15 research outputs found

    Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Sandwich Berpenguat Serat Kelapa Bermatrik Epoxy Dengan Core Berpenguat Serat Kelapa Bermatrik Gypsum

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan bending, impak dan geser yang optimal dari komposit sandwich dengan variasi ketebalan skin 1mm hingga 5mm dengan ketebalan core 5mm, 10mm, 15mm dan 20mm, serta mengetahui patahan dengan pengamatan makro pada spesimen hasil pengujian bending dan impak. Metode penelitian komposit sandwich ini bahan yang dipergunakan adalah serat kelapa yang disusun acak sebagai penguatnya dan dengan matrik epoxy dengan variasi tebal 1mm hingga 5mm sebagai skin, bahan core yang digunakan adalah serbuk gypsum sebagai matrik dan serat kelapa sebagai penguatnya, dengan ketebalan 5mm, 10mm, 15mm dan 20mm. Dengan vraksi folum 20%, 30%, 40% dan 50%. Pembuatan dengan cara press mold, pengujian bending yang dilakukan dengan acuan standar ASTM C 393,impak carpy ASTM D 5942 dan geser ASTM C 273.Densitas ASTM C 271 dan kesetabilan dimensi SAE J-1717. Hasil pengujian bending pada komposit sandwich, kekuatan rata-rata tertinggi pada sandwich skin 5mm Vf 50% dengan core 5mm Vf40%yaitu : 81,70MPa , dan terendah pada 1mm Vf 50% dengan core Vf30% yaitu : 6,92MPa, Hasil pengujian impak tertinggi adalah komposit sandwich skin 5mm Vf 50% dengan tebal core 10mm Vf 50% yaitu : 120,87MPa. Dari uji geser, tegangan geser tertinggi senilai 1,74MPa pada ketebalan skin 1mm Vf 40% dengan core 20mm Vf 50%, densitas tertinggi pada skin 5mm Vf50% dengan core 20mm Vf 40% yaitu : 1102,63Kg/m3.dari uji kestabilan dimensi diperoleh bahwa pada komposit sandwich skin 3mm memilikim kestabilan yang baik. Pengamatan foto makro, pola kegagalan impak dan bending yang terjadi pada komposit sandwich ini hampir sama. Kegagalan komposit sandwich akibat beban bending diawali dari skin sisi belakang dan dilanjutkan dengan kegagalan core dan delaminasi antar skin dan core

    Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Skin Berpenguat Serat Kelapa Acak Bermatrik Epoxy

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan bending ,tarik dan impak yang optimal dari komposit serat sabut kelapa pada fraksi volume 20%, 30%, 40%, 50% dengan variasi ketebalan 1 mm, 2 mm, 3 mm, 4 mm dan 5 mm serta mengetahui densitas komposit, kestabilan dimensi, dan jenis patahan dengan pengamatan makro pada specimen yang memiliki harga optimal dari pengujian bending, tarik dan impak. Pada penelitian ini bahan komposit yang dipergunakan adalah serát sabut kelapa jenis acak dengan fraksi volumen 20%, 30%, 40%, 50%, dengan variasi tebal 1 mm, 2 mm, 3 mm, 4 mm dan 5mm menggunakan metrik jenis epoxy A type general porpose polyaminaomide dan B Type general porpose bispheol a-epichlorohydrin. Pembuatan komposit dengan cara press mold,. pengujian bending mengacu standart ASTM D 790-02 (three point bending), pengujian tarik mengacu pada standart ASTM 638-02, pengujian Impak jenis izod mengacu pada standart ASTM D 5941, dan pengujian kestabilan dimensi mengacu pada standart SAE j1717. Hasil pengujian pada fraksi volume 20%, 30%, 40%, 50%, dengan variasi tebal 1 mm, 2 mm, 3 mm, 4 mm, dan 5 mm. Pada pengujian bending optimal rata-rata pada Vf 40% dengan ketebalan 3 mm yaitu sebesar 146,44 MPa, Pada uji tarik optimal rata-rata pada Vf 50% ketebalan 4 mm yaitu sebesar 55,54 MPa, dan Pada uji Impak optimal rata-rata pada 5mm Vf 50% yaitu sebesar 0,14 J/mm2. Pada pengujian kestabilan dimensi panjang optimal rata-rata pada dengan ketebalan 1mm sebesar 0,25 mm dan pertambahan lebar optimum sebesar 0,14 mm pada Vf 20%. densitas harga yang paling optimal terdapat pada tebal 5 mm Vf 50% sebesar 1,52 g/cm3 .Pengamatan struktur makro didapatkan jenis patahan broken fiber

