak 41 isolat berhasil diisolasi. 5 isolat memiliki aktivitas enzim yang potensial (A10, A11, A13, SUC 7 dan SEC 8). Isolat A13 adalah isolat terbaik karena memiliki aktivitas agarase tertinggi dan waktu pertumbuhan yang lebih cepat daripada yang lain

    APLIKASI VARIASI LAMA MASERASI BUAH MANGROVE Avicennia marina SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI IKAN NILA (Oreochromis sp.)

    Get PDF
    Pengawetan merupakan salah satu proses untuk mempertahankan kesegaran mutu pada ikan.  Penyebab utama proses kemunduran mutu pada ikan adalah aktivitas mikroba yang terdapat pada tubuh ikan. Penelitian ini bertujuan untuk memperolehlama maserasi buah mangrove Avicennia marina yang optimal sebagai pengawet ikan nila.  Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap maserasi dan tahap aplikasi menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan : tidak diaplikasikan dengan maserat buah mangrove A. marina (K) dan diaplikasikan dengan maserat buah mangrove A. marina yang direndam selama 12 (A), 24 (B) dan 36 (C) jam.  Analisis yang digunakan adalah Analisis sidik ragam (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95%, dan jika terjadi beda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar pH, kadar protein dan uji organoleptik pada ikan menunjukkan bahwa ikan nila yang tidak direndam dalam maserat buah mangrove (kontrol) menghasilkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan ikan nila yang diaplikasikan dengan maserat buah mangrove. Berdasarkan analisis sidik ragam (ANOVA) perlakuan memberikan pengaruh beda nyata terhadap kadar pH, kadar protein, dan nilai organoleptik ikan.  Secara umum, kadar pH, kadar protein, dan nilai organoleptik menunjukkan nilai optimal pada perlakuan pemberian maserat hasil maserasi 12 jam

    STRUKTUR KOMUNITAS HUTAN MANGROVE DI PULAU BAAI KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Penelitian dilaksanakan di Pulau Baai Kota Bengkulu pada bulan Oktober – November 2017. Dari penelitian kondisi ekosistem mangrove di Pulau Baai kota Bengkulu, didapatkan 5 spesies dari 4 Family mangrove terdiri dari Family Rhizoporaceae (Rhizophora mucronata dan Bruguiera cylindrica), Family Avicenniaceae (Avicennia marina), Family Lythraceae (Sonneratia alba)dan Family Combretaceae (Lumnitzera littoreae). Indeks Nilai Penting (INP) mangrove menunjukkan peran penting mangrove untuk Pulau Baai kota Bengkulutergolong sedang untuk tingkat pohon berkisar antara 105,42 – 150,11. Nilai indeks keanekaragaman (H’) untuk tingkat pohon, anakan, semai untuk stasiun 1 termasuk dalam kategori rendah dalam seluruh kategori, sedangkan stasiun 2 termsuk dalam kategori rendah dalam seluruh kategori. Untuk stasiun 3 termasuk dalam kategori sedang untuk pohon, sedang untuk anakan dan rendah untuk semai. Nilai indeks dominansi (D) untuk tingkat pohon, anakan, dan semai untuk stasiun 1 berturut-turut dalam kategori tinggi untuk seluruh kategori, sedangkan untuk stasiun 2 yaitu tinggi untuk seluruh kategori dan untuk stasiun 3 yaitu sedang untuk pohon, sedang untuk anakan, dan tinggi untuk semai. Hal ini menunjukan bahwa terdapat jenis yang mendominasi jenis lainnya pada ekosistem mangrove di Pulau Baai kota Bengkulu atau komunitas berada pada kondisi kurang stabil. Hasil pengamatan parameter kualitas air seperti suhu, salinitas dan pH menunjukkan bahwa kondisi lingkungan yang ada di Pulau Baai kota Bengkulu tergolong baik untuk pertumbuhan ekosistem mangrove

    PERANAN DAN PEMANFAATAN MIKROALGA Tetraselmis chuii SEBAGAI BIOETANOL

    Get PDF
    Bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang berasal dari pelapukan sisa mahluk hidup. Bahan bakar fosil bersifat tidak terbaharukan, maka pencarian bahan bakar alternatif yang terbarukan perlu dilakukan salah satunya bioetanol. Tetraselmis chuii dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioetanol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui volume bioetanol yang dihasilkan dari Fermentasi Tetraselmis chuii. Kultur Tetraselmis chuii selama 6 hari. Hidrolisis dilakukan dengan menambahkan H2SO4 0,2 M pada suhu 121oC dengan tekanan 1 atm selama 30 menit, Fermentasi dengan Saccharomyces cereviseae selama 5 hari. Penelitian ini menghasilkan gula reduksi Tetraselmis chuii dengan kadar gula 4% dan hasil fermentasi Tetraselmis chuii menghasilkan 12 ml etanol dengan konsentrasi 1%.THE ROLE AND UTILIZATION OF MICROALGAE Tetraselmis chuii AS BIOETHANOL. Fossil fuels are the fuel produced from the weathering of living things. Fossil fuels are non-renewable, therefore the research of renewable energy is needed. Bioethanol could be good solution. Tetraselmis chuii can be used as the raw material for bioethanol. The purpose of this study was to determine the volume of ethanol through fermentation of Tetraselmis chuii. Tetraselmis chuii was cultured for 6 days. The hydrolysis used 0.2 M H2SO4 at 1210C and pressure of 1 atm for 30 minutes, and the fermentation used Sacscharomyces cereviseae for 5 days. The results showed that Tetraselmis chuii produced 4% sugar and The fermentation produced 1% bioethanol with volume was 12 ml

