28 research outputs found

    KECENDERUNGAN WUJUD ARSITEKTUR TRADISIONAL DURI TERHADAP ARSITEKTUR TRADISIONAL BUGIS DAN TORAJA DI KABUPATEN ENREKANG

    Get PDF
    The rapid advancement of information and communication technology, about cultural interction has an impact on architecture including on Duri traditional architecturein South Sulawesi. The original shape of Duri traditional architecture.The Duri traditional architecture has undergone changes hat if unchecked will reduce ormay even eliminate authenticity, uniqueness and beauty of whicth actually become its prime attractiveness. This research aimed atexplaining the tendency development of the physical and non-physical shapes of Duri traditional architecture towards Buginese and Torajanese traditional architectures. Data collection used an observation technique and indepth interview with 13 people. Samples were taken by purposive sampling technique, and analysed by architectural matrix technique and frequency tabulation. The research result echibitsthe development of the physical shapes of Duri traditional architecture which have the same strong tendency to the Buginese traditional architecture and Torajanese traditional architecture.The non-physical aspects which have the strongest impact on the development tendency of Duri traditional architecture towards Buginese and Torajanese traditional architectures aspect is the religious aspect.The cultural interaction aspect is strong influence, the geographical location aspect is weak influence, andthe historical aspect is the weakest influence

    Jejak Arsitektur Rumah Duri

    Get PDF
    Buku ini adalah salah satu upaya menuju ke sana. Mengidentifikasi kekhasan sub etnis Massenrempulu, yakni arsitektur tradisional Duri. Sal ah satu yang menarik karena jejak aristektur tradisional diulas cukup detail di buku ini. Bukan hanya sisi arsitektur rumah tradisional Duri, tetapi juga sampai kepada aspek-aspek yang memengaruhi eksistensinya, hingga makna filosofisnya. Ditambah dengan ulasan mengenai ‘Landa’. Lumbung yang ada di setiap rumah ini letaknya terpisah. Berbeda misalnya dengan lumbung rumah suku Bugis yang biasanya menyatu dengan rumah

    WUJUD ARSITEKTURAL RUMAH TRADISIONAL DURI ASLI DI KABUPATEN ENREKANG

    Get PDF
    The rapid advancement of information and communication technologies, as well as cultural interaction networks have an impact on traditional architecture Duri in South Sulawesi. Duri embodiment of the traditional architecture of the original changes were feared to reduce and eliminate the authenticity, uniqueness and beauty. The research objective was to explain the architectural form of the traditional house Duri. Data derived from the results of interviews with 13 people, using the techniques of observation and indepth. Purposive sampling and data analysis techniques and architectural matrix of frequency tabulation. Results showed that the architectural form of the traditional house Duri is equally strong tendency to traditional architecture Bugis and Toraja traditional architecture

    BOLA PAKKA: RUMAH TRADISIONAL SUKU TOBALO DI KABUPATEN BARRU

    Get PDF
    Abstrak— Perkembangan fungsi kegunaan bangunan khususnya bangunan tradisional itu bereneka ragam, sesuai dengan struktur masyarakat dan kebudayaan penduduk yang bersangkutan. Akan tetapi pada umumnya sebagai bangunan tradisional maupun bangunan modern mempunyai kegunaan dan fungsi yang sama. Penelitian dilakukan di Kabupaten Barru, Kecamatan Pujanannting, Desa Bulo-Bulo, Dusun Labaka. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan rasionalistik. Secara makro dapat merujuk pada penggunaan batas kawasan berupa batu, kayu maupun vegetasi sebagai bentuk pembagian teritori, orientasi pembangunan rumah mengarah pada jalan, sungai dan mata perncaharian. Bola Pakka yang merupakan rumah milik Suku To Balo secara umummemiliki kesamaan bentuk pada rumah Bugis pada umumnya, hanya saja penggunaan serta cara merakit material (proses) yang sedikit berbeda. Bola Pakka  terbagi atas tiga tipe yakni Bola Sussa, Bola Sicandring dan Bola Amang. Kata kunci: To Balo, Bola Pakka, Tradisional Abstract — The development of utility functions of the building, especially the traditional building is various according to its societies structure and its population’s culture. Generally whether in traditional buildings and modern buildings have, it has utility and similar functions. The research is conducted in Barru, District Pujanannting, village of Bulo-Bulo, Hamlet Labaka. The method  of the research is descriptive qualitative with rationalistic approach. In macro, it refers to the use of area boundaries such as stone, wood and vegetation as a form of division of territory, the house development orientation which leads to the roads, rivers and ricefield Bola, only the function and the way in assembling material (process) that make them different. Pakka ball is divided into three types namely Bola Sussa, Bola Sicandaring dan Bola Amang. Key words ; To Balo, Bola Pakka, Architecture Local