    Penelitian Pembuatan Rem Komposit Kereta Api Menggunakan Serbuk Pasir Besi Ferro Dan Serat Kulit Kelapa

    Get PDF
    Tujuan penelitian pembuatan rem komposit kereta api menggunakan pasir besi ferro ini untuk mengetahui keausan bahan komposit remkereta api, mengetahui kekerasan bahan komposit kereta api dan mengetahui sifat fisis bahan komposit dengan foto struktur makro. Bahan yang digunakan serbuk pasir besi ferro sebagai penguat dengan variasi mesh 60,80,100. Sabut buah kelapa (sabut kelapa) sebagai penyusun, serat ini dibersihkan dengan air panas pada suhu 100 0C dan alkohol 70% bertujuan untuk memisahkan serat dengan gabus, serat ini menngantikan asbes karena asbes tidak ramah lingkungan, dan sebagai bahan pengikat menggunakan epoxy resin. Dicetak dengan kompaksi 500 Kg/mm2 selama 15 menit, disintering dengan suhu 250 oC selama 60 menit dengan oven. Kemudian dilakukan uji kekerasan dengan metode Brinell (DIN 50-351), uji keausan (SNI 2417) dan struktur makro Standart, (ASTM E1351). Dari hasil uji spesimen dengan pencucian serat menggunakan air panas didapat harga kekerasan (HB) dan keausan (Ws) untuk Mesh 60 diperoleh HB 14,687 Kg/mm2, Ws 0,000000292 mm2/Kg. Mesh 80 HB 11,339Kg/mm2, Ws 0,000000362 mm2/Kg. Mesh 100 diperoleh HB 11,177 Kg/mm2, Ws 0,000000388 mm2/Kg. Hasil uji spesimen dengan pencucian serat menggunakan alkohol 70% adalah Mesh 60 diperoleh HB 15,512 Kg/mm2, Ws 0,000000272 mm2/Kg. Mesh 80 HB 12,246Kg/mm2, Ws 0,000000303 mm2/Kg. Mesh 100 diperoleh HB 12,024 Kg/mm2, Ws 0,000000366 mm2/Kg. Dan kampas rem merk Fituris sebagai pembanding HB 9,903 Kg/mm2, Ws 0,0000037 mm2/Kg

    Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Core Berpenguat Serat Sabut Kelapa Bermatrik Serbuk Gypsum Dengan Fraksi Volume Serat 20%, 30%, 40%, 50%

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan bending, tarik, dan impak yang optimal dari komposit berpenguat jenis serat sabut kelapa bermatrik gypsum pada fraksi volume 20%, 30%, 40%, 50% dengan variasi ketebalan 5mm, 10mm, 15mm, dan 20mm serta mengetahui kestabilan dimensi dan jenis patahan dengan pengamatan makro pada specimen yang memiliki harga optimal dari pengujian bending,tarik dan impak. Pada penelitian ini bahan yang dipergunakan adalah komposit berpenguat jenis serat sabut kelapa dengan matrik gypsum yang disusun secara acak dengan fraksi volume 20%, 30%, 40%, 50%, dengan variasi tebal 5mm, 10mm, 15mm, dan. Pembuatan komposit berpenguat jenis serat sabut kelapa bermatrik dengan cara press mold menggunakan cetakan dari plat besi dengan ukuran 30cm x 200cm x 25cm dan sebagai alat penekan digunakan dongkrak. Metode pengujian bending dilakukan dengan mengacu standart ASTM D 790-02, pengujian tarik dengan mengacu standart ASTM 638-02, pengujian Impak jenis izod dengan mengacu standart ASTM D 5941, dan kestabilan dimensi dengan acuan standart SAE j1717. Hasil pengujian komposit berpenguat jenis serat sabut kelapa dengan matrik gypsum pada fraksi volume 20%, 30%, 40%, 50%, dengan variasi tebal 5mm, 10mm, 15mm, dan 20mm. Pada pengujian bending optimal rata-rata pada Vf 40% dengan ketebalan 5mm yaitu sebesar 53,918 Mpa, Pada uji tarik optimal rata-rata pada Vf 50% ketebalan 5mm yaitu sebesar 15,667 MPa, dan Pada uji Impak optimal rata-rata pada 5mm Vf 50% yaitu sebesar 0,073 J/mm2. Pada pengujian kestabilan dimensi optimal rata-rata pada Vf 30% dengan ketebalan 5 dan 10mm yaitu sebesar 0,067 mm. Dari pengamatan struktur makro, komposit berpenguat jenis serat sabut kelapa bermatrik gypsum mempunyai mekanisme kegagalan fiber full out, maka kekuatannya pun menjadi rendah karena memiliki ikatan antara serat dan matrik yang lemah

