9 research outputs found

    Usulan Preventive Maintenance Pada Mesin Komori Ls440 Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (Rcm II) Dan Risk Based Maintenance (Rbm) Di PT ABC

    Full text link
    PT ABC merupakan Perusahaan cetak dalam skala nasional. Produk yang dihasilkan oleh Perusahaan merupakan buku ajar, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Kegiatan maintenance yang ada PT ABC terbagi menajadi dua, yaitu preventive maintenance setiap senin dan kamis serta kegiatan corrective maintenance yang dilakukan jika mesin mengalami kegagalan fungsi. Kegagalan fungsi pada mesin Komori masih cukup tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan pecegahaan untuk meningkatkan reliabilitas mesin. Metode yang dilakukan adalah Reliability Centered Maintenance, yaitu dengan menganalisis failure yang terjadi dengan menggunakan analisis Failure Mode and Effect Analysis dan Decision Worksheet. Hasil dari analisis ini merupakan preventive task masing-masing komponen. Sedangkan untuk menganalisis risiko yang diakibatkan jika mesin mengalami gagal fungsi, yaitu dengan metode Risk Based Maintenance. Hasil yang diperoleh dari nilai risiko yang ditanggung Perusahaan ketika mesin mengalami failure, yaitu sebesar Rp965.904.899,36. Berdasarkan hasil pengolahan data pada subsistem kritis diperoleh kesimpulan bahwa enam komponen dilakukan dengan task scheduled on condition, tiga komponen dengan task scheduled restoration, dan enam komponen dengan task scheduled discard. Sedangkan untuk interval waktu dalam pengerjaan preventive maintenance pada komponen tersebut disesuaikan dengan task yang diperoleh. Setelah mendapatkan interval waktu perawatan, kemudian ditentukan biaya perawatan usulan yang dikeluarkan Perusahaan, yaitu sebesar Rp971.567.519,69

    Perencanaan Kebijakan Perawatan Mesin Corazza Ff100 Pada Line 3 PT Xyz Dengan Metode Reliability Centered Maintenance (Rcm) II

    Full text link
    PT XYZ merupakan produsen yang bergerak dalam bisnis keju. Meskipun telah menerapkan kegiatan preventive maintenance, frekuensi kerusakannya masih tinggi menyebabkan terhambatnya kelancaran proses produksi serta mengindikasikan nilai keandalannya kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kegiatan perawatan yang tepat sesuai dengan karakteristik kerusakan serta interval waktu kegiatan perawatan pada mesin Corazza FF100 dengan analisis Reliability Centered Maintenance (RCM) II yang menekankan pada karakteristik keandalan (reliability). Melakukan identifikasi risiko yang dipetakan dalam risk matrix. Tahapan dalam RCM yaitu pengukuran kualitatif dengan membuat Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi penyebab serta efek terjadinya kegagalan item. Untuk mengetahui konsekuensi yang ditimbulkan dilakukan klasifikasi berdasarkan Logic Tree Analysis (LTA) kemudian pemilihan tindakan kegiatan perawatan. Tahap selanjutnya yaitu pengukuran kuantitatif dengan melakukan pengumpulan data kerusakan dan data perbaikan untuk mendapatkan interval waktu perawatan. Maintainable item pada mesin Corazza FF100 berjumlah 27. Berdasarkan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) didapatkan 67 kegiatan perawatan. Terdapat 17 scheduled discard task, 15 scheduled restoration task, 31 scheduled on condition dan 4 failure finding. Penentuan interval waktu perawatan berdasarkan kebijakan perawatannya dengan mempertimbangkan karakteristik kerusakan dan biaya perawatan

    Performance Assessment Based on Reliability of Weaving M251 Machine Using Reliability, Availability & Maintainability (RAM) and Cost of Unreliability (COUR) Methods (Case Study at PT Buana Intan Gemilang)

