13 research outputs found

    FORMULASI DAN EVALUASI KARAKTERISTIK MUTU FISIK SEDIAAN MASKER PEEL-OFF EKSTRAK BAJAKAH TAMPALA (SPATHOLOBUS LITTORALIS HASSK.)

    Get PDF
    Antioksidan topikal banyak digunakan untuk mencegah penuaan dan radiasi sinar UV yang menyebabkan kerusakan kulit, kulit mengkerut dan erythema. Salah satu tumbuhan yang mengandung antioksidan alami adalah bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.). Bajakah tampala mengandung senyawa metabolit sekunder berupa tanin, fenol, steroid, flavonoid, saponin, dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini telah terbukti memiliki daya proteksi terhadap sinar UV, menangkal radikal bebas dan mencegah kerusakan DNA. Antioksidan alami dapat diformulasikan sebagai bahan aktif dalam sediaan-sediaan kosmetik salah satunya adalah sediaan masker gel peel-off. Tujuan penelitian ini untuk memformulasikan masker gel peel-off dari ekstrak bajakah tampala dan mengevaluasi karakteristik mutu fisiknya. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang terdiri dari pembuatan ekstrak bajakah tampala dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Masker gel peel-off dibuat menjadi 4 formulasi yaitu Formula A, B, C dan D. Evaluasi yang dilakukan meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji waktu mengering dan uji daya sebar. Hasil menunjukan semua formula homogen dan tidak terjadi perubahan organoleptis setelah 14 hari. Rentang pH masker gel peel off yaitu 5,9 – 6,2 yang memenuhi syarat pH kulit. Rentang rentang uji waktu mengering adalah 15 – 17 menit serta diameter daya sebar berkisar antara 3-5,7 cm. Kesimpulan penelitian ini adalah masker gel peel-off ekstrak bajakah tampala (Spatholobus Littoralis Hassk.) dengan komposisi Formula D memenuhi persyaratan uji karakteristik mutu fisik meliputi organoleptik, homogenitas, pH, waktu mengering dan daya sebar

    PELATIHAN PEMANFAATAN ASAP CAIR LIMBAH CANGKANG SAWIT UNTUK PENGASAPAN IKAN BAGI MASYARAKAT DI KELURAHAN KALAMPANGAN

    Get PDF
    Kelurahan Kalampangan merupakan salah satu kelurahan terbesar di Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Kelurahan Kalampangan mempunyai potensi perikanan tangkap yang cukup besar. Sayangnya, proses menangkap ikan tidak dilakukan setiap hari menyebabkan ikan yang sudah ditangkap jika tidak langsung dikonsumsi atau laku dijual akan dibuang begitu saja. Sampai saat ini masyarakat tidak memiliki keterampilan untuk mengolah ikan hasil tangkapan. Salah satu cara yang dapat digunakan agar ikan hasil tangkapan menjadi lebih lama disimpan adalah dengan pengawetan dengan teknologi pangan sederhana yaitu pengasapan menggunakan asap cair. Sejalan dengan asas kemanfaatan, bahan baku utama yang dapat digunakan untuk memproduksi asap cair adalah limbah cangkang sawit sisa produksi. Kehidupan masyarakat yang bersisian dengan perkebunan sawit akan sangat dimudahkan untuk mencari bahan baku utama asap cair tersebut. Pengabdian kepada maysrakat ini bertujuan untuk melatih masyarakat agar dapat memanfaatkan asap cair limbah cangkang sawit untuk pengasapan ikan. Metode yang digunakan adalah pemebrian materi disertai dengan praktek langsung. Pengabdian dilaksanakan di Aula KantorTarget sasaran kegiatan ini adalah masyarakat dan perangkat desa di wilayah  Kelurahan dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang. Pemateri kegiatan merupakan dosen dan mahasiswa. Setelah pelaksanaan peserta diminta untuk mengisi kuesioner. Hasil kuesioner aspek pengetahuan menunjukan nilai rata-rata 78,2 dengan kategori “Baik”. Kata kunci: asap cair, cangkang sawit, pengasapan ikan, kelurahan kalampangan ABSTRACT Kalampangan is one of the largest villages in Sebangau District, Palangka Raya, Central Kalimantan Province. Kalampangan has a fairly large capture fisheries potential. Unfortunately, the process of catching fish is not carried out every day, causing fish that have been caught if they are not immediately consumed or sold, will be thrown away. The community does not have the skills to process the caught fish. One way that can be used so that the fish caught can be stored longer is by preserving it with simple food technology, namely smoking using liquid smoke. In line with the principle of expediency, the main raw material that can be used to produce liquid smoke is palm kernel shell waste from production. The lives of people who are side by side with oil palm plantations will be greatly facilitated to find the main raw material for the liquid smoke. This community service aims to train the community to use the liquid smoke of palm shell waste for smoking fish. The method used is the provision of material accompanied by direct practice. The target of this activity is the community and village officials in the Kelurahan area with a total of 35 participants. The speakers of the activity are lecturers and students. After the implementation, participants were asked to fill out a questionnaire. The results of the knowledge aspect questionnaire showed an average value of 78.2 with the "Good" category. Keywords: liquid smoke, palm shells, fish smoking, kalampangan villag

