11 research outputs found

    Kontribusi Bubuk Slag Nikel Di Dalam Meminimalkan Dampak Intrusi Mikroorganisme Terhadap Perilaku Fisik Material Beton

    Full text link
    . This paper is presents the experimental study on use of nickel slag powder in the minimization intrusion impact of microorganism to physical properties of concrete materials. The intrusion of microorganism into concrete pores is fungus (Aspegillus Niger) and yeast (Sacchromycodes ludwigi) groups. Both types of this microorganism produce organic matter is acetate acid (CH3COOH) able to react with chemical compound in concrete materials, especially calcium hydroxide and calcium silicate hydrate compound. The reaction affect on the increasing of porosity, permeability coefficient, and loss masses of concrete. The effect of intrusion of microorganism can be minimized by use 16% nickel slag powder. For concrete without nickel slag powder, physical properties tend to follow equation of geometry function (power equation equation), while the concrete of 16% nickel slag powder as indicated by equation of saturated growth rate function

    Optimisasi Bubuk Slag Nikel Dengan Sistem Ternary C-A-S

    Full text link
    . This papers study concerning optimization of nickel slag powder as substitution material to partial cement by C-A-S (CaO-Al2O3-SiO2) ternary system. Optimization conducted to determine procentage of nickel slag powder in the consuming calcium hydroxide compound as hydration product of tricalcium silicate (C3S) and dicalcium silicate (C2S) cement with water so that form secondary of calcium silicate hydrate (CSH) compound. By the phase diagram C-A-S ternary system, procentage of optimum nickel slag powder determined by intersection point between of balance line pozzolanic reaction and mixing line of material cement and nickel slag powder. Analysis result indicate that by approach of C-A-S ternary system, percentage optimum of nickel slag powder is 14,59%

    Evaluasi Teknis penggunaan shotcrete studi kasus PT. Freeport IndonesiaTembagapura Papua

    No full text
    ABSTRAKEvaluasi Teknis penggunaan shotcrete studi kasus PT. Freeport IndonesiaTembagapura PapuaMalik000.09.07.2014Dr. Ir. Hanafi Ashad, MT, Dr. Ir. Iskandar BP.,M.Si.Pascasarjana Magister Sipil EngineeringUniversitas Muslim IndonesiaMakassarSistem penambangan bawah tanah mempunyai resiko yang sangat besar, salah satunya adalah masalah evaluasi teknis penggunaan shotcrete rekayasa secara permanen.Metode beton tembak (shotcrete) adalah suatu metode pengendalian mutu yang salah satu acuan untuk menggunakan campuran antara semen, air, pasir dan agregat dengan cara disemprotkan dengan menggunakan alat bantu. Pengendalian mutu yang dihasilkan oleh beton tembak (shotcrete) diharapkan mampu memberi mutu dan kualitas sesuai standar PT. Freeport Indonesia. Untuk itu perlu adanya kajian teknis untuk penggunaan shocrete pengendalian mutu mengetahui keberhasilan pengunaan beton tembak (shotcrete) di di PT Freeport Indonesia.PT. Freeport Indonesia mempunyai standar yaitu pengendalian mutu sesuai dengan JSA dan SOP waktu yang direncanakan. Demikianpun kekuatan akhir sebesar 30 MPa dalam waktu maksimal 28 hari harus melalui slum test uji bahan beton shotcrete yang diperoleh Semen: Air : Pasir : Kerikil 1: 0,615 : 1,178 : 2,372. Kondisi selama ini menunjukan bahwa ada beberapa penyimpangan yang terjadi sehingga nilai pengendalian mutu shotcrete tidak tercapai dengan optimum. Banyak ditemui juga kondisi shotcrete yang rusak setelah disemprot. Umumnya kondisi ini terjadi karena pengerjaan yang tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan baik itu untuk proses mixing-nya maupun cara penyemprotannnya. Sehingga pengawasan perlu dilakukan terhadap ke-dua hal di atas.Kata kunci pekerjaan shotcrete rekayasa beton permane

    KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SINJAI

    No full text
    ABSTRAKKinerja Pengelolaan Persampahan Berbasis Masyarakat Di Kabupaten SinjaiMasalah sampah sebagai hasil aktivitas manusia di daerah perkotaan memberikan tekanan yang besar terhadap lingkungan, terutama bila tidak sampai terangkut dan akhirnya terakumulasi ditempat-tempat terbuka maupun badan air. Selain itu sampah yang dikelola di TPA,ternyata tidak mampu mengamankan lingkungan sekitarnya akibat pengelolaan yang kurang baik.Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengevaluasi kinerja pengelolaan persampahan berbasis masyarakat di Kabupaten Sinjai, (2) Menginventaris problematika pengelolaan persampahan berbasis masyarakat di Kabupaten Sinjai, (3) Memberikan rekomendasi untuk menyempurnakan pengelolaan persampahan berbasis masyarakat di KabupatenSinjai .Metode penelitian yang diterapkan dengan pendekatan kualitatifdan kuantitatif yang bersumber pada wawancara, dan observasi lapangan untuk mengetahui kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai dalam pengelolaan sarana dan prasarana persampahan. Untuk mendapat tingkat penelitian yang valid dan reliabel diperlukan uji validitas dan uji reliabilitas, dan uji keselaraasan (uji normalitas). Untuk mengtahui hubungan masing-masing variabel kinerja dengan persepsi masyarakat dalam pengelolaan sampah digunakan Uji Koefisien korelasi jenjang Spearman,dan Untuk mengtahui kinerja teknik operasional pengelolaan sampah dan biaya operasional dan pemeliharaan dilakukan menggunakan analisis perbandingan, dengan standar kebutuhan (Standar Nasional Indonesia).Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai Berdasarkan skala prioritas pelayanan sampah, maka produksi sampah, baik yang berasal dari daerah permukiman dan non permukiman,yang seharusnya dapat terangkut ke TPA adalah 126m3/hari. Namun kondisi saat ini,sampah yang terangkut sebesar 88m3/hari sehingga hasil kinerja pengelolaan sampah yang diukur berdasarkan jumlah sampah yang terangkut ke TPA Tondong adalah sebesar 69,84%.Selain itu, luas daerah terlayani mencapai 81,89% dan penduduk terlayani mencapai 67,18%.Dari prosentase pencapaian tersebut, maka dapat disimpulkan kinerja pengelolaan sampah sudah cukup baik kalau dinilai dari volume sampah terangkut ke TPA, namun demikian justru volume sampah yang besar inilah penyebab TPA berumur pendek karena kurangnya pemilahan dan pengolahan sampah dari sumbernya

    Prediksi Persamaan Distribusi Suhu Pada Beton

    No full text
    viii, 57 ha

    ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN DENGAN METODE FISHBONE

    No full text
    ABSTRAKDari segi penggunaan sumber daya, perencanaan dapat diartikan sebagai pemberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumber daya untuk melaksananakan kegiatan dan memastikan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien (Suharto, 1995). Keterlambatan proyek biasa berasal dari penyedia jasa maupun dari penggunaan jasa maupun pihak lain yang berdampak penambahan waktu dan biaya diluar rencana. Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor keterlambatan penyelesain proyek. Segala sesuatu di dalam suatu proyek yang tidak menambah nilai, sebaliknya menambah biaya disebut dengan pemborosan.Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut diatas adalah dengan pengiriman material berdasarkan jadwal pekerjaan dan kontraktor sebaiknya jangan terlalu mengharapkan pencairan uang muka untuk memulai suatu pekerjaan. Pekerja yang cakap dalam suatu pekerjaan tertentu harus disiapkan dengan baik sehingga tidak menghambat pekerjaan setelahnya. Apabila pekerja dalam daerah tersebut kurang karna banyaknya proyek yang pengerjaanya bersamaan, kontraktor harus mengantisipasi dengan mendatangkan pekerja dari daerah lain. Dari hasil penerapan Fishbone diagram dan Earned Value Method (EVM) pada proyek pembangunan Puskesmas Lemoe Kota Parepare terdeteksi akumulasi keterlambatan sebesar 6,09 % dengan waktu penyelesaian akhir 104 hari.Kata kunci : Diagram Fishbone dan Earned Value Metho
    corecore