    RUMAH ADAT SAPPO LALANAN KALUPPINI KABUPATEN ENREKANG

    Get PDF
    Abstrak_Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan mengenai nilai-nilai tradisi yang tumbuh dalam masyarakat, dimana nilai tersebut dapat mempengaruhi gaya arsitektur yang ada dalam suatu daerah, khususnya Desa Kaluppini, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui arsitektur rumah adat Sappo Lalanan Kaluppini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan observasi atau pengamatan langsung di lapangan, sebagai teknik  pengumpulan data. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa  rumah adat Sappo Lalanan merupakan rumah panggung yang terdiri dari atas tiga bagian yaitu tapan sapo (atas), kale sapo (tengah), dan awa sapo (bawah). Pada setiap  area dalam rumah memiliki beberapa  pantangan yang masih di wariskan secara turun-temurun Kata kunci : Sappo Lalanan; Kaluppini; Rumah Adat.   Abstract­_ This research is motivated by the lack of knowledge about the values of tradition that grow in society, where that value can influence the existing of architectural style in an area, especially the Kaluppini village, Enrekang District, South Sulawesi. The purpose of this research is to knowthe architecture of traditional house of SappoLalananKaluppini. This research used survey method or direct observation in the field, then collecting data in the form of pictures and interviews with local communities and traditional leaders. The results of the study show that the Sappo Lalanan traditional house is a stilt house consisting of three parts, namely sapo tapan (top), kale sapo (middle), and awa sapo (bottom). In each area in the house has several taboos that are still inherited from generation to generation Keywords: Sapolalanan; Kaluppini; Traditional House

    INTEGRASI KONSEP ARSITEKTUR ISLAM PADA RUMAH ADAT SAORAJA LAPINCENG KABUPATEN BARRU

    Get PDF
    Abstrak_ Saoraja Lapinceng merupakan salah satu rumah adat masyarakat Bugis yang terletak di Kabupaten Barru dan menjadi warisan budaya Sulawesi Selatan yang patut dijaga dan dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis serangkaian nilai tradisi atau filosofi yang terkandung pada Saoraja Lapinceng sebagai icon arsitektur tradisional Barru serta menemukan integrasi konsep arsitektur Islam pada rumah adat sebagai bagian upaya pelestarian budaya. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, maka penelitian ini mengidentifikasi dan menemukan berbagai nilai tradisi, karakteristik komponen arsitektural, dan integrasi konsep arsitektur Islam yang diaplikasikan pada bangunan rumah adat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Saoraja Lapinceng memiliki karakteristik bangunan yang sama dengan rumah adat bugis pada umumnya. Disamping itu, terdapat beberapa unsur kesamaan pola ruang rumah Islami dengan pola ruang rumah tradisional Saoraja Lapinceng memberikan kaidah bahwa ajaran Islami sangat menyatu dengan karaktristik suku Bugis yang memang sangat kental dengan unsur ajaran Islami dalam kehidupan masyarakatnya.Kata kunci : Komponen Arsitektural; Rumah Adat; Konsep Arsitektur Islam; Tradisi.Abstract_ Saoraja Lapinceng is one of the traditional house of Bugis society located in Barru Regency and become cultural heritage of South Sulawesi which is women dijagai and preserved. This study aims to identify and analyze the traditional values or philosophies contained in Saoraja Lapinceng as traditional Barru architectural icons and discover the concept behind traditional Islam. By using descriptive research method, hence this research look for and find various kinds of information, characteristic of architectural component, and integrate concept of Islam architecture applied to Rumah Rumah adat. The results showed that Saoraja Lapinceng has the same building properties as custom homes bugis in general. In addition, there are several types of spatial pattern of Islamic house with the pattern of traditional home space Saoraja Lapinceng gives the rule that Islamic teachings are very united with the karaktristik Bugis tribe that is very thick with no Islamic teachings in the life of the community.Keywords : Architectural Components; Custom home; Concept of Islamic Architecture; Tradition