    Evaluasi Penggunaan Obat di Pusat Kesehatan Masyarakat “X” di Kalimantan Selatan di Tinjau dari Indikator Peresepan Menurut World Health Organization

    Get PDF
    Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan tempat pelayanan kesehatan pertama dan utama di masyarakat. Pengobatan yang rasional merupakan hal penting dalam pelayanan kesehatan. World Health Organization memperkirakan separuh obat yang digunakan telah diresepkan, dibagikan dan dijual secara tidak tepat. Pengobatan yang tidak rasional dapat menyebabkan kesalahan pengobatan serta timbulnya efek samping. World Health Organization menetapkan indikator penggunaan obat yang rasional. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan obat di pusat kesehatan masyarakat yang ditinjau dari indikator peresepan Menurut World Health Organization. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan data retrospektif. Data diambil dari resep pasien rawat jalan disalah satu pusat kesehatan masyarakat di Kalimantan Selatan pada periode januari hingga desember 2021. Jumlah sampel resep yang dianalisis adalah 373 resep. Hasil penelitian dibandingkan dengan standar WHO. Hasil menunjukkan bahwa jumlah rata-rata obat per lembar resep 3,77; persentasi penggunaan obat generic 98,57%; persentasi obat antibiotic 12,23%; persentasi obat sediaan injeksi 0% dan persentasi obat sesuai Formularium Nasional 93,88%. Hasil evaluasi penerapan penggunaan obat yang rasional sesuai dengan indikator WHO ada tiga indikator yang memenuhi yaitu persepan injeksi, dan persepan antibiotik sedangjan  jumlah item obat per lembar resep Peresepan obat dengan nama generik dan penggunaan obat sesuai formularium nasional masih belum memenuhi persyaratan sesuai dengan indikator WHOPusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan tempat pelayanan kesehatan pertama dan utama di masyarakat. Pengobatan yang rasional merupakan hal penting dalam pelayanan kesehatan. World Health Organization memperkirakan separuh obat yang digunakan telah diresepkan, dibagikan dan dijual secara tidak tepat. Pengobatan yang tidak rasional dapat menyebabkan kesalahan pengobatan serta timbulnya efek samping. World Health Organization menetapkan indikator penggunaan obat yang rasional. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan obat di pusat kesehatan masyarakat yang ditinjau dari indikator peresepan Menurut World Health Organization. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan data retrospektif. Data diambil dari resep pasien rawat jalan disalah satu pusat kesehatan masyarakat di Kalimantan Selatan pada periode januari hingga desember 2021. Jumlah sampel resep yang dianalisis adalah 373 resep. Hasil penelitian dibandingkan dengan standar WHO. Hasil menunjukkan bahwa jumlah rata-rata obat per lembar resep 3,77; persentasi penggunaan obat generic 98,57%; persentasi obat antibiotic 12,23%; persentasi obat sediaan injeksi 0% dan persentasi obat sesuai Formularium Nasional 93,88%. Hasil evaluasi penerapan penggunaan obat yang rasional sesuai dengan indikator WHO ada tiga indikator yang memenuhi yaitu persepan injeksi, dan persepan antibiotik sedangjan  jumlah item obat per lembar resep Peresepan obat dengan nama generik dan penggunaan obat sesuai formularium nasional masih belum memenuhi persyaratan sesuai dengan indikator WH

    Senyawa Minyak Atsiri dari Tumbuhan Galam (Melaluca sp)

