Evaluasi Penggunaan Obat di Pusat Kesehatan Masyarakat “X” di Kalimantan Selatan di Tinjau dari Indikator Peresepan Menurut World Health Organization

Abstract

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan tempat pelayanan kesehatan pertama dan utama di masyarakat. Pengobatan yang rasional merupakan hal penting dalam pelayanan kesehatan. World Health Organization memperkirakan separuh obat yang digunakan telah diresepkan, dibagikan dan dijual secara tidak tepat. Pengobatan yang tidak rasional dapat menyebabkan kesalahan pengobatan serta timbulnya efek samping. World Health Organization menetapkan indikator penggunaan obat yang rasional. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan obat di pusat kesehatan masyarakat yang ditinjau dari indikator peresepan Menurut World Health Organization. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan data retrospektif. Data diambil dari resep pasien rawat jalan disalah satu pusat kesehatan masyarakat di Kalimantan Selatan pada periode januari hingga desember 2021. Jumlah sampel resep yang dianalisis adalah 373 resep. Hasil penelitian dibandingkan dengan standar WHO. Hasil menunjukkan bahwa jumlah rata-rata obat per lembar resep 3,77; persentasi penggunaan obat generic 98,57%; persentasi obat antibiotic 12,23%; persentasi obat sediaan injeksi 0% dan persentasi obat sesuai Formularium Nasional 93,88%. Hasil evaluasi penerapan penggunaan obat yang rasional sesuai dengan indikator WHO ada tiga indikator yang memenuhi yaitu persepan injeksi, dan persepan antibiotik sedangjan  jumlah item obat per lembar resep Peresepan obat dengan nama generik dan penggunaan obat sesuai formularium nasional masih belum memenuhi persyaratan sesuai dengan indikator WHOPusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan tempat pelayanan kesehatan pertama dan utama di masyarakat. Pengobatan yang rasional merupakan hal penting dalam pelayanan kesehatan. World Health Organization memperkirakan separuh obat yang digunakan telah diresepkan, dibagikan dan dijual secara tidak tepat. Pengobatan yang tidak rasional dapat menyebabkan kesalahan pengobatan serta timbulnya efek samping. World Health Organization menetapkan indikator penggunaan obat yang rasional. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan obat di pusat kesehatan masyarakat yang ditinjau dari indikator peresepan Menurut World Health Organization. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan data retrospektif. Data diambil dari resep pasien rawat jalan disalah satu pusat kesehatan masyarakat di Kalimantan Selatan pada periode januari hingga desember 2021. Jumlah sampel resep yang dianalisis adalah 373 resep. Hasil penelitian dibandingkan dengan standar WHO. Hasil menunjukkan bahwa jumlah rata-rata obat per lembar resep 3,77; persentasi penggunaan obat generic 98,57%; persentasi obat antibiotic 12,23%; persentasi obat sediaan injeksi 0% dan persentasi obat sesuai Formularium Nasional 93,88%. Hasil evaluasi penerapan penggunaan obat yang rasional sesuai dengan indikator WHO ada tiga indikator yang memenuhi yaitu persepan injeksi, dan persepan antibiotik sedangjan  jumlah item obat per lembar resep Peresepan obat dengan nama generik dan penggunaan obat sesuai formularium nasional masih belum memenuhi persyaratan sesuai dengan indikator WH

    Similar works