6 research outputs found
LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN Lokasi : SMP N 1 SLEMAN Jl. Bhayangkara 27, Medari, Sleman.
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mempunyai program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa program studi kependidikan sebagai kegiatan menyangkut profesinya sebagai tenaga pendidik. Pada kegiatan ini para mahasiswa dituntut untuk bisa berkreasi dalam penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dan dikembangkan kepada masyarakat, terutama masyarakat sekolah. Pelaksanaan PPL bertempat di SMP Negeri 1 Sleman, dengan melaksanakan program-program kegiatan baik yang bersifat fisik maupun non-fisik sesuai ketrampilan yang dimiliki mahasiswa.
Kegiatan atau program PPL dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli 2016 sampai dengan 15 September 2016. Sebelum kegiatan dilaksanakan terlebih dahulu diawali dengan berbagai persiapan. Persiapan tersebut menyangkut kegiatan yang diprogramkan dari UNY maupun yang diprogramkan secara individu oleh praktikan, yang meliputi pengajaran mikro, pembekalan, observasi dan pembuatan perangkat pembelajaran, pengadaan silabus, membuat pogram tahunan, program semester dan RPP, praktik mengajar, menyusun administrasi mengajar, dan penyusunan evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan PPL meliputi pembuatan perangkat pembelajaran serta praktik mengajar yang pelaksanaannya berjalan lancar.
Hasil dari kegiatan PPL di SMP Negeri 1 Sleman antara lain praktik mengajar sebanyak 17 kali tatap muka pertemuan di kelas IX C dan VII C, dan melaksanakn program insidental yaitu melakukan presensi disetiap kelas dan piket bersalaman dengan siswa dipagi hari. Kegiatan PPL memberikan banyak manfaat untuk sekolah maupun praktikan dalam rangka mengembangkan kompetensi dan sebagai latihan sebelum terjun ke masyarakat dan melakukan tugasnya secara nyata.Pelaksanaan PPL ini tentulah bermanfaat untuk praktikan, walaupun terkadang dijumpai hambatan-hambatan. Terdapat pula kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaan PLL namun praktikan selalu berusaha mencari solusi untuk mengatasi kelemahan yang dihadapi
Implementasi Teknologi Augmented Reality Sebagai Media Promosi Pakaian Batik
Di era modern sekarang ini perkembangan teknologi yang sangat pesat menjadikan fungsi dari teknologi itu sendiri menjadi semakin bervariasi dan luas. Salah satunya adalah penggunaan teknologi Augmented Reality yang saat ini
sedang berkembang. Maka pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang pembuatan sistem Augmented Reality untuk pakaian batik. Tujuannya adalah agar diperoleh sebuah media promosi baru yang lebih menarik dengan memanfaatkan
teknologi ini. Pembuatan sistem ini dimulai dengan pengumpulan data, analisa kebutuhan sistem, dan pembuatan objek 3D pakaian batik. Kemudian dilanjutkan dengan tahap perancangan skenario dan pembuatan sistem Augmented Reality
serta penyisipan objek 3D ke dalam sistem. Pembuatan sistem ini menggunakan aplikasi Total Immersion-D’Fusion Studio sebagai aplikasi pembangun sistem AR dan menggunakan Marker yang berupa barcode sebagai media pelacakan dan
pemicu untuk menjalakan objek 3D. Hasilnya dengan sistem ini penyampaian informasi tentang pakaian batik lebih menarik karena pengguna berinteraksi langsung dengan sistem sebagai media promosi. Pengguna berdiri di depan layar monitor yang dilengkapi kamera dengan jarak antara pengguna dan kamera dalam kisaran 80 cm s/d 120 cm. Kamera dilengkapi dengan pencahayaan yang baik, sumber cahaya dari sisi belakang kamera sehingga objek yang ditangkap kamera dapat terlihat dengan baik dan jelas. Pengguna menempatkan marker di dada, maka secara otomatis sistem akan melakukan pelacakan kecocokan antara marker yang terdeteksi
kamera dengan data marker yang dimiliki sistem. Apabila marker cocok maka sistem akan secara otomatis menampilkan objek model pakaian batik berbasis 3D. Pengguna juga dapat menyesuaikan posisi objek 3D pakaian batik dengan
menyesuaikan posisi marker pada badan, marker dapat dirotasi/diputar maksimal sejauh 45° ke kanan dan maksimal sejauh 45° ke kiri dengan posisi atas marker tetap. Sedangkan untuk melihat bagian belakang objek pakaian batik 3D pengguna dapat membalikkan posisi atas marker menjadi di bawah dengan posisi depan marker tetap
Pola Spasial Pemilihan Tempat Belanja Sembako Penduduk Pinggiran Kota Solo (Kasus Penduduk Desa Pabelan dan Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo)
Regional development that occurred in Pabelan Village and Gonilan Village had an impact on increasing population, increasing basic needs, and increasing economic growth marked by the appearance of several shopping locations for the community. The choice of shopping locations of the community certainly considers several aspects such as: travel time, price, and distance. The choice is known as the purchase decision process. This study aims to (1) analyze the demographic, social, and economic characteristics of respondents in the study area, (2) analyze the spatial patterns of choice of groceries shopping in the outskirts of the city of Solo, and (3) analyze the dominant factors affecting the selection of groceries shopping in the periphery Solo City. The method used in this study is the method of field surveys through questionnaire interviews. The data used in this study include primary and secondary data. The results showed that the characteristics of the respondents in the study area included: (a) most respondents were of productive age, the sex of the respondents were women, (c) the level of education of the respondents was included in the high category, (d) most of the total dependents of the respondents' family were high, (e) most respondents work as private employees (f) most respondents have high incomes, (g) most respondents already have their own residence, (2) the pattern of expenditure distribution of respondents in the study area has a clustered distribution pattern, and (3 ) Dominant factors based on parameters determining respondents' shopping patterns in the study area include (a) based on respondents' shopping places, the majority of respondents, 232 respondents (62.9%), chose to shop in the modern market, (b) based on respondents' income, hence most respondents have high incomes, ie> IDR 3,000,000 - IDR 4,000,000 a million h 140 respondents (37.9%), (c) based on the level of education, then most of the respondents' education has secondary education (high school, vocational) as many as 253 respondents (68.6%), (d) based on the respondent's employment status, then most of the respondents are private employees totaling 166 respondents (45%), (e) based on the type of respondent's movement, then most of the respondents have the type of Single Purpose Trip movement of 315 respondents (85%), (f) based on distance, then most of the respondents has a moderate distance, which is> 1.5-3 km from the residence of 162 respondents (44%), (g) based on travel time, then most respondents have a low travel time, which is about 20 minutes from the residence number of 330 respondents (89%), and (h) based on the price of goods, the majority of respondents chose shopping places that have cheap prices of 243 respondents (65.9%)