    LOKALITAS STRUKTUR & MATERIAL KONSTRUKSI RUMAH ADAT SAPO BATTOA DESA KALUPPINI, KABUPATEN ENREKANG, SULAWESI SELATAN

    Get PDF
    Abstrak_ Pengaruh lingkungan dan interaksi sosial antara satu kelompok dengan yang lain menghasilkan aturan yang terwujud dalam sebuah tatanan nilai–nilai aturan budaya, tertuang dalam wujud fisik yang tentunya selalu menyesuaikan terhadap lingkungan sekitarnya. Aturan nilai budaya dalam wujud fisik menghasilkan kebiasaan atau tradisi, dalam wujud kearifan berarsitektur terhadap bagian bagian konstruksinya dalam pemanfaatan teknologi berupa peralatan, sistem sambungan dan material konstruksi setempat. Kearifan lokal inilah yang tentunya memiliki nilai tradisi dan aturan yang selalu menjaga Desa Kaluppini yang kaya akan nilai budaya, sejarah, keragaman suku dan arsitektur rumah adat tradisionalnya. Arsitektur rumah adat Sapo Battoa merupakan salah satu cerminan lokalitas yang memiliki tatanan aturan nilai budaya setempat dan memiliki nilai keseimbangan antara lingkungan dan tempat tinggalnya. Lokalitas Arsitekturnya terlihat dari struktur dan konstruksi yang ada pada setiap bagian–bagian elemen konstruksi Sappo Battoa. Objek rumah adat ini yang dijadikan objek untuk di teliti terhadap bagian–bagian elemen Lokalitas struktur dan material konstruksinya. Kata kunci : Struktur Konstruksi; Lokalitas; Rumah Adat Tradisional.  Abstrac_The influence of environment and social interaction between one group with the other form embodied in a cultural value order, contained in a physical form that is always adapted to the surrounding environment. In the form of the wisdom of architecture to the part of its construction in the utilization of technology, equipment and construction. This local wisdom, of course, has a tradition and rules that always keep the village of Kaluppini rich in cultural values, history, ethnic diversity and architecture of traditional custom homes. The architecture of Sapo Battoa traditional house is one of the reflections of the locality that has the order of cultural rules and has a balance between the environment and the residence. Locality of Architecture seen from the structure and construction that exist in every part of construction elements of Sappo Battoa. Object of this custom house which is used as an object to be meticulously against the elements elements Lokalitas structure and construction materials.Keywords: Construction; Locality; Traditional House.Abstrak_ Pengaruh lingkungan dan interaksi sosial antara satu kelompok dengan yang lain menghasilkan aturan yang terwujud dalam sebuah tatanan nilai–nilai aturan budaya, tertuang dalam wujud fisik yang tentunya selalu menyesuaikan terhadap lingkungan sekitarnya. Aturan nilai budaya dalam wujud fisik menghasilkan kebiasaan atau tradisi, dalam wujud kearifan berarsitektur terhadap bagian bagian konstruksinya dalam pemanfaatan teknologi berupa peralatan, sistem sambungan dan material konstruksi setempat. Kearifan lokal inilah yang tentunya memiliki nilai tradisi dan aturan yang selalu menjaga Desa Kaluppini yang kaya akan nilai budaya, sejarah, keragaman suku dan arsitektur rumah adat tradisionalnya. Arsitektur rumah adat Sapo Battoa merupakan salah satu cerminan lokalitas yang memiliki tatanan aturan nilai budaya setempat dan memiliki nilai keseimbangan antara lingkungan dan tempat tinggalnya. Lokalitas Arsitekturnya terlihat dari struktur dan konstruksi yang ada pada setiap bagian–bagian elemen konstruksi Sappo Battoa. Objek rumah adat ini yang dijadikan objek untuk di teliti terhadap bagian–bagian elemen Lokalitas struktur dan material konstruksinya.Kata kunci : Struktur Konstruksi; Lokalitas; Rumah Adat Tradisional. Abstrac_The influence of environment and social interaction between one group with the other form embodied in a cultural value order, contained in a physical form that is always adapted to the surrounding environment. In the form of the wisdom of architecture to the part of its construction in the utilization of technology, equipment and construction. This local wisdom, of course, has a tradition and rules that always keep the village of Kaluppini rich in cultural values, history, ethnic diversity and architecture of traditional custom homes. The architecture of Sapo Battoa traditional house is one of the reflections of the locality that has the order of cultural rules and has a balance between the environment and the residence. Locality of Architecture seen from the structure and construction that exist in every part of construction elements of Sappo Battoa. Object of this custom house which is used as an object to be meticulously against the elements elements Lokalitas structure and construction materials.Keywords: Construction; Locality; Traditional House