    Get PDF
    Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri dari Kalimantan adalah Galam atau Gelam (Melaleuca cajuputi). Galam menghasilkan minyak atsiri yang sering disebut minyak kayu putih. Minyak kayu putih yang berasal dari jenis Melaleuca merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang banyak digunakan untuk bahan berbagai produk kesehatan atau farmasi sehingga minyak kayu putih menjadi produk yang banyak dicari. Penenlitian ini bertujuan untuk mengisolasi minyak atsiri dari tanaman Galam dengan menggunakan destilasi sederhana dan mengindentifikasi senyawa mengguna Gas Cromatography-Mass Spectroscopy. Rendemen minyak atsiri yang dihasilkan sebanyak 0,027%. Senyawa yang terkandung adalah 1,8-Sineol (64,749 %), alpha terpineol (33,188 %), dan Di-(9-Octadecenoyl)-Glycerol (2,064 %). Berdasarkan SNI, standar kandungan sineol pada minyak atsiri daun galam telah sesuai dengan SNI yaitu sekitar 50-65%

    EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN PROGRAM RUJUK BALIK DI APOTEK MITRA BANJARMASIN

    No full text
    Hipertensi merupakan faktor utama penyakit kardiovaskuler dan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Tingkat kematian akibat hipertensi di Asia Tenggara sekitar 1,5 juta/tahun. Di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 adalah sebesar 34,1% dengan prevalensi tertinggi di Kalimantan Selatan 44,1%. Tingkat kepatuhan minum obat merupakan salah satu tolak ukur dalam keberhasilan terapi obat anti hipertensi dan dapat digunakan untuk menentukan metode intervensi yang paling tepat digunakan dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pasien serta mengetahui efektivitas terapi hipertensi yang sedang dijalani pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan  minum obat antihipertensi pada pasien Program Rujuk Balik di Apotek Mitra Banjarmasin. Jenis penelitian adalah non eksperimental yang bersifat prospektif observasional dengan penyajian data secara deskriptif. Penelitian dilakukan di Apotek Mitra Banjarmasin pada bulan Februari – Maret 2019 dengan pengambilan sampel menggunakan metode sampel jenuh dari 163 populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian lembar kuisioner kepatuhan Medication Adherence Report Scale (MARS). Pengolahan data diolah dalam bentuk rekapitulasi excel. Analisis data menggunakan tabel distribusi frekuensi sederhana yang dikelompokkan menjadi tingkat kepatuhan tinggi, sedang dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 163 responden yang digunakan pada penelitian ini yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi adalah sebanyak 45 responden (27,61%) dan tingkat kepatuhan sedang sebanyak 118 responden (72,39%). Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi pasien Program Rujuk Balik di Apotek Mitra Banjarmasin adalah Sedang

    PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL DAN FLAVONOID TOTAL EKSTRAK BERAS HITAM (Oryza sativa L) DARI KALIMANTAN SELATAN

    No full text
    Beras hitam salah satu bahan pangan mengandung senyawa antosianin yang termasuk dalam jenis flavonoid dan senyawa fenolik. Flavonoid yang terkandung dalam beras hitam merupakan komponen fenolik yang bertindak sebagai pencegah radikal hidroksil dan superoksida dengan melindungi lipida membran terhadap reaksi oksidasi yang merusak dan senyawa fenol pula memiliki sifat bakteriosid, antimetik, antihelmintik, antiasmatik, analgetik, antiinflamasi, meningkatkan mortilitas usus, antimikroba, antikanker dan penyakit degeneratif lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenol total dan kadar flavonoid total dalam ekstrak etanol beras hitam. Penetapan kadar fenol total menggunakan metode metoda Folin-Ciocalteu dengan senyawa pembanding asam galat. Sedangkan pada penentuan kadar flavonoid total digunakan metode kolorimetri dengan pereaksi berupa AlCl3 10% dan asam asetat 5%. Jumlah sampel ada tujuh variasi beras hitam yang didapatkan  dari tujuh tempat berbeda di Kalimantan Selatan. Analisis kualitatif menunjukkan bahwa seluruh sampel positif mengandung flavonoid, alkaloid dan tanin. Hasil kadar total fenol dari tujuh sampel berturut-turut adalah 100,58±1,344; 91,14±1,699; 96,50±1,529; 77,64±0,462; 81,16±0,614; 112,47±1,040; 81,50±2,928  mgGAE/mg ekstrak dan hasil persen kadar rata-rata flavonoid total dari tujuh sampel berturut-turut adalah 8,53±0,208 %; 8,11±0,343%; 7,69±0,446%; 6,03±0,227%; 4,97±0,169%; 3,74±0,210%; 5,02±0,403%

    PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL DAN FLAVONOID TOTAL EKSTRAK BERAS HITAM (Oryza sativa L) DARI KALIMANTAN SELATAN

    No full text
    The black rice contains anthocyanin compounds which are included in the flavonoids and phenolic compounds. Flavonoids contained in black rice are phenolic components that act as a preventive of hydroxyl and superoxide radicals by protecting membrane lipids against damaging oxidation reactions and phenol compounds also have bacteriocid, antimetic, antihelmintic, antiinflammatory, antimicrobial, anticancer and other degenerative diseases. The aim of this research were to measure total phenolic content and total flavonoid in ethanol extract of black rice (Oryza sativa L). Total phenol content were measured by Folin-Ciocalteu method with gallic acid mean while total flavonoid content were measured by colorimetry method using reagent AlCl3 10% and 5% acetic acid. There are seven variation samples of black rice obtained from seven different places in South Kalimantan. The result of this study, qualitative analysis showed that all samples positive contained flavonoids, alkaloids and tannins. The total phenol content of the seven samples was 100,58 ± 1,344; 91.14 ± 1.699; 96.50 ± 1.529; 77.64 ± 0.462; 81,16 ± 0,614; 112.47 ± 1.040; 81,50 ± 2,928 mgGAE/mg extract and the percent of total flavonoid content from seven samples was 8,53 ± 0,208%; 8.11 ± 0.343%; 7.69 ± 0.446%; 6.03 ± 0.227%; 4.97 ± 0.169%; 3.74 ± 0.210%; 5.02 ± 0.403%

    UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOLIK BATANG BAJAKAH TAMPALA (Spatholobus littoralis Hassk.) TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA

    No full text
    Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi dikembangkan menjadi obat tradisional. Secara empiris, tanaman ini dimanfaatkan masyarakat pedalaman Provinsi Kalimantan Tengah untuk berbagai penyakit. Berdasarkan penelitian sebelumnya, batang bajakah tampala mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tannin dan saponin. Zat-zat tersebut secara teoritis dapat memacu pertumbuhan kolagen dan pembentukan epitel baru (re-epitelisasi) yang mempersingkat penyembuhan luka. Namun hingga saat ini, pembuktian ilmiahnya masih belum ada. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ektrak etanolik batang bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) terhadap waktu penyembuhan luka. Penelitian bersifat eksperimental dengan desain penelitian posttest only with control group design. Metode penelitian menggunakan 24 ekor tikus Wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok acak. Hewan uji diberi luka sayat setelah dilakukan anastesi lokal. Luka sayat kelompok I (kontrol normal) tidak diberikan perlakukan apapun, kelompok II (kontrol positif) diberikan basis salep sedangkan kelompok III sebagai pembanding diberikan larutan povidone iodine. Kelompok IV, V dan VI luka sayat hewan uji diberikan salep yang mengandung ekstrak etanolik batang bajakah tampala sebesar 10, 20 dan 40%. Proses penyembuhan luka diamati meliputi waktu, panjang, maupun kedalaman luka sayat selama proses penutupan luka. Data hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa salep ekstrak etanol batang bajakah tampala memiliki efektivitas terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan. Lama penyembuhan luka sayat pada area yang diolesi salep ekstrak etanol batang bajakah tampala 10% relatif lebih baik dibandingkan area yang diolesi ekstrak dengan konsentrasi 20% dan 40%. Hasil statistik  menggunakan  metode  ANOVA  diperoleh  kesimpulan  ada  perbedaan  bermakna terhadap efektivitas antiluka (lama penyembuhan)  antara sediaan salep ekstrak etanol batang bajakah tampala dengan salep povidon iodin, basis, dan kontrol normal. ÂÂ

    Coaching on Fabrication of Natural pH Indicators as an Alternate Synthetic Indicators at SMK Muhammadiyah Palangka Raya: Pelatihan Pembuatan Indikator pH Alami sebagai pengganti Indikator Sintetis di SMK Muhammadiyah Palangka Raya