    Bahan Komposit Sandwich Untuk Panel Interior & Exterior

    Get PDF
    The purpose of this study was to investigate the effect of core thickness variations and weight fraction variations on the increased bending strength of rice husk-strength composite sandwiches and hebel cement brick with hebel cement. The fracture mechanism is observed with a macro photo. The main material of the research is hebel brick with mesh 20, hebel cement, rice husk and aluminum skin. Composites are made by the press mold method. The weight fraction of the amplifier (W_f) core is 30% & 50%. Core thickness is 5 mm, 15 mm and 25 mm, while skin thickness is 1 mm. Bending specimens and testing procedures refer to ASTM C 393-00 standard. Fractional cross section is done by macro photo to identify the failure pattern. The results of this study indicate that the bending moment of sandwich composites has the maximum value at a weight fraction (W_f) of 30% with a core thickness of 25 mm that is 13084.84 N / mm. Stages of failure patterns of sandwich composites are delamination of skin and core and core cracks due to shear stress. Density has the maximum value at a weight fraction (W_f) of 30% with a 5 mm core thickness of 1.94 Tons / m3 where the higher the cores are made, the lower the density obtained. The results of the chemical composition of aluminum-based skins contained 17 elements, but only 3 were the most dominant elements, namely (Al) 99.28%, (Cu) 0.156%, (Zn) 0.156%. Keywords : Sandwich, Weight Fraction, Core Thickness, Bending Strength, Density

    Pengaruh Kecepatan Spindle terhadap Sifat Fisik dan Sifat Mekanik pada Pengelasan Aluminium 6061 dengan Metode Double Side Friction Stir Welding

    Get PDF
    Aluminum is one of material have bad weldability, because of the oxide layer appear on the aluminum surface and make it hard to welding. The problem of aluminum can be overcome with solid state welding, that is welding process wich is conducted when metal on the solid condition or metal didn’t reach melting point. Such as solid state welding is friction stir welding (FSW). This research is aiming to find phisycal and mechanical characteristic on weld joint using bending test, vickers hardnest test, and micro structur observation. Welding process on this research is using aluminum 6061 series with 3mm thickness, joint type using double side square butt joint. Various of spindle speed is 1320 rpm, 1750 rpm, and 2220 rpm, with constant feedrate 24 mm/minute and tilt angle 3o. The result of bending test shows the highest flexural strength is on 1320 rpm varian is 252.51 MPa. The highest hardnest number on weld nugget is on 1320 rpm varian 49.3 HV. Its caused friction of tool and material on 1320rpm is less, so the thermal input for 1320 rpm is less too. The result of micro structur observation is shows the HAZ zone has been change grain structure bigger than base metal and weld nugget zone has been change grain structure biggest than base metal

    Analisa Kerusakan Bucket Teeth Pada Excavator CAT320D

    Get PDF
    Along with the development of the times, the need for large equipment greatly supports development in Indonesia, as a developing country there is incessant infrastructure development carried out by the Indonesian government, therefore heavy equipment is needed to assist infrastructure development in Indonesia. Excavator is a heavy equipment that is assembled from the rod or arm (arm), stick (boom), basket (bucket) and is driven by hydraulic power which is driven by a diesel engine and is located on a chain wheel (trackshoe). Teeth bucket are prone to wear and tear, teeth bucket are one of the most important parts of an excavator because they have a major role during the penetration / excavation process. Excessive operation of the excavator will shorten the life of the teeth bucket. Replace the teeth bucket with new ones. Carry out a thorough daily check properly and correctly in accordance with the standard operation and maintenance manual. Provide direction to operators to be able to carry out standard operations, and always routinely check each component contained in the unit

