3 research outputs found

    Sejarah Masjid Ciranjang di Kabupaten Cianjur Tahun 1932 – 2020

    Get PDF
    The research was conducted to find out the history and development of religious activities in Ciranjang Mosque that have never been reviewed by any researcher, the method used is qualitative method, namely using Heuristics, Interpretation, Criticism, and Historiography, in the results of the study found differences in information between the source and website information the difference is about the year of the establishment of the Mosque that some argue in 1932 and some argue  1936. When doing in the field is difficult to find other sources because all the speakers have passed away, it can be concluded that Ciranjang Mosque has a long journey since its establishment in addition to being a center of religious and religious activities but also often used for other important activities

    Kajian Historiografi The Bandung Connection karya Roeslan Abdulgani tahun 1980

    Get PDF
    Buku ini ditulis oleh Roeslan Abdulgani yangmana merupakan pelaku sejarah Konferensi Asia-Afrika 1955, buku ini pertama kali terbit tahun 1980 dan mendapatkan cukup perhatian dari khalayak luas baik secara nasional maupun internasional. Terbitan pertama berbahasa Indonesia sementara terbitan berbahasa Inggris dirilis setahun kemudian. Buku ini menggunakan sumber-sumber yang otoritatif sejak 1954-1956 berupa dokumen, catatan dan buku berkaitan dengan Konferensi Kolombo, Bogor dan Asia-Afrika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui riwayat hidup Roeslan Abdulgani beserta karya-karya yang ditulis olehnya, isi buku The BandungConnection serta analisis historiografinya. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang memiliki empat tahapan yakni heuristik (pengumpulan sumber), kritik (menyeleksi sumber), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan diketahui bahwa Roeslan Abdulgani lahir di Surabaya 24 November 1914 dan wafat di Jakarta pada 29 Juni 2005. Semasa hidupnya Roeslan menduduki sejumlah jabatan penting seperti Sekretaris Jenderal di Departemen Penerangan (1946-1956) hingga menjadi Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (1967-1971). Tercatat lebih dari 50 buku yang ditulisnya mengenai Pancasila, sejarah, nasionalisme, dan politik. Buku The BandungConnection sendiri terdiri dari 18 bab secara garis besar terbagi kedalam 3 pembahasan utama yaitu pertama mengenai relevansi dari Dasa Sila Bandung, beserta dengan latar belakang pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika, kedua membahas pelaksanaan hinggainsiden yang terjadi dan ketiga membahas pasca pelaksanaan konferensi. Buku The Bandung Connection sendiri menggunakan corak historiografi Indonesia yakni salah satu jenis historiografi yang pertama kali dicetuskan dalam Seminar Sejarah I di Yogyakarta pada tahun 1957, dimana corak historiografi tersebut dibuat untuk memposisikan bangsa Indonesia sebagai aktor utama dalam peristiwa sejarah bangsanya, sementara dari modelpenulisan buku ini menggunakan jenis struktural yang mengedepankan periodesasi sejarah sesuai dengan fakta kejadian sejarah. Buku tersebut menarasikan pra, pelaksanaan hingga pasca Konferensi Asia-Afrika 1955

    MASA DEPAN NAMA DI INDONESIA

    No full text
    Name is a designation or label given to objects, people, places, products and even ideas or concepts, which are usually used to distinguish one another. As social beings, humans are given a name as a differentiator between one another. However, in some people in Indonesia there is a custom to call the name of the Hajj as a tribute to people who have performed the pilgrimage. Habits like this of course will have an impact on the same nickname for people who already have the title of Hajj. Not a few for a community that has already had the pilgrimage called Hajj which of course confuses the person because several people are called by the same name. So what if one day everyone in Indonesia has a Hajj title. Will everyone in Indonesia be named Haji? This article discusses the future of the Indonesian name on the basis that it is part of the Indonesian people's habit of using informal, binding and declining names. This article is prepared based on adequate literature study. By using the meta-analysis method, the writer analyzes and interprets the existing data and supports each other.Nama adalah sebutan atau label yang diberikan kepada benda, manusia, tempat, produk dan bahkan gagasan atau konsep, yang biasanya digunakan untuk membedakan satu sama lain. Sebagai makhluk sosial, manusia diberi nama sebagai pembeda antara yang satu dengan yang lainnya. Namun demikian di sebagian masyarakat di Indonesia ada kebiasaan untuk memanggil nama haji sebagai penghormatan kepada orang yang sudah ibadah haji. Kebiasaan seperti ini tentu saja akan berimbas pada samanya nama panggilan bagi orang yang sudah bergelar haji. Tidak sedikit bagi sebuah komunitas yang sudah haji dipanggil haji yang tentu saja membuat bingung orang tersebut karena beberapa orang dipanggil dengan sebutan yang sama. Lantas bagaimana bila suatu saat semua orang di Indonesia sudah bergelar haji. Apakah semua orang di Indonesia akan bernama haji? Artikel ini membahas mengenai masa depan nama Indonesia atas dasar sebagai bagian kebiasaan orang Indonesia memakai yang menyebut sebutan informal yang membiasa, mengikat dan menurun. Artikel ini disusun berdasarkan studi kepustakaan yang memadai. Dengan menggunakan metode meta-analisis penulis menganalisis serta menginterpretasi data-data yang ada dan saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya
    corecore