    Full text link
    The textile industry is one of industries that has an important role in the national economy. PT Buana Intan Gemilang (BIG) is one of textile industry in Indonesia which uses Weaving machine to produce motif and sajadah fabrics. The purpose of this research is to analyze the reliability of Weaving M251 machine that has the most damage in 2014. To avoid losses due to machine damage, the reliability, availability and maintainability of the machine need to be improved by using Reliability, Availability & Maintainability (RAM) Analysis method. In addition, the total cost caused by RAM problems can be calculated by using Cost of Unreliability (COUR) method. Based on the evaluation using Reliability Block Diagram (RBD) modeling, it is found that the critical subsystem reliability = 44.36% for 144 working hours and the total repair time that the critical subsystem needs to perform in acceptable operational condition , at least in 1 to 70 hours. There are two different forms of availability that have been calculated, therefore inherent availability = 95,546% which is used as leading indicator, and operational availability = 85,572% which used as lagging indicator. as it is compared, lagging indicator does not meet the performance of leading indicator. The total of unreliability cost when the machine is in active repair time = 39,580,689.02 IDR and within downtime = 135,588,452.13 IDR. Keywords—Cost of Unreliability (COUR), Lagging Indicator, Leading Indicator, Reliability, Availability & Maintainability (RAM) Analysis

    Penilaian Kinerja Berbasis Reliability Menggunakan Metode Cost of Unreliability (Cour) Pada Mesin Fillomatic Rotary Liquid Filler & Capper Di PT Xyz

    Get PDF
    PT XYZ adalah Perusahaan farmasi di Indonesia yang memproduksi obat batuk. Salah satu mesin yang digunakan pada proses pembuatan obat tersebut adalah Mesin Fillomatic Rotary Liquid Filler & Capper untuk proses filling dan capping. Mesin tersebut mengalami masalah kegagalan, dimana terjadi 41 kali kerusakan pada Januari-Desember 2018. Oleh karena itu, perlu untuk menjaga keandalan mesin yang digunakan. Risk matrix digunakan untuk menentukan sistem serta subsistem kritis dan didapatkan subsistem kritis yaitu conveyor, center plate, capper dan star wheel. Penelitian berfokus pada keempat subsistem tersebut menggunakan Cost of Unreliability (COUR) untuk mengetahui kerugian Perusahaan saat sistem mengalami kegagalan. Dari hasil perhitungan COUR, didapatkan nilai corrective money lost sebesar Rp14.260.567.697,19 dan downtime money lost sebesar Rp33.112.418.213,73. Setelah diketahui besarnya nilai COUR digunakan business risk matrix untuk mengetahui konsekuensi bisnis Perusahaan, keempat subsistem tersebut masuk kedalam area gelap yang artinya perlu dilakukan perbaikan lebih lanjut untuk mengurangi konsekuensi yang tinggi

    Penerapan Metode Reliability Centered Maintenance (Rcm) Pada Perencanaan Interval Preventive Maintenance Dan Estimasi Biaya Pemeliharaan Menggunakan Analisis Fmeca ( Studi Kasus : PT. Xyz )

    Full text link
    PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dibidang produksi spare part dan aksesoris otomotif khusunya sepeda motor. Permasalahan yang dihadapi Perusahaan yaitu sering terjadinya kerusakan pada mesin CNC Milling A dengan jumlah kerusakan 32 kali selama tahun 2017 hingga 2018. Perusahaan menerapkan kegiatan preventive maintenance dan corrective maintenance namun kegiatan maintenance ini tidak berjalan dengan optimal. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan sistem pemeliharaan untuk meningkatkan keandalan mesin. Metode yang digunakan yaitu Reliability Centered Maintenance (RCM) dengan tujuan menentukan interval waktu pemeliharaan dan estimasi biaya pemeliharaan yang efisien. RCM dilakukan dengan menganalisis kegagalan dengan analisis FMECA. Hasil dari analisis ini berupa nilai RPN yang menunjukkan komponen bearing rel, bearing spindle dan selang sebagai komponen kritis pada sistem. Kemudian ditentukan kebijakan maintenance dengan hasil 2 scheduled on-condition task, 2 scheduled restoration dan 2 scheduled discard task dengan interval waktu maintenance sesuai dengan kategori task. Melalui metode RCM, PT.XYZ dapat menghemat biaya pemeliharaan sebesar Rp. 51.800.33
    corecore