    Ragam Hias Rumah Soraja di Desa Binaga Karaeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang

    Get PDF
    Abstrak_Rumah orang Bugis dapat dibedakan berdasarkan status sosial orang yang menempatinya. Daerah Pinrang dikenal istilah saoraja (istana) dan bola (rumah). Berbagai macam motif rumah adat  soraja yaitu  symbol-simbol ragam dan makna tertentu yang bersifat simbolik sebagai representasi perasaan, pikiran, atau juga paradigma hidup masyarakat Bugis, seperti motif  tumbuh-tumbuhan (flora), yaitu motif hias bunga parenreng (sulur suluran), motif hias bunga daun, motif belo-belo tellongeng (jendela), motif hias belo-belo renring (dinding), motif hias belo-belo cappa pattolo (ujung balok), motif hias belo-belo sudu’ (hiasan sudut), motif  hias rapang daung kolu (sawi). Motif binatang (fauna) seperti motif hias kepala kerbau, ayam (manuk), dan ular naga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengenali dan memahami  bentuk  bentk arsitektural dan makna yang terdapat pada Rumah Adat Saoraja di Desa Binanga Karaeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. Kata kunci: Bugis; Pinrang; Soraja; Ragam Hias; Simbol Ragam; Motif. Abstract_ Bugis houses can be distinguished based on the social status of the people who occupy them. Pinrang area known as Saoraja (palace) and bola (home). Various kinds of traditional Soraja house motifs are symbolic variants and specific symbolic meanings as a representation of feelings, thoughts, or also the paradigms of the Bugis community life, such as plant motifs (flora), namely decorating themes of parenting flowers (sulursuluran), decorative motifs of flowers leaves, tellongeng belo-belo motif (window), renring being (wall) ornamental motif, cappa pattolo belo-ornament motif (beam end), belo-belo sudu 'decorative motif (corner decoration), ornamental motifs of rapang daung kolu (mustard greens). Animal motif (fauna) such as buffalo head ornamental motifs, chickens (manuk), and nag snakes. This study uses quantitative methods to recognize and understand the architectural forms and meanings found in the Saoraja Traditional House in Binanga Karaeng Village, Lembang District, Pinrang Regency.Keywords :  Bugis; Pinrang; Soraja; Ornamental Variety; Symbol Variety; Motifs.Bugis houses can be distinguished based on the social status of the people who occupy them. Pinrang area known as Saoraja (palace) and bola (home). Various kinds of traditional Soraja house motifs are symbolic variants and specific symbolic meanings as a representation of feelings, thoughts, or also the paradigms of the Bugis community life, such as plant motifs (flora), namely decorating themes of parenting flowers (sulursuluran), decorative motifs of flowers leaves, tellongeng belo-belo motif (window), renring being (wall) ornamental motif, cappa pattolo belo-ornament motif (beam end), belo-belo sudu 'decorative motif (corner decoration), ornamental motifs of rapang daung kolu (mustard greens). Animal motif (fauna) such as buffalo head ornamental motifs, chickens (manuk), and nag snakes. This study uses quantitative methods to recognize and understand the architectural forms and meanings found in the Saoraja Traditional House in Binanga Karaeng Village, Lembang District, Pinrang Regency. Keywords :  Bugis; Pinrang; Soraja; Ornamental Variety; Symbol Variety; Motifs

    Pengabdian di Rumah Hutan (Bolaromang)