    Desain Dies Chasis Long Member Mengunakan Spring Dan Pad Pada Mini Truck Esemka Sang Surya

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini yaitu menganalisa dan mendesain dies chasis long member menggunakan spring dan pad sebagai pembantu proses pembuatan komponen produksi mini truck esemka sang surya. Salah satunya pembuatan komponen chasis long member, dengan menggunakan peralatan dies sebagai alat untuk pembuatan komponen chasis long member. Dengan menggunakan peralatan ini membantu dalam kemudahan pembuatan komponen dan peningkatan hasil produksi dalam jumlah banyak. Desain dikerjakan dengan bantuan program komputer, dalam penelitian ini digunakan Solidwork sebagai program aplikasinya, material yang digunakan adalah besi cor FC 30 dan FCD 55 untuk mengetahui seberapa besarnya distribusi tegangan yang terjadi pada dies yang digunakan pada proses bending pada komponen chasis long member melalui proses trial dan analisis. Komponen yang dibuat berupa chasis long member dengan panjang 4200 mm dengan ketebalan 4,8 mm. Hasil dari analisa dan desain chasis long member mendapatkan hasil-hasil sebagai berikut: load pembebanan sebesar 114723 N terjadi distribusi tegangan maksimal pada upper dies, lower dies, maupun punch. Radius punch dan die sebesar 3mm dan 3,48mm. Besarnya gesekan (friction) antara punch, material dan die sebesar 18356 N. Dan didapatkan clearance sebesar 5,28mm

    Analisa Kerusakan Hidrolik Boom Excavator Komatsu PC75 - 3

    Get PDF
    Cylinder Boom is a hydraulic system actuator in the form of a cylinder located on the excavator boom. The function of the cylinder boom is to move forward and backward from the arm itself. Cylinder boom components include cylinder head, cylinder tube (body), piston rod (piston rod), piston, o-ring and seal, brake bushing, piston locking pin. Arm movement is carried out by the boom cylinder. The arm movement system is regulated by the boom in valve and boom out valve located on the control valve. The boom will make a lifting motion if the boom out valve is open while the boom in valve is closed. Fluid will flow from the boom out valve and press the piston, vice versa for the down boom movement. The damage to the boom cylinder is in the form of no power when moving up and down the boom, and the boom cylinder has oil seeping between the boom cylinders. damaged rings and seals. Then the damage can be overcome by replacing the o-rings and seals with new ones, while for the hydraulic cylinder it is enough to clean it

    Analisa Kerusakan Dan Perbaikan Sistem Hidrolik Penggerak Boom Pada Unit Excavator Komatsu PC200-8

    Get PDF
    Cylinder Boom is a hydraulic system actuator in the form of a cylinder (tube) which is located on the lower part of the excavator arm. The function of the cylinder boom is to raise and lower the frem boom. Cylinder boom includes glands (cylinder head), cylinder tube, piston rod, piston, o-rings and seals, brake bushings, locking bolts, and hydraulic pipes.The movement of the boom is carried out by the boom cylinder. This movement system is regulated by the Boom In valve and the Boom Out valve. The arm will make a lifting motion if the boom out valve is open while the boom in valve is closed. Fluid will flow from the Boom Out valve and press the Boom Cylinder piston. As for the downward movement of the boom, the condition of the boom in and boom out valves is the other way around. The damage to the boom cylinder is in the form of no power when going forward and backwards, and the boom cylinder has oil seeping between the head cylinders. Based on the results of observations, the cylinder boom was damaged by piston seals and gland seals that were worn out with age, dirty hydraulic cylinders, damaged hydraulic cylinders due to scratches and rust, water entering the hydraulic system. Then the damage can be overcome by sanding the cylinder and piston tubes and replacing seals and o-rings
    corecore