    STRUKTUR KOMUNITAS HUTAN MANGROVE DI PULAU BAAI KOTA BENGKULU

    No full text
    Penelitian dilaksanakan di Pulau Baai Kota Bengkulu pada bulan Oktober – November 2017. Dari penelitian kondisi ekosistem mangrove di Pulau Baai kota Bengkulu, didapatkan 5 spesies dari 4 Family mangrove terdiri dari Family Rhizoporaceae (Rhizophora mucronata dan Bruguiera cylindrica), Family Avicenniaceae (Avicennia marina), Family Lythraceae (Sonneratia alba)dan Family Combretaceae (Lumnitzera littoreae). Indeks Nilai Penting (INP) mangrove menunjukkan peran penting mangrove untuk Pulau Baai kota Bengkulutergolong sedang untuk tingkat pohon berkisar antara 105,42 – 150,11. Nilai indeks keanekaragaman (H’) untuk tingkat pohon, anakan, semai untuk stasiun 1 termasuk dalam kategori rendah dalam seluruh kategori, sedangkan stasiun 2 termsuk dalam kategori rendah dalam seluruh kategori. Untuk stasiun 3 termasuk dalam kategori sedang untuk pohon, sedang untuk anakan dan rendah untuk semai. Nilai indeks dominansi (D) untuk tingkat pohon, anakan, dan semai untuk stasiun 1 berturut-turut dalam kategori tinggi untuk seluruh kategori, sedangkan untuk stasiun 2 yaitu tinggi untuk seluruh kategori dan untuk stasiun 3 yaitu sedang untuk pohon, sedang untuk anakan, dan tinggi untuk semai. Hal ini menunjukan bahwa terdapat jenis yang mendominasi jenis lainnya pada ekosistem mangrove di Pulau Baai kota Bengkulu atau komunitas berada pada kondisi kurang stabil. Hasil pengamatan parameter kualitas air seperti suhu, salinitas dan pH menunjukkan bahwa kondisi lingkungan yang ada di Pulau Baai kota Bengkulu tergolong baik untuk pertumbuhan ekosistem mangrove. Kata Kunci: Mangrove, Struktur Komunitas, Pulau Baa

    ANALISIS BIOGAS FITOPLANKTON SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI TERBARUKAN

    No full text
    Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobic. Biogas dapat diproduksi dari kotoran sapi, eceng gondok dan singkong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume gas dan kadar biogas yang dihasilkan oleh fitoplankton. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari-Mei 2016 di Hatcery Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah dan Laboratorium Perikanan dan Kelautan Universitas Bengkulu. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan penambahan bahan baku dan tanpa penambahan bahan baku. pH diukur setiap hari selama 30 hari. Fitoplankton jenis Chaetoceros sp. dapat menghasilkan gas < 1 ppm. Dengan volume 503 ml, sedangkan fitoplankton jenis Tetraselmis sp. tidak dapat menghasilkan gas. Hal ini menunjukkan bahwa fitoplankton berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku biogas

    ANALISIS HUBUNGAN KEPADATAN IKAN TERHADAP NILAI SCATTERING VOLUME JENIS Scolopsis lineatus MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AKUSTIK BAWAH AIR

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepadatan ikan terhadap nilai scaterring volume (Sv) pada ikan karang pasir-pasir (Scolopsis lineatus) dan menguji akurasi estimasi kepadatan secara akustik terhadap kepadatan ikan sebenarnya pada kelompok ikan karang pasir-pasir (Scolopsis lineatus). Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Analisis yang digunakan pada penilitian ini adalah analisis statistik deskriptif, analisis hubungan antar peubah dan analisis komparatif. Berdasarkan analisis data diperoleh nilai Scattering Volume (Sv) 4 percobaan dengan jumlah kepadatan ikan yang berbeda yaitu untuk kepadatan 2 (-47,19 dB), kepadatan 4 (-46,24 dB), kepadatan 6 (45,25 dB) dan kepadatan 8 (-44,99 dB). Nilai rata-rata Sv tertinggi pada kepadatan 8 yaitu -44,99 dan nilai Sv terendah pada kepadatan 2 yaitu -47,19. Berdasarkan ANOVA, diperoleh nilai F hitung (94,77) > F tabel (18,51) maka Ho di tolak dan Ha diterima. Hasil analisis uji t, diperoleh t hitung (0,56) < t tabel (2,44) maka Ho diterima dan ditolak Ha. Semakin bertambahnya kepadatan ikan maka semakin tinggi nilai Sv nya, sehingga hubungan kepadatan ikan terhadap nilai Sv menunjukkan hubungan linear positif dengan kategori sangat tinggi dengan 0,98. Nilai Sv pengukuran menunjukkan nilai yang sama secara statistik terhadap nilai Sv dugaan dari pendugaan model. Kata Kunci : Akustik, kepadatan, Scattering Volume, Scolopsis lineatus
    corecore