    No full text
    Abstrak SMK Kesehatan Muhammadiah merupakan sekolah farmasi yang didirikan pada maret 2017 dan mulai menerima siswa awal tahun pelajaran 2017/ 2018. Sebagai sekolah baru, SMK Kesehatan Muhammadiyah telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) pada 2019. Materi asam basa menjadi pilar penting dalam titrasi yang sering ditemui dalam bidang kefarmasian. Namun, kurangnya sumber belajar terutama prasarana menyebabkan praktikum di sekolah tidak terlaksana. Kendala praktikum yang sering dialami yaitu keterbatasan indikator kimia karena harganya mahal. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan alternatif indikator asam-basa alami dari ekstrak bahan alam sebagai pengganti indikator kimia. Selain harganya lebih murah, bahan alam mudah diolah dan jumlanya melimpah. Beberapa jenis bunga seperti bunga sepatu, asoka merah, bougenville (bunga kertas) merah, bunga kencana ungu, dan kunyit diekstrak dengan etanol, selanjunya kertas saring seukuran kertas lakmus dimaserasi ke dalam ekstrak tersebut. Setelah kering dapat disimpan dan digunakan langsung untuk penguijian larutan asam – basa. Kegiatan pengabdian ini diikuti oleh 22 siswa pada tanggal 26 Januari 2023 di ruang aula SMK Kesehatan Muhammadiah. Kegiatan pengabdian yang diberikan berupa pemaparan indikator dan pembuatan, ciri bahan sebagai indikator alami, demontrasi dan pembimbingan pembuatan indikator alami. Hasil kuesioner menunjukkan tingkat pemahaman peserta dalam kategori baik (76,5 %). Kegiatan ini memberi tambahan pengetahuan bagi siswa dalam pemanfaatan bahan alam sebagai pengganti indikator sintetik. Abstract SMK Kesehatan Muhammadiah is a pharmacy school that was founded in March 2017 and began accepting students at the beginning of the 2017/2018 academic year. As a new school, SMK Kesehatan Muhammadiyah has been accredited by the National Accreditation Board (BAN) in 2019. Acid-base matter is an important pillar in titration that is often found in the pharmaceutical field. However, the lack of learning resources, especially infrastructure, caused practicum in schools to not be carried out. The practicum obstacle that is often experienced is the limitation of chemical indicators because they are expensive. Several types of flowers such as shoe flowers, red asoka, red bougenville (paper flowers), purple datea flowers, and turmeric are extracted with ethanol, and then filter paper the size of litmus paper is macerated into the extract. After drying, it can be stored and used directly for the presentation of acid-base solutions. This service activity was attended by 22 students on January 26,2023 in the hall room of SMK Kesehatan Muhammadiah. The service activities provided are in the form of exposure to indicators and manufacture, characteristics of materials as natural indicators, demonstration, and guidance on making natural indicators. The results of the questionnaire showed the level of understanding of participants in the good category (76.5 %). This activity provides additional knowledge for students in the use of natural materials as a substitute for synthetic indicators

    KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWEIS RSUD ULIN BANJARMASIN

    No full text
    Kanker payudara merupakan masalah paling besar bagi wanita di seluruh dunia dan menyebabkan kematian utama bagi penderita kanker payudara. Kanker payudara dan pengobatannya atau efek samping dari pengobatan sering dikaitkan dengan terjadinya penurunan kualitas hidup pasien kanker payudara. Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker/tumor cukup tinggi yaitu 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Di Provinsi Kalimantan Selatan 3,9 per seribu penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup pasien kanker payudara diruang edelweis RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental bersifat deskriptif. Penelitian dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin pada periode bulan Juli-Agustus 2018. Metode sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Populasi penelitian ini 85 pasien kanker payudara dan sampel penelitian merupakan seluruh dari jumlah populasi karena seluruh jumlah populasi memenuhi kriteria inklusi. Instrument yang digunakan adalah kuesioner European Quality Of Life – 5 Dimension dan EQ-5D Index Calculator dengan menggunakan negara Jepang untuk menghitung skor tiap item pertanyaan pada kuesioner EQ-5D-3L. Hasil pada penelitian ini adalah gambaran kualitas hidup pada 85 responden penelitian sebanyak 57,7% memiliki kualitas hidup yang baik dan sebanyak 42,3% memiliki kualitas hidup buruk
    corecore