    Get PDF

    Karakteristik dan Keunikan Bola Kaju Sappu’ di Desa Malalin, Kabupaten Enrekang

    Get PDF
    Abstrak_ Desain rumah tradisional bukanlah sekedar karakteristik pembeda atau ciri khas semata.  Melainkan ada fungsi fungsi yang di sediakan olehnya serta ada pula kebutuhan akan kecocokan dengan  tipe aktivitas masyarakat setempat itu sendiri. Beberapa suku bangsa Indonesia memiliki karakteristik dan  keunikan rumah tradisional masing masing, dan salah satu rumah tradisional di Indonesia adalah rumah  panggung kayu, atau dalam bahasa bugis dikenal dengan nama “ Bola Kaju Sappu’” .Penelitian ini  didasari oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang nilai nilai tradisi serta sejarah asal muasal  keberadaan rumah panggung bugis di tengah tengah lingkungan masyarakat, khususnya di Desa Malalin,  kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui sejarah, karakteristik serta  nilai nilai arsite ing masing, dan salah satu rumah tradisional di Indonesia adalah rumah  panggung kayu, atau dalam bahasa bugis dikenal dengan nama “ Bola Kaju Sappu’” .Penelitian ini  didasari oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang nilai nilai tradisi serta sejarah asal muasal  keberadaan rumah panggung bugis di tengah tengah lingkungan masyarakat, khususnya di Desa Malalin,  kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui sejarah, karakteristik serta  nilai nilai arsitektur pada Bola Kaju Sappu’. Lokasi penelitian berada di Desa Malalin, Kecamatan  Cendana, Kabupaten Enrekang provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif  dengan melakukan observasi dan pengamatan langsung di lapangan , sebagai teknik pengumpulan data.  Dari hasil penelitian menunjukan bahwa “ Bola Kaju Sappu’” terdiri atas tiga bagian yaitu yaitu bagian  bawah disebut Passiring atau sullung bola, bagian tengah disebut Kale bola, dan bagian atas disebut  Para Bola.Kata kunci: Bola Kaju Sappu’; Rumah Bugis; Malalin Abstract _ Traditional home design is not just a distinguishing characteristic or mere characteristic. But there are functions provided by him and there is also a need for compatibility with the type of local community activity itself. Some Indonesian ethnic groups have the characteristics and uniqueness of their respective traditional houses, and one of the traditional houses in Indonesia is a wooden stilt house, or in Bugis language known as “ Bola Kaju Sappu’” This research is based on my lack of knowledge about wooden houses on stilts the Bugis tribe is incidentally where I have lived for many years. Therefore, here  I will review the philosophy of the houses on stilts which have been our homes for many years. This study uses a qualitative method by observing and observing directly in the field, as a data collection technique.  From the results of the study showed that “ Bola Kaju Sappu’” consists of three parts, namely the bottom is called Siring or Sullung Bola, the middle is called Kale Bola, and the top is called Para Bola.Keywords: Bola Kaju Sappu’; Bugis House; Malalin ktur pada Bola Kaju Sappu’. Lokasi penelitian berada di Desa Malalin, Kecamatan  Cendana, Kabupaten Enrekang provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif  dengan melakukan observasi dan pengamatan langsung di lapangan , sebagai teknik pengumpulan data.  Dari hasil penelitian menunjukan bahwa “ Bola Kaju Sappu’” terdiri atas tiga bagian yaitu yaitu bagian  bawah disebut Passiring atau sullung bola, bagian tengah disebut Kale bola, dan bagian atas disebut  Para Bola.Kata kunci: Bola Kaju Sappu’; Rumah Bugis; Malalin Abstract _ Traditional home design is not just a distinguishing characteristic or mere characteristic. But there are functions provided by him and there is also a need for compatibility with the type of local community activity itself. Some Indonesian ethnic groups have the characteristics and uniqueness of their respective traditional houses, and one of the traditional houses in Indonesia is a wooden stilt house, or in Bugis language known as “ Bola Kaju Sappu’” This research is based on my lack of knowledge about wooden houses on stilts the Bugis tribe is incidentally where I have lived for many years. Therefore, here  I will review the philosophy of the houses on stilts which have been our homes for many years. This study uses a qualitative method by observing and observing directly in the field, as a data collection technique.  From the results of the study showed that “ Bola Kaju Sappu’” consists of three parts, namely the bottom is called Siring or Sullung Bola, the middle is called Kale Bola, and the top is called Para Bola.Keywords: Bola Kaju Sappu’; Bugis House; Malalin
    corecore